tag:blogger.com,1999:blog-10539460222006813432024-03-13T14:15:31.713-07:00Koleksi Artikel InternetAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-29550808710936764572010-08-20T09:43:00.000-07:002010-08-20T09:43:00.725-07:00IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM SISDIKNAS<div style="text-align: justify;">Dalam bab ini penulis akan menganalisa tentang konsep pendidikan Multikultural dalam Sistem pendidikan nasional di Indonesia, Memperbincangkan konsep pendidikan multikultural ditengah kehidupan masyarakat yang masih rawan konplik bernuansa SARA seperti sekarang tentunya sangat signifikan. Mungkin dengan pendidikan multikultural dapt menjadi salah satu solusi bagi pendidikan di Indonesia. Apalagi semenjak ada himbauan presiden megawati sukarno putri kepada departemen agama untuk mengembangkan pola pendidikan agama yang berwawasan multikultural. Hingga kini belum muncul respon sungguh-sungguh untuk menindaklanjutinya. Wacana pendidikan multikulturalisme memang sempat menghangat di mass media dan banyak menjadi bahan diskusi di sejumlah forum, tapi sayangnya tidak diikuti dengan sejumlah upaya secara sungguh-sungguh dan kontinue untuk mempormulasikannya kedalam gagasan yang lebih aflikatif. Bahkan dapat dikatakan, upaya mempromosikan konsep pendidikan multikultural sebagai bagian dari upaya meredam potensi konflik horisontal maupun vertikal bangsa akibat salah paham soal SARA belum berjalan secara signifikan. Sebaliknya para elit politik dan elit agama, atau pakar ilmu sosial dalam menganalisis akar persoalan konplik cenderung menjadikan kesenjangan ekonomi dan sosial sebagai kambing hitam. Amat sedikit yang mau mengakui kalau persoalan kpnplik dan kekerasan itu berkait erat dengan praktik pengajaran (pendidikan) agama dan moral yang belum memupuk kerukunan bersama.<br />Sebagai implikasinya, upaya-upaya memperlunak kebekuan dan mencairkan kekakuan pemikiran keagamaan dan kemanusiaan dari masing- masing agama dan budaya belum dianggap terlalu penting untuk digiring kearah pendidikan. Mulai dari segi materi dan metodelogi yang diajarkan disekolah, pesantren, seminar, dan masyarakat umumnya, memiliki kencenderungan untuk mengajarkan pendidikan agama secara parsial (kulitnya saja). Materi pendidikan agama, misalnya, lebih terfokus pada upaya mengurusi masalah keyakinan seorang hamba dengan tuhannya. Seakan-akan masalah surga atau kebahagian hanya dapat diperoleh dengan cara ibadah atau aqidah saja. Sebaliknya pendidikan agama kurang peduli dengan isu-isu umum semacam sikap antikorupsi, wajibnya transformasi sosial, dan kepadulian terhadap sesama.<br />Multikulturalisme merupakan pilihan atau resiko yang perlu diambil oleh keputusan masyarakat bangsa indonesia agar dapat survive dimasa depan. Multikulturalisme merupakan suatu resiko yang perlu diambil didalam membina masyarakat bangsa Indonesia. Diatas konsep multikulturalisme inilah diambil keputusan-keputusan yang rasional, demokratis, paham pengembangan liberalisme yang tepat, pengakuan terhadap kebhinekaan budaya masyarakat dan bangsa Indonesia, adanya kebebasan beragama dan beribadah sesuai dengan keyakinannya, demikian pula membangun masyarakat Indonesia yang multikultural, serta menjaga persatuan dan kesatuan serta tekad untuk membangun suatu dunia yang lain, yaitu dunia yang bebas dari kemiskinan serta pengakuan terhadap hak asasi semua manusia Indonesia.<br />Fenomena diatas tentu saja patut disesalkan. Pasalnya, saat ini konsep pendidikan multikulturalisme yang berintikan penekanan upaya internalisasi dan karakterisasi sikap toleransi terhadap perbedaan agama, ras, suku, adat dan lain-lain dikalangan peserta didik sangat kita butuhkan. Alasannya, kondisi situasi bangsa saat ini belum benar-benar steril dari ancaman konplik etnis dan agama, radikalisme agama, separatisme, dan disintegrasi bangsa. Bahkan dapat dikatakan serangkaian kerusuhan yang memakan ribuan korban tewas seperti kasus pekalongan (1995), Tasikmalaya (1996), Rengasdengklok (1997), Sanggauledo, Kalimantan Barat (1996 dan1997), Ambon dan Maluku sejak 1999, sampai Sampit, Kalimantan Timur (2000) sewaktu-waktu bisa dapat terjadi jika tanpa antisipatif secara dini.untuk itu, menghadirkan konsep pendidikan multikultural merupakan bagian dari usaha komprensif dalam mencegah dan menanggulangi konflik bernuansa SARA.<br />Disamping itu, kita juga telah berkomitmen untuk mewujudkan tatanan masyarakat indonesia baru yang lebih toleran dan dapat menerima dan memberi didalam perbedaan budaya (multikultural), demokratis dalam perikehidupannya (democratizatioan), mampu menegakkan keadilan dan hukum (law enforcement), memiliki kebangsaan diri baik secara individual maupun kolektif (human dignity) serta mendasarkan diri pada kehidupan beragama dalam pergaulannya (religionism).1<br /><br />Menurut Zakiyuddin Baidhawy Menyatakan:s<br />Bahwa paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek tentang ketidakadilan, kemiskinan, penindasan dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang sosial, budaya ekonomi, dan lain-lain. Pendidikan multikultural yang mulai berkembang di Indonesia lebih diarahkan agar semua entitas bangsa dapat masuk kedalam lembaga yang disebut pendidikan, tanpa memandang miskin, kaya, priyayi, santri, dan seterusnya. Mengajarkan multikulturalisme lebih dari memastikan bahwa peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah belajar dar berbagai latar belakang.2<br /><br />Kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia diberkahi dengan kenyataan adanya berbagai budaya etnis sebagaimana yang diakuai didalam lambang negara “Bhineka Tunggal Ika.” Lambang negara tersebut bukan sesuatu yang telah jadi tapi yang menjadi. Oleh sebab itu Bhineka Tunggal Ika merupakan pengertian kesejarahan masyarakat dan bangsa Indonesia karena menunjukan keadaan masa lalu, persoalan masa kini, dan tugas untuk mewujudkannya dimasa yang akan datang. Keanekaan Indonesia kemudian dikenali, diakui, dan dikukuhkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi pedoman kehidupan bangsa Indonesia secara menyeluruh dan yang berlaku hingga saat ini, sebagai realisasi dari rumusan abstrak pengenalan, pengakuan, dan pengukuhan keanekaan itu, di bangun berbagai program pendokumentasian, pemahaman dan pelestaraian aneka budaya bangsa Indonesia sebagaimana yang tampak dalam berbagai program pembangunan dimasa Orde Baru. Proses ini merupakan suatu proses yang berkisanambungan tanpa akhir, karena merupakan suatu tugas dari setiap anggota masyarakat Indonesia yang terdiri dari berjenis-jenis etnis untuk bertekad membangun suatu masyarakat yang bersatu. Multikulturalisme merupakan suatu masalah yang mendasar, yang berkesinambungan, dan yang menentukan mati hidupnya negara-bngsa Indonesia.<br /><br />Menurut Franz Magnis Suseno:<br />Didalam masa kritis yang dilewati oleh bngsa Indonesia pada akhir-akhir ini, dengan terjadinya berbagai gesekekan horizontal, menunjukan gejala-gejala pengkhianatan terhadap tiga asas kehidupan masyarakat bangsa Indonesia yaitu: Pertama, pengkhianatan terhadap sumpah pemuda tahun 1928, yaitu keinginan untuk membangun satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Kedua, pengkhianatan terhadap kesepakatan untuk hidup bersama dibawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terlihat gejala-gejala separatisme untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan ini tentunya lahir karena kekhilafan-kekhilafan yang kita buat, antara lain dengan meremehkan eksistensi kebhinekaan budaya bangsa Indonesia dan terlalu mementingkan budaya dari satu-dua kelompok entis saja. Ketiga, penghianatan terhadap ikrar bersama untuk hidup rukun, penuh toleransi, karena diikat oleh satu tujuan yaitu ingin membangun satu masyarakat ynag adil dan makmur untuk seluruh masyarakat.2<br /><br />Hingga saat ini, wacan pendidikan multikultural di Indonesia belum tuntas dikaji oleh berbagai kalangan, termasuk para pakar dan pemerhati pendidikan sekalipun. Penelitian ini dimaksudkan sebagai sumbangsih pemikiran terhadap fenomena aktual tentang wacana baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, yakni pendidikan multikultural.<br />Perlu diketahui, bahwa di Indonesia pendidikan multikultural relatif baru dikenal sebagai suatu pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagai masyarakat Indonesia yang heterogen, plural. Terlebih pada masa otonomi dan desentralisasi yang baru diberlakukan sejak Tahun 1999 hingga saat ini. Pendidikan multikultural yang dikembngkan di Indonesia sejalan dengan pengembangan demokrasi yang dijalankan sebagai counter terhadap kebijakan desenttralisasi dan otonomi daerah (otoda).<br /><br />Menurut Azumardi azra:<br />pada level nasional, berakhirnya sentralisme kekuasaan yang pada masa orde baru memaksakan monokulturalisme yang nyaris seragam, memunculkan reaksi balik, yang mengandung implikasi negatif pada rekonstruksi kebudayaan Indonesia yang multikultural.” Berbarengan dengan otonomisasi dan desentralisasi kekuasaan pemerintah, juga terjadi peningkatan fenomena atau gejala “ provinsialisme” yang hampir tumpang tindih dengan “etnisitas.” Kecenderungan ini jika tidak terkendali, akan dapat menimbulkan tidak hanya disintegrasi sosio-kultural yang amat parah, bahkan juga disintegrasi politik.3<br /><br />A. Pendidikan Multikultural dan Tantangan Globalisasi<br /><br />Globalisai adalah proses pertumbuhan negara-negara maju, yaitu Amerika, Eropa dan jepang yang melakukan ekspansi besar-besaran. Kemudian berusaha mendominir dunia dengan kekuatan, globalisa juga merupakan proses yang berlangsung panjang dan bergerak maju secara dramastis dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, dikendalikan oleh banyak kekuatan termasuk teknolgi baru dan bertambahnya arus modal secara bebas. Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sedang melanda dunia, Maka dunia pendidikan harus mempersiapkan untuk menghadapi tantangan globalisasi pada semua jenjang pendidikan yang dapat dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertarap internasional, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah (pasal 50 ayat 3) untuk itu perlu dibentuk suatu badan hukum pendidikan, sehingga semua penyelenggara pendidikan dan satuan pendidikan formal, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat, harus berbentuk badan hukum pendidikan (pasal 53 ayat1). Badan hukum pendidikan yang dimaksud akan berfungsi memberikan pelayanan kepada peserta didik (pasal 53 ayat 2). Dengan demikian, badan hukum pendidikan akan memberikan landasan hukum yang kuat kepada penyelenggara pendidikan dan satuan pendidikan nasional yang bertaraf internasional dalam menghadapi persaingan global.<br />Dalam menghadapi globalisasi, maka penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Kemajuan komunikasi yang global seperti internet, juga telah membawa dampak terhadap pendidikan moral kita, lihat saja dengan adanya internet dengan mudahnya gambar-gambarfornografi diakses oleh anak-anak usia sekolah melalui teknologi informasi itu. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan kita, yang diamana di satu sisi harus mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi disisi lain berimplikasi kepada rusaknya nilai-nilai moral akibat berbenturan dengan nilai budaya luar seiring dengan kemajuan informasi yang mengglobal. Adapun Dalam mengantisifasi perkembngan global dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam Sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, yang berfungsi untuk memberi pelayanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler (pasal 31 ayat 1dan 2).4<br /><br />Menurut Chirzin:<br />Proses globalisasi dengan percepatan mengglindingnya liberalisasi ekonomi dan sistem perdagangan bebas secara global, menghadapkan dunia pendidikan pada tantangan-tantangan baru yang tidak sederhana. Globalisasi membuat dunia menjadi sebuah kampung kecil yang memudahkan setiap warga dunia untuk berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Situasi yang demikian mengakibatkan terbukanya ide atau gagasan dari satu tempat ketempat lain sehingga sulit disensor jika bertentangan dengan nilai-nilai budaya penerima ide atau gagasan.5<br /><br />Dalam perkembangannya pendidikan di Indonesia mengalami perubaha-perubahan yang boleh dikatakan agak lumayan maju,walaupun belum sepenuhnya memenuhi target dari tujuan bangsa Indonesia itu sendiri. Pendidikan hadir di tengah-tengah masyarakat memiliki banyak fungsi yang tidak hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga berfungsi sebagai pencerdasan diri, sosial, negara bangsa, bahkan dunia. Lebih khusus di Indonesia karena, Hal ini sangat relefan sekali dengan konsep pendidikan multikultural yang dimana pendidikan ini tidak mempeta-petakan baik itu bahasa, etnis, kultur, budaya, ras, agama, status sosial, dan lain sebagainya. Fungsi pendidikan sedikit disinggung pada babII pasal 3 dalam UU Sisdiknas 2003, bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.6<br />Ada beberapa fungsi pendidikan sebagaimana tela dikemukakan diatas. Setidaknya hal itu bisa dilihat dalam dua presfektif. Pertama, secara sempit, pendidikan berfungsi untuk membantu secara sadar perkembangan jasmani dan rohani para peserta didik. Kedua, secara luas, pendidikan berfungsi sebagai pengembangan pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kebudayaan dan pengembangan bangsa. Dalam pemaparan diatas maka jelas pendidikan sangat penting sekali untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makamur dan yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat Indonesia. Pendidikan juga Selain berfungsi sebagaimana yang telah disebutkan diatas, pendidikan bisa juga berfungsi sebagai investasi jangka panjang.<br /><br />Menurut Nurkolis:<br />Pendidikan sebagai investasi jangka panjang sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebannya pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Masyarakat Indonesia, mulai dari yanga awam hingga politisi hingga pejabat pemerintah, hanya berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berfikir panjang.<br /><br />A. UU Sisdiknas Kearah Pendidikan Multikultural<br /><br />Pameo masyarakat mengenai sistem pendidikan nasional kita yang mengatakan, ganti mentri pendidikan, pasti bakal ganti peraturan, agaknya mengandung kebenaran. Kenyataan yang muncul setiap ganti mentri biasanya adalah berubahnya orientasi, alokasi anggaran, kurikulum baik mengenai volume kurikulum muatan nasional (kurnas) dan kurikulum muatan lokal (kurlok), atau mengenai prosentase jam mata pelajaran. Khususnya antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, dan atau mengenai penekanan-penekanan khusus orientasi kurikulum yang dibangun seperti metode CBSA, Manajemen Berbasis Sekolah (Scool Based Management), Sekolah Berbasis Kompetensi (School Based Competence), dan Sekolah Berbasis Masyarakat (Scool Based Community) dan aturan-aturan lain kependidikan lainnya, seperti kepangkatan guru atau dosen, karakteristik kelulusan, akreditasi, dan kelayakan sistem sekolah. Kebijakan yang dikeluarkan tak pelak mengundang kritik dan sekaligus harapan bagi keberadaan sistem pendidikan yang lebih baik.<br />UU Sisdiknas 2003, misalnya, adalah salah satu Undang-Undang yang sarat kontroversi. Hal ini terlihat dari proses pengesahan rancangan Undang-Undang tersebut. Masyarakat pendidikan terbelah antara yang pro dan yang kontra. Reaksi atas RUU Sisdiknas cukup masif, tidak saja dipusat(Jakarta), tetapi juga di beberapa daerah di Indonesia seperti Medan, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Manado, Makasar, dan Nusa Tenggara Timur. Semua sivitas akademika perguruan tinggi dan sekolah-sekolah berdemontrasi berkenaan dengan RUU Sisdiknas itu sebagai usaha memperjuangkan aspirasinya baik yang pro maupun yang kontra yang sesuai dengan visi, misi, dan tradisi yang dianutnya. Bahkan para pemuka agama dan mayarakat khususnya islam dan kristen tampil kepermukaan untuk menuarakan apa yang seharusnya dikukuhkan dalam RUU Sisdiknas. Jika dipetakan secara terbuka akan tersibak dua kubu yang kontroversial demikian, mayoritas penganut agama Islam cenderung menyetujui dan sedangkan penganut agama Kristen cenderung tidak setuju.<br />Ketetapan UU Sisdiknas 2003, sebagai usaha”Politik” kearah cita-cita bersama yang mulia, ternyata menuai kontraversi dan kritikan. Gelombang reaksi yang pro dan kontra begitu memanas dari masyarakat khususnya begitu juga bagi para pelaku pendidikan dan pemuka agama yang masing-masing berseteru ingin menyampaikan dan sekaligus mempertahankan aspirasinya.<br />Pertama, RUU Sisdiknas mengemuka pertama kali karena adanya dua versi: Versi DPR (27 Mei 2002) dan Versi pemerintah (20 dan 28 Februari 2003). Dengan adanya dua versi ini kemudian melahirkan polemik yang membawa kontroversi dan kecurigaan dimasyarakat. Masyarakat menilai bahwa pembahasan RUU itu, baik di DPR maupun di pemerintah, sarat akan pelbagai kepentingan politik.<br />Kedua, RUU Sisdiknas dinilai oleh mereka yang kontra bahwa negara ingin mengambil alih peran keluarga secara menyeluruh dalam konteks pendidikan agama. UU Pendidikan yang sejatinya perlu membangun sistem pendidikan yang membebaskan (Fredom for) dipandang menjadi kerdil karena terjebak pada sentralisme yang terlalu kuat (Pasal 58 Ayat 2, Pasal 6, dan Pasal 63).<br />Ketiga, RUU Sisdiknas mengesankan mengebiri dan mengerdilkan anak didik dalam pengetahuan keagamaan. Dalam pandangan mereka anak didik dinilai hanya diperkenalkan hanya mempelajari dan memahami agamanya sendiri. Namun dalam pandangan sebagian orang yang lain, bahwa didalam lembaga pendidikan terdapat unsur-unsur pembelajaran informal disamping formal. Keakraban yang dinamis dan harmonis dikalangan pelajar yang beragam akan terjalin bilamana masing-masing pelajar secara umum mengenal atau mengetahui ajaran agama lain. Dengan mengerti agama-agama lain maka dimungkinkan para anak didik dapat berkomunikasi dengan lebih berempati, saling terbuka, kerja sama lebih erat, dan lebih menerima dan menghargai kawan yang beragama lain. Tentu hal yang demikian akan mengharuskan adanya Guru atau peserta didik yang inklusif agar tercipta suasana keterbukaan yang menghargai antar sesama perbedaan, untuk mewujudkan masyarakat yang menerima atas segala perbedaan yang ada dalam masyarakat dan bangsa Indonesia kita ini.7 </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-51447784319810273752010-08-09T04:05:00.000-07:002010-08-09T04:05:09.686-07:00ASKEP PADA PASIEN ANSIETAS<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian dari stimulus. Keadaan emosi ini biasanya merupakan pengalaman individu yang subyektif, yang tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas berbneda dengan takut. Takut adalah penilaian intelektual dari stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas. Individu tersebut dapat menggambarkan sumber dari rasa takut. Ansietas dapat merupakan suatu sumber kekuatan dan energinya dapat menghasilkan suatu tindakan yang destruktif atau konstruktif. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rentang respon ansietas</div><div style="text-align: justify;">Rentang respon individu terhadap ansietas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif seperti terlihat pada gambar :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Respon adaptif ---------------------------------------------------- Respon Maladaptif</div><div style="text-align: justify;">___________________________________________________________________</div><div style="text-align: justify;">antisipasi ringan sedang berat panik</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tingkat ansietas</div><div style="text-align: justify;">Beberapa teori membagi ansietas kedalam emapt tingkat sesuai dengan rentang respon ansietas yaitu :</div><div style="text-align: justify;">1. Ansietas ringan</div><div style="text-align: justify;">Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan berhati-hati dan waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.</div><div style="text-align: justify;">2. Ansietas sedang</div><div style="text-align: justify;">Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.</div><div style="text-align: justify;">3. Ansietas berat</div><div style="text-align: justify;">Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan. </div><div style="text-align: justify;">4. Ansietas panik</div><div style="text-align: justify;">Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pengkajian </div><div style="text-align: justify;">a. Faktor predisposisi</div><div style="text-align: justify;">Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah : </div><div style="text-align: justify;">1. Teori psikoanalitik</div><div style="text-align: justify;">Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari id dan superego. Menurut teori psikoanalitik, ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara id dan superego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.</div><div style="text-align: justify;">2. Teori interpersonal</div><div style="text-align: justify;">Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat. </div><div style="text-align: justify;">3. Teori prilaku</div><div style="text-align: justify;">Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli prilaku menganggap ansietas merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa individu yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut berlebihan akan menunjukkan kemungkinan ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.</div><div style="text-align: justify;">4. Kajian keluarga</div><div style="text-align: justify;">Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. </div><div style="text-align: justify;">5. Kajian biologis</div><div style="text-align: justify;">Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu kesehatan umum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Faktor presipitasi</div><div style="text-align: justify;">Faktor presipitasi ansietas dapat diklasifikasikan dalam dua jenis :</div><div style="text-align: justify;">1. Ancaman terhadap integritas biologik</div><div style="text-align: justify;">Merupakan ancaman terhadap kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan makanan, minuman, dan perumahan. Hal ini merupakan faktor umum penyebab ansietas. </div><div style="text-align: justify;">2. Ancaman terhadap rasa aman</div><div style="text-align: justify;">Hal ini sulit digolongkan karena manusia unik. Ancaman keamanan diri meliputi ; (1) tidak tercapainya harapan, (2) tidak terpenuhinya kebutuhan akan status, (3) rasa bersalah atau pertentangan antara keyakinan diri dan prilaku, (4) tidak mampu untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Pengkajian pada ansietas juga dilakukan pada tiga aspek yaitu :</div><div style="text-align: justify;">1. Aspek Fisiologis</div><div style="text-align: justify;">Observasi status fisiologi klien dilakukan dengan mengidentifikasi respon sistem saraf otonom, khususnya saraf simpatik. Klien dengan ansietas mungkin terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, susah bernafas, rasa tercekik, mulut kering, rasa kembung pada perut dan nyeri, berkeringat pada telapak tangan dan tremor. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium.</div><div style="text-align: justify;">2. Aspek kognitif</div><div style="text-align: justify;">Pengkajian pada fungsi kognitif mungkin didapatkan : susah untuk berkonsentrasi, menurunnya lapang persepsi, kurang perhatian terhadap hal yang kecil atau susah untuk memfokuskan fikiran. Pada tingkat ansietas ditentukan oleh luasnya gangguan pada fungsi kognitif. </div><div style="text-align: justify;">3. Aspek emosi atau prilaku</div><div style="text-align: justify;">Gangguan pada aspek emosi atau prilaku antara lain : mudah tersinggung, marah, menarik diri, merasa tidak berdaya, dan mudah menangis. Pengkajian pada reaksi afektif didapatkan dari keluhan klien. Klien mungkin menceritakan bahwa dirinya merasa gugup yang luar biasa, tegang, ketakutan, dan bingung.</div><div style="text-align: justify;">TINJAUAN KASUS</div><div style="text-align: justify;">Tn. Bd., 18 tahun, masuk RSCM untuk menjalani operasi “Skin Graft”karena kulitnya tersayat akibat kecelakaan. Operasi pertama gagal total dan sekarang adalah operasi yang kedua. Saat ini ekspresi wajah klien selalu tegang, tekanan darah tinggi, nadi cepat.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-31211981975079842652010-08-09T04:01:00.001-07:002010-08-09T04:01:29.235-07:00Riwayat Tumbuh Kembang<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menurut Ibu anak bisa mengangkat bahu umur bulan. Bisa duduk umur bulan. Berdiri umur tahun dan bicara lancar umur tahun. Hingga saat ini anak berat badan anak kg, TB : cm, LK : cm, LD : cm, LLA : cm.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak </div><div style="text-align: justify;">a. Faktor Keturunan ; yaitu faktor gen yang diturunkan dari kedua orang tuanya.</div><div style="text-align: justify;">b. Faktor Hormonal ; banyak hormon yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, namun yang paling berperan adalah Growth Hormon (GH).</div><div style="text-align: justify;">c. Faktor Gizi ; Setiap sel memerlukan makanan atau gizi yang baik. Untuk mencapai tumbuh kembang yang baik dibutuhkan gizi yang baik.</div><div style="text-align: justify;">d. Faktor Lingkungan; Terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan psikososial.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak</div><div style="text-align: justify;">a. Faktor keturunan (genetik)</div><div style="text-align: justify;">Seperti kita ketahui bahwa warna kulit, bentuk tubuh dan lain-lain tersimpan dalam gen. Gen terdapat dalak kromosom, yang dimiliki oleh setiap manusia dalam setiap selnya. Baik sperma maupun ovum masing masing mempunyai 23 pasang kromosom. Jika ovum dan sperma bergabung akan terbentuk 46 pasang kromosom, yang kemudian akan terus smembelah untuk memperbanyak diri sampai akhirnya terbentuk janin, bayi. Setiap kromosom mengandung gen yang mempunyai sifat diturunkan pada anak dari keluarga yang memiliki abnormalitas tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Faktor Hormonal</div><div style="text-align: justify;">Kelenjar petuitari anterior mengeluarkan hormon pertumbuhan (Growth Hormone, GH) yang merangsang pertumbuhan epifise dari pusat tulang panjang. Tanpa GH anak akan tumbuh dengan lambat dan kematangan seksualnya terhambat. Pada keadaan hipopetuitarisme terjadi gejala-gejala anak tumbuh pendek, alat genitalia kecil dan hipoglikemi. Hal sebaliknya terjadi pada hiperfungsi petuitari, kelainan yang ditimbulkan adalah akromegali yang diakibatkan oleh hipersekresi GH dan pertumbuhan linear serta gigantisme bila terjadi sebelum pubertas. Hormon lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan adalah hormon-hormon dari kelenjar tiroid dan lainya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Faktor Gizi.</div><div style="text-align: justify;">Proses tumbuh kembang anak berlangsung pada berbagai tingkatan sel, organ dan tumbuh dengan penambahan jumlah sel, kematangan sel, dan pembesaran ukuran sel. Selanjutnya setiap organ dan bagian tubuh lainnya mengikuti pola tumbuh kembang masing-masing. Dengan adanya tingkatan tumbuh kembang tadi akan terdapat rawan gizi. Dengan kata lain untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan gizi yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">d. Faktor Lingkungan</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan fisik; termasuk sinar matahari, udara segar, sanitas, polusi, iklim dan teknologi</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan biologis; termasuk didalamnya hewan dan tumbuhan. Lingkungan sehat lainnya adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan.</div><div style="text-align: justify;">Lingkungan psikososial; termasuk latar belakang keluarga, hubungan keluarga.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">e. Faktor sosial budaya</div><div style="text-align: justify;">Faktor ekonomi, sangat memepengaruhi keadaan sosial keluarga.</div><div style="text-align: justify;">Faktor politik serta keamanan dan pertahanan; keadaan politik dan keamanan suatu negara juga sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang seorang anak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teori Kepribadian anak Menurut Teori Psikoseksual Sigmund Freud</div><div style="text-align: justify;">Kepribadian ialah hasil perpaduan antara pengaruh lingkungan dan bawaan, kualitas total prilaku individu yang tampak dalam menyesuaikan diri secara unit dengan lingkungannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tiori kepribadian yang dikemukakan oleh ahli psikoanlisa Sigmund freud (1856 - 1939). Meliputi tahap-tahap :</div><div style="text-align: justify;">a. Fase oral, usia antara 0 - 11/2 Tahun</div><div style="text-align: justify;">b. Fase anal, usia antara 11/2 - 3 Tahun</div><div style="text-align: justify;">c. Fase Falik, usia antara 3 - 5 Tahun</div><div style="text-align: justify;">d. Fase Laten, usia antara 5 - 12 Tahun</div><div style="text-align: justify;">e. Fase Genital, usia antara 12 - 18 Tahun</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tahap perkembangan anak menurut Teori Psikososial Erik Erikson.</div><div style="text-align: justify;">Erikson mengemukakan bahwa dalam tahap-tahap perkembangan manusia mengalami 8 fase yang saling terkait dan berkesinambungan.</div><div style="text-align: justify;">a. Bayi (oral) usia 0 - 1 Tahun</div><div style="text-align: justify;">b. Usia bermain (Anal ) yakni 1 - 3 Tahun</div><div style="text-align: justify;">c. Usia prasekolah (Phallic) yakni 3 - 6 Tahun</div><div style="text-align: justify;">d. Usia sekolah (latent) yakni 6 - 12 tahun</div><div style="text-align: justify;">e. Remaja (Genital) yakni 12 tahun lebih</div><div style="text-align: justify;">f. Remaja akhir dan dewasa muda</div><div style="text-align: justify;">g. Dewasa</div><div style="text-align: justify;">h. Dewasa akhir</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-56865703602584257232010-08-09T03:57:00.001-07:002010-08-09T03:57:50.534-07:00HIPERTHIROIDISME<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hipertiroidisme juga disebut tirotoksikosis adalah keadaan yang dikondisikan dengan adanya hipersekresi hormon thyroid (Phips Long, Medical surgical Nursing).</div><div style="text-align: justify;">Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk umum dari masalah ini adalah penyakit graves, sedangkan bentuk lain adalah toksik adenoma, tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat , tiroiditis sub akut dan berbagai bentuk kanker tiroid.</div><div style="text-align: justify;">Krisis tiroid (Tiroid storm) kadang – kadang dijumpai sebagai manifestasi dari hipertiroid yang dapat dicetuskan oleh keadaan seperti pemotongan atau pengangkatan kelenjar tiroid, dosis obat yang berlebihan dan trauma.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-22848921952811664942010-07-09T23:57:00.000-07:002010-07-09T23:58:28.807-07:00UNSUR-UNSUR INTRINSIK PROSA CERITA<div style="text-align: justify;">Pengantar<br />Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud analisis intrinsik adalah mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan di dalam karya sastra aitu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan duianya sendiri yang berberda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut.<br />Pada umumnya para ahli sepakat bahwa unsur intrinsik terdiri dari<br />a. Tokoh dan penokohan/perwatakan tokoh<br />b. Tema dan amanat<br />c. Latar<br />d. Alur<br />e. Sudut pandang/gaya penceritaaan<br />Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas unsur-unsur tersebut<br /><br />I. TOKOH<br />Yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.<br />Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.<br />Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu<br />a. Tokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif.<br />b. Tokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.<br />Tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu<br />a. Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis).<br />b. Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.<br />c. Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.<br /><br />Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu<br />a. Tokoh datar/sederhana/pipih. Yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun, kancil, film animasi).<br />b. Tokoh bulat/komplek/bundar. Yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak.<br /><br />II. PENOKOHAN<br />Yang dimaksud penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada beberapa metode penyajian watak tokoh, yaitu<br />a. Metode analitis/langsung/diskursif. Yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.<br />b. Metode dramatik/taklangsung/ragaan. Yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.<br />c. Metode kontekstual. Yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang.<br /><br />Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM., ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu<br />a. Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.<br />b. Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.<br />c. Melalui penggambaran fisik tokoh.<br />d. Melalui pikiran-pikirannya<br />e. Melalui penerangan langsung.<br />Tokoh dan latar memang merupakan dua unsur cerita rekaan yang erat berhubungan dan saling mendukung.<br /><br />III. ALUR<br />Alur adalah urutaan atau rangkaian peristiwa dalam cerita rekaan. Urutan peristiwa dapat tersusun berdasarkan tiga hal, yaitu<br />a. Berdasarkan urutan waktu terjadinya. Alur dengan susunan peristiwa berdasarkan kronologis kejadian disebut alur linear<br />b. Berdasarkan hubungan kausalnya/sebab akibat. Alur berdasarkan hubungan sebab-akibat disebut alur kausal.<br />c. Berdasarkan tema cerita. Alur berdasarkan tema cerita disebut alur tematik.<br /><br />Struktur Alur<br />Setiap karya sastra tentu saja mempunyai kekhususan rangkaian ceritanya. Namun demikian, ada beberapa unsur yang ditemukan pada hampir semua cerita. Unsur-unsur tersebut merupakan pola umum alur cerita. Pola umum alur cerita adalah<br />a. Bagian awal<br />1. paparan (exposition)<br />2. rangkasangan (inciting moment)<br />3. gawatan (rising action)<br />b. Bagian tengah<br />4. tikaian (conflict)<br />5. rumitan (complication)<br />6. klimaks<br />c. Bagian akhir<br />7. leraian (falling action)<br />8. selesaian (denouement)<br /><br />Bagian Awal Alur<br />Jika cerita diawali dengan peristiwa pertama dalam urutan waktu terjadinya, dikatakan bahwa cerita itu disusun ab ovo. Sedangkan jika yang mengawali cerita bukan peristiwa pertama dalam urutan waktu kejadian dikatakan bahwa cerita itu dudun in medias res.<br />Penyampaian informasi pada pembaca disebut paparan atau eksposisi. Jika urutan konologis kejadian yang disajikan dalam karya sastra disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya, maka dalam cerita tersebut terdapat alih balik/sorot balik/flash back.<br />Sorot balik biasanya digunakan untuk menambah tegangan/gawatan, yaitu ketidakpastian yang berkepanjangan dan menjadi-jadi. Dalam membuat tegangan, penulis sering menciptakan regangan, yaitu proses menambah ketegangan emosional, sering pula menciptakan susutan, yaitu proses pengurangan ketegangan. Sarana lain yang dapat digunakan untuk menciptakan tegangan adalah padahan (foreshadowing), yaitu penggambaran peristiwa yang akan terjadi.<br /><br />Bagian Tengah Alur<br />Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan. Perkembangan dari gejala mula tikaian menuju ke klimaks cerita disebut rumitan. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks. Klimaks adalah puncak konflik antartokoh cerita.<br /><br />Bagian Akhir Alur<br />Bagian sesudah klimaks adalah leraian, yaitu peristiwa yang menunjukkan perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita.<br />Dalam membangun peristiwa-peristiwa cerita, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah<br />a. faktor kebolehjadian (pausibility). Yaitu peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya meyakinkan, tidak selalu realistik tetapi masuk akal. Penyelesaian masalah pada akhir cerita sesungguhnya sudah terkandung atau terbayang di dalam awal cerita dan terbayang pada saat titik klimaks.<br />b. Faktor kejutan. Yaitu peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak/dikenali oleh pembaca.<br />c. Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi.<br />Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan peristiwa-peristiwa cerita menjadi dinamis.<br />Selain itu ada hal yang harus dihindari dalam alur, yaitu lanturan atau digresi. Lanturan atau digresi adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.<br /><br />Macam Alur<br />Pada umumnya orang membedakan alur menjadi dua, yaitu alur maju dan alur mundur. Yang dimaksud alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian. Sedangkan yang dimaksud alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian.<br />Pembagian seperti itu sebenarnya hanyalah salah satu pembagian jenis alur yaitu pembagian alur berdasarkan urutan waktu. Secara lebih lengkap dapat dikatakan bahwa ada tiga macam alur, yaitu<br />a. alur berdasarkan urutan waktu<br />b. alur berdasarkan urutan sebab-akibat<br />c. alur berdasarkan tema. Dalam cerita yang beralur tema setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.<br /><br />Dalam hubungannya dengan alur, ada beberapa istilah lain yang perlu dipahami. Pertama, alur bawahan. Alur bawahan adalah alur cerita yang ada di samping alur cerita utama. Kedua, alur linear. Alur linear adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang susul-menyusul secara temporal. Ketiga, alur balik. Alur balik sama dengan sorot balik atau flash back. Keempat, alur datar. Alur datar adalah alur yang tidak dapat dirasakan adanya perkembangan cerita dari gawatan, klimaks sampai selesaian. Kelima, alur menanjak. Alur menanjak adalah alur yang jalinan peristiwanya semakin lama semakin menanjak atau rumit.<br /><br />IV. LATAR<br />Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar meliputi penggambaran letak geografis (termasuk topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.<br /><br />MACAM LATAR<br />Latar dibedakan menjadi dua, yaitu<br />1. Latar fisik/material. Latar fisik adalah tempat dalam ujud fisiknya (dapat dipahami melalui panca indra).<br />Latar fisik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu<br />a. Latar netral, yaitu latar fisik yang tidak mementingkan kekhususan waktu dan tempat.<br />b. Latar spiritual, yaitu latar fisik yang menimbulkan dugaan atau asosiasi pemikiran tertentu.<br />2. Latar sosial. Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok sosial dan sikap, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa, dan lain-lain.<br /><br />FUNGSI LATAR<br />Ada beberapa fungsi latar, antara lain<br />1. memberikan informasi situasi sebagaimana adanya<br />2. memproyeksikan keadaan batin tokoh<br />3. mencitkana suasana tertentu<br />4. menciptakan kontras<br /><br />V. TEMA DAN AMANAT<br />Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Ada beberapa macam tema, yaitu<br />a. Ada tema didaktis, yaitu tema pertentangan antara kebaikan dan kejahatan<br />b. Ada tema yang dinyatakan secara eksplisit<br />c. Ada tema yang dinyatakan secara simbolik<br />d. Ada tema yang dinyatakan dalam dialog tokoh utamanya<br />Dalam menentukan tema cerita, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain<br />a. ninat pribadi<br />b. selera pembaca<br />c. keinginan penerbit atau penguasa<br /><br />Kadang-kadang terjadi perbedaan antara gagasan yang dipikirkan oleh pengarang dengan gagasan yang dipahami oleh pembaca melalui karya sastra. Gagasan sentral yang terdapat atau ditemukan dalam karya sastra disebut makna muatan, sedangkan makna atau gagasan yang dimaksud oleh pengarang (pada waktu menyusun cerita tersebut) disebut makna niatan.<br />Ada beberapa faktor yang menyebabkan makna aniatan kadang-kadang tidak sama dengan makna muatan<br />a. pengarang kurang pandai menjabarkan tema yang dikehendakinya di dalam karyanya.<br />b. Beberapa pembaca berbeda pendapat tentang gagasan dasar suatu karta.<br />Yang diutamakan adalah bahwa penafsiran itu dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya unsur-unsur di dalam karya sastra yang menunjang tafsiran tersebut.<br />Dalam suatu karya sastra ada tema sentral dan ada pula tema samapingan. Yang dimaksud tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Yang dimaksud tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.<br />Ada tema yang terus berulang dan dikaitkan dengan tokoh, latar, serta unsur-unsur lain dalam cerita. Tema semacam itu disebut leitmotif. Leitmotif ini mengantar pembaca pada suatu amanat. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.<br /><br />VI. POINT OF VIEW<br />Bennison Gray membedakan pencerita menjadi pencerita orang pertama dan pencerita orang ketiga.<br />1. Pencerita orang pertama (akuan).<br />Yang dimaksud sudut pandang orang pertama adalah cara bercerita di mana tokoh pencerita terlibat langsung mengalami peristiwa-peristiwa cerita. Ini disebut juga gaya penceritaan akuan.Gaya penceritaan akuan dibedakan menjadi dua, yaitu<br />a. Pencerita akuan sertaan, yaitu pencerita akuan di mana pencnerita menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.<br />b. Pencerita akuan taksertaan, yaitu pencerita akuan di mana pencerita tidak terlibat menjadi tokoh sentral dalam cerita tersebut.<br />2. Pencerita orang ketiga (diaan).<br />Yang dimaksud sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang bercerita di mana tokoh pencnerita tidak terlibat dalam peristiwa-peristiwa cerita. Sudut pandang orang ketiga ini disebut juga gaya penceritaan diaan. Gaya pencerita diaan dibedakan menjadi dua, yaitu<br />a. Pencerita diaan serba tahu, yaitu pencerita diaan yang tahu segala sesuatu tentang semua tokoh dan peristiwa dalam cerita. Tokoh ini bebas bercerita dan bahkan memberi komentar dan penilaian terhadap tokoh cerita.<br />b. Pencerita diaan terbatas, yaitu pencerita diaan yang membatasi diri dengan memaparkan atau melukiskan lakuan dramatik yang diamatinya. Jadi seolah-olah dia hanya melaporkan apa yang dilihatnya saja.<br /><br />Kadang-kadang orang sulit membedakan antara pengarang dengan tokoh pencerita. Pada prinsipnya pengarang berbeda dengan tokoh pencerita. Tokoh pencerita merupakan individu ciptaan pengarang yang mengemban misi membawakan cerita. Ia bukanlah pengarang itu sendiri.<br /><br />Jakob Sumardjo membagi point of view menjadi empat macam, yaitu<br />a. Sudut penglihatan yang berkuasa (omniscient point of view). Pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya.<br />b. Sudut penglihatan obyektif (objective point of view). Pengarang serba tahu tetapi tidak memberi komentar apapun. Pembaca hanya disuguhi pandangan mata, apa yang seolah dilihat oleh pengarang.<br />c. Point of view orang pertama. Pengarang sebagai pelaku cerita.<br />d. Point of view peninjau. Pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian kita ikuti bersama tokoh ini.<br /><br /><br />Menurut Harry Shaw, sudut pandang dalam kesusastraan mencakup<br />a. Sudut pandang fisik. Yaitu sudut pandang yang berhubungan dengan waktu dan ruang yang digunakan pengarang dalam mendekati materi cerita.<br />b. Sudut pandang mental. Yaitu sudut pandang yang berhubungan dengan perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah atau peristiwa yang diceritakannya.<br />c. Sudut pandang pribadi. Adalah sudut pandang yang menyangkut hubungan atau keterlibatan pribadi pengarang dalam pokok masalah yang diceritakan. Sudut pandang pribadi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pengarang menggunakan sudut pandang tokoh sentral, pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, dan pengarang menggunakan sudut pandang impersonal (di luar cerita).<br /><br />Menurut Cleanth Brooks, fokus pengisahan berbeda dengan sudut pandang. Fokus pengisahan merupakan istilah untuk pencerita, sedangkan sudut pandang merupakan istilah untuk pengarang. Tokoh yang menjadi fokus pengisahan merupakan tokoh utama cerita tersebut. Fokus pengisahan ada empat, yaitu<br />a. Tokoh utama menyampaikan kisah dirinya.<br />b. Tokoh bawahan menyampaikan kisah tokoh utama.<br />c. Pengarang pengamat menyampaikan kisah dengan sorotan terutama kepada tokoh utama.<br />d. Pengarang serba tahu.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-16284392217266820702010-07-02T09:16:00.000-07:002010-07-02T09:16:00.457-07:00ABORSI DITINJAU DARI PERSEPTIF HUKUM<div style="text-align: justify;">Mengutip data kuantitatif yang disampaikan oleh panitia bahwa pada tahun 1994 diperkirakan sekitar 1.000.000 aborsi terjadi di Indonesia. Dari data ini ternyata 50 % dilakukan oleh mereka yang belum menikah yang 10-25% diantaranya adalah remaja. Permasalahan awal yang perlu dibahas dalam diskusi ini adalah sebab-sebab mengapa aborsi tersebut harus dilakukan oleh perempuan. Aborsi yang terjadi karena adanya kelainan-kelainan yang dialami oleh perempuan yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksinya (aborsi spontan). Jenis aborsi ini dari perspektif hak asasi manusia maupun dari perspektif hukum sama sekali tidak menumbulkan permasalahan. Permasalahan akan muncul apabila menyangkut aborsi provokatus dimana terjadi aborsi yang dilakukan dengan sengaja. Seorang perempuan terpaksa harus melakukan aborsi karena keputusan medis. Pengakhiran kehamilan harus dilakukan karena alasan bahwa kehamilan yang terjadi membahayakan ibunya atau alasan kondisi janin cacat (aborsi provokatus terapetikus). Seorang perempuan tidak mampu mempertahankan kehamilannya karena adanya vonis dari dokter terhadap kcschatan dan keselamatan nyawanya ataupun bayinya. Jenis aborsi ini secara hukum dibenarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagaimana telah diatur dalain pasal 15 ayat (1) dan (2) UndangUndang Keschatan Nomor 23 Tahun 1992. Ada beberapa hal yang dapat dicermati dari jenis aborsi ini yaitu bahwa temyata aborsi dapat dibenarkan sccara hukum apabila dilakukan dengan adanya pertimbangan medis. Dalam hal ini berarti dokter atau tenaga keseliatan mempunyai hak untuk melakukan aborsi dengan mcnggunakan pertimbangan Demi menyelamatkan ibu hamil atau janinnya. Berdasarkan pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, tindakan medis (aborsi) sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta pertimbangan tim ahli. Aborsi tersebut dapat dilakukan dengan persetujuan dari ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluargnya. Hal tersebut berarti bahwa apabila prosedur tersebut telah terpenuhi maka aborsi yang dilakukan bersifat legal atau dapat dibenarkan dan dilindungi secara hukum. Dengan kata lain vonis medis oleh tenaga kesehatan terhadap hak reproduksi perempuan bukan merupakan tindak pidana atau kejahatan.<br />Berbeda halnya dengan aborsi yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan medis sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992, aborsi jenis ini disebut dengan aborsi provokatus kriminalis. Artinya bahwa tindakan aborsi seperti ini dikatakan tindakan ilegal atau tidak dapat dibenarkan secara hukum. Tindakan aborsi seperti ini dikatakan sebagai tindakan pidana atau kejahatan. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) mengkualifikasikan perbuatan aborsi tersebut sebagai kejahatan terhadap nyawa. Agar dapat membahas secara detail dan cermat mengenai aborsi provokatus kriminalis, kiranya perlu diketahui bagaimana konstruksi hukum yang berakitan dengan tindakan aborsi sebagai kejahatan yang ditentukan dalam KUHP. Pasal 346 : "Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.” Pasal 347 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.<br />Pasal 348 : (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun . (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 349 : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.<br />Berdasarkan keempat pasal tersebut diatas maka berarti bahwa apapun alasannya diluar alasan medis perempuan tidak boleh melakukan tindakan aborsi. Kalau dicermati ketentuan dalam KUHP tersebut dilandisi suatu pemikiran atau paradigms bahwa anak yang masih dalam kandungan merupakan subjek hukum sehingga berhak- untuk mendapatkan perlindungan hukum. Juga apabila dilihat dari aspek hak asasi manusia bahwa setiap orang berhak untuk hidup maupun mempertahankan hidupnya sehingga pengakhiran kandungan (aborsi) dapat dikualifikasikan sebagai tindakan yang melanggar hak asasi manusia. Dengan kata lain paradigms yang digunakan adalah paradigma yang mengedepankan hak anak (pro life). Oleh karena itu dalam KUHP tindakan aborsi dikualifikasikan sebagai kejahatan terhadap nyawa. Adapun yang dapat dikenai sanksi pidana berkaitan dengan perbuatan aborsi adalah perempuan yang menggugurkan kandungannya itu sendiri dan juga mereka yang terlibat dalam proses terjadinya aborsi seperti dokter, bidan atau juru obat. Persoalannya adalah bagaimana ketentuan-ketentuan tersebut dapat ditegakkan dengan baik sehingga dapat menjerakan dan meminimalisasikan para peliku kejahatan aborsi tersebut.<br />Persoalan lain yang cukup penting untuk dipikirkan adalah aborsi apabila ditinjau dari prespektif hak perempuan terhadap alat reproduksi yangg merupakan kodrat yang melekat pada setiap perempuan. Apabila secara nor-matif hak anak untuk hidup dilindungi oleh undang-undang sehingga konstruksi hukum menggunakan paradigma pro life, bagaimana perlindungan hukum terhadap hak perempuan terhadap alat reproduksinya, apakah perempuan tidak berhak untuk menentukan atau memutuskan hal yang berkaitan dengan fungsi reproduksi atau yang disebut dengan pro choice. Ada kasus-kasus tertentu yang membuat perempuan hamil harus memutuskan untuk melakukan aborsi. Sebagai contoh hamil karena perbuatan kriminal yaitu akibat terjadinya kehamilan yang tidak di kehendaki karena perkosaan. Apakah keputusan aborsi yang dipililinya dikualifikasikan sebagai aborsi provokatus kriminalis ataukah dapat dikualifikasikan sebagai aborsi provokatus terapetikus. Saya berpendapat apabila pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Kesehatan Nomor 13 tahun 1992 dipahami sebagai Wujud adanya perlindungan terhadap hak perempuan, maka logikanya alasan medis sebagai upaya untuk meyelamatkan jiwa ibu hamil harus dapat pula diberikan kepada perempuan yang mengalami trauma psikis akibat kejahatan seksual. Kalau Undang-Undang Kesehatan memberikan kewenangan tenaga kesehatan untuk menyatakan seorang perempuan yang sedang hamil harus diaborsi dengan alasan medis dan untuk pelaksanaannya dengan persetujuan perempuan yang bersangkutan, suami atau keluarganya maka tentunnya perempuan itu sendiri sebagai orang yang mempunyai hak atas fungsi reproduksinya juga kewenangan untuk mengambil keputusan atas dirinya sendiri apabila dirasakan kehamilan itu membawa penderitaan atau trauma berkepanjangan. Keputusan untuk melakukan aborsi dalam kasus seperti ini baru dapat dikatakan legal atau dibenarkan oleh hukum apabila ada persetujuan dari tcnaga ahli seperti Psikiater atau Psikolog. Dengan kata lain pemahaman terhadap pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Kesehatan harus diperluas, sehingga perlindungan terhadap hak pcrempuan benar-benar diakui secara normatif. </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-90654093999598660572010-07-02T04:13:00.000-07:002010-07-02T04:14:02.416-07:00Metodologi Ekonomi Islam<div style="text-align: justify;">Selama ini kalau kita berbicara tentang muamalah, terutama ekonomi, kita akan berbicara tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Hal ini memang merupakan prinsip dasar dari muamalah itu sendiri, yang menyatakan: “Perhatikan apa yang dilarang, diluar itu maka boleh dikerjakan.” Tetapi pertanyaan kemudian mengemuka, seperti apakah ekonomi dalam sudut pandang Islam itu sendiri? Bagaimana filosofi dan kerangkanya? Dan bagaimanakah ekonomi Islam yang ideal itu?<br /><br />Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka sebenarnya kita perlu melihat bagaimanakah metodologi dari ekonomi Islam itu sendiri. Muhammad Anas Zarqa (1992), menjelaskan bahwa ekonomi Islam itu terdiri dari 3 kerangka metodologi. Pertama adalah presumptions and ideas, atau yang disebut dengan ide dan prinsip dasar dari ekonomi Islam. Ide ini bersumber dari Al Qur’an, Sunnah, dan Fiqih Al Maqasid. Ide ini nantinya harus dapat diturunkan menjadi pendekatan yang ilmiah dalam membangun kerangka berpikir dari ekonomi Islam itu sendiri. Kedua adalah nature of value judgement, atau pendekatan nilai dalam Islam terhadap kondisi ekonomi yang terjadi. Pendekatan ini berkaitan dengan konsep utilitas dalam Islam. Terakhir, yang disebut dengan positive part of economics science. Bagian ini menjelaskan tentang realita ekonomi dan bagaimana konsep Islam bisa diturunkan dalam kondisi nyata dan riil. Melalui tiga pendekatan metodologi tersebut, maka ekonomi Islam dibangun.<br /><br />Ahli ekonomi Islam lainnya, Masudul Alam Choudhury (1998), menjelaskan bahwa pendekatan ekonomi Islam itu perlu menggunakan shuratic process, atau pendekatan syura. Syura itu bukan demokrasi. Shuratic process adalah metodologi individual digantikan oleh sebuah konsensus para ahli dan pelaku pasar dalam menciptakan keseimbangan ekonomi dan perilaku pasar. Individualisme yang merupakan ide dasar ekonomi konvensional tidak dapat lagi bertahan, karena tidak mengindahkan adanya distribusi yang tepat, sehingga terciptalah sebuah jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin.<br />Pertanyaan kemudian muncul, apakah konsep Islam dalam ekonomi bisa diterapkan di suatu negara, misalnya di negara kita? Memang baru-baru ini muncul ide untuk menciptakan dual economic system di negara kita, dimana ekonomi konvensional diterapkan bersamaan dengan ekonomi Islam. Tapi mungkinkah Islam bisa diterapkan dalam kondisi ekonomi yang nyata?<br /><br />Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Umar Chapra (2000) menjelaskan bahwa terdapat dua aliran dalam ekonomi, yaitu aliran normatif dan positif. Aliran normatif itu selalu memandang sesuatu permasalahan dari yang seharusnya terjadi, sehingga terkesan idealis dan perfeksionis. Sedangkan aliran positif memandang permasalahan dari realita dan fakta yang terjadi. Aliran positif ini pun kemudian menghasilkan perilaku manusia yang rasional. Perilaku yang selalu melihat masalah ekonomi dari sudut pandang rasio dan nalarnya. Kedua aliran ini merupakan ekstrim diantara dua kutub yang berbeda.<br /><br />Lalu apa hubungannya kedua aliran tersebut dengan pelaksanaan ekonomi Islam? Ternyata hubungannya adalah akan selalu ada orang-orang yang mempunyai pikiran dan ide yang bersumber dari dua aliran tersebut. Jadi atau tidak jadi ekonomi Islam akan diterapkan, akan ada yang menentang dan mendukungnya. Oleh karena itu sebagai orang yang optimis, maka penulis akan menyatakan ‘Ya’, Islam dapat diterapkan dalam sebuah sistem ekonomi.<br /><br />Tetapi optimisme ini akan dapat terwujud manakala etika dan perilaku pasar sudah berubah. Dalam Islam etika berperan penting dalam menciptakan utilitas atau kepuasan (Tag El Din, 2005). Konsep Islam menyatakan bahwa kepuasan optimal akan tercipta manakala pihak lain sudah mencapai kepuasan atau hasil optimal yang diinginkan, yang juga diikuti dengan kepuasan yang dialami oleh kita. Islam sebenarnya memandang penting adanya distribusi, kemudian lahirlah zakat sebagai bentuk dari distribusi itu sendiri.<br /><br />Maka, sesungguhnya kerangka dasar dari ekonomi Islam didasari oleh tiga metodolodi dari Muhammad Anas Zarqa, yang kemudian dikombinasikan dengan efektivitas distribusi zakat serta penerapan konsep shuratic process (konsensus bersama) dalam setiap pelaksanaannya. Dari kerangka tersebut, insyaAllah ekonomi Islam dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Dan semua itu harus dibungkus oleh etika dari para pelakunya serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya (Al Harran, 1996). Utilitas yang optimal akan lahir manakala distribusi dan adanya etika yang menjadi acuan dalam berperilaku ekonomi. Oleh karena itu semangat untuk memiliki etika dan perilaku yang ihsan kini harus dikampanyekan kepada seluruh sumber daya insani dari ekonomi Islam. Agar ekonomi Islam dapat benar-benar diterapkan dalam kehidupan nyata, yang akan menciptakan keadilan sosial, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakatnya. </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-78731272417206734432010-07-02T04:00:00.000-07:002010-07-02T04:01:25.489-07:00MENUJU SISTEM EKONOMI ISLAM<div style="text-align: justify;">PENDAHULUAN<br /><br /> Dunia telah mengalami polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi, ditandai dengan adanya dua negara adidaya sebagai representasi dari dua sistem ekonomi tersebut, Amerika dan Sekutu Eropa Baratnya merupakan bagian kekuatan dari Sistem Ekonomi Kapitalis, sedangkan Sistem Ekonomi Sosialis diwakili oleh Uni Soviet dan Eropa Timur serta negara China dan Indochina seperti Vietnam dan Kamboja. Dua Sistem Ekonomi ini lahir dari dua muara Ideologi yang berbeda sehingga Persaingan dua Sistem Ekonomi tersebut, hakikatnya merupakan pertentangan dua ideologi politik dan pembangunan ekonomi. Posisi negara Muslim setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2 menjadi objek tarik menarik dua kekuatan ideologi tersebut, hal ini disebabkan tidak adanya Visi rekonstruksi pembangunan ekonomi yang dimiliki para pemimpin negara muslim dari sumber Islami orisinil pasca kemerdekaan sebagai akibat dari pengaruh penjajahan dan kolonialisme barat.<br /> Dalam perjalanannya dua Sistem Ekonomi tersebut jatuh bangun, Sistem Kapitalis - yang berorientasi pada pasar - sempat hilang pamornya setelah terjadi Hyper Inflation di Eropa tahun 1923 dan masa resesi 1929 – 1933 di Amerika Serikat dan negara Eropa lainnya. Sistem Kapitalis dianggap gagal dalam menciptakn kesejahteraan masyarakat dunia akibat dampak sistem yang di kembangkannya. <br />Momentum ini digunakan oleh Keynesian untuk menerapkan Sistem Ekonomi Alternatif – yang telah berkembang ideologinya- dipelopori oleh Karl mark, sistem ini berupaya menghilangkan perbedaan pemodal dari kaum baruh dengan Sistem Ekonomi tersentral, dimana negara memiliki otoritas penuh dalam menjalankan roda perekonomian, tetapi dalam perjalanannya sistem ini pun tidak dapat mencarikan jalan keluar guna mensejahterakan masyarakat dunia sehingga pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dekade 1990-an hancurlah Sistem Ekonomi tersebut ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin dan terpecahnya Negara Uni Soviet menjadi beberapa bagian. <br /><br /><br /><br /><br /> Awal tahun 1990-an dunia seakan hanya memiliki satu Sistem Ekonomi yaitu Ekonomi Orientasi Pasar dengan perangkat bunga sebagai penopang utama, negara-negara Sosialispun bergerak searah dengan trend yang ada sehingga muncullah istilah neososialis yang sesungguhnya adalah modifikasi Sistem Sosialis dan perubahannya kearah sistem “Mekanisme Pasar”.<br />Tetapi walaupun modifikasi Sistem Ekonomi Pasar dan Neososialis yang dijalankan pasca Perang Dunia ke-2 menuju kearah dualisme Sistem Ekonomi, tetap belum mampu untuk mencari solusi dari krisis dan problematika ekonomi dunia diantaranya inflasi, krisis moneter Internasional,Problematika Pangan, Problematika hutang negara berkembang dll. Disaat yang sama negara-negara dunia ketiga mengalami masalah keterbelakangan dan ketertinggalan dalam seluruh aspek, penyebab utamanya adalah negara tersebut memakai model pembangunan negara barat yang tidak selalu sesuai dengan kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik negara dunia ketiga hingga tidak akan pernah dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Bersama dengan problematik dunia tersebut, adanya suara nyaring untuk menemukan Sistem Ekonomi dunia baru yang dapat mensejahterakan masyarakat dunia atas dasar Keadilan,dan persamaan Hak.<br /><br />SISTEM EKONOMI ISLAM<br /><br /> Pada dekade 70-an mulailah timbul sosok Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan Islam dalam tatanan dunia Internasional, kajian Ilmiah tentang Sistem Ekonomi Islam marak menjadi bahan diskusi kalangan akademisi diberbagai Universitas Islam, hasil kajian tersebut dalam tataran aplikatif mulai menuai hasilnya dengan didirikan Islamic Development Bank di Jeddah tahun 1975 yang diikuti dengan berdirinya bank-bank Islam dikawasan Timur Tengah. Hal ini bahkan banyak menggiring asumsi masyarakat bahwa Sistem Ekonomi Islam adalah Bank Islam, padahal Sistem Ekonomi Islam mencakup ekonomi makro, mikro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, Fublic Finance, model pembangunan ekonomi dan instrumen-instrumennya.<br /><br /> Keraguan banyak pihak tentang eksistensi Sistem Ekonomi Islam sebagai model alternatif sebuah sistem tak terelakan, pandangan beberapa pakar mengatakan Sistem Ekonomi Islam hanyalah akomodasi dari Sistem Kapitalis dan Sosialis nyaring disuarakan, tetapi hal tersebut terbantahkan baik melalui pendekatan historis dan faktual karena dalam kenyataanya, terlepas dari beberapa kesamaan dengan sistem ekonomi lainnya terdapat karakteristis khusus bagi Sistem Ekonomi Islam sebagai landasan bagi terbentuknya suatu sistem yang berorientasi terhadap kesejahteraan masyarakat.<br /><br /> Sistem Ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam secara integral dan komphensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian Sistem tersebut dengan Fitrah manusia tidak ditinggalkan, keselarasan inilah sehingga tidak terjadi benturan-benturan dalam Implementasinya, kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dan Prinsip Sistem Ekonomi Islam, kebebasan memiliki unsur produksi dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting dengan tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar, tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dengan segala potensi yang dimilikinya, kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas di kendalikan dengan adanya kewajiban setiap indivudu trhadap masyarakatnya, keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif inilah menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak Sistem Sosial yang ada.<br /><br /> Manusia memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal. Persaingan bebas menjadi ciri Islam dalam menggerakan perekonomian, pasar adalah cerminan dari berlakunya hukum penawaran dan permintaan yang di representasikan oleh harga, tetapi kebebasan ini haruslah ada aturan main sehingga kebebasan tersebut tidak cacat, pasar tidak terdistorsi oleh tangan-tangan yang sengaja mempermainkannya ; larangan adanya bentuk monopoli, kecurangan, dan praktek riba adalah jaminan terhadap terciptanya suatu mekanisme pasar yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa adanya keistimewaan-keistimewaan pada pihak-pihak tertentu. <br /><br />KESEIMBANGAN EKONOMI DALAM ISLAM<br /><br /> Keseimbangan ekonomi menjadi tujuan di Implementasikan Sistem Ekonomi Islam, landasan upaya menyeimbangkan perekonomian tercermin dari mekanisme yang ditetapkan oleh Islam, sehingga tidak terjadi pembusukan-pembusukan pada sektor-sektor perekonomian tertentu dengan tidak adanya optimalisasi untuk menggerakan seluruh potensi dan elemen yang ada dalam skala makro.<br />Secara sistematis perangkat penyeimbang perekonomian dalam Islam berupa :<br /><br /><br />a. Diwajibkannya zakat terhadap harta yang tidak di investasikan, sehingga mendorong pemilik harta untuk menginves hartanya, disaat yang sama zakat tidak diwajibkan kecuali terhadap laba dari harta yang di investasikan, Islam tidak mengenal batasan minimal untuk laba, hal ini menyebabkan para pemlik harta berusaha menginvestasikan hartanya walaupun ada kemungkinan adanya kerugian hingga batasan wajib zakat yang akan dikeluarkan, maka kemungkinan kondisi resesi dalam Islam dapat dihindari.<br />b. Sistem bagi hasil dalam berusaha (profit and loss sharing) mengggantikan pranata bunga membuka peluang yang sama antara pemodal dan pengusaha, keberpihakan sistem bunga kepada pemodal dapat dihilangkan dalam sistem bagi hasil. Sistem inipun dapat menyeimbangkan antara sektor moneter dan sektor riil.<br />c. Adanya keterkaitan yang erat antara otoritas moneter dengan sektor belanja negara, sehingga pencetakan uang tidak mungkin dilakukan kecuali ada sebab-sebab ekonomi riil, hal ini dapat menekan timbulnya Inflasi.<br />d. Keadilan dalam disribusi pendapatan dan harta. Fakir miskin dan pihak yang tidak mampu di tingkatkan pola konsumsinya dengan mekanisme zakat, daya beli kaum dhu’afa meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya permintaan riil ditengah masyarakat dan tersedianya lapangan kerja.<br />e. Intervensi negara dalam roda perekonomian. Negara memiliki wewenang untuk intervensi dalam roda perekonomian pada hal-hal tertentu yang tidak dapat diserahkan kepada sektor privat untuk menjalankannya seperti membangun fasilitas umum dan memenuhi kebutuhan dasar bagi masyarakat.<br />Ada dua fungsi negara dalam roda perekonomian :<br />- Melakukan pengawasan terhadap jalannya roda perekonomian dari adanya penyelewengan atau distorsi seperti ; monopoli, upah minimum, harga pasar dll.<br />- Peran negara dalam distribusi kekayaan dan pendapatan serta kebijakan fiskal yang seimbang.<br /><br />Inilah model atau sistem ekonomi Islam yang menunjang terbentuknya masyarakat Adil dan makmur. Pendekatan Islam terhadap sistem ekonomi merupakan sebuah pendekatan terhadap peradaban manusia sebagai satu kesatuan, pendekatan ini sangat relevan dan amat mendesak untuk dialamatkan kepada perekonomian yang konfleks dewasa ini.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-4960916883648067372010-07-01T09:14:00.000-07:002010-07-01T09:17:51.773-07:00SEJARAH PERKEMBANGAN KERAJAAN ISLAM<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="font-weight: bold; text-align: center;">BAB I <br />KERAJAAN SAMUDERA PASAI<br /></div><div style="text-align: justify;"><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Samudera Pasai<br />Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai Pasangan (Pasai). Pada muara sungai itu terletak dua kota, yaitu samudera (agak jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir). Kedua kota yang masyarakatnya sudah masuk Islam tersebut disatukan oleh Marah Sile yang masuk Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan Syarif Mekah. Merah Selu kemudian dinobatkan menjadi sultan (raja) dengan gelar Sultan Malik al Saleh.<br />Setelah resmi menjadi kerajaan Islam, Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai. Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di Samudera Pasai.<br />Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah pedalaman meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik<br />Ada beberapa raja yang pernah memerintah Samudera Pasai, antara lain:<br />1) Sultan Malik al Saleh ( 1290 - 1297)<br />2) Muhammad Malik az Zahir ( 1297 – 1326 )<br />3) Mahmud Malik az Zahir ( 1326 – 1345)<br />4) Mansur Malik az Zahir ( …. – 1346 )<br />5) Ahmad Malik az Zahir ( 1346 – 1383 )<br />6) Zain al Abidin Malik az Zahir ( 1383 – 1405 )<br />7) Nahrasiyah ( 1405 – 1412 )<br />8) Sallah ad Din ( 1412 - … )<br />9) Abu Zaid Malik az Zahir ( … - 1455 )<br />10) Mahmud Malik az Zahir ( 1455 – 1477 )<br />11) Zain al Abidin ( 1477 – 1500 )<br />12) Abdullah Malik az Zahir ( 1501 – 1513 )<br />13) Zain al Abidin ( 1513 – 1524 )<br />Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai dapat dilihat pada masa pemerintahan raja-raja berikut ini:<br />1. Sultan Malik al Saleh<br />Sultan Malik al Saleh merupakan raja pertama di Kerajaan Samudera Pasai. Dalam menjalankan pemerintahannya, Beliau berhasil menyatukan dua kota besar di Kerajaan Samudera Pasai, yakni kota Samudera dan kota Pasai<br />dan menjadikan masyarakatnya sebagai umat Islam. Setelah beliau mangkat pada tahun 1297, jabatan beliau diteruskan oleh putranya, Sultan Malik al Thahir. Lalu takhta kerajaan dilanjutkan lagi oleh kedua cucunya yang bernama Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.<br />2. Malik al Mahmud dan Malik al Mansur.<br />Dalam menjalankan pemerintahannya, Malik al Mahmud dan Malik al Mansur pernah memindahkan ibu kota kerajaan ke Lhok Seumawe dengan dibantu oleh kedua perdana menterinya.<br />3. Sultan Ahmad Perumadal Perumal<br />Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal inilah, Kerajaan Samudera Pasai pertama kalinya menjalin hubungan dengan Kerajaan / Kesultanan lain, yakni Kesultanan Delhi (India).<br /><br />C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial<br />Kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Samudera Pasai dititikberatkan pada kegiatan perdagangan, pelayaran dan penyebaran agama. Hal ini dikarenakan, banyaknya pedagang asing yang sering singgah bahkan menetap di daerah Samudera Pasai, yakni Pelabuhan Malaka. Mereka yang datang dari berbagai negara seperti Persia, Arab, dan Gujarat kemudian bergaul dengan penduduk setempat dan menyebarkan agama serta kebudayaannya masing-masing. Dengan demikian, kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Samudera Pasai bertambah maju, begitupun di bidang perdagangan, pelayaran dan keagamannya.<br />Keberadaan agama Islam di Samdera Pasai sangat dipengaruhi oleh perkembangan di Timur Tengah. Hal itu terbukti pada saat perubahan aliran Syi’ah menjadi Syafi’i di Samudera Pasai. Perubahan aliran tersebut ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu, di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syi’ah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i.<br />Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di samudera Pasai menyesuaikan dengan adat istiadat setempat. Oleh karena itu kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat. <br /><br />D. Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai<br />Pada waktu Samudera Pasai berkembang, Majapahit juga sedang mengembangkan politik ekspansi. Majapahit setelah meyakini adanya hubungan antara Samudera Pasai dan Delhi yang membahayakan kedudukannya, maka<br />pada tahun 1350 M segera menyerang Samudera Pasai. Akibatnya, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Pusat perdagangan Samudera Pasai pindah ke pulau Bintan dan Aceh Utara (Banda Aceh). Samudera Pasai runtuh ditaklukkan Aceh<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB II </span><br /><span style="font-weight: bold;">KERAJAAN ACEH</span><br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Aceh<br />Aceh semula menjadi daerah taklukkan Kerajaan Pedir. Akibat Malaka jatuh ke tangan Portugis, pedagang yang semula berlabuh di pelabuhan Malaka beralih ke pelabuhan milik Aceh. Dengan demikian, Aceh segera berkembang dengan cepat dan akhirnya lepas dari kekuasaan Pedir. Aceh berdiri sebagai kerajaan merdeka. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M).<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan<br />Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh faktor sebagai berikut:<br />1) Letak Ibu kota Aceh yang sangat strategis.<br />2) Pelabuhan Aceh ( Olele ) memiliki persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang.<br />3) Daerah Aceh kaya dengan tanaman lada sebagai mata dagangan ekspor yang penting.<br />4) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak yang singgah ke Aceh.<br />Sultan Ali Mughayat Syah merupakan Raja pertama di Aceh sekaligus beliau merupakan pendiri Kerajaan Aceh. Setelah beliau mangkat, raja selanjutnya adalah Sultan Ibrahim. Dalam pemerintahannya beliau berhasil menaklukkan Pedir. Raja berikutnya adalah Iskandar Muda. Pada masa pemerintahan beliau, Aceh mencapai puncak kejayaan dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Beliau mangkat pada tahun 1636 M dan digantikan oleh menantunya Iskandar Thani yang tidak memiliki kecakapan. Dalam pemerintahannya, Kerajaan Aceh terus-menerus mengalami kemunduran.<br /><br />C. Aspek Kehidupan Kebudayaan<br />Letak Aceh yang strategis menyebabkan perdagangannya maju pesat. Dengan demikian, kebudayaan masyarakatnya juga makin bertambah maju karena sering berhubungan dengan bangsa lain. Contohnya, yaitu tersusunnya hukum adat yang dilandasi ajaran Islam yang disebut Hukum Adat Makuta Alam.<br />Dengan hukum adat Makuta Alam itulah, sehingga tata kehidupan dan segala aktivitas masyarakat Aceh didasarkan pada aturan Islam. Dengan demikian, keadaan Aceh seolah-olah identik dengan Mekah, Arab Saudi. Atas dasar itulah, Aceh mendapat julukan Serambi Mekah.<br /><br />D. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial<br />Bidang perdagangan yang maju menjadikan Aceh makin makmur. Setelah Sultan Ibrahim dapat menaklukkan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh makin bertambah makmur dan menjadi sumber komoditas lada dan emas. Dengan kekayaan melimpah, Aceh mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat.<br /><br />E. Kemunduran Kerajaan Aceh<br />Kemunduran Kerajaan Aceh ketika itu disebabkan oleh hal-hal sebagai-berikut:<br />1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis di Malaka pada tahun 1629 M.<br />2. Tokoh pengganti Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.<br />3. Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran berbeda.<br />4. Daerah-daerah yang jauh dari pemerintahan pusat melepaskan diri dengan Aceh.<br />5. Pertahanan Aceh lemah sehingga bangsa-bangsa Eropa lainnya berhasil mendesak dan menggeser daerah-daerah perdagangan Aceh. Akibatnya perekonomian semakin melemah.<br /><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB III <br />KERAJAAN DEMAK<br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Demak<br />Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak sebelumnya merupakan daerah vasal atau bawahan dari Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.<br />Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan diri sebagai bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para bupati, Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti ke Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan<br />Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan digantikan oleh putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak dan Portugis bermusuhan, sehingga sepanjang pemerintahannya, Pati Unus hanya memperkuat pertahanan lautnya, dengan maksud agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati unus digantikan oleh adiknya Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana melakukan usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan memperluas kekuasaan Kerajaan Demak.<br />Beliau mengutus Faletehan beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Dengan semangat juang yang tinggi, Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda Kelapa lalu menyusul Cirebon. Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya tunduk kepada pemerintahan Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak terus bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan politik dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana dengan Putra Bupati Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana mangkat pada tahun 1546 M.<br /><br />Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak. Negara bagian banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga saling berebut tahta sehingga timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan Pajang.<br /><br />C. Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya<br />Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Hasil kebudayaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan berdirinya Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.<br /><br />D. Aspek Kehidupan Ekonomi<br />Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.<br /><br />E. Keruntuhan Kerajaan Demak<br />Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena pembalasan dendam yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan Bupati Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Mereka berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang sebagai pemimpin Kerajaan Demak karena Aria Penansang telah membunuh suami dan adik suami dari Ratu Kalinyamat. Dengan tipu daya yang tepat mereka berhasil meruntuhkan pemerintahan dari Bupati Jipang yang tidak lain adalah Aria Penansang. Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak saat itu pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan Demak. <br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB IV </span><br /><span style="font-weight: bold;">KERAJAAN BANTEN</span><br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Banten<br />Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam) mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya kekuasaan Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera tumbuh menjadi pelabuhan penting menyusul kurangnya pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis.<br />Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada putranya, Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M), Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan Palembang.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan<br />Raja Banten pertama, Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 M dan digantikan oleh putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah kekuasaannya ke pedalaman. Pada tahun 1579 M kekuasaan Kerajaan Pajajaran dapat ditaklukkan, ibu kotanya direbut, dan rajanya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu, tamatlah kerajaan Hindu di Jawa Barat.<br />Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, Banten mengalami puncak kejayaan. Keadaan Banten aman dan tenteram karena kehidupan masyarakatnya diperhatikan, seperti dengan dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang pertanian juga diperhatikan dengan membuat saluran irigasi.<br />Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580 M. Setelah mangkat, terjadilah perang saudara untuk memperebutkan tahta di Banten. Setelah peristiwa itu, putra Sultan Maulana Yusuf, Maulana Muhammad yang baru berusia sembilan tahun diangkat menjadi Raja dengan perwalian Mangkubumi.<br />Masa pemerintahan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1508-1605 M. Kemudian digantikan oleh Abdulmufakir yang masih kanak-kanak didampingi oleh Pangeran Ranamenggala. Setelah pangeran Rana Menggala wafat, Banten mengalami kemunduran.<br /><br /><br />C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial<br />Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India, gujarat, Persia, dan Arab banyak yang datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan, tetapi meluas hingga ke pedalaman.<br /><br />D. Kemunduran Kerajaan Banten<br />Penyebab kemunduran Kerajaan Banten berawal saat mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf. Setelah mangkatnya Raja Besar terjadilah perang saudara di Banten antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten. Sejak saat itu Banten mulai hancur karena terjadi peang saudara, apalagi sudah tidak ada lagi raja yang cakap seperti Maulana Yusuf.<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB V </span><br /><span style="font-weight: bold;">KERAJAAN MATARAM ISLAM</span><br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam<br />Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi Bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram. Setelah menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan ingin menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada tahun 1528 M yang menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan kekuasaan di antara para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri yang membuat Pangeran Pangiri beserta pengikutnya diusir dari Pajang, Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke kotagede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan<br />Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak menghadapi rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus yang dulunya tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi, Sutawijaya berusaha menundukkan bupati-bupati yang menentangnya dan Kerajaan Mataram berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai pasuruan (Jatim).<br />Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang, lalu cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya, Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.<br />Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fisik dan mental. Usaha Sultan Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil menguasai seluruh Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh Jawa, Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan mengalami kegagalan.<br />C. Aspek Kehidupan Sosial<br />Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.<br />Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk.<br /><br />D. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan<br />Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.<br />Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.<br />Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.<br /><br />E. Kemunduran Mataram Islam<br />Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang. <br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB VI </span><br /><span style="font-weight: bold;">KERAJAAN MAKASSAR</span><br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Makassar<br />Di Sulawesi Selatan pada awal abad ke-16 terdapat banyak kerajaan, tetapi yang terkenal adalah Gowa, Tallo, bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk ri Bandang dan Sulaeman dari Minangkabau, akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam (1605) dan rakyat pun segera mengikutinya.<br />Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Dari Makasar, agama Islam menyebar ke berbagai daerah sampai ke Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Makassar merupakan salah satu kerajaan Islam yang ramai akan pelabuhannya. Hal ini, karena letaknya di tengah-tengah antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Malaka.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan<br />Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alauddin (1591-1639 M). Raja berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653 M) dan dilanjutan oleh putranya, Hasanuddin (1654-1660 M). Sultan Hasanuddin berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Bone.<br />VOC setelah mengetahui Pelabuhan Makassar, yaitu Sombaopu cukup ramai dan banyak menghasilkan beras, mulai mengirimkan utusan untuk membuka hubungan dagang. Setelah sering datang ke Makassar, VOC mulai membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu Banda (pusat rempah-rempah). Namun, bujukan VOC itu ditolak.<br />Setelah peristiwa itu, antara Makassar dan VOC mulai terjadi konflik. Terlebih lagi setelah insiden penipuan tahun 1616. Pada saat itu para pembesar Makassar diundang untuk suatu perjamuan di atas kapal VOC, tetapi nyatanya malahan dilucuti dan terjadilah perkelahian yang menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Keadaan meruncing sehingga pecah perang terbuka. Dalam peperangan tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam menundukkan Makassar. Oleh karena itu, VOC memperalat Aru Palakka (Raja Bone) yang ingin lepas dari kerajaan Makassar dan menjadi kerajaan merdeka.<br /><br />C. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan<br />Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan maritim. Hasil perekonomian terutama diperoleh dari hasil pelayaran dan perdagangan. Pelabuhan Sombaupu ( Makassar ) banyak didatangi kapal-kapal dagang sehingga menjadi pelabuhan transit yang sangat ramai. Dengan demikian, masyarakatnya hidup aman dan makmur.<br />Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja dibantu oleh Bate Salapanga (Majelis Sembilan) yang diawasi oleh seorang paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan tertinggi dibawahnya adalah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailang matoa dan malolo. Panglima tertinggi disebut anrong guru lompona tumakjannangan. Bendahara kerajaan disebut opu bali raten yang juga bertugas mengurus perdagangan dan hubungan luar negeri. Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu imam, khatib, dan bilal.<br />Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Makassar adalah keahlian masyarakatnya membuat perahu layar yang disebut pinisi dan lambo.<br /><br />D. Kemunduran Kerajaan Makassar<br />Kemunduran Kerajaan Makassar disebabkan karena permusuhannya dengan VOC yang berlangsung sangat lama. Ditambah dengan taktik VOC yang memperalat Aru Palakka ( Raja Bone) untuk mengalahkan Makassar. Kebetulan saat itu Kerajaan Makassar sedang bermusuhan dengan Kerajaan Bone sehingga Raja Bone setuju bekerja sama dengan VOC.<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB VII </span><br /><span style="font-weight: bold;">KERAJAAN TERNATE</span><br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Ternate<br />Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang asing.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan<br />Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.<br /><br />C. Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan<br />Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.<br />Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.<br />D. Kemunduran Kerajaan Ternate<br />Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat. <br /><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB VIII <br />KERAJAAN TIDORE<br /></div><br />A. Awal Perkembangan Kerajaan Tidore<br />Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.<br /><br />B. Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan<br />Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.<br /><br />C. Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial<br />Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.<br />Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku. Sebagai penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain Portugis, Spanyol, dan Belanda.<br /><br />D. Kemunduran Kerajaan Tidore<br />Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat. <br /><br /><div style="text-align: center; font-weight: bold;">DAFTAR PUSTAKA<br /></div><br />Mustafa, Shodiq. 2007. Wawasan Sejarah 2 Indonesia dan Dunia. Kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai.<br />Kurnia, Anwar. 2003. Kronik Sejarah. Kelas 1 SMP. Jakarta: Yudhistira.<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-11631633430900130622010-07-01T09:11:00.000-07:002010-07-01T09:11:00.084-07:00PENGANTAR ILMU HUKUM<div style="text-align: justify;">BAB I<br />PENDAHULUAN<br />Sejak dahulu, manusia hidup bersama, berkelompok membentuk masyarakat tertentu, mendiami suatu tempat, dan menghasilkan kebudayaan sesuai dengan keadaan dan tempat tersebut. Manusia secara kodrati adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri, namun manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Tiap manusia mempunyai sifat, watak, dan kehendak sendiri. Namun dalam masyarakat manusia mengadakan hubungan satu sama lain, mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu membantu untuk memperoleh keperluan hidupnya. Setiap manusia memiliki kepentingan, dan acap kali kepentingan tersebut berlainan bahkan ada juga yang bertentangan, sehingga dapat menimbulkan pertikaian yang mengganggu keserasian hidup bersama. Apabila ketidak-seimbangan perhubungan masyarakat yang menjadi perselisihan itu dibiarkan, maka mungkin akan timbul perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, dari pemikiran manusia dalam masyarakat dan makhluk sosial , kelompok manusia menghasilkan suatu kebudayaan yang bernama kaidah atau aturan atau hukum tertentu yang mengatur segala tingkah lakunya agar tidak menyimpang dari hati sanubari manusia.<br />Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, kebudayaan manusia mengalami perkembangan pula. Termasuk perkembangan hukum. Peradaban yang semakin berkembang membuat kehidupan manusia sangat membutuhkan aturan yang dapat membatasi prilaku manusia sendiri yang telah banyak menyimpang seiring dengan perkembangan pemikiran manusia yang semakin maju.<br />Aturan atau hukum tersebut mengalami perubahan dan terus mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Untuk itu, suatu negara hukum sangat perlu mengadakan pembangunan terutama di bidang hukum. Mengenai pembangunan hukum ini tidaklah mudah dilakukan. Hal ini disebabkan pembangunan hukum tersebut tidak boleh bertentangan dengan tertib hukum yang lain.<br />BAB II<br />ISI<br />Pengertian Hukum<br />Mengenai apakah hukum itu, menjadi pertanyaan pertama setiap orang yang mulai mempelajari tentang hukum. Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan definisi tentang hukum. Karena menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Van Apeldoorn dalam bukunya berjudul “Inleiding tot de studie van het Nederlandse Recht” adalah tidak mungkin memberikan suatu definisi tentang apakah yang disebut hukum itu. Hampir semua sarjana hukum memberikan pembatasan mengenai hukum yang berlainan. Beberapa ahli seperti Aristoteles, Grotius, Hobbes, Philip S. James, dan Van Vollenhoven memberikan definisi hukum yang berbeda-beda. Misalnya menurut Immanuel Kant bahwa hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.<br />Menurut Ultrecht, hukum adalah peraturan yang berisi perintah dan larangan yang mengatur masyarakat, sehingga harus dipatuhi. Menurut Kansil, hukum adalah peraturan hidup yang bersifat memaksa. Dan menurut Mochtar Kusumaatmadja, bahwa hukum yang menandai tidak saja merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, melainkan juga meliputi lembaga-lembaga dan proses yang mewujudkan kaidah-kaidah itu dalam masyarakat.<br />Hukum sebagai kaidah atau aturan yang mengatur kehidupan masyarakat memiliki beberapa pengertian yang bersumber dari para ahli. Ada juga beberapa sarjana dari Indonesia yang memberikan rumusan tentang hukum itu. Diantaranya adalah :<br />S.M. Amin, S.H.<br />Dalam bukunya yang berjudul “Bertamasya ke Alam Hukum”, bahwa hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.<br />J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H.<br />Dalam buku yang disusun bersama berjudul “Pelajaran Hukum Indonesia” bahwa hukum adalah peraturan-peraturan tang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam kehidupan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.<br />M.H. Tirtaatmadjadja, S.H.<br />Dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum Perniagaan” bahwa hukum adalah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian, jika melanggar aturan-aturan itu, akan merugikan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.<br />Ciri-ciri Hukum<br />Agar dapat mengetahui dan mengenal apakah hukum itu, sebelumnya harus dapat mengetahui ciri-ciri hukum, diantaranya adalah<br />1.Adanya perintah dan/ atau larangan.<br />Bahwa hukum itu merupakan aturan yang berisi perintah atau larangan yang ditujukan kepada objek hukum.<br />2.Perintah dan/ atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang.<br />Bahwa hukum itu harus dipatuhi setiap orang, karena telah menjadi kesepakatan bersama di dalam kontrak social. Dan bagi objek hukum yang melanggarnya akan mendapat sanksi berdasarkan hukum yang berlaku.<br />Setiap orang wajib bertindak sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata tertib dalam masyarkat itu tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.<br />Unsur-unsur, Sifat, dan Tujuan Hukum<br />Dari beberapa perumusan tentang hukum yang telah diberikan para Sarjana Hukum Indonesia, dapat diambil kesimpulan, bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu :<br />Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan bermasyarakat.<br />Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.<br />Peraturan itu bersifat memaksa.<br />Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.<br />Adanya proses untuk mewujudkan kaidah, dan asas yang tertulis/ tidak tertulis<br />Dilihat dari unsur-unsurnya, maka sifat dari hukum adalah mengatur dan memaksa. Ia merupakan peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat memaksa orang supaya mentaati tata-tertib dalam masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja yang tidak mau patuh mentaatinya.<br />Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus dan diterima oleh seluruh anggota masyarakat, maka peraturan hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari masyarakat tersebut. Dengan demikian, tujuan hukum itu adalah menegakkan keadilan, membuat pedoman, dan bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan. Selain itu, dapat pula disebutkan bahwa hukum menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri (eigenrichting is verboden), tidak mengadili dan menjatuhi hukuman terhadap pelanggaran hukum terhadap dirinya. Namun tiap perkara harus diselesaikan melalui proses pengadilan, dengan perantara hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.<br />Teori-teori tentang tujuan hukum :<br />Teori etika/ etis, yaitu yujuan hukum semata-mata untuk mencapai keadilan. Menurut Ulpianus, keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan setiap orang apa yang semestinya. Aristoteles membagi kedilan menjadi dua, yaitu keadilan distributif (keadilan yang diperoleh berdasarkan jasanya, yang hubungannya dengan masyarakat (Negara)), dan keadilan kumulatif (keadilan yang didasarkan pada penyamarataan hubungan individu).<br />Teori utilitas, yaitu hukum itu bertujuan untuk kemanfaatan/ faedah orang terbanyak dalam masyarakat.<br />Teori campuran, teori ini merupakan gabungan antara teori etis dengan teori utilitas, yaitu tujuan hukum tidak hanya untuk keadilan semata, tetapi juga untuk kemanfaatan orang banyak.<br />Teori terakhir. Yaitu tujuan hukum itu semestinya ditekankan kepada fungsi hukum yang menurutnya hanya untuk menjamin kepastian hukum.<br />Sumber-sumber Hukum<br />Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan yang kalau dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.<br />Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan segi formal.<br />1.Sumber-sumber hukum material, dapat ditinjau dari barbagai sudut misalnya dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dsb.<br />2.Sumber-sumber hukum formal, antara lain adalah :<br />Undang-undang (statute). Adalah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara.<br />Kebiasaan (costum). Adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang.<br />Keputusan-keputusan hakim (Jurisprudentie). Adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama.<br />Traktat (treaty). Adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang juga mengikat warganegara-warganegara dari negara-negara yang bersangkutan.<br />Pendapat sarjana hukum (doktrin). Adalah pendapat para sarjana hukun ternama yang juga mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim.<br />Mazhab-mazhab Ilmu Pengetahuan<br />1.Mazhab Hukum Alam<br />Ada tiga tokoh dalam mazhab hukumalam, yaitu Aristoteles, Thomas van Aquino, dan Grotius. Aristoteles membagi dua bagian hukum, yaitu hukum yang dibuat oleh penguasa Negara, dan hukum yang dianggap baik pleh manusia itu sendiri. Hukum alam adalah hukum yang oleh orang-orang berpikiran sehat dirasakan sebagai selaras dengan kodrat alam. Menurut Thomas van Aquino (1225-1247) bahwa segala kejadian di dunia ini diperintah dan dikemudikan oleh suatu “Undang-undang abadi” (“Lex eternal”), yang menjadi dasar kekuasaan dari peraturan-peraturan lainnya. Lex Eterna ini ialah kehendak dan pikiran Tuhan yang menciptakan dunia ini. Manusia dikaruniai Tuhan dengan kemampuan berpikir dan kecakapan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mengenal berbagai peraturan perundangan yang langsung berasal dari “Undang-undang abadi” itu, dan yang oleh Thomas van Aquino dinamakan “HukumAlam” (“Lex naturalis”).<br />Hukum alam tersebut hanyalah memuat asas-asas umum seperti misalnya :<br />Berbuat baik dan jauhilah kejahatan.<br />Bertindaklah menurut pikiran sehat<br />Cintailah sesamamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri.<br />Menurut Hugo de Groot (abad 17, seorang penganjur hukum alam), hukum alam adalah pertimbangan pikiran yang menunjukan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Hukum alam itu merupakan suatu pernyataan pikiran (akal) manusia yang sehat mengenai apakah suatu perbuatan sesuai dengan kodrat manusia, dank arena itu apakah perbuatan tersebut diperlukan atau harus ditolak.<br />2.Mazhab Sejarah<br />Tokoh dalam mazhab sejarah yaitu Friedrich Carl von Savigny (1779-1861). Von Savigny berpendapat bahwa hukum itu harus dipandang sebagai suatu penjelmaan dari jiwa atau rohani suatu bangsa; selalu ada suatuhubungan yang erat antara hukum dengan kepribadian suatu bangsa. Hukum bukan diciptakan pleh orang, melainkan tumbuh sendiri di tengah-tengah rakyat; hukum itu adalah penjelmaan dari kehendak rakyat, yang pada suatu saat juga akan mati apabila suatu bangsa kehilangan kepribadiannya.<br />Menurut pendapat tersebut, jelaslah bahwa hukum itu merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dari sejarah suatu bangsa. Aliran yang menghubungkan hukum dengan sejarah dinamakan “Mazhab Sejarah”. Mazhab sejarah itu menimbulkan hukum positif (Ius Constitutum).<br />Ada beberapa kebaikan dan keburukan dari mazhab sejarah. Kebaikannya antara lain:<br />Meningkatkan penghargaan nilai-nilai budaya bangsa sendiri<br />Menaikan derajat kebiasaan hukum<br />Melihat hukum sebagai kenyataan sosial<br />Membuktikan bahwa logika bukan satu-satunya sumber pemikiran hukum<br />Dan keburukannya antara lain:<br />Tidak memperhatikan arti pentingnya peraturan perundangan<br />Perkembangan hukum menjadi lambat<br />Tidak memberikan kepastian hukum<br />Sulit menentukan yang mana hukum dan mana yang bukan hukum<br />Tidak dapat menerangkan jiwa bangsa itu sendiri<br />3.Teori Teokrasi (Kedaulatan Tuhan)<br />Pada masa lampau, di Eropa para ahli filosof menganggap dan mengajarkan bahwa hukum itu berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, dan oleh karena itu, maka manusia diperintahkan oleh Tuhan untuk tunduk pada hukum. Berhubung peraturan perundangna itu ditetapkan oleh penguasa Negara, maka oleh teori Teokrasi diajarkan bahwa para penguasa Negara itu mendapat kuasa dari Tuhan; seolah-olah para Raja dan penguasa lainnya merupakan wakil Tuhan. Teori Teokrasi ini di Eropa Barat diterima umum hingga zaman Reinassance.<br />4.Teori Kedaulatan Rakyat<br />Menurut aliran rasionalisme ini, bahwa Raja dan penguasa Negara lainnya memperoleh kekuasaannya itu bukan dari Tuhan, tetapi dari rakyatnya. Pada abad pertengahan diajarkan bahwa kekuasaan Raja itu berasal dari suatu perjanjian antara Raja dengan rakyatnnya. Kemudian pada abad 18, J.J.Rousseau memperkenalkan teorinya bahwa dasar terjadinya suatu Negara ialah “Perjanjian masyarakat” (Contrat Social”) yang diadakan oleh dan antara anggota masyarakat untuk mendirikan suatu Negara.<br />5.Teori Kedaulatan Hukum<br />Tokoh dari aliran ini adalah Prof. Mr H. Krabbe dan Leon Duguit. Menurut Krabbe, hukum hanyalah apa yang memenuhi rasa keadilan orang terbanyak yang ditundukan kepadanya. Karena sifatnya yang berusaha mencapai keadilan yang setinggi-tinginya, maka hukum itu wajib ditaati oleh manusia. Hukum itu ada, karena anggata masyarakat mempunya perasaan bagaimana seharusnya hukum itu. Hanyalah kaidah yang timbul dari perasaan hukum anggota suatu masyarakat, mempunyai kewibawaan/ kekuasaan.<br />6.Asas Keseimbangan<br />Kranenburg, murid dari dan pengganti Prof. Krabbe berusaha mencari dalil yang menjadi dasar berfungsinya kesadaran hukum orang. Dalil tersebut dirumuskan oleh Kranenburg sebagai berikut: tiap orang menerima keuntungan atau mendapat kerugian sebanyak dasar-dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalil ini oleh Kranenburg dinamakan asas keseimbangan.<br />Penemuan Hukum<br />Akibat perkembangan masyarakat, maka perkembangan hukum berjalan seiring sejalan. Hakim merupakan salah satu faktor pembentukan hukum. Badan Legislatif menetapkan peraturan yang berlaku sebagai peraturan umum, sedangkan pertimbangan dalam pelaksanaan hal-hal konkret diserahkan kepada hakim, sebagai pemegang kekuasaan Yudikatif.<br />Yang dilakukan hakim yaitu :<br />1)Konstruksi hukum. Misalnya pada pasal 1576 tentang jual beli “Koop Break Geen Huur”<br />2)Penafsiran hukum. Ada beberapa metode penafsiran, yaitu<br />Penafsiran tata bahasa, yaitu penafsiran yang berdasarkan ketentuan UU yang berpedoman pada perkataan.<br />Penafsiran sahih, yaitu penafsiran yang pasti terhadap arti kata-kata itu sebagaimana yang telah diberikan oleh pembentuk UU.<br />Penafsiran historis, yaitu penafsira yang berdasarkan sejarah hukum dan UU-nya.<br />Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran menilik susunan yang berhubungan dengan bunyi pasal-pasallainnya baik dalam UU itu, maupun dengan UU yang lainnya.<br />Penafsiran Nasional, yaitu penafsiran menilik sesuai tidaknya dengan sistem hukum yang berlaku.<br />Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran dengan mengingat maksud dan tujuan undang-undan itu.<br />Penafsiran ekstensif, yaitu memberi tafsiran dengan memperluas arti kata-kata dalam peraturan itu.<br />Penafsiran restriktif, yaitu penafsiran dengan membatasi (mempersempit) arti kata-kata dalam peraturan itu.<br />Penafsiran analogis, yaitu memberi tafsiran pada suatu peraturan hukum dengan memberi ibarat pada kata-kata tersebut sesuai dengan asas hukumnya.<br />Penafsiran a contrario, yaitu suatu cara menafsirkan undang-undang yang didasarkan pada perlawanan pengertian antara soal yang dihadapi dan soal yang diatur dalam suatu pasal undang-undang.<br />Macam-macam Pembagian Hukum<br />1.Menurut sumbernya :<br />a.Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundangan.<br />b.Hukum adat, yaitu hukum yang terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.<br />c.Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian Negara.<br />d.Hukum jurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena putusan hakim.<br />2.Menurut bentuknya :<br />a.Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan pada berbagai perundangan<br />b.Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan.<br />3.Menurut tempat berlakunya :<br />a.Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu Negara.<br />b.Hukum internasional, yaitu yang mengatur hubungan hubungan hukum dalam dunia internasional.<br />c.Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam Negara lain.<br />d.Hukum gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh gereja.<br />4.Menurut waktu berlakunya :<br />a.Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.<br />b.Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.<br />c.Hukum asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.<br />5. Menurut cara mempertahankannya :<br />a.Hukum material, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan.<br />b.Hukum formal, yaitu hukum yang memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara melaksanakan hukum material<br />6. Menurut sifatnya :<br />a.Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai paksaan mutlak.<br />b.Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri.<br />7.Menurut wujudnya :<br />a.Hukum obyektif, yaitu hukum dalam suatu Negara berlaku umum.<br />b.Hukum subyektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku pada orang tertentu atau lebih. Disebut juga hak.<br />8.Menurut isinya :<br />a.Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain dengan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.<br />b.Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara Negara dengan alat kelengkapannya ata hubungan antara Negara dengan warganegara.<br />Kaidah/ Norma<br />Kaidah atau norma hukum adalah peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat yang berasal dari hati sanubari manusia.<br />Macam-macam norma :<br />1)Norma agama, yaitu peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan-larangan, dan anjuran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.<br />2)Norma kesusilaan, yaitu peraturan yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia, yang diikuti dan diinsyafi oleh setiap orang<br />3)Norma kesopanan, yaitu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan hidup segolongan orang.<br />4)Norma hukum, yaitu peraturan-peraturan yang timbul dari norma hukum, dibuat oleh penguasa, dan dipertahankan dengan segala paksaa oleh alat-alat Negara.<br />BAB III<br />PENUTUP<br />Dari uraian singkat materi mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum diatas, disimpulkan bahwa pengertian hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan menjaga ketertiban pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban tetap terpelihara.<br />Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan yang kalau dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.<br />Hukum memiliki ciri-ciri, unsur-unsur, sifat, dan tujuan hukum. Mazhab ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar bagi penemuan hukum, yang memiliki pengertian yang dijelaskan oleh para ahli hukum.<br />Dari ciri-ciri hukum disebutkan bahwa sanksi terhadap pelanggaran hukum adalah tegas, maka dari itu setiap orang wajib mentaati hukum, agar senantiasa tercipta kehidupan yang aman dan damai.<br />DAFTAR PUSTAKA<br />Kansil, C.S.T. Drs. SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 1989.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-44477002498935140282010-07-01T08:43:00.001-07:002010-07-01T08:51:46.875-07:00AHMAD DEEDAAT<div style="text-align: justify;">SASARAN PERTAMA<br />"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imran (3): 110).<br />Membiarkan Mereka Sendiri?<br />Ayat di atas adalah salah satu ayat kitab suci Al-Qur'an yang paling sering dipakai untuk menerangkan beberapa hal. Saya telah mendengar lusinan ceramah yang membawakan setengah pertama dari ayat tersebut, berhenti pada kata "Allah" diikuti dengan penjelasan yang berbeda. Hal yang sama saya lakukan dengan penjelasan lebih dari setengah lusin topik yang berbeda.<br />Selama sesi tanya jawab di akhir ceramah di Newcastle (sebuah kota di Northen Natal, Afrika Selatan), saya ditanya mengapa dalam ceramah dan tulisan saya tidak membiarkan saja orang-orang Yahudi dan Kristen. Dalam menjawab pertanyaan ini, saya membaca setengah pertama dari ayat di atas, dan meminta kepada pendengar yang sudah mengenal kutipan tersebut mengangkat tangan. Sebelas orang dari sekitar 300 pendengar mengangkat tangannya. Saya kemudian meminta kepada 11 orang tersebut untuk menurunkan tangannya jika ada yang hafiz Qur'an karena mereka tentunya mengetahui keseluruhan ayat tersebut berdasarkan daya ingatnya yang baik. Tiga dari sebelas orang tersebut menurunkan tangannya. Saya meminta sisanya yang berjumlah delapan orang untuk menyelesaikan setengah yang berikutnya dari ayat tersebut, dan semuanya salah. Hal yang sama juga saya alami pada masa lalu ketika harus mengingat ayat tersebut.<br />Berdasarkan pengalaman, belum pernah saya mendengar sebuah penjelasan dari setengah berikutnya ayat ini, dan juga tidak seorang komentator Qur'an pun telah berkata sesuatu tentangnya. Sepertinya ada suatu konspirasi dalam hal ini. Tetapi tidak ada konspirasi. Setengah pertama dari ayat tersebut dapat dipakai untuk menjelaskan atau memperingatkan penyimpangan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan. Mereka tampaknya terlalu puas hanya dengan setengah pertama ayat tersebut.<br />Jawaban untuk pertanyaan, "Mengapa mengusik orang-orang Yahudi dan Kristen?" dapat ditemukan dalam setengah yang berikutnya dari kutipan Al-Qur'an di atas,<br />"Sekiranya Ahli Kitab (maksudnya Yahudi dan Kristen) beriman (terhadap kitab suci Al-Qur'an) tentulah itu lebih baik bagi mereka (dengan kata lain, juga baik untuk kamu, umat Islam) di antara mereka (yaitu Yahudi dan Kristen) ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Ali Imran (3): 110)<br />Pada awalnya, dalam ayat yang memperkenalkan risalah ini, Allah menganugerahkan kepada umat kemuliaan, hak-hak istimewa dan status yang tinggi, menjadi "Orang-orang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia". Kemuliaan dan status yang tinggi ini berarti membebankan kepada kita tugas dan tanggung jawab agar tidak mementingkan diri sendiri serta membagi status yang mulia ini dengan umat manusia lainnya.<br />Ahli kitab --Yahudi dan Kristen-- adalah sasaran pertama kita, karena mereka telah dipersiapkan untuk menerima pesan ini. Selain itu, banyak Nabi telah menyampaikan pesan ini kepada mereka. Mereka tidak mengingkari kitab suci yang dibawa oleh nabi-nabi tersebut dan membanggakan wahyu Taurat, Zabur dan Injil dari masing-masing Nabinya. Karena itu mereka adalah umat yang paling tepat dan paling siap menerima Islam. Mereka seharusnya yang paling utama menyampaikan keinginan mereka terhadap keinginan Allah dalam Islam --sebuah wahyu yang terakhir telah ada dan dikonfirmasikan kepada mereka: Tetapi mereka jugalah yang pertama menolaknya: mengapa menolak? Apa pertimbangan mereka?<br />Namun demikian, tidak semua mereka telah sesat, Allah meyakinkan kita bahwa di antara kaum Yahudi dan Kristen terdapat sebagian yang beriman dengan tulus, "Tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."<br />Bagi Umat Kristen yang Baik<br />Kita harus menerapkan metoda penyampaian pesan yang paling efektif, baik kepada orang yang baik dan juga orang yang suka menentang dan sombong. Untuk orang yang baik di antara mereka, bukalah kitab suci Al-Qur'an dan terangkan ayat-ayat pada surat ke 3, dimulai dengan ayat 42 ini:<br />"Dan (ingatlah) ketlka Malaikat (Jibril) berkata, 'Hai Mariam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu, melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).<br />Hai Mariam, ta'atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku.'<br />Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara Mariam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.<br />(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, `Hai Mariam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al-Masih `Isa putera Mariam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia da-1am buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang orang yang saleh. "<br />Mariam berkata, "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak; padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun."Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, "Jadilah", lalu jadilah dia:<br />Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka), "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran (3): 42-49)<br />Dalam pendekatan Anda terhadap umat Kristen, buatlah asumsi bahwa setiap orang Kristen adalah Kristen yang baik dan tulus, kecuali jika mereka membuktikan yang sebaliknya. Baca ayat-ayat Al-Qur'an di atas jika mungkin bersama lafal Arabnya, frase demi frase. Anda tidak dapat membayangkan pengaruh yang dahsyat dari kalimat-kalimat Allah ini yang dialami pada pendengar. Saya berulangkali melihat air mata keluar dari mata para pendengar persis seperti dinyatakan dalam Qur'an yang mulia:<br />"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan airmata disebabkan kebenaran (Al-Qur'an) ... " (QS. Al-Maidah (5): 83).<br />Ini adalah pendekatan yang positif. Perlakukan mereka dengan baik dan perasaan sayang yang patut mereka terima. Tetapi jika mereka menampakkan kebencian dan kesengitan mereka terhadap Nabi Muhammad, kitab suci Al-Qur'an dan Islam, kita berhak mengubah pendekatan yang dilakukan. Dalam menghadapi kejadian seperti ini kita telah diberi peringatan melalui kalimat terakhir yang dikutip dari ayat pada permulaan bab ini:<br />"Tetapi kebanyakan mereka adalah orang orang yang fasik."<br />BERALIH MENGUASAI<br /><br />Strategi Baru Umat Kristen<br />Setelah 15 tahun berusaha keras, akhirnya pada tahun 1992 saya mendapatkan sebuah visa untuk mengunjungi Sudan. Saya diterima oleh negara tersebut, dan melakukan sebuah ceramah keliling. Tujuan ceramah keliling ini adalah untuk mempersenjatai para saudara Muslim dalam menghadapi Misionaris Kristen yang sedang mencoba mendapatkan pengaruh di sana. Pada saat tanya jawab di akhir salah satu ceramah di Khartoum, seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan:<br />"Para aktivis Kristen dari Inggris dan Amerika sering mengunjungi rumah kami di Khartoum: sebagai Muslim kita menerima mereka dengan tradisi Arab yang ramah (menjadi bagian dari keluarga tanpa formalitas)."<br />"Setelah duduk, Misionaris ini menanyakan apakah sebagai Muslim kami percaya pada hari pembalasan? Jawaban kami adalah 'tentu saja!' Mereka melanjutkan dengan per-tanyaan lain: 'Setelah dihisab, Anda akan mendapatkan surga jika Anda pantas atau neraka jika Anda patut mendapatkannya. Anda percaya hal tersebut?' Seperti sebelumnya, jawaban kami adalah 'ya!'. Dalam sebuah strategi yang direncanakan dengan baik, hal ini diikuti dengan pertanyaan ketiga: 'Di mana letaknya surga Anda ini, di bumi atau di langit? Apa yang dikatakan Al-Qur'an Anda? Kami ingin tahu jawaban Anda."<br />Penyelidikannya ada dalam pertanyaan "Apa yang dikatakan Al-Qur'an Anda?" Jika jawaban Anda "Dibumi," dia akan bertanya, "Tunjukkan pada saya! (maksudnya dalam Al-Qur'an)." Jika Anda menjawab "Di langit" dia sudah siap dengan pertanyaan yang sama, "Tunjukkan pada saya!" Lawan Anda sudah terlatih dan dipersenjatai dengan baik. Dia telah mempelajari kliennya dengan baik. Dia telah menemukan bahwa 90% Muslim, meski mereka mempunyai pilihan, apakah untuk "Bumi" atau "Langit", mereka tidak akan dapat menunjukkan ayat yang spesifik dalam Al-Qur'an yang mendukung pendapat mereka. Ini tepat sekali dengan pengakuan yang diinginkannya dari Anda. Sekali mengakui ketidak mampuan Anda dalam membuktikan ayat Al-Qur-'an, maka dia akan membentangkan jebakan dan berkata, "Ijinkan saya memperlihatkan kepada Anda apa yang dikatakan Injil." Dia telah memberikan kesempatan pertama kepada Anda untuk menjelaskan kepadanya ayat Al-Qur' an. Dan karena Anda gagal; secara moral Anda wajib mendengarkan penjelasannya. Sebuah permintaan yang sopan agar Anda mendengarkannya, dan kita sebagai Muslim adalah orang-orang yang sopan.<br />Setelah memaksa Anda menjadi patuh tidak berdaya, dia pergi dengan meninggalkan sebuah brosur yang indah dengan teknik pewarnaan yang meriah. Sebuah brosur yang berjudul "Bagaimana menemukan jalan menuju Surga" dalam sebuah bahasa pilihan Anda.<br />Pertanyaannya adalah: Apakah jawaban Al-Qur'an terhadap teka-teki Kristen tersebut: Apakah surga umat Islam di bumi atau di langit?"<br />Kepada para hadirin di Khartoum saya berterus terang mengaku bahwa jika pertanyaan tersebut diajukan kepada saya, saya harus mengatakan dengan jujur terhadap lawan Kristen tersebut bahwa "Saya tidak tahu." Saya akan mengakui bahwa saya malu pada diri sendiri. (Sampai saat ini saya belum menemukan jawaban Al-Qur' an tentang hal tersebut).<br />Setelah menyerah, kita harus beralih menguasai musuh. Saya akan mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mengetahui Al-Qur'an sebaik yang seharusnya, "Saya mengakuinya, tetapi apakah Anda mengetahui Injil Anda?" Dia terlalu sombong untuk menjawab, "Tidak" Dia memegang sebuah Injil di tangannya. Dia telah dipersenjatai dengan baik. Saya akan memintanya, "Dapatkah saya melihat Injil Anda?" Misionaris tersebut akan sangat gembira dengan permintaan tersebut. Anda menolongnya dalam menjalankan misi mereka. Saya membuka kitab pertama Injil yang dinamakan Kejadian. (Injil Katholik Roma memiliki 73 kitab di dalamnya, sedangkan Protestan mempunyai 66 kitab). Keterangan lebih lanjut dapat Anda baca dalam bagian 3 buku ini.<br />Saya menyerahkan kembali Injil tersebut dengan posisi terbuka pada kitab Kejadian pasal 19 dan menunjukkan ayat 30, kemudian memintanya membaca dengan keras agar saya dapat mendengarnya. Dia terlalu pintar untuk melakukan hal tersebut. Dia dilatih untuk tidak mengikuti instruksi Anda tetapi membaca hanya yang telah dipilihnya. Dia mengamati ayat tersebut, lalu tersenyum "licik". Dia akan mengalihkan permasalahan. Tanyakan kepadanya, "Ada apa? Apakah itu bukan kitab Tuhan?" Dia berkata, "Ya." Maka bacalah! Jika dia membaca, apa yang dibacanya? Saya memberikan kepada para pendengar intisari ayat ini dan ayat 15-18 pasal 38 serta juga ayat 22 pasal 35 pada kitab Kejadian yang sama, dengan memberi pertanyaan kepada penginjil tersebut "Apa kandungan moralnya?" "Apa kandungan moral dari semua ayat (cerita) ini?"<br />Kita menceritakan kepada anak-anak kita berbagai anekdot, dongeng (Rubah dan Anggur, Serigala dan Anak Biri-biri, Anjing dan Bayangannya, dan lain-lain"), tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada mereka. Di balik cerita ini ada sebuah kandungan moral. Kita mengajari anak-anak agar jangan seperti rubah yang serakah, yang ketika tidak bisa meraih serumpun anggur lalu berkata bahwa "Anggur tersebut asam." Jangan seperti anjing serakah, yang ketika melihat bayangannya dalam air kemudian melepaskan tulang yang berada dalam mulutnya untuk mendapatkan tulang yang berada pada anjing yang dilihatnya dalam bayangan tersebut. Ada sebuah pesan moral di balik cerita-cerita ini! Oleh karena itu, apakah nilai moral di balik, 'Anak perempuan menggoda ayah mereka, bermalam- malam dan mendapatkan anak haram melalui ayah mereka." (Kejadian 19: 30-36) atau "Seorang anak laki-laki berhubungan dengan ibunya." (Kejadian 35: 22) atau juga "Seorang ayah berhubungan dengan menantunya sehingga memperoleh anak kembar dari menantunya tersebut." (Kejadian 38: 15-18)? Jika tidak ada pelajaran moral yang dapat dipelajari dari penggambaran pornografi dalam apa yang dinamakan "Kitab Tuhan" ini, maka semua itu tidak bermoral!<br />Tak diragukan lagi, para pendengar akan tergetar hatinya dengan cara beralih menguasai dalam menghadapi misionaris Kristen.<br />Combat Kit<br />Dalam perjalanan pulang kembali ke Afrika Selatan, saya menulis sebuah artikel bagaimana menghadapi misionaris yang datang mengganggu umat Islam di rumah-rumah mereka. IPCI menerbitkan 100.000 salinan manual ini --"Combat Kit"-- yang didistribusikan secara gratis di seluruh dunia. Dapatkan salinan gratis dari Islamic Propagation Centre International (IPCI), 124 Queen Street, Durban 4001 South Africa Telp (27-31)3060026, Fax (27-31) 3040326.<br />Salinan ini adalah sebuah buku instruksi, dan bukan untuk hiasan. Segera setelah Anda mendapatkannya, lihatlah indeks pada halaman satu dan ikuti instruksi-instruksi yang terdapat pada halaman dua.<br />Untuk memulai latihan, Anda membutuhkan Injil. Jika Anda tidak memiliki, maka belilah sebuah Injil dalam bahasa pilihan Anda, sebaiknya Versi King James (KJV= King James Version).<br />Saya meminta murid saya membuka sampul depan Injil yang mereka miliki dan meminta agar mereka menempelkan salinan "Combat Kit" secara permanen ke Injil tersebut. Jika tidak, salinan manual tersebut mudah tercecer atau hilang. Begitu "Combat Kit" melekat di tempatnya, murid tersebut siap untuk melakukan langkah pertama. Saya memintanya membuka indeks pada halaman satu. Sewaktu melihat-lihat topik yang ada di dalamnya, mata kami berhenti pada item 16, yaitu: "Perzinahan: Tipe-tipe perzinahan di dalam Injil ... halaman 13"<br />INJIL: BUNGA RAMPAI INCEST (PERZINAHAN)<br /><br />Pada umumnya pembaca akan kaget mendapatkan judul seperti itu di dalam sebuah kitab yang diatributkan kepada Tuhan. Anda harus membacanya sendiri agar dapat percaya. Pembaca dengan cepat mengacu ke halaman 13 untuk merasakan lebih dahulu bagian yang paling senonoh dari "Combat Kit". Di awal halaman terdapat definisi dari Kamus New Collins (New Collins Dictionary).<br />INCEST: "Hubungan seksual antara 2 orang yang mempunyai hubungan yang sangat dekat." Kamus Oxford menambahkan kalimat - "Untuk menikah."<br />Pada hari Miriggu pagi, ketika sedang meneliti hal ini, saya dikunjungi oleh dua orang penginjil keliling. Mereka datang untuk memberi saya solusi dalam mengatasi masalah dunia dari Injil yang "Suci". Saya mengalihkan pembicaraan, dan memberitahukan mereka bahwa saya hampir menyelesaikan tulisan tentang bunga rampai "Incest". Saya bertanya, "Apakah mereka merigetahui arti kata tersebut?" Mereka mengatakan bahwa mereka mengetahui. Saya menjelaskan arti kata tersebut kepada mereka. Yaitu tentang hubungan seksual antara ... Ayah dan anak perempuannya, antara anak laki-laki dan ibunya, antara ayah dan menantu perempuannya, antara kakak dan adik.<br />Saya menanyakan apa yang akan mereka katakan jika setelah esai tentang masalah tersebut selesai, saya memberikannya kepada adik atau anak perempuan mereka yang masih muda untuk membacanya. Mereka berdua bereaksi dengan mengatakan akan menahan saya!<br />Saya bertanya mengapa? Mereka mengatakan bahwa perbuatan saya memberikan buku yang mesum, kotor dan tidak bermoral kepada orang yang mereka cintai adalah sebuah serangan terhadap kesucian mereka. Saya mengatakan tidak akan menyalahkan mereka atas reaksi keras tersebut. Tetapi bagaimana jika ajaran mesum dan perzinahan yang tidak bermoral tersebut diambil dari yang dinamakan "Kitab Tuhan", kitab suci Injil. "Tidak mungkin", mereka berseru dengan marah. Injil tidak berisi pornografi seperti itu! Buktikan! Mereka meminta!"<br />Saya bertanya, "Buku yang berada di tangan Anda, apakah itu Injil?" (Para penginjil selalu membawa sebuah Injil) "Ya!"jawabnya. "Bolehkah saya melihatnya?" Injil tersebut diberikan kepada saya. Saya membuka Kejadian pasal 19 dan menunjukkan ayat 30, saya meminta salah seorang dari mereka membacanya. Penginjil tersebut melihat ayat itu lalu "tersenyum menyeringai". Dia ingin mengalihkan permasalahan. Saya bertanya, "Ada apa, apakah itu bukan Firman Tuhan?", "Ya," jawab mereka tanpa berfikir lagi "tetapi ... tetapi ... " Namun ketika didesak, apa yang dibaca orang Kristen tersebut? Lihatlah salinan aktual dari kitab suci tersebut pada bagian bawah bab ini.<br />Kedua salinan tersebut berasal dari Versi King James (KJV). Anda akan melihat adanya sedikit variasi antara kedua salinan tersebut. Pada ayat 32 versi pertama dibicarakan anak-anak perempuan Lot (Nabi Luth) yang ingin "mempertahankan benih ayah kita," sementara pada versi kedua ditulis dengan "mempertahankan keturunan ayah kita," tetapi terjemahan Injil yang lebih modern berbicara terus terang. Mereka berbicara secara jujur dan terus terang:<br />"Pada malam itu mereka (kedua anak perempuan Lot) memberi ayah mereka (Lot) minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih tua berhubungan seksual dengannya ..."<br />Keesokan harinya berkatalah sang kakak kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; Sebaiknya malam ini kita beri dia minum anggur lagi; masuk1ah engkau untuk tidur dengan dia, sehingga masing-masing kita akan mempunyai anak dari ayah kita. Demikianlah pada malam itu juga mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu anak perempuan yang lebih muda berhubungan seksual juga dengan ayahnya; ...<br />Dengan cara ini mengandung kedua anak Lot itu dari ayah mereka. "<br />(Injil - Kejadian 19: 33-36) (Dari Good News Bible in Today's English)<br />Sebagai hasil dari hubungan haram dan perzinahan ini, kedua anak Lot masing-masing mendapatkan seorang anak yang terkenal dalam Injil sebagai nenek moyang Amon dan Moab, komunitas yang dijaga dan dilindungi secara khusus dalam "Kitab Tuhan". Bangsa Yahudi harus memusnahkan orang-orang Palestina tanpa kecuali, tetapi bagi keturunan Lot dari hasil perbuatan zinah, Tuhan mempunyai perlakuan khusus yang lunak:<br />"Tuhan berkata kepadaku (Musa). Pada hari ini engkau (bangsa Israel) akan berjalan melintasi perbatasan Moab, yakni Ar, maka engkau sampai ke dekat bani Amon. Janganlah melawan mereka dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apa pun dari negeri Bani Amon itu menjadi milikmu, karena Aku telah memberikannya kepada Bani Lot menjadi miliknya." (Injil - Ulangan 2: 18-19).<br />Bangsa Amon dan Moab tidaklah lebih baik dari sepupu Palestina mereka. Dalam pandangan Injil mereka hanyalah benih dari Lot, seorang keturunan zinah! Tanyakan kepada para penginjil, "Apa kandungan moral, pelajaran yang bisa dipelajari dari cerita mesum yang vulgar ini?" Jika tidak ada kandungan moral --dan memang tidak ada-- lalu mengapa Tuhan tidak mencela Lot atau mendatangkan syphillis, gonorrhoe atau AIDS kepadanya? Bahkan sebaliknya, keturunannya adalah bangsa yang diberkahi dalam pandangan Tuhan. Nilai moral bagaimana yang bisa Anda dapatkan?<br />Penegasan Seorang Psikolog<br />Dr. Vernon Jones, seorang psikolog Amerika yang ternama, melakukan eksperimen pada sekelompok anak sekolah yang usia dan status pendidikannya sama. Cerita tertentu dengan bias khusus diceritakan ke anak-anak tersebut. Kesimpulannya adalah, cerita-cerita ini membuat "perubahan kecil tetapi permanen pada karakter anak-anak ini, meski di dalam situasi kelas yang terbatas." Yang agak mengherankan, seorang penginjil Evangelist yang berpengaruh, Jimmy Swaggart, dalam bukunya tentang "Incest" (perzinahan) meratapi adanya perzinahan antara para ayah dan anak perempuannya yang telah mencapai proporsi yang endemik di USA. Ada sebuah hukum yang berlaku: secara fisik Anda adalah apa yang Anda makan dan secara moral dan mental Anda adalah apa yang Anda baca!<br />Sebelum melangkah lebih lanjut, bukalah Injil Anda pada Kejadian bab 19 ayat 30-36, dan beri bingkai ayat-ayat ini seperti Anda lihat pada bagian bawah bab ini, dan tulis pada bagian atas halaman tersebut dengan tulisan yang besar, dicetak tebal dan diberi garis bawah: "Perzinahan antara ayah dan anak perempuannya". Di bagian bawah halaman tersebut terdapat referensi berikutnya dalam topik: "Perzinahan antara ibu dan anak laki-lakinya Hal. ...?" dengan tipe ketebalan huruf yang sama.<br />Dapatkan referensi berikutnya dalam Injil Anda - Kejadian 35: 32, dan isikan dalam nomor halaman (seperti yang Anda lihat telah dilakukan) pada bagian bawah bab ini. Perhatikanlah nomor halaman yang berbeda-beda dalam Injil yang berbeda. Jadi yakinkan nomor halaman tersebut sebelum memberi nomor dalam Injil Anda.<br />Dengan Kejadian 35 dalam keadaan terbuka, beri bingkai ayat 22 seperti terlihat pada halaman 264 dan 265, dan tulis judul dalam huruf tebal: "Perzinahan antara anak laki-laki dan ibunya, " dan garis bawahi. Pada bagian bawah halaman tersebut, tulis: "Perzinahan antara mertua dan menantu perempuannya Hal. ...?" Lihat Kejadian 38 ayat 15-18 dan ulangi latihan memberikan nomor halaman dan membingkai ayat tersebut seperti yang telah Anda lakukan dalam 2 contoh sebelumnya. Kemudian kembali ke "Combat Kit" halaman 13 dan 14, dan selesaikan latihan menandai Injil Anda untuk menghadapi setiap "penginjil Kristen" yang mengetuk pintu Anda. Semakin baik persiapan Anda, maka penginjil tersebut akan menjadikan layang-layang sebagai pesawatnya.<br />Secara sekilas lihat kembali 2 halaman dibelakang (264 dan 265), dan judulnya: "Perzinahan antara Anak Laki-laki dan Ibunya."<br />Baca ayat 22 di sana. Kedua salinan tersebut berasal dari versi King James (KJV yang paling terkenal. Tipe yang lebih besar berasal dari KJV dalam "Revisi Utama Kelima"nya. Sesudah merevisi kitab tersebut lima kali, orang-orang Kristen masih menyebutnya versi King James (!). Bandingkan kedua salinan tersebut. Mereka mulai -"Dan terjadilah," dan "Dan maka terjadilah." Umat Kristen belum membebaskan diri mereka dari sindrom "Pada mulanya". Lihat The Choice jilid I, tentang penyakit abadi ini.<br />Terjemahan Modern Lebih Eksplisit<br />Kedua kutipan tersebut membicarakan- "Ruben pergi dan berbaring dengan Bilhah." Injil Katholik Roma versi Douay menggunakan pilihan kata yang berbeda, yaitu "Ruben pergi dan tidur dengan Bala," (maksudnya Bilhah). Tulisan yang berlainan ini tidak mengatakan kepada kita berapa usia Ruben. Tidak ada seorang pun yang heran mendengar seorang anak berusia 5 atau 10 tahun tidur dengan ibunya atau ibu tiririya, untuk menghangatkan diri. Versi "The New Century" dalam Injil Anak-anak Internasional (diterbitkan oleh "Word Bibles" Word (ITK) Ltd, Milton Keynes, Inggris) tidak menghendaki anak-anak Kristen menerka-nerka arti kata "berbaring" atau "tidur". Mereka bahkan mengeluarkan para penginjil dari kesulitan menerangkan kata-kata sederhana yang mereka sendiri ragu atas interpretasinya. Terjemahannya adalah -"Ruben melakukan hubungan seksual dengan seorang budak wanita Israel yang bernama Bilhah."<br />Dapatkah mereka menyatakannya dalam bentuk yang lebih sederhana bagi "para penganut kelahiran kembali" yang tidak pernah menjadi dewasa?<br />Dari 12 anak Yakob, Ruben adalah "anak pertama", putra tertua, yang dalam usianya yang sebaik-baiknya, memperkosa ibunya! Meski disebut "budak wanita" atau "gundik", dia adalah istri ayahnya, (dan istri ayah Anda adalah seorang ibu dalam definisi apa pun).<br />"Istri" dan "gundik" adalah istilah yang sinonim dalam Injil. Periksa dalam Injil Anda di rumah:<br />(a) Ibrahim mengambil pula seorang istri, namanya Ketura. (Injil - Kejadian 25: 1)<br />Kitab Kejadian dikenal sebagai kitab pertama Musa Alaihis salam. Tuhan Yang Maha Kuasalah yang dianggap telah mendiktekan kelima kitab Taurat Yahudi yang sekarang diterima oleh semua umat Kristen sebagai Firman Tuhan. Pada kitab pertama dari lima kitab ini, Tuhan Yang Maha Kuasa mengatakan kepada Musa Alaihis-salam bahwa "istri" ketiga dari temannya, Ibrahim Alaihis-salam adalah Keturah, dua yang sebelumnya adalah Sarah dan Hajar. Jika Tuhan Musa Alaihis salam sendiri mengetahui bahwa Keturah sebagai "istri" Ibrahim, lalu siapa yang mempunyai keberanian menentang-Nya dan mencemarkan nama Keturah? Tetapi "beberapa penulis yang "tidak diketahui" dari kitab 1 Tawarikh, bab satu, ayat 32, berani mengubah kata-kata yang didiktekan Tuhan kepada Musa Alalhis-salam dari "Istri" menjadi "Gundik", kecuali jika yang dimaksud sama. Sebaliknya, penginjil seharusnya mengetahui bahwa masih terdapat kontradiksi yang lain di dalam Injil. Lihat pada indeks "Combat Kit" dalam kontradiksi dalam injil dan tambahkan point ini dalam daftar Anda.<br />________________________________________<br />Perzinahan antara Ayah dengan Anak Perempuannya<br />[30] Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. [31] Kata kakak-nya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. [32] Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita. [33] Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. [34] Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." [35] Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur; lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. [36] Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.<br />Perzinahan Antara Anak Laki-laki dengan Ibunya<br />[22.a] Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal ini kepada Israel.<br />[1 Tawarikh 1:32] Keturunan Ketura, gundik Abraham: perempuan itu melahirkan Zimran, Yokasan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Anak-anak Yoksan ialah Syeba dan Dedan.<br />[Kejadian 25:1] Abraham mengambil pula seorang istri, namanya Ketura.<br />Gundik: Lihat, istri dan gundik adalah istilah yang sinonim dalam Injil. Jika tidak, itu sebuah kontradiksi<br />PENGUJIAN WAHYU<br /><br />Misionaris Kristen sangat gemar mengulang ayat berikut dari tulisan Paulus. Karya Paulus paling banyak dibanding semua penulis Injil lainnya. Paulus menulis lebih dari 50% kitab dan surat-surat Perjanjian Baru. Tepatnya 14 dari 17! Dalam wahyu yang diakuinya sendiri dia berkata,<br />"Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (Injil - 2 Timotius 3: 16-17).<br />Ini adalah surat pribadi kedua dari Paulus kepada Timotius (muridnya). Ingatkah Anda bahwa Paulus menasihatkan Timotius dalam suratnya yang pertama - "Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah." (1 Timotius 5: 23)? Sekarang Paulus memberikan Timotius nasihat spiritual yang lebih penuh harapan, dan dapat diadaptasikan lebih luas untuk para pendengar.<br />Tetapi siapakah Timotius? Dia direkrut untuk menolong Paulus dalam misi yang ditunjuknya sendiri. Dia adalah anak dari ayah seorang Yunani dan ibu seorang Yahudi, sehingga sesuai hukum Yahudi, Timotius adalah seorang Yahudi. Tetapi dia seorang Yahudi yang tidak dikhitan. Agar membuatnya "halal", Paulus mengharuskan Timotius berkhitan (Kejadian 16: 3).<br />Dalam ayat tersebut, Paulus menasihatkan Timotius masalah "kitab suci Injil". Injil yang dijadikan acuan oleh Paulus bukanlah salah satu yang kemudian dikenal sebagai "Injil Matius" atau "Injil Lukas" atau "Injil Yohanes". Semua Injil ini belum ada dan baru dibuat beberapa dekade dan abad kemudian. Paulus tidak mempunyai pengetahuan tentang kitab-kitab tersebut. Paulus memberi Timotius "Kitab Suci" yang sudah dikenalnya sejak "masa kanak-kanak" Kitab orang Yahudi seperti yang terdapat dalam Perjanjian Lama. (Lihatlah hal tersebut pada 2 Timotius 3: 15).<br />Karena ayat 16 yang sedang didiskusikan ini digunakan dengan luas oleh para misionaris Kristen untuk membuktikan kebenaran Injil secara keseluruhan, kita akan menggunakannya sebagai sebuah uji kasus.<br />Ayat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa jika setiap tulisan berasal dari Tuhan, dia akan bermanfaat untuk:<br />1. Doktrin: Pengajaran<br />2. Teguran: Untuk menghukum, memarahi, untuk menunjukkan kepada umat apa yang salah dalam hidup mereka.<br />3. Koreksi: Berguna untuk memperbaiki kesalahan.<br />4. Instruksi kepada kebenaran: untuk melatih dan mengajarkan kita bagaimana hidup secara benar.<br />Menurut saya, empat judul katagori Firman Tuhan di atas adalah sangat beralasan. Saya telah menanyakan umat Kristen apakah mereka dapat menemukan judul kelima untuk katagori Firman Tuhan, dan berdasarkan pengalaman tidak pernah saya peroleh judul yang sesuai. Kita akan biarkan seperti itu. Sekarang marilah kita kembali ke pasal 38 dari kitab kejadian yang terkenal itu untuk menganalisanya. Sangat penting untuk membaca dengan teliti keseluruhan pasal tersebut sehingga tidak seorang Misionaris pun pernah dapat menuduh Anda membaca Injil di luar konteks.<br />Apakah konteksnya? Lima ayat yang pertama berbicara tentang Yehuda dan tiga orang saudara kandungnya. Yehuda adalah ayah bangsa Yahudi yang darinya kita turunkan kata "Judea" dan "Judaism." Juga Juda (bahasa Ibrani: Huda; juga bahasa Arab). Huda menjadi Hudi dan Yahudi, berarti bangsa Yahudi.<br />Yehuda mempunyai tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan Syela. Anak yang pertama menikah dengan seorang wanita yang bernama Tamar. Tetapi ayat tujuh menulis kematian Er yang terlalu cepat.<br />"Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia." (Injil - Keja-dian 38: 7).<br />Berdasarkan standar yang ditetapkan dalam 2 Timotius 3: 16 untuk menguji apakah tulisan tersebut berasal dari Tuhan, tanyakanlah teman misionaris kita: dalam judul apa ayat ini akan ditempatkan? Di bawah<br />1. Doktrin,<br />2. Teguran,.<br />3. Koreksi,<br />4. Instruksi kepada kebenaran(?).<br />Teman kita tersebut tidak akan kesulitan mendapatkan jawaban yang benar, "teguran!" Pelajaran yang didapat adalah jika kita melakukan sesuatu yang jahat dalam pandangan Tuhan, Dia akan menghancurkan kita. Itulah kandungan moralnya; itulah pelajarannya!<br />Dalam Kejadian 38: 8 dikatakan bahwa seorang tua bernama Yehuda mengatakan kepada anak keduanya, Onan, untuk menikah dengan janda almarhum kakaknya agar mendapatkan seorang anak darinya untuk meneruskan nama almarhum kakaknya, karena dia meninggal tanpa mempunyai anak. Dalam bangsa Yahudi nama seseorang tidak boleh hilang.<br />Di dalam Injil tertulis:<br />"Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: 'Hampirilah istri kakakmu itu (maksudnya, lakukanlah hubungan seksual dengannya), dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu'.<br />Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti (anak tersebut tidak akan membawa namanya);<br />Sebab itu setiap kali ia menghampiri istri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.<br />Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia juga." (Injil - Kejadian 38: 8-10)<br />Tuhan membunuh Onan atas rasa irinya. Dia tidak menghendaki nama almarhum kakaknya terus hidup sebagaimana yang dikehendaki hukum. Tanyakanlah kepada para penginjil, di bawah judul yang mana akan diletakkan perbuatan Tuhan tersebut? Di bawah: Doktrin? Teguran? Koreksi? Atau Instruksi kepada kebenaran?<br />Jawabannya seperti yang sebelumnya, yaitu "teguran!" Masalah ini tidak membebani pikirannya.<br />Saya harap Anda telah membingkai ayat 15-18 seperti yang diinstruksikan pada halaman 21. Pasal yang pendek ini, Kejadian 38, adalah bagian pornografi yang paling mesum dalam sebuah "Kitab Tuhan". Setelah membacanya berkali-kali, buatlah catatan.<br />Yehuda memulangkan menantunya, Tamar, ke rumah orang tuanya dengan janji jika anaknya yang ketiga, Syela, sudah cukup dewasa untuk menikah, dia akan memanggilnya untuk memenuhi tugasnya memberi Tamar seorang bayi untuk mengekalkan nama almarhum suaminya, Er.<br />Yehuda adalah orang yang percaya kepada takhayul. Dia telah kehilangan dua orang anak laki-lakinya karena Tamar, menantunya, dan dia tidak berani mengambil resiko kehilangan anak yang tinggal satu-satunya, Syela, Yehuda ketakutan "Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya itu." (Injil - Kejadian 38: 11).<br />Syela telah dewasa dan mungkin telah siap menikah, tetapi ayahnya tidak memanggil Tamar untuk menikah dengan Syela sehingga Tamar dapat mengandung seorang anak yang membawa nama almarhum suaminya.<br />Tamar ingin balas dendam atas kelalaian Yehuda melakukan tugasnya. Dia mendapat kabar bahwa mertuanya sedang pergi ke Timna untuk mencukur dombanya. Tamar merencanakan untuk mencegat Yehuda. Dia pergi dan duduk di tepi jalan, mengetahui dalam hatinya bahwa laki-laki tua tersebut tidak akan pernah melewatinya tanpa menegurnya. Begitulah, Yehuda melihat Tamar dan mengira dia adalah seorang Wanita Tuna Susila, seorang pelacur. Lalu berkata kepadanya (Tamar),<br />".... 'Marilah, aku mau menghampiri engkau,' (sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku'..." (Injil - Kejadian 38: 16).<br />Pada saat itu orang-orang tidak membawa uang tunai atau kartu kredit, sehingga Yehuda berkata akan mengirim kepada Tamar seekor anak kambing setelah dia berhubungan seksual dengannya. Tamar bukanlah seorang yang dapat terbuai oleh ucapan tersebut. Dia mempunyai rencana utama, yang telah dipikirkan dan dilakukan secara baik. Dia menawar, "Apakah jaminannya bahwa anak domba tersebut akan dikirim?" "Apa jaminan yang Anda inginkan?", tanya Yehuda. "Cincin dan gelang Anda (masyarakat pada masa itu biasanya menggunakan gelang pada pergelangan tangannya) dan tongkat yang Anda pegang saat ini." Laki-laki tua tersebut menyerahkan barang-barang yang diminta dan berhubungan seksual dengan menantunya. Dari hubungan ini Tamar mengandung. (Jangan lupa bahwa Er dan Onan gagal membuat Tamar mengandung).<br />Dalam masa tiga bulan; kehamilannya semakin tampak. Gunjingan mulai menyebar. Berita Tamar telah "melakukan pelacuran dan mengandung anak dari perbuatan tersebut" sampai kepada Yehuda. Yehuda sekarang mempunyai alasan untuk marah terhadap Tamar Dia memerintahkan, "Bawa dia keluar (perempuan jalang tersebut), dan bakar dia." Sebelum ini dia adalah perempuan yang jahat (Yehuda kehilangan dua anak laki-laki karena Tamar). Sekarang dia adalah seorang perempuan jalang dan patut dibakar hidup-hidup!<br />Tamar lebih cerdik dari yang dibayangkan Yehuda. Sebelum mertuanya melakukan hal tersebut, dia mengirim cincin, kalung dan tongkat, melalui seorang pelayan dan sebuah permohonan agar Yehuda mencarikan orang yang bertanggung jawab atas kehamilannya. Tamar berkata, "Bersama laki-laki yang memiliki barang-barang ini, saya saat ini mengandung." Yehuda mengenali barang-barang miliknya dan berkata,<br />".... 'Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku yang masih hidup'. Dan dia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu." (Injil - Kejadian 38: 26).<br />Sembilan bulan setelah hubungan seksual di Timna antara Yehuda (seorang mertua) dan Tamar (menantunya sendiri), bidan berjaga-jaga di sisi tempat tidur Tamar. Dari ukuran perutnya, dia memperkirakan Tamar mengandung anak kembar Dan berdasarkan hukum Musa Alaihis-salam, dia harus sangat berhati-hati dalam memberi tanda "anak pertama". Jika wanita melahirkan anak kembar yang identik dan jika tidak hati-hati dalam memberi tanda kepada anak pertama, maka ditakutkan adanya ketidakadilan, karena anak pertama menerima bagian yang terbesar dari warisan ayahnya.<br />Ketika Tamar melahirkan, salah seorang bayi tersebut ditarik tangannya dan perawat mengikatkan sebuah benang merah tua untuk menandakan bahwa "Inilah bayi yang pertama lahir!" Tetapi hal ini terlalu sensitif untuk amak yang baru lahir, sehingga dia dengan cepat menarik tangannya ke dalam kehangatan ibunya, dan menyaksikan adik laki-lakinya lahir, dan bidan berseru,<br />"...'Alangkah kuatnya engkau menerobos keluar; maka anak itu dinamai Peres. Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah." (Injil - Kejadian 38: 29-30).<br />Peres adalah sebutan untuk orang yang melompati antrian, seorang yang telah membuat orang lain keluar dari gilirannya, dan Zerah berarti "merah" dalam bahasa Ibrani karena dia memiliki benang merah pada tangannya.<br />Pertanyaannya adalah, Apa kandungan moral dari seksologi Injil pada pasal 38 kitab pertama yang terkenal ini? Tuhan membunuh Er: Pelajaran yang kita dapatkan adalah "teguran!"<br />Tuhan membunuh Onan: Lagi-lagi pelajarannya adalah "teguran!"<br />Sekarang Yehuda melakukan perbuatan zina dengan Tamar dan mendapatkan anak haram yang kembar yang kemudian dianugrahi menjadi nenek moyang satu-satunya "anak Tuhan!" Apa kandungan moralnya? Tidak ada, maka berarti tidak bermoral!<br />Di bawah judul apa Anda akan menempatkan cerita mesum ini? Apakah?<br />1. Doktrin ?<br />2. Teguran ?<br />3. Koreksi ?<br />4. Instruksi kepada kebenaran?<br />(Injil - 2 Timotius 3: 16-17)<br />Jika kita tidak dapat memasukkan cerita mesum ini di bawah 4 judul tersebut dalam sebuah kitab Tuhan, maka kita terpaksa membuat judul kelima. Judul kelima yang tepat adalah - Pornografi.<br />Yehuda, Bapak bangsa Yahudi (darinya diturunkan kata-kata - Jew, Judaism, Judea, dll), dan Tamar (menantunya) serta keturunannya yang haram --Peres dan Zerah-- diabadikan perbuatan haramnya di dalam yang dinamakan Kitab Tuhan:<br />"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Ibrahim. Ibrahim memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub. Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar ..." (Injil - Matius 1: 1-3).<br />Di dalam setiap Injil yang menyediakan referensi silang, dimana kalimat "Yehuda memperanakkan peres dan Zerah dari Tamar" disebutkan, catatan marginal menunjuk ke Kejadian pasal 38 dengan kemesumannya secara terperinci.<br />Onan juga mempunyai label yang "termahsyur" (termahsyur keburukannya!). Setiap kamus terkenal mengabadikan perbuatan seksual yang tidak wajar akibat iri hati dalam judul - Onanisme. Dosa Onan; Coitus interruptus (berasal dari Onan, anak laki-laki Yehuda - Kejadian 38: 9).<br />Anak Tuhan atau Anak Roh Kudus!<br />Umat Kristen dalam semangat yang besar untuk memproduksi sebuah silsilah bagi Tuhannya, telah menemukan dua silsilah, sebuah oleh Matius dan yang lainnya oleh Lukas. Di antara dua daftar leluhur Yesus ini mereka memberinya enam puluh enam ayah dan kakek. Dari kedua daftar ini tidak ada nama yang identik, kecuali Yusuf (tukang kayu) yang tidak ada jalan lain disebut sebagai ayah Yesus Kristus, seperti yang dikatakan Matius kepada kita:<br />".... Ternyata ia (Maria) mengandung dari ROH KUDUS, sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri ... malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: 'Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." (Injil - Matius 1: 18-20).<br />Matius, dalam ketiga ayat tersebut menegaskan dua kali bahwa Roh Kudus-lah yang menyebabkan Mariam hamil. Dengan definisi yang kita ketahui bahwa dalam setiap bahasa di dunia seorang yang bertanggung jawab menghamili seorang wanita adalah ayah sebenarnya dan bukan yang dianggap ayah. Dari sini, berdasarkan pernyataan yang tegas dari Matius, Roh Kudus adalah ayah yang sebenarnya dari Yesus dan bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dunia Kristen harus meninjau ulang teologi mereka dengan menyebut Tuhan, sebagai Anak Roh Kudus dan BUKAN Anak Tuhan.<br />PORNOGRAFI<br /><br />Semua Referensi ini Berasal dari Kitab Suci Injil<br />1. Hubungan Seks Antara Ayah dan Dua Orang Anak Perempuannya: Malam-malam kedua anak perempuan Nabi Lot menggoda ayah mereka yang mabuk dan mendapatkan anak darinya. (Injil - Kejadian 19: 30-36).<br />2. Anak laki-laki Berhubungan Dengan Ibunya: Ruben anak laki-laki tertua dari Yakub, pada saat ayahnya tidak ada, berhubungan seksual dengan istri ayahnya dan Israel (nama lain Yakub) mendengarnya. Adegan ini dilaporkan kepadanya, tetapi dia tidak memarahi atau memukul anaknya atas kelakuan tersebut. Tuhan juga tidak memberikan sebuah kata celaan pun kepadanya. (Injil-Kejadian 35: 22).<br />3. Yehuda Melakukan Perzinahan Dengan Menantu Perempuannya: Dia dengan segera menjadi hamil dan memberikan anak haram yang kembar yang kemudian menjadi nenek moyang Yesus Kristus. Ini berarti Tuhan memberi penghargaan kepada Yehuda dan keturunannya. (Injil -Kejadian 38: 15-30).<br />4. Amnon, Salah Seorang Putra Nabi Daud Memperkosa Saudara Perempuannya: "Seorang anak laki-laki yang mulia dari seorang ayah yang mulia" berdasarkan Injil yang "Suci", Amnon dengan sebuah tipu daya yang hebat memperkosa saudara perempuannya Tamar dan Tuhan tidak menghukum atau menegurnya. (Injil - 2 Samuel 13: 5-14)<br />5. Putra Daud Yang Lain Memperkosa Ibunya (10 kali berurutan). Absalom membentangkan sebuah kemah di atas Sotoh dan membaringkan 10 istri (gundik) ayahnya dan memperkosa mereka semuanya satu per satu, 'di depan mata seluruh Bani Israel.' (Injil - 2 Samuel 16: 21-23).<br />6. Yerusalem (Orang Yahudi) Pelacur Yang Tidak Pernah Puas Tidak bangsa Asyur, Babylonia atau Mesir pernah dapat memuaskan pelacur Yahudi tersebut. Pelacur-pelacur lain dibayar oleh klien mereka atas pelayanan yang diberikan tetapi pelacur ini membayar klien mereka agar dilayani. "Dia membentangkan kakinya untuk setiap orang yang lewat!" (Injil - Yehezkiel 16: 23-24).<br />7. Dua Orang Perempuan Bersaudara Berkompetisi Satu Sama Lain Dalam Prostitusi. "Bagi kegemarannya terhadap kekasih-kekasihnya yang auratnya seperti aurat keledai dan emisinya seperti emisi kuda." (Injil - Yehezkiel 23: 1-35)<br />Jika cuplikan kecil ini tidak memuaskan Anda, maka bukalah pasal-pasal dan ayat-yat Injil berikut ini di rumah. Jangan lupa untuk menandainya dengan warna merah agar mudah dijadikan referensi.<br />• "Dia memegang dan menciumnya ...<br />"Marilah kita memuaskan birahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, ..." (Injil - Amsal 7: 7-22)<br />• Berkata wanita tersebut: "Rajaku sedang berbaring di dipannya ..."<br />'Kekasihku mempunyai penciuman dari Myrrh sewaktu dia berbaring pada buah dadaku." ( Injil - Kidung Agung 1: 12-13).<br />• Di atas ranjangku pada malam hari kucari jantung hatiku.<br />"... ketika saya menemuinya ... Kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia kerumah ibuku, ke kamar di mana aku lahir." (Injil - Kidung Agung 3: 1-4)<br />• "Lihatlah, cantik engkau, manisku<br />bibirmu bagaikan seutas pita kirmizi ...<br />buah dadamu seperti anak rusa ...<br />Lingkar pahamu seperti permata ...<br />... Saya berkata, 'Saya akan memanjat pohon palem ...<br />Oh, buah dadamu seperti sekelompok anggur'. "(Injil - Kidung Agung 4: 1-7).<br />• "Dan Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal (seorang Wanita Tuna Susila), dan dia menghampirinya (melakukan hubungan seksual dengan-nya). "(Injil - Hakim-hakim 16: 1).<br />George Bernard Shaw, pemikir dan dramawan besar Inggris, sewaktu membaca Kitab Suci Injil dengan teliti mengatakan bahwa kitab tersebut adalah "Kitab yang paling berbahaya di bumi. Jaga kitab tersebut dalam keadaan terkunci: larang anak-anak Anda membacanya."<br />Dan majalah The Plain Truth, sebuah terbitan "World Church of Tomorrow," dalam salah satu artikelnya mengatakan, "Banyak badan sensor akan memberi Injil rating X."<br />Kepada Anda sekalian yang hendak mempelajari Injil secara mendalam, sangat direkomendasikan agar Anda menguasai bagian kedua dari buku ini, dengan judul Combat Kit yang merupakan senjata mematikan melawan para penginjil.<br />Pengenalan Sampul Depan<br />Jika Anda serius melakukan da'wah dan menantang usaha-usaha umat Kristen yang mengajak masuk seorang Muslim, maka dapatkan salinan "Combat Kit" dalam versi ukuran kantung, secara gratis.<br />Untuk memperoleh keuntungan maksimal dari salinan manual ini Anda membutuhkan sebuah Injil. Jangan tunda-tunda dapatkan segera dan lekatkan secara permanen salinan "Combat Kit" Anda di dalam bagian dalam sampul depan Injil tersebut dan ikuti instruksi pada halaman berikut.<br />APA YANG DIKATAKAN MEREKA<br /><br />PENGAKUAN UMAT KRISTEN<br />Dr. W Graham Scroggie dari Moody Bible Institute, Chicago, adalah salah seorang penginjil yang paling dihormati di dunia, ia menjawab pertanyaan, "Apakah Injil Merupakan Firman Tuhan?" (juga judul bukunya), di bawah judul: Bersifat Manusia, Juga Bersifat Ketuhanan, dikatakan pada halaman 17:<br />"Benar, Injil adalah bersifat manusia, meski beberapa orang yang tidak berdasarkan pengetahuan, telah mengingkari hal ini. Kitab-kitab itu telah melalui pikiran manusia, ditulis dalam bahasa manusia, dengan tangan manusia, dan mengandung gaya karakteristik manusia." (Ditambah penekanan).<br />Salah seorang Kristen terpelajar lainnya, Kenneth Cragg, Uskup Anglican dari Yerusalem, berkata dalam bukunya "The Call of the Minaret" pada halaman 277:<br />"Tidak begitu dengan Perjanjian Baru ... Terdapat penyingkatan dan editing, terdapat pilihan, reproduksi dan pembuktian. Di balik penulis Kitab tersebut terdapat pemikiran Gereja. Kitab tersebut mewakili pengalaman dan sejarah."<br />Jika setiap kata mempunyai arti, apakah perlu kita menambahkan kata lain sebagai komentar untuk membuktikannya? Tidak! Tetapi para pendakwah profesional, setelah membuka rahasia, masih mempunyai keberanian untuk mencoba meyakinkan pembacanya bahwa mereka telah membuktikan di balik bayang-bayang keraguan bahwa Injil adalah "Firman Tuhan yang tak dapat dibantah lagi." Permainan tata bahasa --berdalih, dan bermain dengan kata-kata-- menakjubkan!<br />Kedua Doktor Teologi ini mengatakan kepada kita dalam bahasa yang sejelas mungkin bagi manusia bahwa Injil adalah pekerjaan tangan manusia, sementara semuanya menganggap mereka sedang membuktikan yang sebaliknya. Seorang Arab mengatakan: "Jika yang seperti itu adalah para pendeta, Tuhan memberkati jamaah tersebut."<br />Dengan omongan bodoh semacam ini, para penginjil "diberi inspirasi" untuk mengganggu "orang-orang kafir". Seorang mahasiswa teologi belum dikualifikasikan sebagai penginjil muda dari Universitas Witwatersrand, menjadi seorang yang sering mengunjungi Masjid Newtown di Johannesburg, dengan pemikiran "kesaksian mulia" untuk para anggota jemaahnya. Ketika diperkenalkan kepadanya; (dan telah memahami maksudnya), saya mengundangnya makan siang di kediaman kakak saya --letaknya dekat dari Masjid. Saat mendiskusikan keaslian Injil selama makan dan merasakan kekeraskepalaan dogmanya, saya menyelidiki: "Professor Anda yang bernama Geyser (kepala jurusan teologi) tidak percaya bahwa Injil adalah Firman Tuhan." Tanpa terlihat terkejut sedikitpun dia menjawab, "Saya tahu." Saat ini secara pribadi saya tidak mengetahui keyakinan profesor tersebut tentang Injil. Saya hanya mengasumsikan dari kontroversinya tentang "Ketuhanan Kristus". Dia telah mengangkat isu tersebut dengan penganut ortodoks beberapa tahun yang lalu. Kemudian saya melanjutkan, berkata, "Dosen Anda tidak percaya bahwa Injil adalah Firman Tuhan." Anak muda tersebut memberi respon lagi, "Saya tahu," tapi kali ini dia meneruskan dengan kata-kata, "tetapi saya percaya bahwa Injil adalah Firman Tuhan!" Tidak ada obat yang mujarab untuk orang seperti itu. Bahkan Yesus meratapi keadaan ini:<br />"... Sekalipun melihat, mereka tidak melihat; dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti." (Injil - Matius 13: 13).<br />Al-Qur'an, kitab suci Tuhan, juga menyalahkan mental seperti ini:<br />"Mereka tuli; bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)." (Al-Qur'an - Al-Baqarah (2): 18).<br />Tulisan ini ditujukan bagi siapa saja yang memiliki jiwa yang tulus, yang benar-benar tertarik mencari Cahaya Tuhan, dan ingin dibimbing oleh-Nya. Bagi yang lain, dengan jiwa yang berpenyakit, fakta-fakta yang diberikan ini hanya dapat menambah penyakit di dalam hatinya.<br />SIKAP UMMAT ISLAM<br /><br />Orang-orang Kristen yang Sombong<br />Tak akan pernah Anda temui seorang misionaris, apakah itu Katholik, Protestan, atau salah seorang dari seribu satu sekte dan golongan Kristen, yang tidak, secara umum, mensyaratkan bahwa orang yang menjadi sasaran misi da'wahnya harus menerima "Injil"-nya sebagai kitab terakhir dalam setiap opini keagamaan. Satu-satunya jawaban yang dimiliki orang itu (sasaran misionaris) adalah, mengutip ayat-ayat Injil yang bertentangan dengan para misionaris atau mendebat penafsiran mereka.<br />Pertanyaan yang Mantap<br />Ketika seorang Muslim membuktikan suatu masalah dari kitab Injil milik umat Kristen, dan ketika seorang pendeta profesional tidak dapat menyangkal argumen-argumen tersebut --cara umat Kristen mengelak adalah dengan pertanyaan-- "Apakah Anda menerima Injil sebagai firman Tuhan?" Dalam menghadapi hal itu, pertanyaannya terlihat mudah, tetapi jawaban sederhana "Ya" atau "Tidak" tidak dapat diberikan sebagai jawaban. Pertama kali seseorang harus menerangkan posisinya. Tetapi orang Kristen tersebut tidak akan memberikan kesempatan tersebut. Dia menjadi tidak sabar. "Jawab - 'Ya atau Tidak!" dia memaksa. Bangsa Yahudi melakukan hal yang sama terhadap Yesus 2000 tahun yang lalu.<br />Pembaca dengan segera menyetujui bahwa sesuatu tidaklah selalu hitam atau putih. Di antara keduanya ada ber-jenis jenis bayangan abu-abu. Jika Anda mengatakan "Ya" untuk pertanyaan ini, itu berarti Anda siap menelan mentah-mentah semuanya, dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu. Jika Anda memberi tanggapan dengan mengatakan "Tidak", dengan cepat ia melepaskan diri dari fakta-fakta yang Anda sajikan, dan mengumpulkan dukungan dari teman-teman-nya dengan: "Lihatlah, orang ini tidak percaya terhadap Injil! Apa haknya menjelaskan kasusnya dari kitab kita?" Dengan tipe argumen seperti ini ia tertolong menghindari isu tersebut. Apa yang harus dilakukan oleh seorang Mubaligh? Ia harus menjelaskan posisinya berhadapan dengan Injil, sebagaimana seharusnya.<br />Tiga Tingkat Pembuktian<br />Sebagai orang Islam, kita tanpa keraguan mengakui bahwa dalam Injil ada tiga jenis kesaksian berbeda yang dapat dikenali tanpa memerlukan pelatihan khusus apapun, yaitu:<br />• Di dalam Injil Anda dapat mengenali apa yang mungkin digambarkan sebagai "Firman Tuhan".<br />• Anda juga dapat melihat apa yang digambarkan sebagai "Perkataan Nabi Tuhan".<br />• Dan Anda akan mengamati bahwa Injil adalah catatan dari para saksi yang melihat atau yang mendengar, atau tulisan seseorang berdasarkan cerita orang. Yang seperti itu adalah "Perkataan Sejarawan".<br />Anda tidak perlu mencari contoh-contoh dari berbagai jenis bukti yang berbeda di dalam Injil. Kutipan berikut akan memperjelas hal tersebut:<br />Tipe pertama:<br />• "Aku akan membangkitkan seorang Nabi bagi mereka . . . Aku akan menaruh Firman Ku . . . dan ia akan mengatakan kepada mereka segala apa yang Ku perintahkan kepadanya." (Injil - Ulangan 18: 18).<br />"Aku, Akulah Tuhan, dan tidak ada juru selamat selain daripada-Ku." (Injil - Yesaya 43: 11).<br />• "Berpalinglah kepada Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Aku-lah Allah dan tidak ada yang lain." (Injil - Yesaya 45: 22).<br />Perhatikan kata ganti orang pertama (yang diberi tekanan) dalam referensi di atas, dan tanpa kesulitan Anda akan menyetujui bahwa redaksi pernyataan tersebut sepertinya layak sebagai firman Tuhan.<br />Tipe kedua:<br />• "... Yesus berseru dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (artinya: Allah Ku, Allah Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?...." (Injil - Matius 27: 46).<br />• "Jawab Yesus kepadanya, 'Hukum yang utama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang Esa'... " (Injil - Markus 12: 29).<br />• "Jawab Yesus kepadanya: 'Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain daripada Allah saja'..." (Injil - Markus 10: 18).<br />Bahkan seorang anak kecil pun dapat menegaskan bahwa: Yesus "berseru," Yesus "menjawab," dan Yesus "berkata," adalah perkataan dari orang yang dijadikan utusan-Nya, yaitu perkataan Nabi Tuhan.<br />Tipe ketiga:<br />"Dan dari jauh, Ia (Yesus) melihat pohon Ara yang sudah berdaun. Ia (Yesus) mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia (Yesus) mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia (Yesus) tiba disitu, Ia (Yesus) tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, ..." (Injil - Markus 1 1: 13).<br />Kesaksian tipe ketiga ini banyak terdapat di dalam Injil, yaitu kata-kata orang ketiga. Perhatikan kata ganti kepunyaan yang telah diberi penekanan, itu semua bukanlah Firman Tuhan atau Perkataan Nabi-Nya, tetapi "perkataan sejarawan".<br />Amatlah mudah bagi seorang muslim membedakan ketiga tipe redaksi dari bukti di atas, karena semua itu juga terdapat dalam kepercayaannya. Dibanding pengikut agama lain, seorang muslim paling beruntung karena berbagai macam catatan tersebut terdapat dalam kitab yang terpisah!<br />Pertama: Tipe pertama --Firman Tuhan-- ditemukan dalam kitab yang disebut Kitab Suci Al-Qur'an.<br />Kedua: Tipe kedua --Perkataan Nabi Tuhan--, (Mu-hammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) dicatat di dalam kitab yang disebut Hadits.<br />Ketiga: Bukti tipe ketiga ini berlimpah-limpah jumlahnya dalam berbagai buku sejarah Islam yang berbeda, beberapa ditulis oleh orang-orang berpengetahuan yang dapat dipercaya, dan yang lainnya ditulis oleh orang-orang yang kurang dapat dipercaya, tetapi umat Islam dianjurkan menyimpan kitab-kitab tersebut dalam buku yang terpisah!<br />Umat Islam menjaga ketiga tipe tersebut secara terpisah, sesuai tingkatan sumbernya, dengan tidak menyamakannya. Sebaliknya, Injil berisi campuran berbagai literatur, yang berisi hal-hal yang memalukan, mesum dan cabul --semua dalam sampul yang sama. Seorang Kristen terpaksa mengakui persamaan spiritual terhadap semuanya, dan ini menyebabkannya menjadi tidak beruntung.<br />BERBAGAI VERSI INJIL<br /><br />Sekarang akan lebih mudah bagi kita menganalisa pernyataan seorang Kristen tentang kitab sucinya.<br />Memisahkan Gandum dari Bedak<br />Sebelum kita memeriksa dengan teliti berbagai versi, mari kita perjelas keyakinan kita berkaitan dengan kitab Tuhan. Apa maksud sebenarnya ketika kita menyatakan beriman kepada Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an? Kita semua mengetahui bahwa Al-Qur'an adalah Firman Tuhan yang sempurna, diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam kata demi kata, melalui perantara Malaikat Jibril, dan benar-benar dijaga serta dilindungi dari kerusakan yang dibuat manusia selama lebih dari 1400 tahun! Bahkan pengkritik Islam dengan segan telah menjamin kemurnian kitab suci Al-Qur'an tersebut: "Di dunia ini mungkin tidak ada kitab lain yang teksnya tetap murni selama dua belas abad (sekarang empat belas)." - (Sir William Muir).<br />Taurat yang diyakini umat Islam bukanlah "Taurat" orang-orang Yahudi dan Kristen, meski tulisannya --yang satu bahasa Arab, dan yang lainnya bahasa Ibrani-- sama. Kita percaya bahwa apapun yang diajarkan Musa Alaihis-salam kepada pengikutnya, adalah wahyu Tuhan, tetapi Musa bukanlah pembuat kitab-kitab tersebut seperti yang diatributkan kepadanya oleh orang-orang Yahudi dan Kristen.<br />Kita juga percaya bahwa Zabur adalah wahyu Tuhan yang diberikan kepada Nabi Daud Alaihis-salam, tetapi Mazmur yang saat ini diasosiasikan dengan namanya bukanlah wahyu tersebut. Umat Kristen sendiri tidak berkeras mengatakan bahwa Daud adalah satu-satunya pembuat Mazmur.<br />Bagaimana dengan Injil? Injil berarti "Gospel (ajaran)" atau "berita baik" yang diajarkan Yesus Kristus selama masa tugasnya yang singkat. Penulis "Gospel" sering menyebutkan Yesus melakukan dan mengajarkan ajaran tersebut (Injil):<br />1. "Demikianlah Yesus berkeliling ... memberitakan Injil... serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan." (Injil - Matius 9: 35).<br />2. "... barangsiapa kehilangan nyawanya karena aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya." (Injil - Markus 8: 35).<br />3. "... memberitakan Inji1...." (Injil - Lukas 20: 1 ).<br />Injil adalah kata yang sering digunakan, tetapi Injil yang bagaimanakah yang diajarkan Yesus? Dari 27 kitab Perjanjian Baru, hanya sedikit yang dapat diterima sebagai perkataan Yesus. Umat Kristen bangga dengan Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, tetapi tak ada sebuah pun Injil Yesus! Dengan tulus kita meyakini bahwa segala sesuatu yang diajarkan Yesus berasal dari Tuhan. Itulah Injil, berita baik dan petunjuk dari Tuhan untuk bani Israil. Dalam seluruh hidupnya Yesus tidak pernah menulis sebuah kata pun, dan juga tidak memerintahkan seorang pun untuk melakukan hal tersebut. Injil yang dipergunakan saat ini adalah hasil pekerjaan tangan dari orang yang tidak diketahui namanya.<br />Pertanyaan kita sebelumnya: "Apakah Anda menerima bahwa Injil adalah Firman Tuhan?" Pertanyaan tersebut benar-benar menantang. Penanya tidaklah hanya sedang mencari keterangan. Pertanyaan tersebut diajukan dengan semangat debat. Kita mempunyai hak untuk meminta dengan nada yang sama --dengan mengajukan pertanyaan "Injil yang mana yang sedang Anda bicarakan?" Ia akan balik bertanya dengan tidak suka "Mengapa, hanya ada satu Injil?"<br />Injil Katholik<br />Dengan memegang "Douay" (Injil versi Katholik Roma) di tangan, saya bertanya, "Apakah Anda menerima Injil ini sebagai Firman Tuhan?" Pertanyaan terbaik bagi mereka karena perkumpulan Katholik telah menerbitkan Injil versi mereka dalam bentuk yang singkat dan membingungkan. Versi ini mempunyai bagian ekstra dari sejumlah versi yang beredar di pasaran saat ini. Penanya Kristen tersebut kembali bertanya, "Injil apakah itu?" "Kenapa, saya pikir Anda tadi mengatakan bahwa hanya ada satu Injil!" saya mengingatkannya. "Ya," ia dengan ragu-ragu menggumam, "tapi versi yang mana?" "Kenapa, apakah ada perbedaan?" saya kembali bertanya. Tentu saja, dan pendakwah profesional tentunya mengetahui hal tersebut. Ia hanya berpura-pura dengan pernyataannya tentang "satu Injil".<br />Injil Katholik Roma diterbitkan di Rheims pada tahun 1582, dari terjemahan Injil berbahasa latin Jerome dan direproduksi di Douay pada tahun 1609. Nampaknya versi Katholik Roma (RCV = Roman Catholic Version) tersebut adalah versi tertua yang masih dapat dibeli sampai saat ini. Berlawanan dengan keantikannya, seluruh dunia Kristen Protestan, termasuk cults, menyalahkan RCV karena berisi tujuh kitab tambahan yang dengan merendahkan dianggap "kebenarannya diragukan", yaitu kepenulisan yang sepenuhnya meragukan. Sekalipun peringatan yang menakutkan terdapat di dalam Apocalypse, yaitu kitab terakhir dalam RCV (dinamakan "Wahyu" oleh Protestan), kitab ini "diwahyukan":<br />"... jika seseorang menambahkan (atau mengurangi) sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini." (Injil - Wahyu 22: 18-19).<br />Tetapi siapakah yang perduli! Mereka tidak sungguh-sungguh percaya! Umat Protestan dengan berani telah menghapus keseluruhan tujuh kitab dari kitab Tuhan! Yang dibuang adalah:<br />Kitab Yudit<br />Kitab Tobit<br />Kitab Barukh<br />Kitab Ester, dll.<br />Injil Protestan<br />Ada beberapa hal yang dibicarakan Sir Winston Churchill berkaitan dengan versi Injil Protestan yang diautorisasi (AV=Authorised Version), yang juga terkenal sebagai Versi King James (King James Version = KJV).<br />"Versi Injil yang telah diautorisasi diterbitkan pada tahun 1611 dengan kehendak dan perintah yang mulia Raja James (King James) yang namanya masih digunakan sampai sekarang."<br />Para pengikut Katholik Roma, yang meyakini umat Protestan juga memiliki kitab Tuhan yang sama dengan mereka, membantu dan bersekongkol dengan "penjahat" Protestan dengan memaksa para pemeluk baru membeli Injil yang sudah diautorisasi (AV), yang merupakan satu-satunya Injil yang tersedia dalam 1500 bahasa dari sedikit negara-negara maju di dunia. Mayoritas umat Kristen --Katholik dan Protestan-- menggunakan AV atau sering disebut dengan KJV<br />Penghormatan Yang Tinggi<br />Sebagaimana yang dikatakan Sir Winston, Injil ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1611 dan kemudian direvisi pada tahun 1881 (RV). Setelah direvisi kembali pada tahun 1952 menjadi versi standar yang telah direvisi (RSV=Revised Standard Version), Injil tersebut direvisi lagi pada tahun 1971 (singkatannya masih tetap RSV). Lihatlah opini dunia Kris-ten tentang Injil yang telah direvisi tersebut (RSV):<br />1. "Versi terbaik yang telah diterbitkan dalam abad sekarang." (Surat kabar Church of England)<br />2. "Terjemahan yang secara keseluruhan terbaru karya para sarjana termahsyur." (Tambahan Literatur Times)<br />3. "Karakteristik terbaik dari versi yang telah diautorisasi yang dikombinasikan dengan keakuratan terjemahan yang baru." (Life and Work)<br />4. "Terjemahan yang paling akurat dan dekat dengan aslinya." (The Times)<br />Penerbitnya sendiri (Collins), dalam catatan pada Injil di akhir produksinya, berkata dalam halaman 10, "Injil ini (RSV), adalah produk tiga puluh dua sarjana, dibantu oleh komite penasehat yang mewakili limapuluh golongan yang bekerjasama." Mengapa semua ini dibanggakan? Apakah agar membuat masyarakat yang mudah tertipu membeli produk mereka? Semua kesaksian ini meyakinkan pembeli bahwa ia sedang menunggang kuda yang benar, ketika pembeli sedikit berharap untuk menungganginya.<br />"Paling Laku di Dunia"<br />Tetapi bagaimana dengan versi Injil yang telah diautorisasi (AV), "Paling Laku di Dunia?" Para perevisi ini, semua sales yang baik, mengatakan beberapa hal yang bagus tentang hal itu. Pada halaman iii Injil RSV pada paragrap enam bagian pendahuluan dinyatakan:<br />"Versi King James (nama lain AV) diterminologikan dengan alasan yang bagus sebagai 'Monumen Prosa Inggris Yang Paling Mulia.' Perevisinya pada tahun 1881 mengekspresikan kekaguman terhadap 'kesederhanaannya, martabatnya, kekuatannya, ekspresi kebahagiaannya ... Irama musiknya, dan kebanggaan atas iramanya.' Tidak seperti kitab lainnya, kitab ini masuk sampai pembuatan karakter individu dan institusi umum dari masyarakat berbahasa Inggris. Kita berhutang dengan hutang yang tak terbayarkan kepadanya."<br />Dapatkah Anda, pembaca yang terhormat, membayangkan atribut yang lebih baik yang diberikan kepada "kitab suci" lebih dari yang di atas? Saya, sebagai manusia, tidak dapat. Biarkan pengikut Kristen saat ini meneguhkan diri mereka sendiri terhadap hembusan tidak enak dari para ahli hukum di kalangan agama mereka sendiri; dalam nafas yang sama mereka mengatakan:<br />"Versi King James telah mengalami kerusakan yang penting."<br />Dan, "Kerusakan ini begitu banyak dan serius sehingga memerlukan revisi ..." Hal ini langsung dari sumbernya, yaitu sarjana Kristen ortodoks ternama. Para Doktor teologi sekarang juga perlu memproduksi sebuah ensiklopedi yang menerangkan penyebab kerusakan yang penting dan serius dalam kitab suci mereka dan alasan menghilangkannya.<br />________________________________________<br />PREFACE<br />The Revised Standard Version of the Bible is an authorized revision of the American Standard Version, published in 1901, which was a revision of the King James Version, published in 1611.<br />The first English version of the Scriptures made by direct translation from the original Hebrew and Greek, and the first to be printed, was the work of William Tyndale. He met bitter opposition. He was accused of willfully perverting the meaning of the Scriptures, and his New Testaments were ordered to be burned as "untrue translations." He was finally betrayed into the hands of his enemies, and in October 1536, was publicly executed and burned at the stake.<br />Yet Tyndale's work became the foundation of subsequent English versions, notably those of Converdale, 1535; Thomas Matthew (probably a psuedonym for John Rogers), 1537; the Great Bible 1539; the Geneva Bible, 1560; and the Bishops' Bible, 1568. In 1582 a translation of the New Testament, made from the Latin Vulgate by Roman Catholic Scholars, was published at Rheims.<br />The translators who made the King James Version took into account all of these preceding versions; and comparison shows that it owes something to each of them. It kept felicitous phrases and apt expressions, from whatever source, which had stood the test of public usage. It owed alots, especially in the New Testament, to Tyndale.<br />The King James Version had to compete with the Geneva Bible in popular use; but in the end it prevailed, and for more than two and a half centuries no other authorized translation of the Bible into English was made. The King James Version became the "Authorized Version" of the English-speaking peoples.<br />The King James Version has with good reason been termed "the noblest monument of English prose." Its revisers in 1881 expressed admiration for "its simplicity its dignity its power, its happy turns of expression... the music of its cadences and the felicities of its rhythm. It entered, as no other book has, into the making of the personal character and the public institutions of the English-speaking peoples. We owe it an incalculable debt.<br />Yet the King James Version has grave defects. By the middle of the nineteenth century, the development of Biblical studies and the discovery of matry manuscripts more ancient the those upon which the King James Version was based, made it manifest that these defects are so many and so serious as to call for revision of the English translation. The task was undertaken, by authority of the Church of England, in 1870. The English Revised Version of the Bible was published in 1881-1885; and the American Standard Version, its variant embodying the preferences of the American scholars associated in the work, was published in 1901.<br />Because of unhappy experience with unauthorized publications in the two decades between 1881 and 1901, which tampered with the text of the English Revised Version in the supposed interest of the American public, the American Standard Version was copyrighted, to protect the text from anauthorized changes. In 1928 this copyright was acquired by the Internasional Council of Religious Education, and thus passed into the ownership of the churches of the United States and Canada which were associated in this Council through their boards of education and publication.<br />The Council appointed a committee of scholars to have charge of the text of the American Standard Version and to undertake inquiry as to whether ...<br />LIMA PULUH RIBU KESALAHAN (?)<br /><br />Sekte Kesaksian Yehovah dalam majalah Awake tanggal 8 September 1957, memuat judul yang mengejutkan ini "50.000 Kesalahan di dalam Injil?"<br />Pada hari Minggu pagi ketika sedang merumuskan tema buklet ini, saya mendengar sebuah ketukan pada pintu. Saya membuka pintu tersebut. Seorang pria Eropa berdiri di sana, tersenyum lebar. Ia berkata, "Selamat pagi!"<br />"Selamat pagi," jawab saya.<br />Ia menawari saya majalah Awake dari Watchtower. Ya, seorang penganut sekte Kesaksian Yehovah! Jika sebelumnya beberapa dari mereka telah mengetuk pintu Anda, dengan segera Anda akan mengenali mereka. Umat tersombong yang pernah mengetuk pintu orang-orang! Saya menyuruhnya masuk.<br />Segera setelah ia duduk, saya menyelesaikan salinan lengkap dari apa yang Anda lihat pada halaman berikut. Menunjuk pada monograp Awake pada bagian atas halaman. Saya bertanya, "Apakah ini milik Anda?" Dengan segera ia mengenali miliknya.<br />Saya berkata, "Majalah ini menyebutkan 50.000 kesalahan di dalam Injil, benarkah itu?"<br />"Apa itu!" ia berseru.<br />Saya mengulang kembali "Saya berkata, bahwa majalah ini mengatakan terdapat 50.000 kesalahan di dalam Injil Anda."<br />"Dimana Anda dapatkan itu?" ia bertanya. (Majalah tersebut diterbitkan 35 tahun yang lalu, mungkin ketika itu ia masih kecil).<br />Saya berkata, "Tinggalkan pembicaraan di luar permasalahan --apakah ini milik Anda?" kembali menunjukkan monograp "Awake!"<br />Ia berkata, "Bolehkah saya melihatnya?"<br />"Tentu," saya berkata. Saya memberinya halaman tersebut. Ia mulai membaca dengan teliti. Mereka (penganut Kesaksian Yehovah) telah terlatih. Mereka mengikuti pertemuan lima kali seminggu dalam "Kingdom Halls". Umumnya, mereka adalah para misionaris yang paling layak di antara seribu satu sekte dan golongan Kristen. Mereka telah diajari, ketika dalam keadaan terpojok, untuk tidak mengucapkan komitmen apa pun, tidak membuka mulut. Menunggu Roh Kudus memberi inspirasi apa yang harus dikatakan.<br />Saya dengan tenang terus memperhatikan ketika ia membaca halaman tersebut. Tiba-tiba ia melihat. Ia telah menemukannya. "Roh Kudus" telah memberi inspirasi kepadanya. Ia memulai, "Artikel tersebut mengatakan bahwa Kebanyakan kesalahan-kesalahan tersebut telah dihilangkan."<br />Saya bertanya, "Jika sebagian besar telah dihilangkan, bagaimana dengan sisa dari 50.000 tersebut? 5000? 500? 50? Bahkan walau masih tersisa 50, apakah Anda mengatributkan kesalahan-kesalahan tersebut kepada Tuhan?"<br />Ia terdiam. Ia meminta maaf dan mengusulkan akan datang lagi dengan beberapa anggota senior gerejanya. Itu berarti pada suatu hari!<br />Jika buklet ini telah selesai, saya akan menawarinya dengan berkata --"Saya akan menolong Anda, berikan nama, alamat dan nomor telepon Anda." Saya akan memberi Anda buklet ini-- "Apakah Injil firman Tuhan?" dalam jangka waktu 90 hari. Saya ingin sebuah tulisan balasan!" Jika Anda melakukan hal ini, dan beberapa Muslim juga melakukan hal yang sama, mereka dan para misionaris lainnya tidak akan pernah mendatangi rumah Anda lagi. Saya yakin terbitan ini akan menjadi senjata yang paling efektif. Insya Allah!<br />Cult dari sekte Kesaksian Yehovah ini begitu kuat dalam penghukuman dari Trinitarian ortodoks, dalam mempermainkan "Firman Tuhan," mempergunakan permainan bahasa yang sama. Dalam artikel --"50.000 Kesalahan di dalam Injil?"-- mereka berkata, "Mungkin ada 50.000 kesalahan ... kesalahan yang bergerak pelan ke dalam teks Injil ... 50.000 kesalahan yang begitu serius (?) ... kebanyakan dari yang disebut kesalahan-kesalahan itu ... secara keseluruhan Injil tidak akurat."(?)<br />Kita tidak mempunyai waktu dan kesempatan untuk melihat 10 dari 1000 dari penting atau kurang penting kerusakan-kerusakan yang dicoba direvisi oleh penulis RSV Kita tinggalkan hak-hak istimewa itu untuk sarjana Kristen Injil. Di sini saya akan secara keras mengkastakan hanya sepintas pada "setengah lusin" atau juga untuk perubahan-perubahan yang "kurang penting" tersebut.<br />1. "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perawan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Injil - Yesaya 7: 14 -AV)).<br />"Perawan" dalam ayat di atas, di dalam RSV sekarang telah diganti menjadi "seorang perempuan muda," yang merupakan terjemahan yang benar dari kata almah dalam bahasa Ibrani. Almah adalah kata yang terdapat dalam semua teks Ibrani dan bukan bethulah yang berarti "Perawan". Koreksi ini hanya ditemukan dalam terjemahan berbahasa Inggris, karena RSV hanya diterbitkan dalam bahasa ini. Bagi orang-orang Afrika, Arab dan Zulu, serta dalam 1.500 bahasa lain di dunia, umat Kristen terus menggunakan istilah yang tidak sesuai, yaitu "perawan".<br />Diperanakkan, Bukan Dibuat<br />"Yesus adalah satu-satunya Anak yang diperanakkan Tuhan, diperanakkan bukan dibuat," adalah sebuah tambahan dari katekismus ortodoks, sedikit dukungan dalam yang berikut ini:<br />2. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anak yang diperanakkan-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Injil - Yohanes 3: 16 - AV)<br />Tidak seorang pendeta pun mengutip "Satu-satunya anak yang diperanakkan!" ketika mengajari calon pemeluk agamanya. Tetapi pembuatan --"Diperanakkan"-- sekarang telah dihilangkan oleh para perevisi Injil, tanpa kata permintaan maaf. Mereka diam dan tidak menarik perhatian pembacanya terhadap penghilangan kata secara sembunyi-sembunyi yang mereka lakukan. Kata "diperanakkan" yang menghina Tuhan ini adaiah salah satu dari banyak penambahan di dalam "kitab suci Injil". Tuhan Yang Maha Kuasa mengutuk penghinaan ini dalam istilah yang keras segera setelah perubahan tersebut. Tuhan tidak menunggu selama 2000 tahun agar para sarjana Injil menyatakan kecurangan tersebut.<br />"Dan mereka berkata, 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.' Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak." (Al-Qur'an - Maryam (19): 88-92).<br />Dunia Islam sebaiknya memberi selamat kepada "limapuluh golongan Kristen yang bekerja sama" dan kepercayaan mereka terhadap "tiga puluh dua sarjana termasyhur" yang membawa kitab suci Injil satu derajat mendekati kebenaran Al-Qur'an.<br />"Dia (Tuhan Yang Maha Kuasa) tiada beranak dan tiada pula diperanakkan." (Al-Qur'an, Al-Ikhlas (112): 3).<br />Kekacauan Umat Kristen<br />3. "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." (Injil - 1 Yohanes 5: 7 - AV)<br />Ayat ini adalah perkiraan yang paling dekat dengan apa yang disebut umat Kristen dengan Trinitas Suci di dalam ensiklopedi mereka yang disebut Injil. Kunci keyakinan Kristen ini juga telah diambil dari RSV bahkan tanpa penjelasan yang sama. Hal ini adalah kecurangan selama ini dan sudah selayaknya dihilangkan dalam RSV bagi masyarakat berbahasa Inggris. Tetapi bagi 1499 kelompok bahasa lainnya di dunia yang membacanya dalam bahasa daerah mereka, kecurangan itu masih ada. Orang-orang ini tidak akan pernah mengetahui kebenaran tersebut sampai Hari Pembalasan. Bagaimanapun, kita sebagai umat Islam harus kembali memberi selamat kepada dunia D.D. (Doktor Ilmu Teologi) yang telah cukup jujur menghilangkan kebohongan dari Injil RSV yang berbahasa Inggris, sehingga membawa kitab suci mereka melangkah mendekati ajaran Islam. Seperti yang dikatakan kitab suci Al-Qur'an:<br />"... Dan janganlah kamu mengatakan, '(Tuhan itu) tiga', berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, ..." (Al-Qur'an, An-Nisa' (4): 171).<br />Kenaikan<br />Salah satu yang paling serius dari "kerusakan yang utama" dimana penulis RSV berusaha meralatnya adalah Kenaikan Kristus. Dalam Inji1 Kanonika Matius, Markus, Lukas dan Yohanes hanya terdapat dua referensi kejadian yang paling menakjubkan di dalam Kristen ini - Yesus terangkat ke sorga. Kedua referensi ini diperoleh di semua Injil dalam setiap bahasa, sebelum tahun 1952, ketika RSV pertama kali muncul. Kedua referensi tersebut adalah:<br />• 4a. "Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah." (Injil - Markus 16: 19).<br />• 4b. "Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga." (Injil - Lukas 24: 51).<br />Sekarang lihatlah halaman 349 yang berisi sebuah foto-kopi kutipan ayat 4a di atas. Anda akan kaget melihat Markus 16 berakhir pada ayat 8, dan setelah ruang kosong yang memalukan tersebut, ayat yang hilang itu muncul dalam "cetakan kecil" sebagai sebuah catatan kaki di bagian bawah halaman. Jika Anda dapat membuka RSV 1952, akan ditemukan kalimat terakhir ayat 4b di atas, yaitu "dan terangkat ke sorga" diganti dengan huruf kecil "k" sebagai tanda untuk melihat catatan kaki dimana Anda akan menemukan kalimat yang hilang tersebut. Setiap umat Kristen yang jujur harus mengakui bahwa ia tidak boleh membiarkan adanya catatan kaki di dalam Injil sebagai Kitab Tuhan. Mengapa pelayan bayaran Kristen tersebut harus membuang mu'jizat terbesar agama mereka hanya ke dalam catatan kaki saja?<br />Dari gambar --Asal Mula dan Perkembangan Injil yang Berbahasa Inggris"-- seperti tampak pada halaman 350, perhatikan bahwa semua "versi" Injil sebelum versi yang direvisi tahun 1881 tergantung pada salinan orang-orang terdahulu --lima atau enam tahun setelah Yesus. Perevisi RSV 1952 adalah sarjana Injil yang dapat membuka "Salinan orang-orang paling terdahulu" secara penuh, tiga dan empat abad setelah Kristus. Kita setuju bahwa dokumen yang lebih dekat dengan sumbernya adalah yang lebih autentik. Umumnya "orang-orang paling terdahulu" pantas dipercaya lebih dari "orang-orang terdahulu" saja. Tetapi tidak ditemukan sebuah kata tentang Yesus "terangkat ke sorga" dalam naskah "orang-orang paling terdahulu", para pendahulu Kristen telah menghilangkan referensi tersebut dari RSV 1952.<br />Sirkus Keledai<br />Fakta-fakta di atas adalah sebuah pengakuan dunia Kristen yang mengejutkan, bahwa para penulis Injil Kanonik yang telah "diberi inspirasi" tidak mencatat sebuah kata tentang kenaikan Yesus. Para penulis yang "diberi inspirasi" ini juga sepakat dalam mencatat bahwa Tuhan dan Juru Selamat mereka mengendarai seekor keledai ke Yerusalem dalam misinya.<br />"... dan mereka menaikkan Yesus ke atasnya " (Keledai). (Injil - Matius 21: 7).<br />"... kemudian Yesus naik ke atasnya" (keledai). (Injil - Markus 11: 7).<br />"... dan mereka menolong Yesus naik ke atasnya " (Keledai). (Injil - Lukas 19: 35).<br />"... Yesus ... naik ke atasnya" (keledai). (Injil - Yoha-nes 12: 14).<br />Mungkinkah Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi penulis keadaan yang tidak layak ini --keluar dari Jalan-Nya untuk melihat bahwa semua penulis Injil tidak kehilangan catatan "anak"-Nya mengendarai seekor keledai ke kota suci-- dan juga "memberi inspirasi" kepada mereka untuk menghilangkan berita tentang "anak"-Nya terbang ke sorga dalam sayap malaikat?<br />Tidak Untuk Waktu Lama<br />Para penginjil terlalu lambat menarik gurauan tersebut. Pada saat mereka menyadari bahwa landasan ajaran mereka --Kenaikan Yesus-- telah dirusak kaum terpelajar Kristen, penerbit RS V telah memperolah keuntungan bersih 15.000.000 dollar! (Lima belas Juta). Para pendakwah dibuat bersorak dan menangis. Dengan didukung dua komite goongan dari 50 golongan, mereka memaksa penerbit menggabungkan penambahan ke dalam Firman Tuhan yang telah "diinspirasikan". Di dalam setiap terbitan RSV tahun 1952, bagian yang telah dihilangkan "diperbaiki sesuai teks."<br />Ini adalah permainan kuno. Orang-orang Yahudi dan Kristen telah mengedit "Kitab Tuhan" dari asalnya. Perbedaan antara mereka dan para pemalsu terdahulu adalah para pemalsu terdahulu tidak mengetahui seni menulis "kata pengantar" dan "catatan kaki", kalau tidak mereka juga harus mengatakan dengan jelas kepada kita sebagai pahlawan modern tentang kerusakannya, dan kefasihan mereka mengubah yang rusak menjadi emas yang gemerlapan.<br />"Banyak proposal untuk memodifikasi yang diajukan kepada komite oleh individu dan oleh dua komite golongan. Komite memberi perhatian penuh kepada semuanya."<br />"Dua bagian akhir Markus yang lebih panjang (16: 9-20) ... Dan lukas 24: 51 diperbaiki sesuai teks." (Kata Pengantar - Collins halaman vi dan vii)<br />"Mengapa 'diperbaiki'?" Karena sebelumnya telah dihilangkan! Mengapa referensi-referensi tersebut hilang dari tempat asalnya? Naskah orang-orang paling terdahulu tidak mencantumkan referensi Kenaikan Yesus. Itu semua ditambahkan mirip seperti 1 Yohanes 5: 7 tentang Trinitas. (Lihat halaman 346 pada contoh 3). Mengapa menghilangkan salah satu dan mengembalikan yang lainnya? Jangan kaget! Pada saat Anda memegang RSV, "Komite" mungkin telah memutuskan untuk menghilangkan seluruh kata pengantar yang tak berharga. Sekte Kesaksian Yehovah telah menghilangkan 27 halaman wahyu dari Kata Pengantar "New World Translation of tbe Christian Greek Scriptures," (ini adalah cara lain menyatakan Perjanjian Baru).<br />Allah di Dalam Injil Kristen<br />Pendeta C.I. Scofield, D.D. dengan sebuah tim yang terdiri dari 8 editor konsultan, semua bergelar D.D. (Doktor Ilmu Teologi), dalam Scofield Refence Bible, menyatakan tepat mengeja kata "Elah" dalam bahasa Ibrani (berarti Tuhan) atau "Alah". Umat Kristen menerima begitu saja --pada akhirnya mereka kelihatannya menerima bahwa nama Tuhan adalah Allah-- tetapi masih sedikit keberatan dengan mengeja Allah dengan satu "L"! (Salinan foto halaman Injil yang menunjukkan kata "Alah" diberikan pada halaman 354). Banyak referensi dibuat dalam ceramah umum terhadap fakta tersebut oleh penulis buklet ini. Percayalah pada saya, Scofield Refence Bible mempertahankan kalimat demi kalimat seluruh komentar Kejadian 1: 1, tetapi secara bersamaan, dengan sebuah sulap yang cerdik menghilangkan kata "Alah" . Bahkan tidak ada ruang kosong dimana kata "Alah" seharusnya ditempatkan. Ini, terdapat di dalam Injil ortodoks! Salah satu Injil yang permainan sulapnya sangat mendesak untuk diselesaikan.<br />PENGAKUAN YANG MEMBERATKAN<br /><br />Nyonya Ellen G. White, seorang "Nabi" gereja Advent Hari Ketujuh, dalam komentar Injilnya pada buku pertama halaman 14, memuat pengakuan tentang kesalahan "Kitab Suci Injil".<br />"Injil" yang kita baca saat ini adalah hasil pekerjaan banyak penyalin yang dalam banyak hal mengerjakan pekerjaan mereka dengan ketelitian yang mengagumkan. Tetapi penyalin-penyalin ini tidaklah sempurna, dan Tuhan tidak menjaga mereka semua dari kesalahan penulisan."<br />Dalam komentar pada bagian selanjutnya, Nyonya White memberi kesaksian lebih lanjut:<br />"Saya melihat Tuhan menjaga Injil secara khusus," (terhadap apa?) "Ketika salinan Injil menjadi beberapa, orang-orang terpelajar dalam beberapa hal mengubah kata-kata dengan tujuan agar menjadi jelas, padahal kenyataannya membuat bingung yang telah jelas, karena menjadi condong terhadap pandangan mereka, yang dipengaruhi tradisi."<br />Penyakit yang Timbul<br />Penyakit mental adalah salah satu yang ditanamkan. Penulis ini dan para pengikutnya masih dapat meneriakkan dari puncak atap bahwa "Benar, Injil adalah Firman Tuhan yang sempurna." "Ya, Injil telah tercampur, tetapi murni." "Bersifat manusiawi, juga Ketuhanan." Apakah dalam bahasa mereka kalimat tersebut mempunyai arti? Ya, mereka memilikinya dalam hukum peradilan tetapi tidak dalam teologi. Mereka membawa sebuah "kebebasan penyair" dalam ajarannya.<br />"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (terhadap diri mereka sendiri)." (Al-Qur'an - Al-Baqarah (2): 10).<br />Kesaksian<br />Para penginjil yang paling riuh adalah Sekte Kesaksian Yehovah. Pada halaman 5 dari "Kata Pendahuluan" mereka yang telah disinggung sebelumnya, mereka mengakui:<br />"Dalam menyalin wahyu asli dengan tangan, elemen kelemahan manusia masuk di dalamnya, sehingga tak satu pun dari seribu salinan dalam bahasa aslinya, yang masih ada saat ini adalah duplikat yang sempurna. Ini berarti tidak ada dua salinan yang benar-benar sama."<br />Sekarang lihatlah, mengapa keseluruhan "kata pendahuluan" yang berjumlah 27 halaman dihilangkan dari Injil mereka. Allah telah membuat mereka menggantung dirinya sendiri melalui orang-orang terpelajar dari kalangan mereka sendiri.<br />Seadanya<br />Dari dua puluh empat ribu lebih naskah yang berbeda yang dibanggakan umat Kristen, para sesepuh gereja memilih empat yang paling cocok dengan anggapan mereka dan pendapat yang terbentuk sebelumnya, dan menyebutnya Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kita akan memperlakukan masing-masing kitab Injil tersebut sesuai dengan tempatnya. Marilah kita lihat kesimpulan penelitian Sekte Kesaksian Yehovah seperti ditulis dalam kata pendahuluan yang sekarang dihilangkan: "Karenanya, ini membuktikan bahwa teks asli naskah Yunani Kristen telah dirusak sama seperti teks LXX."<br />Kelompok ini telah lancang menerbitkan 9.000.000 (Sembilan Juta) salinan pada edisi pertamanya dari sebuah buku setebal 192 halaman yang berjudul "Is the Bible really the Word of God?" (= Apakah Injil Benar Firman Tuhan?) Di sini kita berhadapan dengan mental yang sakit, tidak ada sejumlah kerusakan, seperti yang dikatakan mereka, akan "cukup Besar Mempengaruhi Keaslian Injil" (?). Inilah logika Kristen!<br />Sebuah Pemeriksaan<br />Dr Graham Scroggie pada halaman 29 dalam buku yang telah disebutkan tadi mengaku:<br />"Marilah kita benar-benar jujur sewaktu membahas permasalahan ini, (apakah Injil firman Tuhan?). Pikirkan bahwa kita hendak mendengar apa yang dikatakan Injil tentang hal tersebut. Dalam sebuah hukum peradilan kita menganggap seorang saksi akan berbicara kebenaran, dan harus menerima apa yang dikatakannya jika kita tidak mempunyai dasar yang kuat untuk menuduhnya, atau dapat membuktikannya sebagai pendusta. Tentu saja Injil harus diberikan kesempatan yang sama untuk didengar, dan diterima seperti sebuah pemeriksaan."<br />Permintaan tersebut wajar dan beralasan. Kita akan melakukan tepat seperti permintaannya dan membiarkan Injil berbicara untuk dirinya sendiri.<br />Dalam lima kitab pertama Injil, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan, terdapat lebih dari 700 pernyataan yang membuktikan tidak hanya bahwa Tuhan bukanlah penulis kitab-kitab ini, tetapi bahkan tidak ada campur tangan Musa di dalamnya. Bukalah kitab ini secara acak dan Anda akan melihat:<br />• "Dan Tuhan berkata kepadanya, Pergilah, kesalkan hatimu ... "<br />• "Dan Musa berkata kepada Tuhan, orang-orang tersebut tidak dapat datang ...."<br />• "Dan Tuhan berkata kepada Musa, Pergilah sebelum orang-orang tersebut ..."<br />• "Dan Tuhan berbicara kepada Musa, mengatakan ...."<br />• "Dan Tuhan berkata kepada Musa, Turunlah, hargailah ..."<br />Terbukti dan jelas bahwa semua ini bukanlah Firman Tuhan atau Musa, tetapi menunjukkan suara orang ketiga yang ditulis dari cerita orang.<br />Musa Menulis Sendiri Berita Kematiannya?<br />Mungkinkah Musa menyumbang berita kematiannya sendiri sebelum kematiannya? Apakah orang-orang Yahudi menulis sendiri berita kematiannya? "Lalu Musa ... meninggal ... Dan dia (Tuhan Yang Maha Kuasa) menguburnya (Musa) ... Dia berumur 120 tahun ketika meninggal ... Dan tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel seperti Musa ...." (Ulangan 34: 5-10). Kita akan menganalisa Perjanjian Lama lainnya yang dipresentasikan dari sudut yang berbeda.<br />KITAB KRISTEN "PERJANJIAN BARU"<br /><br />Mengapa "Menurut"?<br />Bagaimana dengan yang disebut Perjanjian Baru? --Mengapa setiap Injil dimulai dengan pendahuluan-- menurut ... menurut ... (Lihat halaman 361). Mengapa "menurut"? Karena tidak ada satu pun dari kata-kata yang berhubungan dengan 24.000 salinan yang ada membawa tulisan penulisnya sendiri! Inilah perkiraan mengapa ditulis "menurut"! Meski bukti-bukti internal membuktikan Matius bukanlah penulis kitab pertama yang memuat namanya.<br />"Setelah Yesus pergi dari situ, Ia (Yesus) melihat seorang yang bernama Matius, duduk di rumah cukai, lalu Ia (Yesus) berkata kepadanya (Matius), "Ikutlah Aku (Yesus). " Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia (Yesus). "(Injil -Matius 9: 9).<br />Tanpa mengembangkan imajinasi pun, seseorang dapat melihat kata "Ia" dan "Nya" dari narasi di atas tidak mengarah kepada Yesus atau Matius sebagai penulis, tetapi orang ketiga menulis apa yang dilihat dan didengarnya --bisa juga dari cerita orang. Jika kita tidak dapat mengatributkan "Kitab mimpi" ini, (seperti juga yang dilukiskan untuk kitab Injil yang pertama) kepada Matius, bagaimana kita menerimanya sebagai Firman Tuhan? Tidak hanya kita saja yang menemukan bahwa Matius bukanlah penulis "Injil menurut Matius" dan Injil tersebut tidak diketahui siapa penulisnya. J. B. Phillips sepakat dengan kita dalam penemuan ini. Ia adalah pelayan yang dibayar oleh Gereja Anglikan, Inggris. Tak ada alasan baginya untuk berbohong atau berkhianat atas kerusakan pandangan gerejanya! Mengacu kepada kata pengantarnya untuk "Injil Matius" (lihat salinannya pada halaman 362). Phillips mengatakan tentang kepenulisannya sebagai berikut:<br />"Tradisi terdahulu menganggap Injil ini berasal dari Rasul Matius, tetapi para sarjana saat ini hampir semuanya menolak pendapat ini." Dengan kata lain, Matius tidak menulis Injil yang memuat namanya. Hal ini ditemukan oleh para sarjana Kristen termasyhur - bukan umat Hindu, Islam dan Yahudi yang mungkin berprasangka. Biarlah teman kita penganut Anglikan ini meneruskan: "Penulis, yang masih dapat kita sebut dengan baik sekali Matius" "Dengan baik sekali," karena jika tidak, setiap kali membuat referensi terhadap "Matius" kita harus mengatakan --"Kitab pertama Perjanjian Baru" pasal sekian dan sekian, ayat sekian dan sekian. Dan lagi-lagi "Kitab pertama ...." dan lain-lain. Karena itu, menurut J. B. Phillips adalah baik sekali kita memberi beberapa nama pada kitab tersebut. Maka mengapa tidak "Matius?" Anggaplah sebuah nama yang bagus seperti yang lainnya! Phillips melanjutkan: "Penuh dengan jelas menggambarkan 'Q' yang misterius yang mungkin adalah kumpulan tradisi oral. "Apakah "'Q' misteriusini?" "Q" adalah singkatan untuk kata dalam bahasa Jerman "quella", yang berarti "sumber-sumber". Dokumen lain --sebuah sumber umum-- yang dijadikan acuan oleh Matius, Markus dan Lukas. Ketiga penulis ini, siapa pun mereka, telah melihat dokumen umum tersebut. Mereka menulis seolah melihat melalui mata "seseorang". Dan karena mereka sepakat, ketiga kitab Injil pertama tersebut dikenal sebagai Injil Sinoptik.<br />Penjiplakan Total<br />Tetapi bagaimana dengan bisnis "inspirasi"? Orang Anglikan tersebut telah mengetukkan palu di kepala. Ia, lebih dari orang lain, berhak melakukan juga. Ia adalah seorang pelayan bayaran Gereja (seorang penginjil Kristen Ortodoks yang juga seorang sarjana) yang mempunyai akses langsung ke naskah Yunani "asli". Dengarkan apa yang dibacakannya untuk kita. (Perhatikan bagaimana lemah lembutnya ia bercerita): "Dia (Matius) telah menggunakan Injil Markus secara bebas "Dimana dalam bahasa pendidikan: "telah menyalin secara keseluruhan dari Markus!" Tetap saja umat Kristen menyebut plagiarisme secara keseluruhan tersebut sebagai "Firman Tuhan"!<br />Tidakkah ini membuat Anda bertanya bahwa seorang saksi yang melihat dan mendengar tugas Yesus, yaitu seorang murid yang bernama Matius, bukannya menulis sendiri tugas dari "Tuhannya" melainkan mencuri tulisan anak muda (Markus) yang berusia sepuluh tahun ketika Yesus mencela kaumnya? Mengapa seorang saksi yang melihat dan mendengar seperti Matius menyalin dari seorang anak yang masih muda (Markus) yang ia sendiri menulisnya berdasarkan cerita orang? Matius tidak akan melakukan perbuatan bodoh dengan memberi namanya untuk dokumen yang tak diketahui siapa penulisnya.<br />Plagiarisme atau Pencurian Literatur<br />Plagiarisme berarti pencurian literatur. Disebut plagiarisme jika seseorang menyalin kata demi kata dari tulisan lain dan menjualnya sebagai miliknya sendiri. Hal ini merupakan ciri umum di antara 40 penulis-penulis Kitab Injil yang tidak diketahui namanya. Umat Kristen bangga dengan apa yang dianggap penghubung umum di antara penulis 66 buklet Protestan dan penulis 73 buklet Katholik Roma yang disebut "Kitab Injil". Beberapa penghubung umum adalah mereka (baik Matius, Lukas atau siapa pun mereka) telah melakukan 85% plagiarisme kata demi kata dari Markus! Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mendiktekan susunan kata yang sama untuk sinoptis tersebut. Umat Kristen sendiri mengakui hal ini, karena mereka tidak percaya wahyu lisan, sebagaimana yang diyakini umat Islam tentang kitab suci Al-Qur'an.<br />85% plagiarisme yang dilakukan Matius dan Lukas ini menjadi tidak penting dibanding pencurian literatur dari penulis-penulis Perjanjian Lama, dimana 100% pencurian terjadi dalam yang disebut Kitab Tuhan. Seorang sarjana Kristen, Kenneth Cragg dengan bangga memakai ungkapan pelembut untuk menyebut pencurian ini sebagai "reproduksi".<br />Standar yang Sesat<br />Dr. Scroggie (lihat tulisan sebelumnya) dengan antusias mengutip Dr. Joseph Parker dalam bukunya atas pujiannya yang unik terhadap Injil:<br />"Kitab apakah Injil, sehubungan dengan bermacam-macam isinya! ... Keseluruhan halaman dibicarakan dengan nama-nama yang tidak jelas, dan lebih banyak menceritakan sebuah silsilah daripada hari pembalasan. Cerita hanya setengahnya saja dikatakan, dan malam tiba sebelum kita dapat mengatakan dimana kemenangan berada. Dimanakah adanya segala sesuatu." (dalam literatur agama dunia) "Yang berhubungan dengan ini?" Sebuah untaian kata yang cantik dan tidak ragu-ragu! Lebih banyak meributkan tentang sesuatu yang tidak ada, dan fitnah terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas penulisan yang memalukan tersebut.<br />Tak Ada yang Kurang Dari 100%<br />Selama simposium dengan topik "Apakah Injil Firman Tuhan?" di Universitas Cape Town yang dipimpin oleh saya dan Profesor Cumsty (Ketua Jurusan Teologi), saya meminta kepada pendengar agar membuka Injil untuk mendemonstrasikan derajat plagiarisme yang dilakukan oleh penulis Injil "yang diberi inspirasi".<br />Sebagian umat Kristen sangat gemar membawa Injil dalam tangan mereka selama berlangsungnya diskusi agama atau debat. Mereka seolah-olah tak berdaya tanpa kitab tersebut. Sesuai dengan saran saya, sejumlah pendengar mulai membolak-balik halaman Injilnya. Saya meminta mereka membuka pasal 37 dalam "Kitab Yesaya." Ketika para pendengar telah siap, saya meminta mereka membandingkan antara "Yesaya 37" milik saya dan "Yesaya 37" milik mereka sewaktu saya membaca, untuk melihat apakah keduanya identik. Saya mulai membaca dengan perlahan ayat 1, 2, 4, 10, 15, dan seterusnya, sampai akhir pasal. Saya terus bertanya di akhir setiap ayat apakah yang saya baca sama dengan ayat dalam Injil mereka. Lagi-lagi mereka menjawab secara bersamaan - "Ya!", "Ya!" Di akhir pasal, dengan Injil masih terbuka di tempat dari mana saya membacanya, saya meminta pemimpin kelas mengungkapkan kepada pendengar bahwa saya sama sekali tidak membaca dari Yesaya 37 tetapi dari 2 Raja-Raja 19! Terdapat ketakutan luar biasa pada pendengar! Ini berarti saya telah melakukan plagiarisme 100% terhadap "Kitab Suci Injil".<br />Dengan kata lain, Yesaya 37 dan 2 Raja-Raja 19 kata demi katanya identik. Padahal keduanya diatributkan untuk dua penulis yang berbeda, terpisah berabad-abad, yang dinyatakan umat Kristen diinspirasikan oleh Tuhan.<br />Siapa yang menyalin dan dari siapa? Siapa yang mencuri dan dari siapa? 32 Sarjana Injil RSV yang termahsyur mengatakan penulis kitab Raja-Raja "tidak diketahui!" Lihat salinan RSV oleh "Collins" pada halaman 139. Catatan dalam Injil ini dipersiapkan dan diedit oleh Pendeta David J. Fant, Litt. D., Sekretaris Umum perkumpulan Injil New York. Umumnya, jika pendeta Kristen yang baik mempunyai keyakinan bahwa Injil adalah Firman Tuhan, mereka juga akan mengatakan hal yang sama, tetapi dengan jujur (malu-malu) mereka mengakui: "Penulis - Tidak diketahui! " Mereka dipersiapkan untuk membayar bualan terhadap kitab suci yang mungkin saja ditulis oleh Tom, Dick atau Harry dan berharap setiap orang menganggap semua ini sebagai Firman Tuhan!<br />Tidak Ada Wahyu Lisan<br />(Lengkapi diri Anda dengan "Collins" RSV dan keterangannya untuk mendapatkan daftar lengkap semua kitab Injil dan penulisnya). Apa yang dikatakan sarjana Kristen tentang "Kitab Yesaya?" Mereka berkata, "Sebagian besar ditulis oleh Yesaya. Sebagian mungkin ditulis oleh yang lainnya." Dalam pandangan sarjana Injil, kita tidak akan mengambil Yesaya untuk tugas tersebut. Dapatkah kita kemudian memaku plagiarisme ini di pintu Tuhan? Sangat menghina! Pada saat tanya jawab di akhir simposium yang disebutkan tadi, Profesor Cumptsy menegaskan bahwa "Umat Kristen tidak percaya bahwa Injil diwahyukan secara lisan". Sehingga Tuhan Yang Maha Kuasa tidak lupa mendiktekan cerita yang sama dua kali! Tangan manusia, semuanya terlalu manusiawi, memainkan kerusakan terhadap yang dinamakan Firman Tuhan ini --Injil. Meski demikian, para penginjil memaksa bahwa setiap kata, koma dan titik dari Injil adalah Firman Tuhan!"<br />________________________________________<br />PLAGIARISME 100%<br />2 RAJA RAJA 19 YESAYA 37<br />Segera sesudah reja Hizkia mendengar itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah TUHAN.<br />[2] Disuruhnyalah juga Elyakim, kepala istana, Sebna, Panitera negara, dan yang tua-tua di antara para imam, dengan berselubungkan kain kabung, kepada nabi Yesaya bin Amos.<br />[3] Berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata Hizkia, Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan; sebab sudah datang waktunya untuk melahirkan anak, tetapi tidak ada kekuatan untuk melahirkannya.<br />[5] Ketika pegawai-pegawai raja Hizkia sampai kepada Yesaya.<br />[10] Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia, raja Yahuda: Janganlah Allahmu yang kau percayai itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan; Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur.<br />[11] Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan?<br />[12] Sudahkah para allah dari bangsa-bangsa, yang telah dimusnahkan oleh nenek moyangku, dapat melepaskan mereka, yakni Gozan, Haran, Rezef dan bani Eden yang di Telasar?<br />[14] Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN.<br />[15] Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.<br />[36] Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.<br />[37] Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah di dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh dan Sarezer, anak-anaknya, membunuh dia dengan pedang, dan mereka meloloskan diri ke tanah Ararat. Kemudian Esartadon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Segera sesudah raja Hizkia mendengar itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah TUHAN.<br />[2] Disuruhnyalah juga Elyakim, kepala istana, Sebna, panitera negara, dan yang tua-tua di antara para imam, dengan berselubungkan kain kabung, kepada nabi Yesaya bin Amos.<br />[3] Berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata Hizkia, Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan; sebab sudah datang waktunya untuk melahirkan anak, tetapi tidak ada kekuatan untuk melahirkannya.<br />[5] Ketika pegawai-pegawai raja Hizkia sampai kepada Yesaya.<br />[10] Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia, raja Yahuda: Janganlah Allahmu yang kau percayai itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan; Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur.<br />[11] Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan?<br />[12] Sudahkah para allah dari bangsa-bangsa, yang telah dimusnahkan oleh nenek moyangku, dapat melepaskan mereka, yakni Gozan, Haran, Rezef dan bani Eden yang di Telasar?<br />[14] Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN.<br />[15] Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: 16 "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.<br />[37] Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.<br />[38] Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah di dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh dan Sarezer, anak-anaknya, membunuh dia dengan pedang, dan mereka meloloskan diri ke tanah Ararat. Kemudian Esarhadon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.<br /><br /><br />BATU UJIAN<br /><br />Bagaimana kita mengetahui sebuah kitab yang dinyatakan berasal dari Tuhan adalah benar-benar Kitab Tuhan? Salah satu tes, dari sekian banyak tes adalah bahwa sebuah pesan yang berasal dari Yang Maha Mengetahui haruslah konsisten. Harus bebas dari ketidaksesuaian dan pertentangan. Hal ini tepat sekali dengan yang dikatakan "Perjanjian Terakhir", Al-Qur'an mengatakan:<br />"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al-Qur'an - An Nisaa (4): 82).<br />Tuhan atau Setan?<br />Jika Tuhan Yang Maha Kuasa menghendaki kita membuktikan keaslian kitab-Nya (kitab suci Al-Qur'an) dengan batu ujian ini, mengapa kita tidak menerapkan hal yang sama untuk kitab lainnya yang dinyatakan berasal dari-Nya? Kita tidak ingin memperdayakan siapapun dengan kata-kata seperti yang dilakukan umat Kristen. Berdasarkan referensi yang diberikan para sarjana Kristen, telah disepakati bahwa Injil bukanlah Firman Tuhan, dan juga memberi keyakinan bahwa mereka pada kenyataannya meyakinkan kita hal yang sebaliknya.<br />Sebuah contoh klasik dari penyakit ini adalah pada bukti yang baru saja terjadi. Muktamar Gereja Anglikan dilangsungkan di Grahamstown. Pendeta Bill Burnett, Uskup Agung sedang berkhutbah kepada kelompoknya. Ia membuat bingung komunitasnya, sekelompok pendeta dan uskup Inggris terpelajar, dalam bahasa mereka sendiri, bahasa Inggris, sehingga Mr. McMillan, mungkin juga seorang Anglikan, Editor harian Inggris - "The Natal Mercury," tanggal 11 Desember 1979, mengatakan bahwa kebingungan uskup Agung telah muncul di antara kelompok pendeta terpelajar:<br />"Perkataan Uskup Agung Burnett pada muktamar hampir tidak menjadi sebuah model kejelasan, serta dengan luas dan dramatis disalahartikan oleh kebanyakan yang hadir."<br />Tak ada satu pun yang salah dengan Inggris sebagai suatu bahasa, tetapi kita tahu bahwa penganut Kristen dilatih dalam pemikiran yang campur aduk dalam semua permasalahan keagamaan. "Roti" dalam jamuan sucinya bukanlah "roti" tetapi "daging?", "Anggur" adalah "darah?", "Tiga" adalah "satu?" dan "manusia" adalah "Tuhan?" Tetapi janganlah membuat sebuah kesalahan. Tidaklah semudah ketika datang menghadapi kerajaan bumi, dimana dialah yang kemudian paling tepat. Anda harus sangat berhati-hati ketika melakukan kerjasama dengannya! Ia dapat membuat Anda berkhianat tanpa Anda menyadarinya.<br />Contoh-contoh yang saya berikan untuk memperkuat point yang dicetuskan tentang pertentangan di dalam yang dinamakan kitab Tuhan, dengan sangat mudah ditemukan --bahkan untuk difahami dan dimengerti oleh anak kecil.<br />II SAMUEL 24: 1<br />Bangkitlah pula murka Tuhan terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya, "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."<br />Sementara penulis Samuel 24 di atas membuat Tuhan sebagai pemimpin situasi tersebut, penulis Tawarikh (lihat berikut ini) memberikan penghargaan kepada setan:<br />1 TAWARIKH 21: 1<br />Iblis bangkit melawan orang Israel dan membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.<br />Terlepas dari menampakkan kesetiaan terhadap Tuhan seperti dicatat di tempat lain, Setan juga melakukan tugasnya. Dikotomi dalam bagian penulis Tawarikh ini mengingatkan kepada sebuah cerita tentang seorang wanita tua yang menyalakan sebuah lilin untuk St. Michael dan yang lainnya untuk setan, sehingga kemanapun ia pergi (ke sorga atau neraka), ia akan mempunyai teman. Orang Tawarikh ini, meyakinkan bahwa ia mempunyai seorang teman pada pengadilan di atas, juga seorang teman pada pengadilan di bawah. Ia ingin memiliki kedua jalan tersebut, atau menginginkan memiliki kuenya dan juga memakannya.<br />Perhatikan bahwa penulis kitab "Tawarikh" dan "Samuel" mengatakan kepada kita cerita yang sama tentang Daud yang sedang melakukan sensus terhadap orang Yahudi. Dimana Daud mendapatkan "inspirasi" untuk melakukan perbuatan baru ini? Penulis 2 Samuel 24: 1 mengatakan "Tuhan" yang menggerakkan (RSV: "menghasut") Daud, tetapi penulis 1 Tawarikh 21: 1 mengatakan "Setan" yang membujuk (RSV: "menghasut") Daud untuk melakukan perbuatan pengecut seperti itu! Bagaimana mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa menjadi sumber "inspirasi yang bertentangan ini?" Apakah Tuhan atau Setan? Dalam agama manakah Tuhan sinonim dengan setan? Saya tidak berbicara tentang "setanisme," sebuah jamur yang saat ini tumbuh dalam dunia Kristen, dimana seorang bekas Kristen menyembah setan. Dunia Kristen, menyuburkan timbulnya isme-isme: Atheisme, Komunisme, Fasisme, Totalitarianisme, Nazisme, Mormonisme, Christian Scientisme dan sekarang setanisme. Apalagi yang akan dilahirkan oleh dunia Kristen?<br />"Kitab suci Injil" sendiri memberi semua jenis interpretasi yang bertentangan. Inilah kebanggaan Kristen! "Beberapa menyatakan dan ternyata benar, bahwa bagian-bagian Injil secara kontinyu telah disalahgunakan dan diselewengkan untuk membuktikan hampir setiap kejahatan yang dikenal manusia" (dari: The Plain Truth, Sebuah jurnal Kristen yang berpusat di Amerika dalam judul "The Bible -- World's Most Controversial Book." (Juli 1975).<br />Bukti lebih lanjut akan dikemukakan dari "Samuel" dan "Tawarikh". Menurut pendapat saya; sebaiknya tentukan dahulu penulisnya daripada menganggap hal yang tak pantas dari kitab-kitab tersebut berasal dari Tuhan. Perevisi RSV mengatakan:<br />• Samuel Penulis "Tidak diketahui" (Hanya satu kata saja dalam bahasa Inggris, unknown)<br />• Tawarikh: Penulis "Tidak diketahui, mungkin dikumpulkan dan diedit oleh Ezra."<br />Kita harus memuji kerendahan hati sarjana Injil ini, tetapi "kemungkinan," "kebolehjadian" dan "sepertinya" selalu ditafsirkan sebagai kenyataan oleh mereka. Mengapa Ezra atau Yesaya dijadikan sebagai korban untuk penulis yang tak diketahui ini?<br />Apa yang Difirmankan Tuhan: 3 Tahun Kelaparan atau 7 Tahun Kelaparan?<br />II SAMUEL 24: 13<br />"Kemudian datanglah Gad kepada Daud memberitahukan kepadanya dengan berkata kepadanya, 'Akan datangkah menimpa engkau tujuh tahun kelaparandi negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, sedang mereka itu mengejar engkau?"'<br />1 TAWARIKH 21: 11-12<br />"Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya, "Beginilah Firman Tuhan: Haruslah engkau memilih. Tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau."<br />Jika Tuhan adalah penulis setiap kata, koma dan titik dalam Injil, seperti yang dinyatakan umat Kristen, maka berarti Tuhan jugalah pembuat semua perbedaan yang disebutkan di atas!<br />Tiga Atau Tujuh?<br />Perhatikan salinan 2 Samuel 24: 13 dan 1 Tawarikh 21: 11-12 di atas. Bandingkan kedua kutipan di atas. 2 Samuel 24: 13 mengatakan "Kemudian datanglah Gad kepada Daud, Memberitahukan kepadanya, dengan berkata kepadanya ..." kata-kata ini adalah pengulangan kata untuk kata dalam 1 Tawarikh 21: 11-12, kecuali kalimat "Memberitahukan kepadanya" yang terdapat dua kali dihilangkan!<br />Tetapi ketika memangkas frase yang tak berguna tersebut, penulis juga memangkas faktor waktu dari "Tujuh" tahun menjadi "Tiga" tahun. Apa yang dikatakan Tuhan kepada Gad - Tiga atau Tujuh tahun wabah?<br />Delapan atau Delapan Belas?<br />Lihat dan bandingkan salinan 2 Tawarikh 36: 9 dan 2 Raja-raja 24: 8. 2 Tawarikh 36: 9 mengatakan Yoyakhin berumur "delapan" tahun ketika mulai memerintah, sementara 2 Raja-raja 24:8 mengatakan ia berumur "delapan belas" tahun ketika mulai memerintah. Penulis Raja-raja yang "tidak diketahui" mestinya memiliki alasan, yaitu "kejahatan" apa yang mungkin dilakukan oleh seorang anak berusia delapan tahun agar pantas turun tahta. Oleh karenanya, dengan murah hati ia menambahkan 10 tahun agar membuat Yoyakhin cukup dewasa untuk bertanggungjawab atas kemurkaan Tuhan. Meski demikian, ia hendak menetralkan kerusakannya, sehingga ia memotong sedikit pemerintahannya sebesar 10 hari! Menambahkan 10 tahun untuk usia dan mengurangi 10 hari dari masa pemerintahan? Mungkinkan Tuhan Yang Maha Kuasa mengatakan dua hal yang sangat berbeda untuk permasalahan yang sama?<br />Berapa Usia Yoyakhin? 8 Atau 18?<br />Antara delapan dan delapan belas tahun, terdapat sebuah rentang atau perbedaan penuh selama 10 tahun. Dapatkah kita mengatakan (Semoga Tuhan mengampuni!) bahwa Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa tidak dapat menghitung sehingga tidak mengetahui perbedaan antara 8 dan 18? Jika kita percaya terhadap Injil sebagai Firman Tuhan, maka akan terbentur dengan sifat Tuhan dan status Tuhan Yang Maha Kuasa.<br />2 TAWARIKH 36: 9<br />Yoyakhin berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.<br />2 RAJA RAJA 24: 8<br />Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta binti Elnathan, dari Yerusalem.<br />Kavaleri atau Infanteri<br />Bandingkan 2 Samuel 10: 18 dengan 1 Tawarikh 19: 18. Berapa banyak penunggang kereta pertempuran yang dibunuh Daud? Tujuh ratus atau tujuh ribu? Dan lebih jauh lagi, apakah ia membunuh 40.000 "Penunggang Kuda" atau 40.000 "Pejalan Kaki"? Adanya pertentangan antara kedua ayat di atas bukan hanya membuat Tuhan tidak dapat melihat perbedaan antara ratusan dan ribuan, tetapi juga Tuhan tak dapat membedakan "Kavaleri" dan "Infanteri"! Jelaslah bahwa penyamaran yang memalukan dalam kamus Kristen disebut dengan "inspirasi!"<br />Pekerjaan Rumah Praktis<br />Sulaiman dengan kemuliaannya mulai membangun kerajaannya selama tiga belas tahun. Kita mengetahui hal ini dari kitab 1 Raja-raja pasal 7. Ingatlah bualan Dr. Parker (halaman 364) tentang "keseluruhan halaman dibicarakan dengan nama-nama yang tak jelas"? Untuk hubungan kata belaka, Anda tidak dapat mempertentangkan pasal 37 ini dan Yehezkiel pasal 45. Bacalah, paling tidak sekali saja dalam hidup Anda. Setelah itu, Anda akan benar-benar menghargai kitab suci Al-Qur'an! Salinan pada halaman 377 dan 378, yang akan Anda baca untuk kesenangan yang membosankan. Ambillah Injil Anda sendiri dan tandailah dengan warna untuk memudahkan dijadikan sebagai referensi. Berdasarkan buklet ini Anda dapat mewarnai Injil Anda untuk bermacam-macam referensi: "Kuning" untuk semua kontradiksi; "Merah" untuk bagian-bagian yang porno, dan "Hijau" untuk kutipan yang layak dan dapat diterima seperti yang telah saya singgung di awal uraian ini - yaitu, kata-kata yang tanpa usaha dapat Anda kenali sebagai milik Tuhan atau utusan-Nya. Dengan persiapan ini saja, Anda akan siap membantah dan membingungkan setiap misionaris atau Sarjana Injil yang mendatangai jalan Anda! Jika kita berkeringat lebih banyak pada saat damai, kita akan mengeluarkan lebih sedikit darah pada saat pertempuran." (Chiang Kai-Shek)<br />Seberapa Higienis?<br />Sekarang perhatikan bahwa penulis 1 Raja-raja 7: 26 menghitung 2.000 kamar mandi di dalam kediaman Sulaiman, tetapi penulis 2 Tawarikh 4: 5 menambahkan sebesar 50% menjadi 3.000! Sebuah kesalahan yang berlebihan didalam "Kitab Tuhan" ! Meski jika Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mempunyai hal lain yang harus dilakukan, akankah Ia "memberi inspirasi" pertentangan remeh yang tidak ada artinya bagi orang-orang Yahudi? Apakah Injil Kitab Tuhan? Apakah Injil Firman Tuhan?<br />700 atau 7.000?<br />Para pencinta Injil perlu mengetahui bahwa seluruh nol (baik yang ditambahkan ke 700 atau dikurangi dari 7.000) adalah benar-benar angka nol (0), sehingga pernyataan matematis Injil ini membuat bingung dan bahkan kacau.<br />2 SAMUEL 10: 18<br />Tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu 700 ekor kuda kereta dan 40.000 orang pasukan berkuda, Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian, hingga ia mati di sana.<br />1 TAWARIKH 19: 18<br />Tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu 7.000 ekor kuda kereta dan 40.000 orang pasukan berjalan kaki; juga Sofakh, panglima tentara itu, dibunuhnya.<br />Tuhan Bingung Antara "Kavaleri dan Infanteri"?<br />Semua kenyataan ini lebih serius daripada "para penulis Injil yang diberi inspirasi" yang tidak mengetahui perbedaan antara "pasukan berjalan kaki" dengan "pasukan berkuda", karena Tuhan sendiri sebagai sumber "inspirasi" yang tidak mengetahui perbedaan antara kavaleri dan infanteri dimaafkan. Atau mungkin orang Aram yang lari sebelum orang Israel adalah binatang (yaitu sebuah makhluk dengan badan dan kaki berbentuk kuda dan batang tubuh, kepala dan lengan berbentuk manusia). Mungkinkah "makhluk" ini tiba-tiba terlepas dari mitologi klasik Yunani dan mengagumkan semua penulis yang mudah tertipu?<br />________________________________________<br />Tuhan Sebagai Builder, Engineer dan Craftsman<br />7 Salomo mendirikan istananya sampai tiga belas tahun lamanya, baru selesai seluruh istananya itu. [2 Taw. 8:1]<br />[2] Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya dan lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya, disangga oleh tiga jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. [2 Taw 9: 16. About 150 feet].<br />[3] Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, empat puluh lima jumlahnya, yakni lima belas sejajar.<br />[4] Ada pula tiga jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, tiga kali.<br />[5] Dan semua pintu dan jendela segi empat bangunnya, jendela berhadapan dengan jendela, tiga kali.<br />[6] Ia membuat juga Balai Saka lima puluh hasta panjangnya dan tiga puluh hasta lebarnya, dengan disebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang dan bertangga di sebelah depannya.<br />[7] Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit. [Lit. floor of the upper level].<br />[8] Dan gedung kediamannya sendiri di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu adalah sama buatannya. Dan bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.<br />[9] Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal yang sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah dalam dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas dan juga dari tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar.<br />[10] Bahkan dasar gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal batu yang besar-besar, batu yang sepuluh hasta dan batu yang delapan hasta.<br />[11] Di bagian atas ada batu yang mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga.<br />[12] Sekeliling pelataran besar ada tembok dari tiga jajar batu pahat dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah Tuhan dan balainya. [1 Raj. 6:36. John 10:23]<br />[13] Kemudian raja Salomo menyuruh orang menjemput Hiram dari Tirus.<br />[14] Dia adalah anak seorang janda dari suku Naftali, sedang ayahnya orang Tirus, tukang tembaga, ia penuh dengan keahlian, pengertian dan pengetahuan untuk melakukan segala pekerjaan tembaga; ia datang kepada raja Salomo, lalu melakukan segala pekerjaan itu bagi raja. [2 Taw 2:14. 2 Taw 4:16].<br />[15] Ia membentuk dua tiang tembaga, tinggi tiang yang satu delapan belas hasta dan dapat dililit oleh tali yang dua belas hasta panjangnya; tiang yang kedua, demikian juga. Yer 52.21].<br />[16] Dibuatnya juga dua ganja untuk ditaruh di kepala tiang-tiang itu, dari tembaga tuangan, tinggi ganja yang satu lima hasta dan tinggi ganja yang kedua lima hasta.<br />________________________________________<br />Tuhan Sebagai Peneliti Kelayakan Tanah dan Arsitek<br />45 "Pada waktu kamu membagi-bagi negeri itu menjadi milik pusakamu dengan jalan mengundi, kamu harus mengkhususkan sebidang dari tanah itu menjadi persembahan khusus yang kudus bagi Tuhan, panjangnya dua puluh lima ribu hasta dan lebarnya dua puluh ribu hasta. Seluruh tanah yang di dalam batas ini adalah kudus. [Yeh. 47: 22. Yeh. 48: 8.9].<br />[2] Dari tanah ini harus disediakan untuk tempat kudus suatu empat persegi yang panjang dan lebarnya lima ratus hasta dan sekelilingnya ada lapangan yang lebarnya lima puluh hasta. [Yeh. 42:20].<br />[3] Dari daerah yang sudah diukur ini ukurlah sebagian yang panjangnya dua puluh lima ribu hasta dan lebarnya sepuluh ribu hasta: di situlah letaknya tempat kudus, dan bagian ini adalah maha kudus.<br />[4] Ini adalah bagian yang kudus dari tanah itu dan menjadi tempat bagi imam-imam yang menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, yang datang mendekat untuk melayani Tuhan. Itulah tempat perumahan mereka dan menjadi daerah kudus untuk tempat kudus. [Yeh. 48: l0,11].<br />[5] Yang dua puluh lima ribu hasta panjangnya dan sepuluh ribu hasta lebarnya harus menjadi milik orang-orang Lewi yang mendapat tugas pelayanan dalam Bait Suci; itulah kota-kotanya, tempat tinggal mereka.<br />[6] Sebagai milik kota harus engkau tentukan: lima ribu hasta lebarnya dan dua puluh lima ribu hasta panjangnya, berbatasan dengan persembahan khusus yang kudus itu. Itulah untuk seluruh kaum Israel. [Yeh.48:l5].<br />[7] Mengenai bagian raja itu haruslah terdapat di sebelah barat dan di sebelah timur dari persembahan khusus yang kudus dan milik kota itu dan harus berbatasan dengan kedua bagian itu. Yang di sebelah barat harus sampai ke perbatasan barat dan di sebelah timur harus sampai ke perbatasan timur. Jadi panjangnya harus sama dengan panjang dari bagian suatu suku Israel, yaitu dari perbatasan barat sampai perbatasan timur negeri itu. [Yeh. 48:2].<br />[8] Itulah yang menjadi miliknya di tanah Israel. Dan raja-raja Israel tidak lagi akan menindas umat-Ku; mereka akan menyerahkan negeri itu kepada kaum Israel menurut suku-suku mereka. [Yeh. 22:27].<br />[9] Beginilah firman Tuhan Allah: "Cukuplah itu, hai raja-raja Israel, jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan Allah.<br />[10] Neraca yang betul, efa yang betul dan bat yang betullah patut ada padamu. [Im. 19:36]<br />[11] Sepatutnyalah efa dan bat mempunyai ukuran yang sama yang ditera, sehingga satu bat isinya sepersepuluh homer, dan satu efa ialah sepersepuluh homer juga; jadi menurut homerlah ukuran-ukuran itu ditera.<br />[12] Bagi kamu satu syikal sepatutnya sama dengan dua puluh gera, lima syikal, ya lima syikal dan sepuluh syikal, ya sepuluh syikal, dan lima puluh syikal adalah satu mina. [Kel. 30:13].<br />[13] Inilah persembahan khusus yang kamu harus persembahkan: seperenam efa dari sehomer gandum dan seperenam efa dari sehomer jelai.<br />________________________________________<br />Perbedaan Antara 2000 dan 3000 Hanya Dibesar-besarkan 50%!<br />1 RAJA RAJA 7: 26<br />Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat 2000 bat air.<br />2 TAWARIKH 4: 5<br />Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat 3000 bat air.<br /><br />Apakah lucu atau tidak, ketidak mampuan penulis yang telah "diberi inspirasi" untuk membedakan antara 2000 dan 3000 tak dapat dimaafkan. Hal ini adalah pertentangan yang jelas. "Dan tidak ada keajaiban yang membuktikan bahwa dua dan dua menjadi lima, atau sebuah lingkaran mempunyai empat sudut; dan bagaimana pun juga, tidak ada keajaiban yang dapat menghilangkan sebuah kontradiksi yang berada pada permukaan ajaran dan catatan kristen." - (Albert Schweizer), dari bukunya: In Search of the Historical Jesus. Halaman 22.<br />Perbedaan Antara 4 Ribu dan 40 Ribu<br />2 TAWARIKH 9: 25<br />Sulaiman mempunyai juga 4.000 kandang untuk kuda-kudanya dan kereta-keretanya dan 12.000 orang berkuda, yang ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem.<br />HANYA 36.000!<br />1 RAJA RAJA 4: 26<br />Lagipula Sulaiman mempunyai kuda 40.000 kandang untuk kereta-keretanya dan 12.000 orang berkuda.<br />Orang-orang Yahudi Tidak Menggunakan "O" (Nol) Dalam Perjanjian Lama.<br /><br />Tumpukan Kontradiksi<br />Sebelum menyimpulkan serangkaian kontradiksi, ijinkan saya memberi Anda sebuah contoh lagi. Terdapat ratusan lainnya di dalam Injil. Lihat halaman 379 tentang Sulaiman. Ia benar-benar melakukan sesuatu yang besar. Sebagai perbandingan, mantan Sah Iran adalah seorang pengasuh anak-anak! Penulis 2 Tawarikh 9: 25 memberi Sulaiman kandang kuda yang jumlahnya 1000 lebih banyak daripada jumlah kamar mandi yang dimilikinya. "Dan Sulaiman mempunyai empat ribu kandang kuda ..." Tetapi penulis 1 Raja-Raja 4: 26 benar-benar mempunyai pola pikir seorang raja tentang pelindung kerajaannya. Ia melipatgandakan kandang kuda Sulaiman sebesar 1000% - dari 4.000 menjadi 40.000 kandang kuda!. Sebelum beberapa penginjil yang pandai berbicara menipu dengan mengatakan perbedaannya hanya pada sebuah nol, - "0"; dimana beberapa ahli penulis atau penyalin dengan kurang hati-hati menambahkan sebuah nol ke angka 4.000 sehingga menjadi 40.000, ijinkan saya mengatakan pada Anda bahwa orang-orang Yahudi pada masa Sulaiman tidak mengenal sama sekali angka nol - "0"! Bangsa Arab-lah yang memperkenalkan angka nol ke Timur Tengah dan Eropa beberapa abad kemudian. Orang-orang Yahudi menyatakan pada literaturnya dalam bentuk kata-kata dan tidak menulisnya dalam bentuk angka. Pertanyaan kita adalah -Siapa sesungguhnya penulis perbedaan sebesar 36.000 yang mengejutkan ini? Apakah Tuhan atau manusia? Anda dapat menemukan referensi ini dan banyak lagi fakta-fakta lainnya dalam sebuah buku yang sangat komprehensif - "The Bible -- Word of God or Word of Man?"oleh A.S.K. Joommal.<br />KESAKSIAN YANG PALING OBYEKTIF<br /><br />Penyebar agama Kristen suka sekali mengutip ayat 2 Timotius 3:16 untuk membuktikan bahwa Injil merupakan kalimat Tuhan.<br />"Semua tulisan ADALAH didapatkan berdasarkan ilham dari Tuhan dan bermanfaat bagi pengajaran, hukuman, perbaikan, perintah menuju kebenaran." (Injil - 2 Timotius 3: 16 versi Scofield).<br />Perhatikan, "Adalah" ditulis dalam huruf kapital oleh pendeta Scofield, ini secara tak langsung memberitahukan kepada kita bahwa kata itu tidak ada dalam kitab Yunani yang asli. "Kitab Injil berbahasa Inggris yang baru" yang diterjemahkan oleh suatu komite yang mewakili gereja-gereja Inggris, Scotlandia, metodis, jemaat gereja, Persekutuan Baptis, Gereja Presbitarian Inggris dan British & Foreign Bible Society telah membuat terjemahan yang mendekati versi Yunani asli yang berbunyi:<br />"Segala tulisan yang diilhamkan memang bermanfaat untuk mengajar untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebe-naran" (2 Timotius 3: 16).<br />Kaum Katolik Roma dalam versi "Douay" juga lebih mendekati versi Scofield dibandingkan kaum Protestant. Mereka mengatakan, "Segala tulisan yang diilhamkan dari Tuhan adalah bermanfaat untuk mengajar, menegur, membenarkan ..."<br />Kita tidak akan berselisih dengan kata-kata. Muslim dan Kristen setuju bahwa apapun yang berasal dari Tuhan, melalui inspirasi atau wahyu, mempunyai empat tujuan:<br />1. Memberi kita pelajaran;<br />2. Menegur kesalahan kita;<br />3. Memperbaiki Kesalahan kita;<br />4. Menuntun pada kebenaran.<br />Saya pernah bertanya pada orang yang sudah mempelajari ajaran Kristen selama 40 tahun lebih, apakah mereka bisa memberikan tujuan kelima dari Firman Tuhan ini. Sepertinya mereka telah gagal. Tetapi itu belum berarti bahwa saya telah memperbaiki prestasi mereka. Mari kita analisa "Kitab Injil" dengan test-test objektif ini.<br />Tidak Usah Jauh-jauh Mencari<br />Isi pertama dari Kitab Injil --Kejadian-- memberikan banyak contoh-contoh kepada kita. Buka ayat 38 dan baca. Di sana ada sejarah tentang Yehuda, nenek moyang Yahudi. Kepala keluarga Yahudi ini menikah dan mendapat tiga anak laki-laki, yaitu Er, Onan dan Syela. Ketika anaknya yang tertua sudah cukup besar, Ia menikahkannya dengan seorang wanita bernama Tamar: 'Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata Tuhan, maka Tuhan membunuh dia'. (Kejadian 38: 7). Pada tujuan yang manakah di antara keempat prinsip Timotius dapat kita letakkan kabar sedih ini? Yang kedua - "menegur". Er jahat jadi Tuhan membunuhnya. Suatu pelajaran bagi semuanya, Tuhan akan memusnahkan kita apabila kita jahat. Menegur!<br />Kita lanjutkan cerita kaum Yahudi ini. Sesuai dengan kebiasaan mereka jika seorang kakak meninggal dan tidak punya keturunan, maka kewajiban bagi, adik laki-lakinya untuk merawat istrinya sehingga nama almarhum tetap abadi. Yehuda memerintahkan anak keduanya Onan untuk menjalankan kewajibannya. Tetapi ada kecemburuan dalam hatinya. Ia tidak mau memberi keturunan pada Tamar karena keturunannya itu akan tetap memakai nama kakaknya! Jadi "Dia membiarkan maninya terbuang... Tetapi yang dilakukannya ita adalah jahat di mata Tuhan, maka tuhan membunuh dia juga" (kejadian 38: 9-10). Kembali, dimana kita akan meletakkan cerita ini dalam prinsip Timotius? Menegur adalah jawabannya.<br />Tak ada hadiah bagi jawaban yang mudah ini. Melakukan kesalahan pasti akan ditegur dan dihukum! Onan dilupakan dalam "Kitab Suci" tetapi ahli ilmu sexual Kristen mengabadikan namanya berkenaan dengan "Persetubuhan yang terganggu" sebagai Onanism ("Onanism": Sekarang diabadikan dalam kamus Oxford.) dalam buku tentang Sex.<br />Sekarang Yehuda menyuruh menantunya, Tamar untuk kembali ke rumah orangtuanya sampai anak ketiganya Syela menjadi dewasa dan bisa melaksanakan kewajibannya.<br />Balas Dendam dari Seorang Wanita<br />Syela telah dewasa dan mungkin siap untuk menikah dengan wanita lain. Tetapi Yehuda tidak memenuhi Janjinya ke Tamar. Dalam hatinya dia takut. Dia telah kehilangan dua anak laki-lakinya dan dalam pikirannya timbul - "Jangan-jangan dia mati seperti kedua kakaknya" (Kejadian 38: 11 ). Tamar yang merasa dirugikan ini memutuskan untuk membalas dendam pada bapak mertuanya.<br />Tamar mengetahui bahwa Yehuda pergi ke Timna untuk menggunting bulu-bulu domba. Dia berencana untuk bertemu dengan Yehuda ditengah perjalanan. Dia duduk di pinggir jalan yang akan dilewati Yehuda. Ketika Yehuda lewat dan melihatnya, disangkanya dia adalah seorang perempuan sundal karena dia menutupi mukanya. Yehuda menghampirinya dan berkata, "Marilah aku mau menghampiri engkau". Dan wanita itu berkata, 'Apakah yang akan kauberikan kepadaku jika engkau menghampiri aku?"Yehuda berjanji bahwa dia akan mengirimkan anak kambing. Apakah jaminan bahwa dia akan mengirim anak kambing itu?" Cap materaimu serta kalungmu dan tongkatmu" jawab perempuan itu; Yehuda memberikan barang-barang miliknya, itu dan" Ia menghampirinya dan perempuan itu mengandung daripadanya" (Injil, Kejadian 38: 16-18).<br />Pelajaran Moral<br />Sebelum kita mencari dimana kita akan meletakkan cerita cabul dan kotor dari Injil ini dalam 4 prinsip Timotius, saya tertarik untuk bertanya, seperti juga mungkin kamu ingin bertanya; "Apakah pelajaran moral yang bisa didapatkan oleh anak-anak kita dari pembalasan dendam Tamar ini?" Tentu saja kita menceritakan dongeng-dongeng pada anak-anak kita, tidak hanya untuk menyenangkan mereka saja tetapi melalui cerita itu kita bisa menyampaikan pelajaran tentang moral. "Rubah dan Kebun anggur", "Serigala dan Anak Domba", "Anjing dan Bayangannya" dll. Bagaimana mudah dan konyolnya cerita itu, sebuah pesan moral termuat di dalamnya.<br />Dilema Orangtua Kristen<br />Dr. Vernon Jones, seorang psikolog Amerika yang terkenal, mengadakan percobaan pada suatu grup anak-anak dengan menceritakan kisah-kisah tertentu. Tokoh-tokoh dalam cerita itu sama untuk tiap grup anak-anak yang berbeda, tetapi perilaku tokoh-tokoh cerita itu berlawanan untuk masing-masing grup. Untuk satu grup, St. George melawan naga dengan gagah berani, tetapi untuk grup yang lain, pada saat diserang naga, St. George ketakutan dan lari mencari perlindungan di balik baju ibunya." Cerita ini tentu saja kelihatan remeh, tetapi merubah karakter secara permanen bahkan dalam situasi di ruang kelas yang sempit itu", kesimpulan Dr. Jones.<br />Berapa banyak lagi kerusakan permanen dari kisah perampokan dan pembunuhan, perzinahan dan sifat kebinatangan dalam Kitab Suci Injil terhadap anak-anak Kristen, bisa diukur dari berita-berita di koran harian kita. Jika sumber moral kaum Barat seperti itu, tak heran jika kemudian kaum Metodis dan Katolik Roma memberkati perkawinan antara kaum Homosexual di dalam 'Rumah Tuhannya' dan 8000 gay berparade di Hyde Park London, Juli 1979 yang disiarkan di koran dan TV<br />Anda harus mempunyai Kitab Injil dan membaca kejadian 38 seluruhnya. Tandai dengan warna 'merah' kata-kata dan kalimat yang menyajikan cerita ini. Kami mendapati bahwa dalam ayat 18 terdapat pelajaran moral - "Dan perempuan itu mengandung daripadanya".<br />Tidak Bisa Bersembunyi Selamanya<br />Tiga bulan kemudian, dikabarkan kepada Yehuda bahwa menantunya bersundal dan "Telah mengandung dari persundalannya itu". Lalu kata Yehuda. "Bawalah perempuan itu supaya dibakar" (kejadian 38: 24). Yehuda dengan sengaja telah menuduhnya sebagai orang jahat dan sekarang dengan sadisnya ia ingin membakarnya. Waktu akan dibawa, Tamar mengirim cap meterai, kalung dan tongkat kepada bapak mertuanya dan memintanya untuk mencari pemiliknya sebagai orang yang bertanggungjawab atas kehamilannya. Yehuda memeriksanya dan dia mengaku bahwa menantunya itulah "Yang lebih benar"dibanding dirinya dan "Yehuda tidak menguasainya lagi sekarang" (Kejadian 38: 26). Sekte Kesaksian Yehovah dalam New World Translation menterjemahkan kutipan terakhir tadi sebagai --dia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu (Sekte kesaksian Yehovah lebih explisit dalam pemilihan kata-kata. Mereka tidak keberatan untuk berterus terang.) Ini bukanlah yang terakhir yang akan kita dengar tentang Tamar dalam "Kitab Tuhan" dimana penulis kitab suci ini mengabadikan namanya sebagai "Moyang dari Tuhan mereka".<br />Perzinahan Yang Masyhur<br />Saya tidak ingin membuat Anda bosan dengan bercerita secara rinci, tetapi akhir Kejadian: 38 ini menceritakan duel dalam persalinan Tamar: Tentang anaknya yang kembar yang berebut lahir lebih dulu dari rahim ibunya. Orang-orang Yahudi sangat cermat dalam mencatat siapa yang 'lahir pertama'. Anak yang lahir pertama akan menda-pat semua warisan ayahnya. Siapa yang menang dalam perlombaan kelahiran ini? Disana ada 4 orang tokoh dalam perlombaan yang unik ini. Mereka adalah "Peres dan Zerah anak dari Tamar dan Yehuda". Bagaimana perlombaan ini? Kamu akan mengetahuinya nanti. Tetapi sekarang, mari kita lihat moral di sini. Apa pesan moral dalam episode ini? Kamu ingat Er dan Onan: Bagaimana Tuhan membunuh mereka karena dosa mereka? Dan pelajaran yang kita dapat dari kasus tersebut adalah "menegur kesalahan".<br />Dalam kategori yang mana bisa ditempatkan perzinahan Yehuda dan anak-anak tidak syahnya di antara 4 kategori Timotius di atas? Semua karakter ini terkenal dalam "Firman Tuhan" ini karena kebejatannya. Mereka menjadi Nenek dan Kakek moyang dari "anak Tuhan(?) Lihat Matius 1: 3. Dalam setiap versi Injil, orang Kristen telah membuat variasi panggilan dari nama-nama pada Perjanjian Lama (Kejadian 38) ke dalam Perjanjian Baru (Matius) untuk mengalihkan perhatian pembaca. Dari Phares di Perjanjian Lama menjadi Peres di Perjan-jian Baru, dan Zarah menjadi Zerah dan Tamar menjadi Thamar. Tetapi bagaimana dengan moral? Tuhan memaafkan Yehuda atas perzinahannya! Jika kamu berbuat jahat seperti Er maka Tuhan akan membunuhmu; Jika kamu membuang manimu seperti Onan maka Tuhan akan membunuhmu, tetapi Tamar yang penuh dendam dan tipu muslihat menggoda mertuanya, diampuni. Dalam kategori mana orang Kristen akan menempatkan cerita ini dalam buku "Firman Tuhan"? Mana yang cocok? Apakah ...<br />1. Pelajaran?<br />2. Teguran?<br />3. Perbaikan?<br />4. Petunjuk menuju kebenaran?<br />Tanyakan pada para penginjil, pastor dan misionaris yang mendatangi rumah Anda. Tidak ada yang bisa mencocokkan cerita cabul dan porno ini pada keempat kategori di atas. Tetapi kategori ini harus diberikan. Cerita ini hanya bisa dicatat dalam kategori - "Pornografi"!<br />Larang Kitab Itu!<br />George Bernard Shaw mengatakan bahwa Injil adalah "Buku yang paling berbahaya di dunia. Jagalah agar tetap tertutup rapat dan terkunci". Jauhkan Injil dari jangkauan anak-anak. Tetapi siapa yang mau mengikuti nasehatnya? Orang-orang Kristen itu pasti akan membuat larangan terhadap kitab suci itu apabila itu adalah Kitab Suci Hindu atau Kitab suci Muslim. Tetapi mereka sama sekali tidak bisa melarang Kitab Injil mereka karena 'penyelamatan' mereka tergantung pada kitab tersebut.<br />"Membacakan cerita-cerita dari Injil kepada anak-anak bisa membuka kesempatan untuk mendiskusikan moral seks. Suatu kitab Injil yang belum dibersihkan pasti mendapat rating X dari badan sensor." (The Plain Truth, Oktober 1977)<br />Menantu Yang Menggoda Mertuanya<br />Baca Kejadian 19:30 sampai selesai dan tandai dengan warna 'merah' kata-kata dan kalimat yang menunjukkan perbuatan Tamar ini. Jangan segan dan menunda-nunda. Injil yang sudah ditandai ini akan menjadi pusaka yang tak ternilai bagi anak-anakmu. Saya setuju dengan Shaw untuk menjaga agar Injil 'tetap tersimpan dan terkunci' tetapi kita membutuhkan senjata ini untuk menghadapi tantangan orang Kristen. Rasulullah bersabda bahwa "perang adalah strategi" dan strateginya adalah menggunakan senjata musuh kita. Ini bukanlah apa yang kita sukai atau tidak kita sukai. Kita dipaksa menggunakannya untuk melawan Profesor "Injil" yang mengetuk pintu-pintu kita dengan kata-kata: "Injil mengatakan ini" dan "Injil mengatakan itu". Mereka ingin kita menukar Al-Qur'an kita dengan Injil mereka. Tunjukan kelemahan-kelemahan dalam Injil yang belum pernah mereka lihat. Pada saat itu robot-robot ini akan berpura-pura bahwa mereka baru pertama kali melihat hal yang porno itu. Mereka telah diprogram dengan ayat-ayat yang telah dipilih untuk dikemukakan pada kita.<br />Kelanjutannya: "Sejarah" menunjukkan, tiap malam, sang menantu menggoda mertuanya yang mabuk, dengan motif yang mulia (?) yaitu mempertahankan 'keturunan' (bibit) bagi mertuanya. "Bibit" ini digambarkan secara sangat jelas dalam Injil 47 kali hanya dalam surat Kejadian saja! Di luar itu, cerita lain tentang hubungan incest yang terjadi dapat ditemukan: Orang-orang Amon dan Moab, yang tampaknya amat dikasihani oleh Tuhan Bani Israel. Selanjutnya, dalam Injil kita akan mempelajari bahwa orang-orang Yahudi diperintahkan oleh Tuhan yang sama untuk membunuh orang-orang Palestina tanpa belas kasihan --laki-laki, wanita dan anak-anak. Bahkan pepohonan dan hewan tidak boleh dilewatkan, tetapi orang-orang Amon dan Moab itu, tidak boleh diusik dan diganggu, karena mereka adalah keturunan Luth. (Ulangan 2: 19)<br />Tidak ada pembaca yang bisa membacakan kepada ibu, saudara perempuan atau anaknya, bahkan kepada tunangannya sendiri, tentang godaan yang dilancarkan Lutha, kalau ia masih gadis dan bermoral. Namun Anda akan menjumpai orang-orang sesat yang rakus akan kisah-kisah porno ini. Selera bisa dilatih.<br />Baca lagi dan tandai Ezekiel 23, Anda tahu warna apa yang Anda pilih. Dua orang "pelacur" bersaudara, Aholah dan Aholibah. Perincian seksual yang ada di sini membuat malu bahkan bagi edisi-edisi yang belum disempurnakan dari berbagai buku yang dilarang. Tanyakan pada teman Kristen Anda yang "dilahirkan kembali", di bawah kategori apa mereka akan mengklasifikasikan semua kecabulan ini. Semua kecabulan itu pasti tidak mempunyai tempat di berbagai "Kitab Tuhan".<br />H. A.D. Ajijola dalam bukunya "The Myth of the Cross" (Mitos tentang Salib), membeberkan dengan gamblang kekeliruan Injil, seperti halnya tentang penyaliban, pendeknya, seluruh ajaran Kristen. Semua mahasiswa yang mempelajari perbandingan agama harus memiliki buku ini, juga "The Bible: Word of God or Word of Man?" (Injil: Firman Tuhan atau Buatan Manusia?).<br />SILSILAH YESUS<br /><br />Perhatikan sekarang bagaimana orang Kristen mengurutkan silsilah Yesus yang ada di Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru. Yesus adalah seorang laki-laki yang tidak mempunyai garis keturunan, maka seseorang membuatkan baginya. Silsilah yang seperti apa? Enam orang pezina dan keturunannya adalah kakek moyangnya. Laki-laki dan perempuan yang pantas menerima hukuman dilempar batu hingga mati rnenurut hukum Tuhan seperti yang diwahyukan pada Musa, dan diasingkan serta dijauhkan dari rumah Tuhan dari generasi ke generasi ("Anak Haram tidak boleh masuk jamaah Tuhan bahkan sampai keturunannya yang kesepuluh (Ulangan 23:2))<br />Leluhur yang Hina<br />Mengapa Tuhan memberikan 'ayah (Yusuf)' bagi 'anak-Nya (Yesus)'. Dan mengapa harus leluhur yang begitu hina? "Di sinilah sifat Maha Kasih-Nya", kata orang kafir itu. "Tuhan sangat kasih pada orang-orang yang berdosa sehingga Dia tidak keberatan memberikan leluhur seperti itu pada 'anak-Nya'..."<br />Hanya Dua yang Membuat<br />Dari empat penulis Kitab Injil, Tuhan hanya "memberi inspirasi" pada dua orang diantaranya untuk mencatat sisilah 'anak-Nya' . Agar mudah bagi Anda untuk mengetahui mana ayah dan kakek dari Yesus dalam dua daftar yang diberikan penulis Injil, saya hanya menuliskan nama-namanya saja dan menyisihkan yang tidak terlalu berhubungan langsung. Lihat halaman 393, antara Daud dan Yesus, Tuhan 'memberi inspirasi' pada Matius untuk mencatat 26 moyang bagi 'anaknya'. Tetapi pada Lukas ada 41 moyang bagi Yesus. Nama yang sama dari dua daftar tersebut hanyalah Yusuf yang dianggap ayah menurut Lukas 3:23. Nama ini sangat menyolok. Ia adalah Yusuf sang tukang kayu. Anda juga dengan mudah bisa melihat bahwa kedua daftar itu secara kasar tidak sama. Bisakah daftar seperti itu berasal dari sumber yang sama, misalnya Tuhan?<br />Memenuhi Ramalan?<br />Matius dan Lukas terlalu bersemangat untuk menjadikan Raja Daud sebagai nenek moyang pertama Yesus karena dugaan yang salah bahwa Tuhan akan mendudukkan seorang keturunan Daud sendiri di atas tahtanya (Kisah Para Rasul 2: 30). Injil mengingkari ramalan ini, karena mereka mengatakan bahwa bukannya Yesus yang duduk di tahta Daud, tetapi Pontius Pilatus, gubernur Romawi, seorang penyembah berhala yang menghukum mati Yesus. "Tidak masalah" kata para penginjil. "Jika tidak pada kedatangan pertama, lalu pada kedatangannya yang kedua dia akan memenuhi ramalan ini".<br />Matius 1: 6 mengatakan bahwa Yesus adalah anak Daud melalui Sulaiman, tetapi Lukas 3: 31 mengatakan bahwa Yesus adalah anak Daud melalui Natan. Seseorang tidak perlu jadi ahli kebidanan untuk mengetahui bahwa tidak akan mungkin Daud bisa memberi keturunan pada ibu Yesus melalui Sulaiman dan Natan pada waktu yang bersamaan! Kita tahu bahwa kedua penulis Injil ini adalah pembohong yang mengacau karena Yesus dikandung ibunya secara ajaib tanpa adanya campur tangan laki-laki. Bahkan jika kita mengakui bahwa secara fisik Daud adalah leluhur Yesus, kedua penulis Injil ini tetap harus membuktikan alasannya benar.<br />SILSILAH DARI DAUD SAMPAI YESUS<br />Menurut Matius 1:6-16 Menurut Lukas 3:23-31<br />DAUD<br />01. Sulaiman<br />02. Rehabean<br />03. Abia<br />04. Asa<br />05. Yosafat<br />06. Yoram<br />07. Uzia<br />08. Yotam<br />09. Ahas<br />10. Hizkia<br />11. Manasye<br />12. Amon<br />13. Yosia<br />14. Yekhonya<br />15. Sealtiel<br />16. Zerubabel<br />17. Abihud<br />18. Elyakim<br />19. Azor<br />20. Zadok<br />21. Akhim<br />22. Eliud<br />23. Eleazar<br />24. Matan<br />25. Yakub<br />26. YESUS DAUD<br />01. Natan<br />02. Matata<br />03. Mina<br />04. Melea<br />05. Elaykim<br />06. Yonam<br />07. Yusuf<br />08. Yehuda<br />09. Simeon<br />10. Lewi<br />11. Matat<br />12. Yorim<br />13. Eliezer<br />14. Yesua<br />15. Er<br />16. Elmadam<br />17. Kosam<br />18. Adi<br />19. Malkhi<br />20. Neri<br />21. Sealtiel<br />22. Zerubabel<br />23. Resa<br />24. Yohanan<br />25. Yoda<br />26. Yosekh<br />27. Simei<br />28. Matica<br />29. Maat<br />30. Nagai<br />31. Hesli<br />32. Nahum<br />33. Amos<br />34. Matica<br />35. Yusuf<br />36. Yanai<br />37. Malkhi<br />38. Lewi<br />39. Matat<br />40. Eli<br />41. Yusuf<br />42. YESUS<br />Mematahkan Persangkaan<br />Meskipun hal di atas cukup logis, Orang Kristen terlibat secara emosional menyatakan bahwa semua itu tidak akan merubah pendapatnya. Mari kita berikan kepadanya contoh yang hampir sama, tetapi yang bisa membuatnya lebih obyektif.<br />Kita tahu dari sejarah bahwa Muhammad Rasulullah adalah keturunan Ibrahim melalui Ismail. Jadi jika beberapa penulis 'mendapat inspirasi' untuk menipu bahwa Muhammad adalah keturunan Ibrahim melalui Ishak, maka kita tanpa ragu lagi akan mengatakan bahwa penulis itu adalah pembohong karena keturunan Ibrahim tidak mungkin bisa mendapat Aminah (Ibu Muhammad) melalui Ismail dan Ishak pada saat yang sama! Perbedaan garis keturunan antara dua anak Ibrahim ini menjadikan perbedaan antara Yahudi dan orang Arab.<br />Dalam kasus Muhammad, kita mengetahui bahwa bila ada seseorang yang mengatakan bahwa Ishak adalah moyang Muhammad, maka dia adalah pembohong. Tetapi dalam kasus Yesus, baik Matius maupun Lukas keduanya dicurigai. Sampai orang Kristen memutuskan garis mana yang merupakan silsilah bagi "Tuhan"nya, maka kedua penulis Injil ini tidak bisa ditolak. Orang-orang Kristen telah terpaksa menerima silsilah ini selama 2000 tahun dan mencoba untuk menyelesaikan misteri ini. Mereka masih belum melupakannya: Kita kagum akan keteguhan hatinya. Mereka masih percaya. bahwa "waktu akan menyelesaikan masalah" mungkin 2000 tahun lagi?! .<br />"Ada anggapan yang bertentangan bahwa para teolog belum bisa memenuhi kepuasan pada para atheis. Masih ada kesulitan tekstual yang dihadapi oleh para peneliti Injil. Hanya orang yang buta Injil yang menyangkal kenyataan ini dan masalah-masalah lainnya". (The Plain Truth, Juli 1975).<br />Sumber Inspirasi Lukas<br />Mari kita biarkan Lukas untuk mengatakan pada kita siapa yang memberi 'inspirasi' padanya untuk mengatakan pada 'Teophilus yang mulia' (Lukas 1: 3) cerita tentang Yesus. Lihat halaman 396 dalam pembukaan Lukas untuk Injilnya. Ia mengatakan bahwa ia hanya mengikuti jejak langkah orang lain yang kurang bagus dibanding dirinya, orang lain yang telah menulis tentang pahlawannya, Yesus. Sebagai seorang tabib, seorang yang melawan arus, dia tidak diragukan lagi memiliki kemampuan untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Inilah yang dia lakukan, karena "Setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu".<br />Dalam kata pengantar terjemahan Injil Lukas, seorang penginjil, J.B. Phillips, mengatakan - "Dalam segala pengakuannya, Lukas dengan teliti membandingkan dan mengedit bahan-bahan tulisannya, tetapi kelihatannya dia mempunyai kecenderungan untuk menambahkan bahan-bahan yang berhubungan dengan Tuhan, dan kita bisa menebak secara masuk akal pada sumber-sumber tulisan yang dibuatnya" Dan Anda tetap menyebut ini sebagai Firman Tuhan? Carilah "Injil dalam bahasa Inggris modern" dengan kulit muka yang tipis dari penerbit Fontana. Ini adalah edisi yang murah: Dapatkan segera sebelum orang Kristen memutuskan untuk menghilangkan pendapat Phillips ini dari terjemahannya! Dan jangan heran jika penulis RSV juga memutuskan untuk menghilangkan kata 'pembukaan' ini dalam terjemahannya. Itu adalah kebiasaan lama. Secepat mereka mengetahui adanya kekurangan dalam kitab mereka, secepat itu pula mereka menghilangkannya. Mereka membuat kitab Injil referensi saya menjadi 'kitab' sejarah yang tak berguna hanya dalam tempo satu malam.<br />Injil yang Ada<br />Siapa penulis "Injil Yohanes?". Bukan Tuhan juga bukan Yohanes sendiri! Lihat apa yang "dia" katakan mengenai hal ini pada - Yohanes 19:35 dan 21: 24-25. Siapakah Yohanes ini sebenarnya? Mungkinkan dia ini adalah salah satu murid Yesus yang meninggalkannya di kebun ketika Yesus ditangkap orang Yahudi dan sangat membutuhkan pertolongan murid-muridnya, ataukah dia adalah orang keempat belas yang ikut menghadiri perjamuan terakhir di meja makan yang merupakan orang yang 'dikasihi' Yesus? Keduanya bernama Yohanes. Itu adalah nama yang populer bagi Yahudi pada masa Yesus. Dari kedua Yohanes ini, tak satu pun yang merupakan penulis Injil. Itu adalah produk yang tanpa nama dan ini jelas sekali.<br />Penulis-penulis Secara Singkatnya<br />Biarkan saya simpulkan, pencarian 'penulis-penulis' ini dengan keputusan dari 32 penginjil, yang didukung oleh 50 kelompok-kolompok Kristen. Penulis-penulis ini telah lama meninggal dunia. Dalam RSV oleh Collins, catatan-catatan yang berharga dalam "Kitab Injil" dapat ditemui di bagian belakang. Saya hanya menyalin sedikit dari informasi pada halaman 400. Kita mulai dengan "Kejadian" - kitab pertama dalam Injil. Penginjil mengatakan tentang penulis: "Salah satu dari 5 kitab Musa". Perhatikan, kata-kata "lima kitab Musa" ditulis dengan tanda kutip. Ini adalah cara yang mudah untuk menjelaskan bahwa --ini adalah kitab Musa dan bahwa Musa adalah penulisnya, tetapi kami (32 penginjil itu) yang mengetahui lebih banyak, tidak mempunyai sumbangan terhadap kabar burung itu.<br />Empat kitab berikutnya adalah "Keluaran, Imamat; Bilangan dan Ulangan": Penulis? "Secara umum adalah Musa" Ini Kategori yang sama seperti kitab 'Kejadian'<br />Siapa penulis kitab 'Hakim-hakim?' Jawabannya, "Mungkin Samuel"<br />Siapa penulis buku "Ruth?" Jawabannya "Tidak diketahui" dan<br />Siapa penulis dari<br />1 Samuel? ... Jawabannya: Penulis "Tidak diketahui"<br />2 Samuel? ... Jawabannya: Penulis "Tidak diketahui"<br />1 Raja-raja? ... Jawabannya: Penulis "Tidak diketahui"<br />2 Raja-raja? ... Jawabannya:' Penulis "Tidak diketahui"<br />1 Tawarikh ? ... Jawabannya: Penulis "Tidak diketahui mungkin ...."<br />2 Tawarikh? ... Jawabannya: Penulis "Sepertinya dikumpulkan... "<br />Dan seterusnya. Penulis dari kitab tanpa nama ini adalah "tidak diketahui" atau "mungkin" atau "sepertinya" atau "diragukan" asalnya: Mengapa menyalahkan Tuhan atas kegagalan ini? Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak perlu menunggu 2000 tahun seperti penginjil memberitahukan kepada kita bahwa Dia bukanlah yang berwewenang dalam penulisan dosa-dosa; aniggapan-anggapan dan kesombongan Yahudi ini: Dia berfirman mengatakan apa yang mereka lakukan:<br />"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab. Dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, 'Ini dari Allah' (dengan rnaksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan Itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah (2): 79).<br />Kita bisa memulai untuk membahas kitab ini dengan ayat-ayat Qur'an di atas dan mengakhirinya pula, dengan memuaskan bahwa Allah Yang Maha Kuasa sendiri yang memutuskan persoalan tersebut - "Apakah Injil adalah firman-firman Tuhan?" Tetapi kita harap saudara-saudara Kristen kita mempunyai kesempatan untuk mempelajari masalah ini secara obyektif. Biarkan Orang Kristen yang percaya, penganut 'kelahiran-kembali' meyakinkan kesaksian Injil mereka dengan penilaian yang lebih baik.<br />Bagaimana dengan Kitab Al-Qur'an? Apakah Al-Qur-'an adalah Firman-firman Tuhan? Penulis penerbitan ini telah berusaha untuk menjawab pertanyaan ini dalam pengetahuan yang ilmiah dalam bukunya "Al-Qur' an -- The Miracle of Miracles (Keajaiban di atas Keajaiban)".<br />BEBERAPA KITAB INJIL<br />• KEJADIAN<br />Penulis: Salah satu dari "lima Kitab Musa"<br />• KELUARAN<br />Penulis: Secara umum adalah Musa<br />• IMAMAT<br />Penulis: Secara umum adalah Musa<br />• BILANGAN<br />Penulis: Secara umum adalah Musa<br />• ULANGAN<br />Penulis: Secara umum adalah Musa<br />• JOSHUA<br />Penulis: Sebagian besar adalah Joshua<br />• HAKIM-HAKIM<br />Penulis: Mungkin Samuel<br />• 1 TAWARIKH<br />Penulis: Tidak diketahui mungkin dikumpulkan dan diedit oleh Ezra<br />• 2 TAWARIKH<br />Penulis: Mungkin dikumpulkan dan diedit oleh Ezra<br />• EZRA<br />Penulis: Mungkin ditulis atau diedit oleh Ezra<br />• ESTHER<br />Penulis: Tidak diketahui<br />• AYUB<br />Penulis: Tidak diketahui<br />• AMSAL<br />Penulis: Yang paling utama adalah Daud, meskipun ada penulis yang lain<br />• PENGKOTBAH<br />Penulis: Meragukan, tetapi umumnya dianggap oleh Sulaiman<br />• RUTH<br />Penulis: Tidak diketahui secara pasti; mungkin Samuel<br />• 1 SAMUEL<br />Penulis: Tidak diketahui<br />• 2 SAMUEL<br />Penulis: Tidak diketahui<br />• RAJA RAJA I<br />Penulis: Tidak diketahui<br />• YESAYA<br />Penulis: Utamanya adalah Yesaya sebagian bisa jadi ditulis oleh yang lain<br />• YUNUS<br />Penulis: Tidak diketahui<br />• HABAKKUK<br />Penulis: Tempat dan waktu kelahirannya tidak diketahui<br />• RAJA RAJA II<br />Penulis: Tidak diketahui<br />Data ini diambil dari RVS Collins, tahun 1971, halaman 12-17.<br />Penutup<br />Para pembaca sekarang pasti yakin bahwa, jika pikirannya terbuka, Injil sekarang ini bukanlah seperti apa yang diakui oleh para propagandis Kristen. Selama hampir 4 dekade, orang-orang telah bertanya pada saya, bagaimana saya bisa memiliki pengetahuan yang dalam tentang Injil dan Umat Kristiani.<br />Sejujurnya, dalam kedudukan saya sebagai seorang Muslim, membicarakan Umat Kristen dan Yahudi bukanlah kemauan saya. Saya terpaksa menjadi seperti ini.<br />Provokasi yang Pertama<br />Pada tahun 1939, saya bekerja sebagai penjaga toko di Adam Mission dekat dengan Seminari Kristen yang menghasilkan pendeta-pendeta dan penginjil-penginjil yang menjadikan saya dan teman-teman saya sebagai target bagi pengembangan ajaran mereka. Tiada hari tanpa orang-orang muda Kristen ini mengganggu saya dan saudara-saudara Muslim saya dengan menjelek-jelekkan isi Al-Qur'an.<br />Menjadi pemuda yang sensitif di usia 20 tahun, saya menghabiskan waktu saya di malam hari untuk mempertahankan keyakinan saya pada Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan berusaha mempelajari Al-Qur'an, Injil dan literatur lainnya. Penemuan saya pada buku Izharuh Yaq merupakan titikbalik kehidupan saya. Setelah sedikit merasa memiliki kekuatan, saya mengundang misionaris-misionaris baru ini untuk membahas masalah Kitab Suci Al-Qur'an dan Kitab Injil mereka.<br />Umat Muslim Selalu Mendapat Serangan<br />Ini membuat saya sadar betapa banyak kaum Muslim yang takut dan terus menerus diserang oleh para penyebar Injil yang datang dari pintu ke pintu untuk menggoyahkan keimanan kaum Muslim.<br />Saya mengetahui bahwa perlu memberi saudara-saudara Muslim saya dengan senjata ilmu pengetahuan yang cukup untuk mempertahankan diri dari serangan para penyebar Injil tersebut. Saya terdorong memberi kuliah untuk menunjukkan pada Muslim bagaimana melawan serangan mereka.<br />Kuliah-kuliah saya juga mengundang orang-orang Kristen untuk menyaksikan kebenaran Islam dan penipuan yang dilakukan terhadap ajaran Yesus.<br />Serangan Bukanlah Hal Baru<br />Para misionaris Kristen dalam lebih dari 400 tahun terakhir telah menantang kaum Muslim dalam segala aspek: Dan sejauh pengetahuan saya, banyak sekali tantangan yang belum terjawab atau baru terjawab sebagian saja. Mungkin atas kehendak Allah, sumbangan saya dalam bidang ini bisa menjawab tantangan terhadap penyerang-penyerang Islam tersebut.<br />Salah satu tantangan itu datang dari Geo G. Harris, penulis "Bagaimana Membuat Muslim menjadi Kristen". Misi yang mencoba untuk memurtadkan Muslim di Cina ini mengatakan dalam sikap yang angkuh gaya Barat di halaman 19 di bawah judul 'Teori atau Penilaian Terhadap Penipuan':<br />Kita sekarang menghadapi penilaian serius dari dunia Muslim, melawan kitab Injil. Ada tiga aspek yaitu":<br />1. Bahwa Kitab Kristen telah dirubah sedemikian rupa, dan tidak ada kemiripan dengan Injil yang ada dalam Al-Qur'an. Ini bisa dijawab dengan menanyakan salah satu pertanyaan berikut: Dimana ada perubahannya? Bisakah kamu memberikan satu Kitab Injil yang asli dan tunjukkan bahwa saya bisa membandingkannya dengan milikku. Kapan mulanya Injil yang asli berhenti beredar?<br />2. Bahwa Kitab Suci kita telah mengalami perubahan. Lima pertanyaan di bawah ini merupakan pertanyaan yang sempurna untuk mereka:<br />a. Apakah penipuan atau perubahan itu disengaja?<br />b. Bisakah kamu menunjukkan di Injil saya kalimat yang dirubah itu?<br />c. Bagaimana kalimat aslinya?<br />d. Kapan, oleh siapa, atau mengapa dirubah?<br />e. Apakah perubahan ini pada kalimatnya ataukah pada artinya?<br />3. Bahwa Kitab Injil kita adalah 'palsu' untuk menggantikan Kitab Injil yang asli. Sedikit pertanyaan biasanya muncul dalam situasi ini, bahwa biasanya Muslim membuat penilaian yang salah seolah-olah Injil atau Perjanjian Baru adalah benar-benar ada baik di jaman dulu maupun sekarang.<br />Sebelum melanjutkan setengah bagian diskusi selanjutnya, perlu diingat bahwa apabila ada musuh yang mau menilai dan mempelajari kitab suci kita, maka kita harus mempelajarinya juga dan memahaminya, sehingga kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, baik yang positif maupun yang negatif.<br />Apakah Kaum Muslim Mempunyai Jawaban?<br />Apakah kita sebagai Muslim mempunyai jawaban atau pertanyaan-pertanyaan di atas? Jika Anda telah membaca buku ini, maka Anda akan tahu bahwa Geo G. Harris tidak mempunyai landasan untuk mempertahankan argumennya: Saya bisa memberikan Anda halaman yang tepat dari Injil untuk membuktikan ketidak-benaran pendapatnya.<br />Kaum Muslim Menantang<br />Pada halaman 16 dari buku Geo G. Harris, dia mengajarkan peraturan misionaris yang mendasar untuk memojokkan kaum Muslim:<br />"Dalam bab ini, diasumsikan bahwa pertanyaan terhadap keaslian dan kemurnian Kitab Suci kita telah timbul di kalangan umat Muhammad. Jika masalahnya begitu, sebelum kita mengambil posisi untuk mempertahankan diri, kita harus mengingat peraturan dasarnya. Biarkan tanggungjawab untuk memberikan bukti yang benar kita serahkan pada kaum Muslim. (Alhamdulillah!, para pembaca pasti setuju bahwa dalam buku ini, kita telah menjawab tantangan Kristen).<br />Segala puji bagi Allah bahwa dalam 40 tahun masa pembuktian saya terhadap keaslian Injil yang ditanyakan oleh orang Kristen, akhirnya saya berhasil memenangkannya.<br />Ingat, kita sebagai Muslim tidak perlu pergi dari pintu ke pintu untuk menyebarkan agama kita, seperti yang dilakukan oleh kaum Kristiani yang mengganggu privasi dan kedamaian dan mengambil keuntungan dari keramah-tamahan kita.<br />Mereka yang takut mengatakan kebenaran ketika diprovokasi oleh para misionaris Kristen ini, yang bahkan pada tahap selanjutnya bahkan terus menghina Nabi kita tercinta Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebaiknya menguji kembali keimanan mereka.<br />Kuliah-kuliah ini juga bertujuan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang dialami oleh Muslim yang diserang oleh para misionaris Kristen. Tanyakan pada kaum Muslim di Chatsworth, Hanover Park atau Riverlea, bagaimana mereka harus tunduk pada tirani Kristen.<br />Apabila sumbangan saya yang sederhana ini --"Apakah Injil adalah Firman Tuhan?"-- diterima oleh kaum Muslim sebagai senjata untuk melawan misionaris, maka usaha saya tidak sia-sia.<br />Adalah suatu balasan yang besar apabila salah satu dari murid Yesus dengan tulus hati menerima kebenaran dan meninggalkan kepalsuan dan kesalahan.<br />Balasan yang terbesar tentu saja datang dari Allah Yang Maha Kuasa, tempat saya meminta petunjuk, Kasih Sayang, Berdoa dan Memohon pertolongan.<br />SATU-SATUNYA NILAI JUAL<br /><br />"Orang-orang yang Paling Berpengaruh"<br />Baru-baru ini, seorang peneliti sejarah dan ahli matematika dari Amerika; Michael H. Hart telah menerbitkan sebuah buku: The 100, The Top Hundred or Greatest Hundred in History (Seratus orang yang paling besar sepanjang sejarah). Dalam buku ini, dia memberikan nama-nama dari seratus 'orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah' dan alasannya untuk menempatkan nama tersebut dalam daftarnya. Mengherankan, dia (kemungkinan besar seorang Kristen) menempatkan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam di tempat pertama dari seratus orang tersebut, dan dengan alasan yang bagus pula. Dan dengan alasan yang setimpal, ia menempatkan Yesus, orang yang dianggap sebagai Tuhan dan penyelamat oleh sebagian besar orang Amerika, pada tempat ketiga.<br />Pendiri Agama Kristen yang Sebenarnya<br />Meskipun ada 2 milyar lebih orang Kristen di dunia ini dibandingkan 1 milyar kaum Muslimin, Mr. Hart memisahkan penilaian pendiri Kristen antara Paulus dari Yesus, dan dia memberikan penilaian yang lebih besar kepada Paulus. Karenanya dia menempatkan Yesus pada urutan ketiga. Setiap orang Kristen yang mengetahui, setuju bahwa Paulus adalah pendiri agama Kristen yang sebenarnya, dan bukannya Yesus.<br />Alasan akan Perbedaan<br />Dalam segala keadaan, jika ada perbedaan antara seorang Muslim dan seorang Kristen dalam hal dogma, keyakinan, etika atau moral, maka penyebab konflik ini bisa dicari dalam buku yang dibuat Paulus yaitu Korintus, Philipus, Balatia, Tesalonika dan lain-lain, dalam Injil.<br />Bertentangan dengan ajaran Yesus bahwa keselamatan hanya bisa didapat dengan cara menuruti segala perintah (Matius 19: 16-17), Paulus telah memakukan hukum dan perintah di kayu salib (Kolose 2: 14) dan mengaku bahwa keselamatan hanya bisa didapat melalui kematian dan kebangkitan Yesus:<br />"Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah kepercayaanmu." (Injil - 1 Korintus 15: 14).<br />Tokoh Dalam Ajaran Kristen<br />Menurut Paulus, tidak ada yang ditawarkan oleh agama Kristen kepada umat manusia selain darah dan nyawa Yesus. Jika Yesus tidak meninggal, dan dia tidak dibangkitkan dari kematian, maka tidak akan ada penyelamatan dalam Kristen! "Dan segala kesalehan kami, seperti kain kotor." (Injil - Yesaya 64: 6).<br />Tanpa Penyaliban - Tidak Ada Agama Kristen<br />"Kematian Yesus di kayu salib adalah pusat dari semua ajaran agama Kristen ... Semua ajaran Kristen tentang Tuhan, tentang makhluk, tentang dosa dan kematian mempunyai point yang vokal dalam kebangkitan Yesus. Semua ajaran Kristen tentang sejarah, tentang masa depan, tentang Gereja, keyakinan dan kepercayaan semuanya berasal dari kebangkitan kembali Yesus", kata Profesor Jurgen Moltmann dalam Kebangkitan Tuhan.<br />Singkatnya, Tidak ada penyaliban! --Tidak ada Kristen! Ini adalah pengalaman kami, kaum Muslim yang tinggal di sarang Kristen, di Afrika Selatan. Ribuan sekte-sekte dan kelompok-kelompok Kristen berlomba-lomba satu sama lain untuk melepaskan penyembah berhala dari api neraka. Bagaimanapun juga, dalam pertarungan ini, tidak ada pendeta, pastor, para penginjil dan misionaris yang mau berusaha keras mengajarkan pada umat Islam tentang kebersihan, karena kita sebagai Muslim mengaku bahwa kita adalah umat yang paling bersih. Tidak juga tentang keramah-tamahan, karena kita Muslim adalah umat yang paling ramah-tamah terhadap sesama. Juga tentang etika dan moral, karena kita umat Islam adalah kaum yang paling bermoral. Kita tidak meminum minuman keras; tidak berjudi, tidak pacaran, kita shalat 5 kali sehari, puasa di bulan Ramadhan dan senang bersedekah. Dengan segala kekurangan kita, kita berani mengatakan bahwa tidak ada agama lain yang mengikat kita dalam persaudaraan, kasih sayang dan ketenangan hati.<br />Darah Bagi Penyelamatan<br />"Ya! Ya! Kata misionaris Kristen, "Tetapi Anda tidak akan mendapatkan penyelamatan" Karena Penyelamatan datang "hanya melalui darah Tuhan Yesus". "Segala kesalehan kita, seperti kain kotor", katanya. Jika Anda sebagai seorang Muslim menerima penyelamatan melalui darah Yesus dan mengambil Yesus sebagai "Penyelamat diri", maka Anda bagaikan malaikat yang berjalan di atas bumi".<br />Jawaban yang Paling Tepat<br />Apa yang bisa kita katakan terhadap pengakuan Kristen ini? Tidak ada yang lebih baik daripada Firman Allah untuk menjawab kesombongan kaum Yahudi,<br />"Dan karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya kaml telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi orang yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa; benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa". (QS. An-Nisa (4): 157)<br />Adakah seseorang yang lebih eksplisit, empatik, lebih pandai dan tanpa kompromi dalam menolak ajaran tentang keimanan selain ini? "Tidak mungkin!" Hanya satu yang bisa, Dia-lah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Kuasa Tuhan Seru Sekalian Alam.<br />Orang Muslim mengimani bahwa pernyataan Al-Qur-'an seperti ini berasal dari Tuhan. Oleh karenanya ia tidak akan banyak bertanya dan meminta bukti.<br />"Ia akan berkata, 'Allah berfirman! Kami mendengar dan kami taat'..."<br />Jika orang Kristen menerima Qur'an sebagai firman Tuhan, maka masalah Penyaliban tidak akan pernah muncul. Mereka menolak ajaran Al-Qur'an dan membuang segala sesuatu yang berbau Islam. Dalam bahasa Thomas Carlyle - "Mereka (orang Kristen) telah dilatih untuk membenci Muhammad dan segala ajarannya".<br />PANGGIL SAKSI-SAKSIMU<br /><br />Kepandaian Berdagang yang Penuh Tekanan<br />Dalam usaha untuk membuktikan ajarannya, mereka mengeluarkan berbagai pernyataan untuk menarik perhatian, salah satunya dipakai sebagai judul dalam buku ini --Penyaliban Yesus-- omong kosong atau sejarah? Sungguh, kedengarannya sangat provokatif, tetapi judul ini diambil dari keroyalan orang Kristen; dari kamus mereka sendiri.<br />Garner Ted Armstrong, Wakil Presiden dan Penerbit Plain Truth (sebuah majalah Kristen dari Amerika, yang dikabarkan beroplah lebih dari 6 juta kopi setiap bulannya), mencoba untuk menjawab teka-teki itu dengan judul: "Apakah Kebangkitan Itu Suatu Omong Kosong?" Ini adalah tipe orang Amerika dalam menawarkan agamanya. Dia menguraikan kata 'omong kosong' dengan kata-kata, "Kebangkitan Kristus dari Nazaret bisa merupakan kenyataan sejarah yang sangat hebat dan bisa juga suatu penipuan yang sangat licik kepada pengikut-pengikut Kristen".<br />Teman yang lain, "Billy Graham" muda dari Amerika, Josh McDowell, dalam bukunya Faktor Kebangkitan Kembali, mengatakan "Saya terpaksa menyimpulkan bahwa kebangkitan Kristus bisa merupakan suatu kejadian yang paling jahat, tidak masuk akal dan menipu pikiran umat Kristiani, tetapi bisa berarti juga suatu kenyataan sejarah yang sangat mengagumkan". Karena tidak mungkin bagi orang Timur untuk menggabungkan kalimat-kalimat orang Amerika yang sangat gamblang dan terbuka, maka saya tidak harus meminta maaf untuk meminjam kata-kata mereka bagi buku saya ini: Penyaliban Kristus - Omong Kosong atau Sejarah?<br />Keberatan Orang Kristen<br />Menurut kepercayaan Muslim, Yesus tidak dibunuh atau pun disalib, orang Kristen keberatan dengan hal itu, "Bagaimana mungkin seorang laki-laki (Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) yang tinggal ribuan mil jauhnya dari tempat kejadian dan hidup pada masa 600 tahun setelah kejadian, mengetahui apa yang terjadi sebenarnya?" Kaum Muslim mengatakan bahwa kata-kata Muhammad bukanlah berasal dari dirinya sendiri, tetapi 'diwahyukan' oleh Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Orang Kristen mengatakan bahwa mereka tidak siap menerima aspek metafisik dari kenabian Muhammad, dibandingkan pandangan penulis-penulis Injil yang menjadi saksi mata atau pendengar langsung kejadian pada pekan paskah 2000 tahun yang lalu.<br />Alasan orang Kristen cukup kuat. Logika mereka bagus. Untuk menguatkan argumentasi mereka, kita akan memanggil saksi-saksi mata mereka dan kita akan melakukan pengecekan silang untuk menemukan kebenaran atau kesalahan yang ada pada penulis-penulis Injil mereka. Saksi-saksi kunci mereka adalah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes --yang dianggap sebagai penulis Injil. Tetapi mereka semua telah meninggal dan berada di dalam kubur. "Ya, itu benar, tetapi kami mempunyai kesaksian mereka yang dibuat di bawah sumpah mereka!", Kata orang Kristen.<br />Mintalah Buktinya<br />Ketika berargumentasi dengan pengakuan Yahudi dan Kristen yang bertentangan dan berlebih-lebihan tentang penyelamatan, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk meminta bukti. Firman Allah,<br />"Katakanlah: 'Tunjukkanlah bukti kebenaranmu'. Jika kamu adalah orang yang benar." (QS. Al-Baqarah (2): 111).<br />Dan mereka telah memberikan satu-satunya bukti yang mereka miliki, dalam lebih dari 15.000 macam bahasa! Bahkan dalam bahasa Arab, Injil dibuat dalam sebelas dialek. Apakah kita akan menerima begitu saja? Tidak! Ketika Allah memerintahkan kita untuk meminta bukti, maksud-Nya adalah kita harus menganalisa bukti-bukti itu.<br />MENDIRIKAN KERAJAAN TUHAN<br /><br />Kumpulan Bukti yang Ketiga --"Menurut..."<br />Hal yang mengherankan dalam bukti-bukti yang dimiliki orang Kristen (yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) adalah bahwa tak ada satu pun yang bisa dibuktikan keasliannya. Tidak ada satu pun tanda tangan, tanda atau cap jempol dari penulis dalam kitab yang disebut "asli". Mereka menyombong bahwa mereka memiliki lebih dari 24.000 kitab asli, tetapi tak ada dari dua yang asli itu yang isinya sama satu sama lain. Mengherankan! Lebih aneh lagi, orang Kristen menandai kitab Injil mereka sebagai "Injil menurut Matius", "Injil menurut Markus", Injil menurut Lukas", dan "Injil menurut Yohanes".<br />Ketika para penginjil ditanya mengapa kata-kata "me-nurut" ditulis di awal semua Injil, mereka mengatakan bahwa mereka tidak menulis sendiri. Ini hanya anggapan bahwa mereka adalah penulis Injil sekarang ini. Penterjemah dari "Versi Internasional Yang Baru", secara diam-diam telah menghapus kata 'menurut' dari empat Injil mereka dalam terjemahannya yang terakhir. Dari orang-orang yang dianggap penulis Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, diketahui bahwa 50% dari mereka bahkan bukan termasuk dalam 12 murid pilihan Yesus.<br />Kasus yang Utama<br />Saya dengan rendah hati berani menegaskan bahwa dokumen-dokumen yang tidak ada pembuktiannya tersebut tidak akan diterima di semua pengadilan di peradaban manapun, hanya dalam tempo 2 menit. Selain itu, Markus, salah seorang yang dinyatakan sebagai saksi mengatakan bahwa di saat Yesus dalam keadaan kritis -<br />"Lalu semua murid itu meninggalkan dia dan melarikan diri". (Injil - Markus 14: 50).<br />Coba tanya pada teman Anda yang beragama Kristen, "Apakah 'semua (all)' di sini berarti semua (all) dalam bahasa Anda? Dan dia pasti akan menjawab, "Ya!", apakah 'almal' berarti 'almal dalam bahasa Afrika? Dan tanpa ragu dia akan menjawab, "Ya!"; Dan apakah 'bonke' berarti 'bonke ' dalam bahasa Zulu?" Dan dia akan menjawab, "Ya!". Ini benar untuk setiap bahasa. Tetapi mengapa ayat dari Injil ini tidak tertulis dalam logat Anda sendiri?<br />Jadi orang yang disebut 'saksi mata' di sini tidak benar-benar menjadi saksi mata terhadap kejadian tersebut, kecuali jika Markus tidak mengatakan kebenaran seluruhnya dalam Injil. Padahal dia dianggap mengungkapkan semuanya di bawah sumpah! Anda pasti setuju bahwa kasus seperti di atas pasti akan ditolak di pengadilan manapun di semua peradaban di muka bumi ini. Akan tetapi ajaran yang sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu, yang dipercaya dapat menyelamatkan 1.2 milyar umat Kristen ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Hal ini perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu kita bisa saja menyenangkan orang-orang yang dianggap sebagai saksi, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, seolah-olah mereka adalah saksi sejarah.<br />Dari Mana Kita Akan Mulai?<br />Tentu saja dari awal! --tepatnya seperti apa yang dikatakan Injil ("Pada awal ..." - Kejadian l: 1)-- hanya 24 jam sebelum bencana alam "Hujan badai, gerhana matahari gempa bumi, batu terbelah, kuburan-kuburan terbuka dan mayat-mayat yang terbaring bangkit dan berkumpul di jalan menuju ke Yerusalem ..." seperti yang digambarkan oleh saksi-saksi Kristen. Suatu skenario yang mahal yang mengalahkan rekor biaya pembuatan sebuah film!<br />Kita tidak boleh lupa bahwa kaum Yahudi berkaitan juga dengan pembunuhan atas Yesus Kristus dan kita sebagai Muslim terpaksa membela mereka melawan tuduhan umat Kristen, karena keadilan harus ditegakkan. Apapun perbuatan dan perkataan dosa mereka, Allah membebaskan mereka dari tuduhan pembunuhan tersebut. Allah berfirman,<br />"Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (Q,S. An-Nisa (4): 157).<br />Memainkan Kartu 'Kisah Penyaliban'<br />Dunia Kristen dengan tidak adil telah menghukum dan membunuh orang Yahudi sejak 2000 tahun lalu dengan tuduhan atas pembunuhan yang tidak mereka (Yahudi) lakukan. Percobaan pembunuh? Mungkin! Tetapi pembunuhan? Tidak! Dengan membebaskan Yahudi dari kejahatan yang tidak mereka lakukan, berarti juga kita membuat penginjil dan penyebar agama Kristen menjadi tidak berdaya. Dalam mengetuk hati dan pikiran manusia, kisah penyaliban adalah satu-satunya kartu yang mereka punya. Biarkan mereka dengan kegilaannya dan Anda akan mendapatkan bahwa dunia Muslim bebas dari usaha dan gangguan kaum misionaris Kristen.<br />Di Sekitar Meja<br />Di malam perayaan Paskah, Yesus dan kedua belas muridnya duduk melingkar di sebuah meja besar bersama dengan tuan rumahnya --Murid tercinta-- yaitu Yohanes. Yohanes dan Yesus adalah nama yang biasa bagi kaum Yahudi pada tahun 30 Masehi, seperti nama Tom, Dick, John dan Jimmy di abad ke 20 ini. Jadi paling tidak ada 14 orang dan bukan 13 seperti angka sial dalam tahyul Barat.<br />Perjalanan Menuju Yerusalem<br />Yesus melakukan perjalanannya yang agung memasuki Yerusalem sebagai pemimpin dari pengikut-pengikutnya dengan semangat dan antusias untuk membangun 'Kerajaan Tuhan' setiap saat dengan mengendarai keledai untuk memenuhi tugas kerasulannya (Zakharia 9: 9),<br />"Katakanlah kepada puteri Sion, lihat, Rajamu datang kepadamu ... Mengendarai seekor keledai .... Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan ... . dan menyebarkan ranting-ranting pohon di jalan ... dan orang banyak berseru, "Hosana bagi anak Daud... Hosana di tempat yang Maha Tinggi ... " (Injil - Matius 21: 5-9).<br />Mari kita lihat Lukas, sang tabib, menambahkan tulisannya untuk menjelaskan gambaran tersebut. '<br />"....karena ia sudah dekat dengan Yerusalem, dan mereka menyangka bahwa kerajaan Allah akan segera kelihatan". (Injil - Lukas 19: 11).<br />Kerajaan Surga?<br />"Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi Rajanya, bawalah mereka kemari, dan bunuhlah mereka di depan mataku." (Injil - Lukas 19: 27).<br />"... Diberkatilah dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan". (Injil - Lukas 19: 38).<br />Dan Yohanes menambahkan bahwa rombongan yang bersemangat itu berteriak:<br />"Hosana! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan, raja Israel!" (Injil - Yohanes 12: 13).<br />"Maka kata orang-orang Farisi ... Lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti dia (Yesus)" (Injil - Yohanes 12: 19).<br />"Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini; Sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar." (Injil - Yohanes 12: 31).<br />Siapa yang bisa tahan terhadap janji kemenangan di masa depan yang memabukkan itu? Sedikit menakjubkan bahwa Yesus tergoda secara fisik untuk mengusir orang-orang yang berjualan di halaman kuil. Dia mendorong meja tempat berjual beli tersebut dan memaksa mereka keluar dengan sebuah 'cambuk tali'- (Yohanes 2: 15).<br />Serangan yang Gagal<br />Pembersihan kewenangan kuil itu terjadi dengan cepat, dan menjadi awal pengusiran terhadap orang Romawi untuk mendirikan 'Kerajaan Tuhan'. Tetapi cita-citanya yang tinggi ini tidak pernah terwujud. Pelaksanaannya semua gagal bagaikan sebuah petasan, yang diiringi dengan teriakan 'Hosana', 'anak Daud' dan 'Raja Israel':<br />Yesus telah mengacuhkan peringatan orang-orang Farisi untuk mengekang kegembiraan yang berlebih-lebihan dari murid-muridnya (Lukas 19: 39). Dia salah perhitungan. Karenanya dia terpaksa menerima akibatnya. Bangsanya tidak siap untuk mengorbankan diri karena sikap kekanak-kanakan mereka.<br />Pemikiran Yahudi<br />Pemimpin-pemimpin Yahudi menganggap bahwa laki-laki ini adalah pembawa kerusakan bagi bangsanya. Oleh karenanya,<br />"Lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa." (Injil -Yohanes 11: 50).<br />Tetapi dengan adanya orang-orang yang mengelilingi Yesus, maka tidaklah bijak untuk menawan Yesus di hadapan publik. Mereka menunggu kesempatan untuk menangkapnya diam-diam. Keberuntungan rupanya ada pada mereka, kerena mereka berhasil membujuk Yudas, salah satu dari murid pilihan Yesus untuk berkhianat pada Guru dan Tuhan-nya demi 30 batang perak.<br />Yudas Tidak Puas<br />Dalam pandangan ajaran Kristiani, yang mendorong Yudas untuk melakukan perbuatan yang bersikap pengecut adalah keserakahannya akan emas. Dia tetap merasa kurang atas apa yang telah diberikan kaum Kristiani kepadanya. Sebagai salah satu murid pilihan Yesus, dia merasa tidak memiliki kesempatan untuk menjadi orang yang berkecukupan. Lalu mengapa tidak mengambil kesempatan dengan mengorbankan waktunya demi 30 batang perak? Yudas tidak puas. Setelah semua demonstrasi massa yang merayakan keberhasilan Yesus memasuki Yerusalem, di antara limpahan simpati massanya: "Waktunya telah tiba - dan sekarang - Pangeran dunia akan diusir - saya harus menguasai mereka - membawa mereka dan membunuh mereka sebelum mereka membunuh saya" Yesus telah meletakkan jejak. Kalau Yesus bisa dihasut, mungkin dia akan bertindak dengan mukjizatnya dan membawa api dan batu-batu panas dari surga untuk melawan musuh-musuhnya; dan tentu saja pasukan malaikat akan membantunya dan murid-muridnya untuk menguasai dunia.<br />Dari seringnya berhubungan dengan gurunya, Yudas mengetahui bahwa Yesus adalah orang yang baik hati, lembut dan penyayang. Tetapi Yudas bukanlah orang yang pandai bermain kata-kata. Dia tidak mengetahui kapan Yesus sedang senang hati atau sedang susah hati. Mungkin jika Yesus sedang susah hati, maka bukannya kebaikan yang akan diterimanya tetapi malah akan memberikannya kematian.<br />Pengkhianatan itu Terbongkar<br />Sikap dan kelakuan Yudas yang mencurigakan akhirnya diketahui Yesus. Dia tidak memerlukan roh kudus untuk membaca pikiran-pikiran yang salah pada diri Yudas. Pada suatu 'makan malam terakhir' yang dihadiri Yesus dan murid-muridnya, Yesus memecat Yudas dengan kata-kata:<br />"... Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera." (Injil - Yohanes 13: 27).<br />Dan Yudas pergi karena pengkhianatannya sudah diketahui.<br />PERSIAPAN UNTUK JIHAD<br /><br />Perubahan Kebijakan<br />Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian. Dengan berhati-hati, agar tidak membuat takut murid-muridnya, dia mengajarkan cara-cara mempertahankan diri. Dia memulainya:<br />"Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"Jawab mereka, 'Suatu pun tidak'. Katanya kepada mereka, 'Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang'..." (Injil - Lukas 22: 35-36)<br />Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci --Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk 'hidup berdampingan'-- Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:<br />"Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati ". (Injil - Matius 10: 16).<br />Untuk Senjata! Untuk Senjata!<br />Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus dirubah. Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilea dengan tangan kosong. Mereka menjawab:<br />"... Tuhan, ini dua pedang." Jawabnya, "Sudah cukup" (Injil - Lukas 22: 38).<br />Untuk membentuk gambaran Yesus yang baik budi dan lembut hati, sebagai "Pangeran Perdamaian", kaum misionaris membelanya, bahwa pedang yang dimaksud adalah roh/jiwa! Jika pedang-pedang tersebut adalah jiwa, maka 'jubah' di atas berarti juga jiwa. Jika murid-murid Yesus harus menjual jubah jiwa untuk membeli pedang jiwa, maka dalam kasus ini, berarti mereka menjadi jiwa yang telanjang. Lebih dari itu, seseorang tidak akan bisa memotong telinga manusia dengan pedang jiwa.<br />"Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunuskan pedangnya, dan meletakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya ". (Injil - Matius 26: 51).<br />Satu-satunya maksud dari pedang-pedang atau senjata tersebut adalah untuk membuntungkan dan membunuh. Di masa Yesus orang-orang tidak akan membawa pedang hanya untuk mengupas apel atau pisang.<br />Mengapa Sepasang Pedang Sudah Cukup?<br />Jika saat itu adalah persiapan untuk perang, lalu mengapa sepasang pedang sudah 'cukup'? Alasannya adalah Yesus tidak bermaksud menyerang pasukan Romawi. Karena 'temannya' Yudas bekerja sama dengan penguasa kuil. Dia tahu bahwa dia bisa ditangkap dengan cara yang licik oleh kaum Yahudi. Ini menjadi masalah bagi kaum Yahudi. Dalam suatu peperangan melawan penjaga kuil dan kaum gelandangan di kota, dia mungkin menang. Dan dia yakin sekali karena ada Petrus (si batu), Yohanes dan James (Putra Halilintar) serta delapan murid lainnya yang masing-masing bersedia berkorban dipenjara bersamanya bahkan mati demi dirinya ("Semua murid yang lain pun berkata demikian" (Matius 26: 35)). Mereka semua adalah orang Galilea yang mempunyai reputasi kesetiaan, teroris dan pemberontakan terhadap Romawi.<br />Dengan bersenjatakan tongkat, batu dan pedang serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya, mereka yakin bisa mengetuk pintu neraka bagi setiap Yahudi yang mengganggu dan melawan mereka.<br />Ahli Siasat<br />Dia (Yesus) telah membuktikan bahwa dirinya mempunyai keahlian dalam mengatur strategi dan rencana, peka terhadap sinyal-sinyal bahaya dan banyak akal. Saat itu bukan waktunya untuk duduk dan ongkang-ongkang kaki untuk menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuhnya. Tidak? Itu bukanlah sifatnya. Suatu malam, sewaktu sedang menuju Getsemani --kebun zaitun-- dengan suatu bangunan berdinding batu yang jauhnya 5 mil dari kota, dia menggambarkan betapa seriusnya situasi saat itu. Resiko yang harus dihadapi apabila mereka gagal dalam serangan ini.<br />Anda tidak perlu menjadi anggota militer yang jenius untuk menilai itu. Yesus menunjukkan kekuatannya sebagai ahli siasat dengan bersikap seperti anggota Sandhurst (Suatu akademi militer terbaik di Inggris). Beliau menempatkan delapan dari sebelas muridnya pada pintu masuk bangunan tersebut dan memerintahkan mereka:<br />"...duduklah di sini sementara aku pergi ke sana untuk berdoa." (Injil - Matius 26: 36).<br />Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: "Mengapa mereka semua pergi ke Getsemani?" Untuk beribadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk beribadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.<br />Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya" untuk beribadah. Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun, mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi:<br />"Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya ... Lalu katanya kepada mereka ... Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku." (Injil - Matius 26: 37-38).<br />Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus sekarang? Ke dalam kebun itu! Untuk beribadah? Tidak! Untuk membuat jalur pertahanan --dia menempatkan delapan orang itu pada pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk 'menunggu dan mengawasi'- -untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia (sendiri) hanya berdoa!<br />Yesus Berdoa Untuk Meminta Pertolongan<br />"...dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu katanya kepada mereka, 'Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya ... ' Maka ia maju sedikit, lalu sujud (seperti posisi shalat bagi Muslim), dan berdoa, katanya, 'Ya Bapa ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki; melainkan seperti yang Engkau kehendaki'..." (Injil - Matius 26: 37-39).<br />"Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Injil - Lukas 22: 44).<br />Al-Masih Menangis Bagi Umatnya<br />Apakah arti ratapan dan tangisan ini? Apakah dia menangis karena kulitnya luka? Tidak mungkin ia melakukan hal itu! Karena seperti nasehatnya pada muridnya:<br />"Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cukillah dan buanglah itu ... Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, maka penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu yang utuh masuk neraka." (Injil -Matius 5: 29-30).<br />Kita mungkin menilai Yesus dengan tidak adil bila kita menduga bahwa dia menangis seperti seorang wanita untuk menjaga tubuhnya dari luka fisik. Beliau menangis bagi umatnya --kaum Yahudi. Mereka memegang suatu pemikiran yang aneh yaitu bahwa jika mereka berhasil membunuh Al-Masih (Kristus), maka akan menjadi bukti yang meyakinkan terhadap kebohongan Yesus. Akan tetapi Allah Subha-nahu wa Ta'a1a tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Karenanya, penolakan kaum Yahudi terhadap Yesus Putra Maria sebagai Al-Masih yang dijanjikan adalah --Penolakan Yang abadi.<br />Versi Imajinatif<br />Cerita yang penuh dengan ratapan tangis yang mengerikan dan membekukan darah ini menimbulkan simpati di hati yang mendalam. Dan para pengabar Injil memanfaatkannya dengan efektif. Kita diceritakan bahwa Yesus ditakdirkan untuk meninggal demi menebus dosa umat manusia. Bahwa dia telah "dipersiapkan untuk menjalani pengorbanan diri, sebelum dunia ini dibuat". Bahwa bahkan sebelum bahan-bahan dasar dunia ini terbentuk, sudah ada suatu kontrak antara "Bapa dan Putranya" dan bahwa pada tahun 4000 setelah Adam (menurut perhitungan Kristen, dunia beserta isinya ini berumur 6000 tahun), Tuhan dalam bentuk Yesus sebagai orang kedua dalam Trinitas yang membingungkan, turun langsung untuk menebus manusia dari dosa turunan dan dosa manusia itu sendiri. ("Trinitas": Dalam ajaran Kristen yang ada dalam Injil - Bahwa ada 3 kesaksian dalam surga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu (1 Yohanes 5: 7))<br />Yesus Tidak Peduli Dengan Perjanjian Surga<br />Dari peristiwa rencana mempersenjatai diri, sang guru menyebar kekuatannya di Getsemani dan doa yang penuh dengan air mata darah untuk meminta pertolongan Tuhain, tergambar bahwa Yesus tidak mengetahui adanya perjanjian mengenai pengorbanan dirinya. Ini mengingatkan pada cerita Ibrahim yang membiarkan anaknya disembelih sebagai pengorbanan kepada Tuhan.<br />Korban yang Tidak Rela<br />Jika ini adalah rencana Tuhan untuk suatu pengorbanan diri bagi menebus dosa umat manusia, maka jelaslah bahwa Tuhan telah salah memilih korban. Calon yang dipilih ini sangat enggan untuk mati. Mempersenjatai diri! Meratap! Berkeringat! Menangis! Mengeluh! Berbeda sekali dengan respon Lord Nelson, seorang pahlawan perang yang terkenal dengan kata-katanya yang abadi:<br />"Terima kasih Tuhan, saya telah menyelesaikan tugas saya!" Telah jutaan orang sampai saat ini yang dengan suka rela mengorbankan jiwanya bagi raja dan negaranya dengan senyum di wajahnya, dengan teriakan Amandhla! atau Allahu Akbar atau "Tuhan menyelamatkan Sang Ratu". Yesus tidak rela untuk berkorban: Jika ini adalah skenario dari pengorbanan, maka ini adalah adegan yang tidak menjiwai. Ini adalah pembunuhan tingkat pertama dan bukannya pengorbanan diri.<br />Mayor Yeast-Brown, dalam bukunya Life of a Bengal Lancer meringkas ajaran Kristen tentang pengorbanan ini hanya dengan satu kalimat:<br />"Tak satu pun suku kafir yang pernah menyusun cerita yang sangat aneh yang penuh dengan dugaan, bahwa manusia lahir dengan dosa bawaan dari nenek moyangnya; dan dosa bawaan itu (yang sebetulnya bukanlah tanggungjawabnya secara pribadi) harus ditebus; dan bahwa sang pencipta alam beserta isinya ini telah mengorbankan satu-satunya putranya untuk menebus kutukan misterius ini."<br />Komoditi yang Ditawarkan<br />"Tak satu pun suku kafir!" kata orang Inggris ini. Tetapi sebagian besar negara di Barat hidup dan mati dengan 'dongengan' ini. Jika tidak ada lagi barang untuk konsumsi rumah tangga, maka cerita ini masih bagus untuk ditawarkan! Lebih dari 62.000 misionaris mengelilingi dunia, mengajak orang-orang yang mereka sebut "penyembah berhala" . Lebih dari 40% dari penyembah berhala ini adalah anggota sekte "born again" (Lahir kembali) di Amerika! "Born-again" (lahir kembali): salah satu sekte pemujaan berhala di dalam Kristen. Billy Graham mengaku bahwa ada 70 juta pemujaan seperti ini di Amerika. Di San Francisco lebih dari seperempat juta kaum gay dan 50 lesbian bergabung. Di New York, telah satu juta lebih laki-laki dan wanita, dan sepertiga dari laki-laki ini adalah kaum yang melakukan sodomi. Keseluruhannya lebih dari 10 juta orang yang bermasalah dengan minuman keras di USA. Jika ini benar bahwa ada 70 juta orang anggota 'born-again' seperti cerita mereka, maka ini memberikan kebohongan pada Paulus "... sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan ... "- ( 1 Korintus 5: 6). Di sini, di Kristen Barat, tidak hanya sepertiga ragi yang bisa memfermentasi ragi. Aneh!)<br />Aneh mungkin kedengarannya, setelah bangkit dari doanya, Yesus mendapati bahwa murid-muridnya tertidur dengan lelapnya. Lagi dan lagi, dia meratap:<br />Yesus - Cobaannya<br />"Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan aku?" (Injil - Matius 26: 40).<br />"Lalu ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika ia kembali pula Ia mendapati mereka sedang tidur..." (Injil - Markus 14: 39-40).<br />Markus meratapi bahwa murid-murid tersebut tidak bisa dimaafkan karena kelemahan dan kelengahan mereka. Dia mencatat:<br />"Mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada Yesus" (Injil - Markus 14: 40).<br />Akan tetapi Lukas, orang yang paling jelas, paling berhubungan dan sangat sistematis sebagai penulis Injil, mengemukakan alasan mengapa murid-muridnya ini tertidur. Dia berkata:<br />"Lalu ia bangkit dari doanya dan kembali kepada murid-muridnya, tetapi ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita". (Injil - Lukas 22: 45).<br />Alasan yang Tidak Wajar<br />Lukas, meskipun bukan anggota dari duabelas murid terpilih Yesus, telah memberikan sejumlah penjelasan menurut orang-orang Kristen. Bagi mereka, dia adalah 'ahli sejarah terbaik', 'tabib tercinta' dan lain-lain. Sebagai seorang tabib, teorinya mengenai orang yang "tertidur karena duka-cita" adalah unik. Tangis, ratapan, kengerian dan penderitaan yang dialami selama perjalanan dari Yerusalem ke Getsemani biasanya akan memberikan tekanan dan kesiagaan pada orang-orang yang bijaksana. Mengapa kesengsaraan ini malah meninabobokkan murid-murid tersebut? Apakah ilmu psikologi mereka berbeda dengan manusia abad 20? Profesor-profesor psikologi telah 'mengeluarkan pendapat-pendapat bahwa di bawah tekanan, stress dan ketakutan, kelenjar adrenalin akan menghasilkan hormon ke saluran darah - diinjeksikan secara alami - yang akan mengusir semua rasa kantuk. Apakah mungkin bahwa murid-murid Yesus itu telah makan terlalu banyak dan minum di saat perjamuan terakhir sebelum berangkat ke Getsemani.<br />KEBIJAKAN ATAU KEBERANIAN?<br /><br />Salah Perhitungan yang Kedua<br />Yesus salah perhitungan:<br />1. Melihat antusiasme yang ditunjukkan oleh murid-muridnya pada acara perjamuan malam, dia yakin bahwa mereka bisa melawan Yahudi yang akan menangkapnya.<br />2. Yahudi lebih cerdik dari apa yang dipikirnya. Mereka membawa tentara Romawi bersama mereka.<br />Pemikir-pemikir Kristen tidak kurang cerdik dengan terjemahan mereka dan memanipulasi Injil. Mereka telah merubah kata-kata "Pasukan Romawi" dengan menyingkat "pasukan" dan sekarang dari kata pasukan menjadi 'sekelompok orang' dan 'penjaga':<br />"Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sekelompok orang dan penjaga-penjaga rumah Allah yang disuruh oleh Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata". (Injil - Yohanes 18: 3).<br />Tertangkap Sewaktu Lengah<br />Murid-murid tertangkap, dalam bahasa orang Inggris," dengan celana mereka yang melorot". Secara harfiah berarti mereka tertangkap ketika sedang lengah/tidur. Musuh menginjak-injak mereka dengan kasar. Hanya satu di antara mereka yang sempat mengajukan pertanyaan:<br />"... Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang." (Injil - Lukas 22: 29).<br />Tetapi sebelum Yesus bisa menjawab pertanyaan tersebut, Petrus yang pemberani mengeluarkan pedangnya dan memotong telinga kanan salah seorang musuhnya. Yesus tidak melawan tentara Romawi tersebut. Menyadari bahwa situasi sudah berbalik dan tidak berjalan sesuai dengan strateginya, dia menasehatkan murid-muridnya:<br />".. Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barang siapa yang menggunakan pedang akan binasa oleh pedang ." (Injil - Matius 26: 52).<br />Perubahan Strategi<br />Apakah Yesus tidak mengetahui makna dari pernyataannya ketika dia menyuruh murid-muridnya untuk menjual jubahnya dan membeli pedang? Tentunya dia tahu! Lalu mengapa sekarang malah bertentangan? Sebenarnya tidak ada pertentangan! Situasi telah berubah, jadi strategi harus juga dirubah. Dia menyadari bahwa melawan tentara yang terlatih dan bersenjatakan lengkap dengan mengandalkan pasukannya yang masih mengantuk dan tidak siap, hanya merupakan tindakan bunuh diri.<br />Pangeran Perdamaian???<br />Kenapa orang Kristen yang pandai berdebat dan berpikir tidak memberikan penghargaan atas pemikiran yang wajar ini? Karena telah diprogram selama 2000 tahun bahwa Yesus adalah "Nabi', "Putra Perdamaian', tidak pernah mengganggu lalat sekalipun. Mereka melupakan sisi lain sifat alami manusia yang haus darah dan panas! Mereka lupa perintahnya kepada pasukannya untuk menghadapi musuh-musuhnya yang tidak menyukai dan melawan perintahnya, dengan mengusir mereka:<br />"... dan bunuhlah mereka di depan mataku". (Injil -Lukas 19: 27).<br />"Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." (Injil-Matius 10: 34).<br />"Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah aku harapkan, api itu telah menyala! Kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kataku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan". (Injil - Lukas 12: 49 dan 51)<br />Berdasarkan gambaran ayat-ayat di atas yang diucapkan Yesus kepada pendengarnya saat itu, maka setelah Petrus menggunakan pedangnya, berarti penyembelihan itu memang sudah diperintahkan dan tanpa penyesalan, sesuai dengan apa yang dilakukan nenek moyangnya yaitu Yosua yang menyerang dan membantai orang-orang di Yericko.<br />"Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang ada di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, bahkan lembu, domba dan keledai." (Injil - Yosua 6: 21).<br />Dan penulis Injil mau tidak mau menempatkan kata-kata tersebut sebagai perkataan Yesus sebagai pemenuhan ramalan Vaticinium Ex Eventu (ramalan setelah kejadian) sebagaimana catatan dari moyangnya (?), Daud.<br />Kegagalan dan Pengadilan<br />Perjalanan menuju Yerusalem telah gagal. Penyerangan di bukit Zaitun telah membuktikan kegagalan. Apabila ada hadiah bagi keberhasilan maka akan ada pula balasan untuk kegagalan. Lawan sangat berat! Ditambah dengan adanya kesengsaraan, cobaan, keringat dan darah.<br />Dengan tangan-tangannya yang kuat, tentara-tentara Romawi menyeret tubuh Yesus dari Getsemani ke Annas dan dari Annas ke Mahkamah Agama dan dipertemukan dengan Uskup Agung dan sebagaimana yang ditunjukkan kaum Yahudi ke Sanhedrin, untuk menghadapi pengadilan dan hukuman.<br />Ketika jiwa Yesus terancam dalam sidang pengadilan musuh-musuhnya, dimana para pahlawan-pahlawannya yang seharusnya membela dengan tangisan perang; "Guru, kami siap mati demi engkau, kami siap dipenjara demi engkau!", Markus, orang pertama yang menulis Injil, dengan tidak merasa malu dan tanpa basa-basi berkata:<br />"Lalu semua murid itu meninggalkan dia dan melarikan diri ". (Injil - Markus 14: 50)<br />Para penulis keduapuluh tujuh Kitab Perjanjian Baru tidak bisa menemukan pembelotan yang memalukan seperti itu di Kitab-Kitab Yahudi (Perjanjian Lama) untuk memenuhi ramalan. Jika di sana ada, pasti mereka telah mengeksploitasinya dengan cepat.<br />Merenungkan Kembali Kegagalan<br />Dalam suatu perdebatan antara Islam dan Kristen di SABC TV salah seorang partisipan yang mengaku dari sekte 'kelahiran kembali' mengajak untuk merenungkan kata "Pembelotan". Dia mengucapkan kata "Pembelotan" dengan begitu senangnya seolah-olah mengatakan kemenangan dan bukannya suatu kegagalan yang memalukan. Para penyebar Injil telah mengembangkan suatu penyakit yang memalukan dan tercela. Setiap orang, laki-laki atau perempuan penganut sekte tersebut diperbolehkan melakukan perzinahan, mabuk, meminum obat-obatan terlarang dan perbuatan seperti binatang yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang merupakan sampah masyarakat merupakan calon dari penganut sekte ini.<br />PENGADILAN TERHADAP YESUS<br /><br />Pergi Ketika Dibutuhkan<br />Dalam sejarah dunia, tidak ada pengkhianatan yang menjijikkan seperti yang terjadi pada Yesus. Dari awal sampai akhir, Yesus menerima tanggapan yang buruk dari orang-orang yang dipilihnya. Profesor Momerie dengan ringkas menyimpulkan sikap murid-murid Yesus itu terhadap gurunya:<br />"Murid-murid Yesus selalu salah mengerti terhadap dirinya dan kerjanya. Menginginkan dia untuk mengumumkan diri sebagai Raja Yahudi; menginginkan dia untuk memanggil api dari surga; menginginkan duduk di sebelah kanan atau di sebelah kirinya di kerajaannya; menginginkan dia menunjuk mereka pada bapanya untuk membuat Tuhan dapat dilihat secara fisik oleh mata; menginginkan dia melakukan sesuatu bagi dirinya dan diri mereka, yaitu segala sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana besarnya. Ini adalah gambaran bagaimana mereka memperlakukan dia sampai dengan akhir dan ketika saat akhir datang mereka meninggalkannya dan lari."<br />Jika Muhammad adalah "Orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah", Michael H. Hart,<br />Jika Muhammad adalah "Orang yang berkepribadian religius yang paling sukses", Ensiklopedia Britania edisi ke 11.<br />Jika Muhammad adalah "Pemimpin terbesar sepanjang waktu", Lamartine dalam Sejarah Turki.<br />Maka bisa diakui bahwa berdasarkan penilaian tersebut Yesus Kristus adalah "Rasul Allah yang paling tidak beruntung".<br />Murid-murid Yesus selalu salah mengartikan terhadapnya. Bangsanya, Yahudi selalu salah dalam menggambar ucapannya, dan para pengikutnya selalu salah mengarti ajarannya, bahkan sampai dengan hari ini. Jika Yesus adalah orang Jepang dan bukannya orang Yahudi, tentu saja akan mendapat kehormatan karena melakukan 'harakiri' (bunuh diri) daripada menanggung pembelotan dan ketidaksetiaan pengikutnya.<br />Keputusan yang Telah Ditetapkan<br />Nasib Yesus sudah diputuskan: Imam Besar di Mahkamah Agama (Kepala Imam-imam Yahudi) adalah orang yang mengambil keputusan pada setiap pengadilan sipil berdasarkan persangkaannya terhadap terdakwa. Dia telah memutuskan bahwa Yesus harus mati, tanpa mendengar persidangan pembelaan dan lain-lain. Dia telah merekomendasikan kepada mahkamah untuk membunuh Yesus bahkan sebelum terjadi kasus tersebut.<br />"... Bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita, daripada seluruh bangsa kita ini binasa''. (Injil - Yohanes 11: 50).<br />Yesus harus dimusnahkan! Tidak ada pertanyaan apakah itu benar atau salah, adil atau tidak adil. Itu adalah "langkah yang bijaksana" Pengadilan hanyalah sebuah sandiwara. Dengan jalan apa saja, mereka menyatakan bahwa Yesus bersalah dan harus dibunuh. Di tengah malam sekitar jam 2 dini hari, kaum Yahudi dikumpulkan untuk bersaksi melawan Yesus. Suatu pengadilan yang diselenggarakan lewat tengah malam adalah di luar kebiasaan kaum Yahudi, tetapi siapa yang peduli? Meskipun ada jaksa dan juri yang simpatik dan berani, tetapi saksi-saksi palsu beserta bukti-buktinya tidak dapat dihitung karena banyaknya.<br />Itu sudah keterlaluan bagi Yesus. Beliau tidak dapat menahan dirinya untuk tetap diam. Dia harus membantah. Dia mengajukan pembelaannya dengan kata-katanya sendiri.<br />"... Aku berbicara terus terang kepada dunia, Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul, Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi." (Injil - Yohanes 18: 20).<br />Sebagai tambahan, dia mengatakan bahwa dia hanya mengajarkan ajaran-ajaran yang hanya bisa dipahami oleh beberapa orang tertentu saja dan tidak bersifat rahasia. Dia tidak mengajarkan apapun secara pribadi, sesuatu yang tidak dia siapkan untuk dipublikasikan. Dalam kasus ini kaum Yahudi tidak bisa mencari pasukan saksi untuk bersaksi melawan dia. Tetapi pengadilan hanyalah sandiwara! Orang-orang Yahudi itu bahkan tidak bisa memberikan 2 orang yang pernyataannya sama! "Dalam hal ini pun kesaksian mereka tidak sesuai satu dengan lainnya" (Markus 14: 59). Pendapat Yesus ini sangat keras sehingga seorang penjaga yang berdiri di situ menampar mukanya supaya dia diam. Yesus menjadi takut? Tidak! Malahan dia berkata lebih lanjut:<br />".. Jikalau kataku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kataku itu benar, mengapakah engkau menampar aku?" (Injil - Yohanes 18: 23).<br />Mereka memanfaatkan kesempatan - sekarang atau tidak sama sekali. Secara legal mereka tidak bisa menghukum Yesus. Imam Besar harus ikut campur tangan. Katanya kepada Yesus:<br />"... Apakah engkau Mesiah, anak dari Yang Terpuji? Jawab Yesus, Akulah dia ..." (Injil - Markus 14: 61-62).<br />'Putra Tuhan' - Bukan Penghinaan<br />Tidak ada maksud penghinaan ataupun pengkhianatan dalam pengakuan Yesus tersebut. 'Christ' adalah terjemahan Yunani dari bahasa Yahudi 'Messiah' yang berarti 'orang yang suci' atau 'orang yang dijanjikan'. Dimanapun juga, kata Christ disamakan dengan Tuhan. Kita harus memisahkan hal ini dari doktrin Kristen paganis tentang inkarnasi, dimana Tuhan menjadi manusia. Pengharapan Yahudi tentang seorang Messiah (Al-Masih) tidak mengidentifikasikan Al-Masih dengan Tuhan. Sesungguhnya, ajaran Yahudi yang bersifat monotheisme mengeluarkan seluruh pemahaman pagan seperti itu. 'Putra Tuhan' juga merupakan suatu ungkapan yang biasa dalam ajaran Yahudi. Tuhan kelihatannya mempunyai banyak sekali putra di dalam kitab Yahudi. Tapi jika Anda mencari masalah, Anda tak perlu mencari jauh-jauh.<br />Anda akan mendapatkannya dalam masalah ini. Imam Besar sangat gembira. Dia merasa bahwa senjatanya telah merobek pertahanan Yesus. Untuk mendramatisir kemenangannya, dia mulai mengoyak pakaiannya.<br />"... Untuk apa kita perlu saksi lagi? Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan bahwa dia harus dihukum mati (Injil - Markus 14: 63-64).<br />Bersalah Atau Tidak - "Yesus Harus Mati"<br />Kaum Yahudi telah salah menilai Yesus bahwa dia menghina dan berkhianat terhadap ajaran agama. Kristen adalah 'sama' dengan Yahudi dalam hal menghina Yesus, tetapi masalahnya berbeda. Baik Yahudi maupun Kristen keduanya menginginkan Yesus mati. Satu untuk "pembersihan diri" dan yang satu lagi untuk "penebusan dosa".<br />Keputusan diambil dengan cepat dan bulat. Tapi tanpa izin tentara Romawi, mereka tidak bisa menghukumnya. Pagi-pagi sekali, mereka membawa Yesus ke Pilatus, karena seperti yang mereka katakan:<br />"... Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang". (Injil - Yohanes 18: 31).<br />Pilatus Mengelak Dari Tanggung Jawab<br />Sewaktu mengetahui bahwa Yesus adalah seorang Galilea, yaitu kelompok orang yang sering menjadi masalah pokok baginya, Pilatus merasa bahwa dia harus mengelakkan tanggung jawab tersebut ke Herodes (Lukas 23: 7). Herodes hanya mengolok-olok dan menistakan Yesus. Lalu Herodes mengirimkan Yesus kembali ke Pilatus.<br />Kaum Yahudi telah mendakwa Yesus dengan tuduhan penghinaan terhadap Tuhan. Seorang laki-laki yang mengaku sebagai Tuhan tanpa bukti yang jelas. Akan tetapi tuduhan seperti ini tidak akan mempengaruhi Pilatus. Karena dia sendiri mempunyai banyak Tuhan yang berbentuk manusia. Yupiter, Pluto, Vulcano, Eros, Mars, Neptunus, Apolo dan Zeus adalah beberapa nama dari kerajaan dewanya. Bertambah atau berkurang satu tidak akan menjadi masalah baginya. Hal ini diketahui dengan baik oleh kaum Yahudi. Maka mereka merubah tuduhan penghinaan menjadi pengkhianatan. Mereka memfitnah:<br />". .. Telah kedapatan oleh kami bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang dirinya ia mengatakan bahwa ia adalah Kristus, ialah Raja" (Injil - Lukas 23: 2).<br />Kesalahan Menilai yang Kedua<br />Penilaian tersebut tentu saja salah. Berlawanan dengan apa yang mereka kemukakan, Yesus berkata:<br />"... Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepadanya dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Injil - Matius 22: 21 ).<br />Apakah ini subversif? Sebagaimana kaum Kristen (Kaum Kristiani mengartikan kata 'Christ' sebagai Tuhan!), kaum Yahudi juga ikut membuat arti dari dari kata "Christ" yaitu "Seorang Raja!", sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mengajukan Yesus sebagai lawan bagi pemimpin Romawi. Pilatus menanggapi maksud Yahudi tersebut. Padahal Yesus adalah orang yang lembut, pasif dan kelihatannya bukan merupakan lawan yang berbahaya. Dia tidak seperti pahlawan perang, pemimpin politik ataupun anggota teroris.<br />Pembelaan yang Bagus Sekali - dan Keputusan yang Adil<br />Dengan ragu-ragu Pilatus bertanya pada Yesus:<br />"... Engkau inikah raja orang Yahudi? Jawab Yesus, 'Kerajaanku bukan dari dunia ini, jika kerajaanku dari dunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini'..." (Injil - Yohanes 18: 33-36).<br />Suatu pembelaan yang bagus sekali! Tak satu pun pengacara pembela yang bisa melakukan pembelaan sebaik itu. Sebagai Rasul Tuhan, dia tidak bisa mengingkari status keagamaannya. Miliknya adalah kerajaan spiritual. Semuanya ini tidak masuk akal bagi Pilatus. Dia pikir Yesus mungkin saja menipu atau gila, tetapi tidak membahayakan negaranya. Dia tidak menentang kerajaan Romawi. Pilatus lalu mendatangi kaum Yahudi dan menetapkan keputusannya dengan tegas:<br />"... Aku tidak mendapati kesalahan apapun padanya."(Injil - Yohanes 18: 38).<br />Meskipun Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dianggap menulis kehidupan Yesus ini sendiri-sendiri, tetapi mengherankan karena kelihatannya seperti 'synoptist' (Synoptist: melihat hanya dari satu sudut/satu sisi.) Tiga orang pertama dari keempat orang tersebut, tidak pernah mendengar kata-kata "kerajaanku bukan dari bumi ini" dan seterusnya. Jika Tuhan mendiktekan kata-kata ini khusus untuk Yohanes atau jika dia telah diberitahukan oleh saksi mata, maka kata-kata ini pasti keluar dari bibir Yesus. Perkataan yang paling baik untuk melawan tuduhan kaum Yahudi. Bagaimana kata-kata ini bisa terdengar oleh orang lain, tanpa Yesus membuka mulutnya?<br />Berbicara dengan Mulut Terkatup<br />Para penginjil selalu berkotbah, bernyanyi dan klaim bahwa Yesus dibawa:<br />"ke pembantaian seperti anak domba Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan dirinya ditindas sehingga tidak membuka mulutnya" (Injil - Yesaya 53: 7).<br />Saya akan mengutip kata demi kata dari Injil, agar Anda bisa mempelajari penyakit baru dari pemuja-pemuja Injil, yang bahkan mahasiswa-mahasiswa hukum pun tertimpa penyakit ini. Ia berkata,<br />Yesaya membuat ramalan tentang Yesus Kristus: Dia tidak mau membela dirinya sendiri di pengadilan tersebut (Yesus). "Dia tidak membuka mulutnya"<br />Jika Anda kebetulan bertemu dengan pemuja-pemuja seperti itu, maka tanyakan pada mereka, "Apakah Yesus berbicara dengan mulut tertutup? Bagaimana ungkapan-ungkapan berikut, yang diatributkam kepada Yesus, keluar dari bibir Yesus tanpa membuka mulutnya,<br />• Di hadapan Pilatus: "Kerajaanku bukan dari dunia ini" (Injil - Yohanes 18: 36).<br />• Di hadapan Imam Besar: "Jikalau kataku itu salah, tunjukkan salahnya, tetapi jikalau kataku itu benar, mengapakan engkau menampar aku?" (Injil-Yohanes 18: 23).<br />• Di hadapan Tuhan di bukit Zaitun: "Ya bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku ..." (Injil - Matius 26: 39).<br />Kita sebagai Muslim percaya kepada mukjizat-mukjizat Yesus, tetapi kita tidak yakin bahwa dia adalah seorang Ventriloquism (Seni berbicara atau mengeluarkan bunyi sedemikian rupa sehingga seolah-olah sumber suara itu berasal dari orang lain, seperti Ria Enes dengan bonekanya, Susan, pent.) Setiap kali diperlukan, selama pengadilan dan penyidangan kepadanya, Yesus membuka mulutnya, mengatakan "seperti yang tercantum dalam Injil". Tetapi bagi mereka yang menolak untuk melihat atau mendengar, kita hanya bisa mencoba menghibur dengan kata-kata sang guru:<br />"... sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti". (Injil - Matius 13: 13).<br />Pemerasan<br />Dalam masalah tersebut, Pilatus menemukan bahwa Yesus tidak bersalah! Musuh-musuh beliau berkeras dengan memeras Pilatus, sambil berkata:<br />"... jikalau engkau membebaskan dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar; Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, Ia bukanlah sahabat Kaisar". (Injil - Yohanes 19: 12)<br />Ketika persidangan sedang berjalan, istri Pilatus mengirimkan pesan kepadanya:<br />"Jangan engkau mencampuri perkara orang yang benar itu, sebab karena dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam." (Injil - Matius 27: 19).<br />Meskipun Pilatus segan untuk menghukum orang yang tidak bersalah dan berbahaya, dan istrinya pun membelanya berdasarkan mimpinya, tetapi Pilatus tidak bisa menentang pengaruh kaum Yahudi. Dia terpaksa memenuhi teriakan kaum Yahudi:<br />"Ia harus disalibkan!" Pilatus mengambil air dan membasuh tangannya. Di hadapan orang banyak dan berkata, 'Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; Itu urusan kamu sendiri'..." (Injil - Matius 27: 23-24).<br />Kalian kaum Yahudi, bersalah terhadap tindakan yang tidak adil ini. Dan Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalib.<br />METODE PENYALIBAN<br /><br />Asal Mula Penyaliban<br />Penyaliban adalah model yang umum dipakai untuk menghukum tahanan politik, pembunuh dan pemberontak. Lama sebelum kelahiran Yesus, bangsa Phoenix telah mengadakan percobaan dengan berbagai metoda untuk menghukum orang-orang yang mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Mereka telah mencoba cara menggantung, menembak, melempari dengan batu, menenggelamkan di air, dan lain-lain. Tetapi semuanya itu efeknya terlalu cepat bagi kematian. Maka mereka mengembangkan metoda penyaliban, yaitu sistem yang menghasilkan suatu kematian perlahan-lahan.<br />Dua Metode Penyaliban<br />Bangsa Romawi mengadopsi dan menyempurnakan sistem tersebut. Mereka mengembangkan suatu metode penyaliban untuk kematian yang cepat dan satu lagi untuk kematian yang perlahan-lahan.<br />Pelukis-pelukis ulung Kristen (Michael Angelo, Rembrandt, Leonardo da Vinci, dan lain-lain) bingung sewaktu melukis gambaran yang mengerikan tentang penyaliban. Mereka melukis dua perampok yang secara bersamaan disalib dengan Yesus, satu di sebelah kanan dan yang satu di sebelah kiri Yesus. Keduanya dikenakan metode cepat sedang Yesus dikenakan metode perlahan-lahan.<br />Bangsa Romawi tidak pernah memadukan dua metode yang berbeda ini. Mereka tidak pernah bingung seperti pelukis-pelukis Kristen dengan metode cepat dan perlahan-lahan. Pelukis-pelukis lama melukis campuran metode cepat dan perlahan, dalam menggambarkan tubuh Yesus yang disangga kayu salib, misalnya dengan pelana atau tanpa pelana; paku--paku atau tali kulit untuk mengikat kedua lengan pada kayu salib dan juga kayu penyangga untuk kaki atau paku besar.<br />"Ketidakbenaran Kitab Injil"<br />Bertentangan dengan keyakinan umum, Yesus tidak dipakukan ke kayu salib tetapi diikat seperti kedua orang lainnya. Sebagai tambahan pengetahuan, kita harus menghargai cerita Thomas yang meragukan sebagai suatu 'pemalsuan Injil' yang menggemparkan, sama seperti cerita perempuan yang tertangkap sedang berzina. Lihat halaman halaman selanjutnya yang merupakan kopi satu halaman dari Injil Yohanes bab 8 yang dimulai dengan ayat 12. Bisakah Anda bayangkan bahwa ada satu bab dalam kitab suci yang dimulai dengan ayat ke 12 sebagai ayat pertamanya? Ayat-ayat 1 sam-pai dengan 11 dihapus sebagai suatu pemalsuan oleh 32 pelajar-pelajar Kristen yang didukung oleh 50 aliran-aliran Kristen lainnya dan menamainya versi Injil yang terbaru --RSV (RSV, singkatan dari Revised Standars Version; versi Standar yang telah direvisi) pertama kali dipublikasikan tahun 1952. Para penterjemah mengaku bahwa mereka memiliki 'naskah Injil yang paling asli' dimana mereka mendapatkan bahwa cerita tentang perzinahan itu adalah palsu.<br />Ketergesaan Mereka: Rahmat di Balik Musibah<br />Kaum Yahudi sangat ingin Yesus cepat-cepat dibunuh. Ingat persidangan di tengah malam? Pagi-pagi sekali mereka menyeretnya ke Pilatus. Dari Pilatus ke Herodes. Dari Herodes kembali ke Pilatus. Menurut salah seorang Amerika yang menganut 'kelahiran kembali (born-again)', ada enam persidangan sepanjang 12 jam. Pada waktu-waktu sibuk di Yerusalem yaitu setelah Pesta Paskah, orang-orang Yahudi itu tidak mempunyai pekerjaan selain berharap dapat mengadili Yesus. Tentunya kejadian ini telah diatur seperti dalam suatu pengambilan adegan di film. Cepat! Cepat! Cepat!<br />[This page is reproduced from the RSV 1952]<br />JOHN 7<br />..., who had gone to him before, and who was one of them, said to them, "Does our law judge a man without first giving him a hearing and learning what he does?" They replied, "Are you from Galilee too? Search and you will see that no prophet is to rise ftom Galilee."<br />[8] 12Again Jesus spoke to them, saying, "I am the light of the world; he who follows me will not walk in darkness but will have the light of life" 13The Pharisees then said to him, ''You are bearing witness to yourself; your testimony is not true. 14Jesus answered, "Even if I do bear witness to myself, my testimony is true, for I know whence I have come and whither I am going, but you do not know whence I come or whither I am going. 15You ...<br />________________________________________<br />[Note that Chapter 8 above begins with verse 12 as the first verse, verses 1-11 are expunged as fabrication]<br />Menurut para penulis Injil, kaum Yahudi dan Romawi mengikat Yesus di kayu salib jam 12 siang (Matius 27: 46) dan pada jam 3 dia melepaskan nyawanya. Dia mati (?). Yahudi memang kaum yang aneh! Mereka ingin Yesus disalibkan secepat mungkin; tetapi ketika mereka telah berhasil menyalib, mereka tergoda untuk menurunkannya kembali. Bisakah Anda menebak kenapa? Hari suci mereka - Sabbath (Sabtu)! Mereka telah diperingatkan di dalam Kitab Nabi Musa yang kelima:<br />"Maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; Janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, Kepadamu menjadi milik pusakamu". (Injil - Ulangan 21: 23).<br />Untuk meredakan keberatan Yahudi tentang Sabbath (atau alasan lainnya); jika diperlukan untuk mempercepat kematian di tiang salib, para penjagal telah menyiapkan cara dengan mematahkan kaki dan korban akan mati karena lemas dalam satu jam. Ini<br />CARA TUHAN BUKANLAH CARA KITA<br /><br />Apakah doa Yesus didengar? Dia telah menangis untuk meminta pertolongan pada Bapa-nya di surga:<br />"Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Injil - Lukas 22: 44).<br />Apa yang bisa diharapkan dari doa yang begitu menyayat hati dan mendesak? Salah satu dari keempat saudara laki-laki (Umat Kristen menganggap Yesus mempunyai saudara-saudara laki-laki dan perempuan hasil perkawinan Maria dengan Yusuf, tukang kayu) Yesus mengingatkan kita bahwa:<br />"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Injil - Yakobus 5: 16).<br />Sungguh suatu doa yang sepenuh hati! Sungguh suatu tangis yang membekukan darah! Sungguh menyedihkan dan menyayat hati! Suatu ucapan yang sinis mengatakan bahwa Tuhan pun akan turun dari singgasananya mendengar doa yang seperti itu. (Tuhan Yang Maha Kuasa tidak turun atau pun naik. Dia hadir dimana pun juga).<br />Tuhan Menerima Doa Yesus<br />Paulus menegaskan bahwa permohonan Yesus didengar:<br />"Dalam hidupnya sebagai manusia, ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkannya dari maut, dan karena kesalehannya, ia telah didengarkan ". (Injil - Ibrani 5: 7).<br />Apa arti "Tuhan Mendengar" doanya! Itu berarti bahwa Tuhan menerima doanya. Tuhan Yang Maha Kuasa tidak pernah tuli. Dia adalah Tuhan Yang Maha Mendengar. Dia mendengar (menerima) permohonan Yesus seperti juga Dia mendengar (menerima) doa Ibrahim. Ibrahim di usianya yang telah tua, berdoa agar mendapat anak dan Ismail pun lahir. Kata-kata Ibrahim didengar. 'Ismail' secara harfiah dalam bahasa Ibrani berarti 'Tuhan mendengar'. Zakaria juga di usianya yang telah tua, berdoa agar mendapat anak dan Tuhan mendengar (menerima) doanya, dan Yohanes sang Pembaptis-pun lahir. Sekarang Yesus menangis memohon pertolongan, dan Tuhan mendengar (menerima) doanya.<br />"Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepadanya untuk memberi kekuatan kepadanya". (Injil -Lukas 22: 43).<br />Memperkuat keyakinannya, dengan harapan Tuhan akan menyelamatkannya. Ini adalah apa yang sebenarnya diharap dari Tuhan. Kapan dan bagaimana itu tergantung dari Tuhan. Cara Dia tidaklah sama dengan cara kita sebagai manusia. Hitunglah Rahmat-Nya selama ini:<br />1. Suatu jaminan dari surga.<br />2. Pilatus menyimpulkan bahwa dia tidak bersalah.<br />3. Istri Pilatus bermimpi bahwa dia tidak bersalah dan berbahaya.<br />4. Kakinya tidak patah.<br />5. Yahudi ingin cepat menurunkannya dari kayu salib.<br />Apa Guna - "Tulang Belulang"<br />Pada nomor 4 di atas adalah: "dan mereka tidak mematahkan kakinya", kita diberitahu bahwa itu sesuai dengan ramalan:<br />"Ia melindungi segala tulangnya, tidak satu pun yang patah ". (Injil - Mazmur 34: 21).<br />Jika tulang-tulang korban harus dijaga, maka akan sangat menguntungkan jika orang itu hidup! Bagi seseorang yang sudah mati, tulang-tulang yang lengkap tidak berarti apa-apa meskipun terpotong-potong atau terpecah-pecah. Tidak akan ada perbedaannya bagi kebangkitan tubuh, jiwa ataupun roh. Tetapi bagi orang yang tetap hidup sewaktu disalib (seperti dua orang yang disalib bersama Yesus), kaki yang patah membuat semuanya berbeda antara hidup dan mati.<br />Orang Romawi tidak mematahkan tulang Yesus bukan karena ramalan. Alasan mereka adalah:<br />"... Melihat bahwa ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya" (Injil Yohanes 19: 33).<br />"Melihat" adalah kata yang sederhana. Kita mungkin bertanya; apa yang telah mereka lihat? Bisakah itu menjadi kenyataan dari kata-kata Yesus, "Kamu akan melihat dan melihat, namun tidak merasa "- Matius 13: 14). Ketika Yohanes berkata bahwa tentara tersebut 'melihat', maksudnya adalah bahwa mereka menduga. Karena saat itu tidak ada stetoskop untuk meyakinkan tentang kematian dan tidak ada orang yang menyentuh tubuhnya ataupun merasakan nadinya untuk menyimpulkan bahwa "Dia telah mati" . Saya lihat bahwa dalam kata "melihat" adalah cara lain dari rencana Tuhan untuk menyelamatkan Yesus.<br />KEBANGKITAN KEMBALI, SETIAP HARI<br /><br />Lebih Aneh Dibanding Cerita Fiksi<br />Dengan semua kemajuan di bidang kesehatan sejak jaman Yesus, dengan peralatan yang modern yang kita punya sekarang ini, ratusan orang setiap hari telah bisa dinyatakan 'meninggal'. Sewaktu menulis buku ini, saya ingat cerita tentang Mr. Barnabas yang hidup kembali sewaktu sedang dibawa menuju kamar mayat, setelah dinyatakan meninggal oleh dokter-dokter yang memiliki peralatan medis modern. Berita itu bagaikan suatu kejutan di tahun baru 1984. Juga ada kejutan lain dari Ripley's "BELIEVE IT OR NOT" tentang hal yang sama yang terjadi di tahun 1886. Tulisan mengenai orang-orang yang kembali dari kematian selalu menarik. Di bawah ini ada daftar tulisan-tulisan tersebut.<br />Bangkit KembaIi Atau Sadar Kembali?<br />1. Seorang anak perempuan yang telah 'meninggal' menceritakan bagaimana dia bisa kembali hidup (setelah 4 hari) - (Daily News 15/11/55).<br />2. Seorang laki-laki meninggal selama 2 jam: masih hidup- "Keajaiban" mengherankan para dokter - (Sunday Tribune 27/3/60).<br />3. Dia meninggal selama 4 menit - Jantungnya berhenti berdenyut tetapi dia tetap hidup (Sunday Express 23/7/61).<br />4. Dia tidak tahu bahwa dia telah mati selama 90 detik - (Cape Argus 16/3/61).<br />5. Dr Hitge kembali dari kematiannya- (Cape Argus 4/5/61).<br />6. Peti mati bergerak - Seorang anak muda nyaris kabur sewaktu sedang dikuburkan dan hidup kembali- (Sunday Tribune 13/5/62).<br />7. Kembali dari kematian - Setelah dianggap meninggal selama 2 hari - (Post 25/7/65)<br />8. "Mayat" berkedip saat akan dimakamkan - Dokter telah menulis sertifikat kematian (Daily News 25/3/75).<br />9. "Dianggap meninggal" -Toddler hidup kembali setelah perjuangan panjang untuk bangkit kembali- (Natal Mercury 5/12/82).<br />10. Apakah dia mati atau hidup? - Dilema yang dihadapi dokter-dokter ahli transplantasi - (Sunday Tribune 17/ 7/83)<br />11. Dikocok dan diaduk - Dinyatakan meninggal karena terlalu banyak minuman keras selama Natal - (Daily News3/1/84).<br />Daftar di atas tentunya kurang lengkap tanpa foto suatu klub eksekutif dimana para anggotanya adalah orang-orang yang telah mati dan hidup kembali! Jika semua yang terjadi pada Yesus "sesuai dengan apa yang dikatakan Kitab Suci" maka dia bisa menjadi anggota senior dari klub tersebut.<br />SIMPATI UNTUK YESUS<br /><br />Tuhan bertindak dengan cara yang misterius. Dia membuat tentara Romawi tersebut berfikir bahwa sang korban "telah mati" sehingga tidak perlu mematahkan kakinya, tetapi menikam pinggangnya. dengan tombak dan:<br />".. segera mengalir keluar darah dan air." (Injil - Yohanes 19: 34)<br />Adalah rahmat Allah bahwa ketika tubuh manusia tidak kuat menahan rasa sakit atau nyeri yang amat sangat, maka tubuh akan pingsan. Tetapi pada kondisi tubuh yang tidak bergerak, kelelahan dan posisi berdiri yang tidak normal pada kayu salib, membuat aliran darah berjalan lamban. Dengan adanya luka karena penikaman di pinggang, maka sirkulasi darah mengalir teratur kembali. Kami yakin dalam Ensiklopedia Biblica, pada artikel "Cross" (salib) kolom 960 dikatakan bahwa "Yesus hidup kembali jika penikaman itu benar" Ini juga membenarkan pernyataan Yohanes bahwa aliran "air dan darah" terjadi seketika. Dengan kalimatnya sendiri dia berkata, "segera" --dengan cepat-- yang menandakan bahwa Yesus masih hidup!<br />Tetapi mengapa 'air dan darah?' Dr. W B. Primrose, seorang ahli anestesi senior rumah sakit Royal Glasgow, memberikan pendapatnya. Dalam harian Thinkers Digest London, tahun 1949, mengatakan bahwa "Air tersebut disebabkan oleh adanya gangguan syaraf pada pembuluh darah lokal akibat rangsangan yang berlebihan dari proses penyaliban" . Ini mungkin kasus yang sangat luar biasa, tetapi hal ini juga sama seperti sewaktu dia berkeringat bagaikan "titik-titik darah yang bertetesan ke tanah" ketika Yesus sangat ketakutan di taman Getsemani. Para ahli kesehatan juga membenarkan fenomena ini.<br />Para Pengabar Injil Berbeda Pendapat<br />Para pengabar Injil tidak sepakat mengenai waktu Yesus disalib. Tetapi Yohanes menyebutkan bahwa Yesus masih ada bersama Pilatus pada jam 12 siang: "... dan sekitar' jam dua belas siang (jam 6 waktu lbrani), Pilatus berkata kepada orang Yahudi itu "Inilah rajamu!" (Yohanes 19: 14). Dan tanpa banyak kata lagi, dia menyerahkan Yesus untuk disalib. Bayangkan bagaimana rombongan tersebut menggotong kayu salib yang berat. Pendakian panjang ke Golgota yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu beberapa menit. Pada film-film di TV mungkin saja hal itu bisa dilakukan dalam 30 detik! Tetapi kita tahu bahwa dalam kehidupan nyata semua tidak mungkin bisa terjadi dengan cepat. Yohanes tidak bisa mencatat waktu ketika 'Yesus menyerahkan nyawanya' (Yohanes 19: 30), tetapi orang-orang kelihatannya setuju bahwa itu terjadi pada jam 3 siang (jam 9 waktu Ibrani). Dean Farrar dalam Life of Christ (Kehidupan Kristus) halaman 421 mengatakan bahwa "Yesus disalibkan hanya selama 3 jam - ketika akhirnya diturunkan".<br />Pilatus Heran<br />Injil mengatakan dalam cara yang berbeda-beda bahwa antara "jam enam dan jam sembilan terjadi guruh, gerhana matahari dan gempa bumi! - tanpa sebab? Tidak, untuk membubarkan orang-orang yang berkumpul setelah bersenang-senang dengan tentara Romawi. Agar Yesus dapat ditolong dengan Rahmat-Nya melalui 'murid rahasianya' yang diam-diam mempercayai Yesus.<br />Yusuf, dari Arimatea bersama dengan kepala pasukan Romawi yang simpatik, yang mengatakan, "Sungguh orang ini adalah anak Allah" (Markus 15: 39), menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus, dan:<br />"Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati, maka ia memanggil kepala pasukan, dan bertanya kepadanya, Apakah Yesus sudah mati'..." (Injil-Markus 15:44).<br />Apa yang menyebabkan Pilatus kaget? Mengapa dia heran? Dia tahu berdasarkan pengalaman bahwa secara normal tidak ada orang yang meninggal dalam 3 jam disalib, kecuali bila kematiannya dipercepat dengan mematahkan kakinya dimana dalam kasus Yesus ini, hal tersebut tidak dilakukan. Tidak seperti yang dilakukan pada 2 orang lainnya yang disalib bersama Yesus, karena kedua orang ini masih hidup!<br />Alasan Kaget<br />Jika seseorang dihadapkan pada pasukan penembak dan ditembak pada tubuhnya, lalu dia meninggal, maka orang lain tidak akan heran. Jika seseorang dibawa ke tiang gantungan, digantung dan meninggal, maka orang tidak akan heran. Tetapi apabila mereka hidup kembali setelah mereka ditembak atau digantung, maka barulah hal itu mengherankan. Sebaliknya Pilatus yakin bahwa Yesus seharusnya masih hidup disalib dan belum mati sewaktu dia diberi tahu, maka wajar apabila Pilatus kaget. Dia tidak punya alasan khusus untuk menetapkan apakah Yesus sudah mati atau belum. Jika dia masih hidup - lalu apa? Bukankah dia menemukan bahwa Yesus tidak bersalah terhadap orang Yahudi? Bukankah istrinya telah mengingatkannya bahwa Yesus tidak berbahaya bagi orang lain? Jadi jika Yesus masih hidup - selamatlah dia. Pilatus mengabulkan permintaan Yusuf untuk mengambil mayat Yesus.<br />Jadi Dia Mempunyai Murid-murid 'Rahasia'<br />Orang-orang yang disebut murid-murid Yesus, yang oleh Yesus disebut "Ibuku dan saudara-saudaraku!" (Matius 12: 49) -untuk menunjukkan bahwa murid-muridnya ini lebih penting daripada ibu kandung dan saudara-saudaranya sendiri --saat itu entah berada dimana, di saat Yesus memerlukan mereka. Murid 'rahasianya', Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus mungkin tidak pernah mendengar hal itu ataupun bersama Yesus sebelumnya, tetapi hanya merekalah yang mengurus Yesus bersama dengan Maria Magdalena dan Maria lainnya (Markus 15: 47).<br />Untuk memenuhi upacara pengurusan mayat dalam agama Yahudi --pemandian mayat, pengusapan minyak suci dan pengafanan-- mungkin akan memakan waktu lebih dari 2 jam. Jika ada tanda-tanda bahwa tubuh itu masih hidup maka orang-orang pasti akan berteriak: Dia masih hidup! Dia masih hidup! " Mereka tahu bahwa orang Yahudi pasti akan membunuh Yesus lagi.<br />MENGAPA MEMAKAI TANDA KUTIP "..." ?<br /><br />Kegelisahan dan Kecurigaan Kaum Yahudi<br />Kita mungkin tidak percaya bahwa Yesus dimakamkan 6 kaki di bawah tanah. Kuburan tersebut seperti ruangan bawah tanah dimana terdapat celah-celah sehingga udara bebas keluar masuk. Jim Bishop dalam buku The Day Christ Died (Pada hari Yesus wafat), mengatakan bahwa pekuburan tersebut berukuran lebar 5 kaki, tinggi 7 kaki dan kedalaman 15 kaki dengan balkan-balkan di dalamnya yang bagi orang-orang gelandangan pasti mau memakainya sebagai tempat tinggalnya. Orang Yahudi curiga. Semuanya ini sangat mencurigakan:<br />• Kuburan yang mudah dijangkau.<br />• Bantuan dari murid 'rahasia'.<br />• Orang yang 'sama-sama disalib' masih hidup.<br />• Kakinya tidak patah; sementara dua orang lainnya patah.<br />• Izin yang cepat dan mudah yang diberikan oleh Pilatus untuk mengambil tubuh Yesus.<br />Untuk alasan-alasan di atas dan alasan-alasan lainnya, orang-orang Yahudi curiga. Mereka merasa bahwa mereka telah ditipu. Yesus masih hidup! (?) Maka mereka pergi ke Pilatus: Tetapi mereka terlambat. Mereka terlambat 24jam!<br />Kesalahan-kesalahan Orang Yahudi<br />"Keesokan harinya, ... datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata, 'Tuan, kami ingat bahwa si penyesat sewaktu hidupnya berkata, .... Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu. Sampai hari yang ketiga; jikalau tidak ... Penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya daripada yang pertama". (Injil - Matius 27: 62-64).<br />Orang-orang Yahudi itu membicarakan tentang 'pertama' dan 'terakhir'. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah ketinggalan. Mereka pergi ke Pilatus esok harinya dan meminta agar makam Yesus dijaga. Pilatus tidak tertarik dengan permintaan mereka yang kekanak-kanakan. Tapi dia sudah bosan dengan mereka, jadi dia berkata:<br />"... Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya". (Injil - Matius 27: 65).<br />Para Pemuja yang Berlebihan<br />Apa yang orang-orang Yahudi lakukan selanjutnya tidaklah penting lagi. Mereka sudah terlambat satu hari! Tetapi kaum pemuja-pemuja Kristen merubah kata 'penjaga' menjadi tentara-tentara dan membuat kata 'tentara' menjadi 'tentara-tentara' Romawi. Lalu mereka menguraikan bagaimana efisiensinya tentara-tentara Romawi tersebut sehingga mereka tidak pernah bisa tidur ataupun beristirahat, juga hukuman yang akan diterima apabila mereka melakukan kesalahan: Apakah itu semua menggambarkan bahwa tentara Romawi tersebut tidak tercela? Tidak pernah melakukan kesalahan? Ini adalah suatu penipuan yang mereka kembangkan sebagai sebuah seni!<br />Apakah kesalahan pertama yang dibuat orang-orang Yahudi tersebut sewaktu menghukum Yesus? Pertama adalah bahwa mereka telah mengijinkan Yesus diturunkan dari kayu salib tanpa mematahkan kedua kakinya karena mengira Yesus sudah mati. Kesalahan 'terakhir' adalah membiarkan murid-murid 'rahasianya' untuk membantu menguburkannya 'tanpa' ikut menjaga kuburannya. Tetapi di saat yang sama, mereka membuat kesalahan lain dengan mendatangi Pilatus 'esok' harinya dan mereka terlambat. Allah bertindak dengan cara yang misterius. Cara-Nya bukanlah cara kita. Allah berfirman,<br />"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya." (QS. Ali Imran (3): 54).<br />Minggu Pagi<br />Hari itu adalah Minggu pagi, hari 'pertama' dalam satu minggu, menurut perhitungan Yahudi dengan Sabtu adalah hari Sabbath sebagai hari ketujuh. Hari itu Maria Magdalena sendiri mendatangi pekuburan Yesus (Markus 16: 9 dan Yohanes 20: 1).<br />Pertanyaannya adalah: Mengapa dia pergi ke sana? Untuk meminyaki Yesus (Markus 16: 1). Dalam bahasa Ibrani meminyaki adalah 'masaha' yang berarti mengusap, memijat, meminyaki. Pertanyaan kedua adalah: Apakah orang-orang Yahudi memijat mayat setelah 3 hari? Jawabnya adalah "tidak!" Apakah Muslim (yang mempunyai tata cara memperlakukan mayat seperti Yahudi) juga memijat mayat setelah tiga hari? Dan jawabannya juga tidak! Lalu mengapa seorang Yahudi ingin memijat mayat yang sudah membusuk setelah tiga hari? Kita tahu bahwa setelah tiga jam meninggal, maka mayat akan menjadi kaku. Dalam tiga hari, mayat akan membusuk dimana sel-sel tubuh akan pecah dan terurai. Jika seseorang menggosok mayat yang sudah membusuk maka mayat tersebut pasti akan hancur berantakan. Apakah penggosokan itu masuk akal? tidak!<br />Bagaimanapun juga, mungkin masuk akal apabila dia mencari seseorang yang masih hidup. Seperti diketahui tadi, bahwa dia adalah satu-satunya orang selain Yusuf dari Aritea dan Nikodemus yang melakukan pemakaman bagi Yesus. Jika dia melihat bahwa ada tanda-tanda bahwa Yesus masih hidup ketika diturunkan dari salib, dia pasti tidak akan berteriak "Dia masih hidup!". Dia kembali setelah dua malam satu hari, ketika hari Sabbath sudah berlalu, untuk merawat Yesus.<br />Batu Dipindahkan - Pintu Kubur Terbuka<br />Dia sangat heran saat tiba di pemakaman karena melihat bahwa batu-batu penutup lubang pemakaman sudah dipindahkan seseorang. Pertanyaan lain timbul. Mengapa batu tersebut dipindahkan seseorang. Karena akan mengeluarkan tubuh seseorang yang masih hidup. Bagi seseorang yang sudah mati, maka batu yang dipindahkan itu tidak ada gunanya. Bagi hantu, batu atau pun jeruji besi bukanlah suatu masalah dan tidak membuatnya terpenjara.<br />Pindahnya batu dan terbukanya pintu kubur diperlukan bagi tubuh secara fisik untuk bangun dan sadar, dan bukanlah untuk kebangkitan kembali! Kosongnya kuburan adalah suatu antiklimaks dari apa yang memang diharapkannya! Jadi wanita itu (Yesus pernah mengusir tujuh setan dari pada-nya - Markus 16: 9) menangis tersedu-sedu. Yesus memperhatikan wanita itu tidak jauh dari sekitar pemakaman tersebut - bukan dari surga, tetapi dari bumi.<br />Daerah pemakaman tersebut dimiliki secara pribadi oleh Yusuf dari Aritea (seorang Yahudi kaya yang sangat berpengaruh), yang mampu memiliki pemakaman dengan ruangan yang besar. Di sekitar pemakaman tersebut terdapat kebun buah-buahan. Tolong jangan mencoba mengatakan pada saya bahwa Yahudi ini sangat dermawan sehingga dia menanam buah-buahan di tempat yang jauhnya 5 mil dari kota hanya untuk tempat menggembala sapi dan domba bagi orang lain. Tentu saja dia juga harus membangun kebun bagi pekerja dan tempat tinggalnya bersama keluarga untuk bersenang-senang selama akhir pekan (?).<br />Lelucon yang Memalukan<br />Yesus ada di sana! Dia sedang memperhatikan Maria. Dia mengenalnya dan dia tahu mengapa Maria ada di sana. Dia mendekatinya dari belakang dan begitu tahu bahwa ia menangis, maka Yesus berkata:<br />"Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" (Injil - Yohanes 20: 15).<br />Sebelum Maria menjawab, perkenankan saya untuk menyela, "Mengapa Yesus menanyakan pertanyaan yang kedengarannya bodoh? Bukankah Yesus pasti tahu alasannya? Tentu saja dia tahu! Lalu mengapa Yesus mengajukan pertanyaan bodoh?<br />Kenyataannya, pertanyaan itu bukanlah pertanyaan bodoh meskipun kedengarannya seperti itu. Yesus tahu bahwa Maria sedang mencarinya dan kecewa karena tidak menemukannya. Tetapi Yesus juga tahu bahwa karena penyamarannya yang sempurna maka Maria tidak mengenalinya. Dalam menggambarkan kejadian ini, Yohanes mengungkapkan:<br />"Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadanya." (Injil - Yohanes 20: 15).<br />Sekarang, mengapa Maria mengira bahwa dia adalah penunggu taman? Apakah orang yang bangkit kembali akan seperti penunggu taman? Tidak! Lalu mengapa Maria menyangka bahwa dia adalah penunggu taman? Karena dia menyamar sebagai seorang penunggu taman! Mengapa dia menyamar sebagai penunggu taman? Karena dia takut terhadap orang Yahudi! Mengapa dia takut terhadap orang Yahudi? Karena dia tidak mati. Jika dia mati, maka dia tidak perlu takut lagi. Kenapa tidak? Karena orang yang telah bangkit dari kematian tidak akan mati lagi untuk kedua kalinya!<br />Siapa yang berkata seperti itu? Injil yang mengatakannya. Dimana?<br />"Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi" (Injil - Ibrani 9: 27).<br />Kembali dari Kematian<br />Tetapi bagaimana dengan ratusan orang yang kembali dari 'kematian'? Kita membaca berita tersebut hampir tiap hari di koran. Mereka yang telah dinyatakan meninggal oleh dokter-dokter dan kemudian kembali hidup lagi, tidaklah benar-benar meninggal, dalam pengertian kematian dan kebangkitan. Dokter-dokter kita telah melakukan dan terus melakukan kesalahan. Tetapi saya ingin Anda mencatat kata 'meninggal' di halaman 455, 'mayat' di halaman 486 dan 'penyaliban' di halaman 513 dalam buku ini.<br />Semua kata-kata itu diberi tanda koma di atasnya. Para wartawan yang jujur, secara tidak kentara, di tiap-tiap kasus mengatakan pada kita bahwa 'meninggal' di sini tidaklah berarti benar-benar meninggal. Bahwa 'mayat' tidaklah benar-benar mayat; bahwa 'penyaliban' bukanlah benar-benar penyaliban tetapi cerita fiktif! Apa yang disebut meninggal, disebut mayat dan disebut penyaliban dll, tetapi dari sudut pandang peredaran koran, kata disebut akan sangat menurunkan berita sensasional dan menurunkan nilai dari berita dan oplah penjualan koran. Bisnis adalah bisnis. Karena itu pemberian tanda koma di atas '...' diperlukan untuk memberi pengertian dari kata-kata di dalamnya. Dalam kenyataan, tidak ada seorang manusia pun yang pernah meninggal dua kali, tidak peduli bagaimana surat kematian yang sudah dibuat.<br />Drama itu Harus Berlangsung<br />Maria mengira bahwa Yesus yang sedang menyamar itu adalah penunggu taman, dan ia berkata kepadanya,<br />"Tuan, jikalau tuan yang mengambil dia, katakanlah kepadaku, dimana tuan meletakkan dia". (Inji1 - Yohanes 20: 15).<br />Maria tidak mencari sesosok mayat. Dia mencari seorang manusia hidup. Dan dia ingin tahu lebih jauh lagi dengan bertanya "Di mana kamu meletakkan dia?" Bukan bertanya, "Dimana kamu menguburkannya?"<br />"Supaya aku dapat mengambilnya ". (Injil - Yohanes 20: 15).<br />Membawanya ke mana? Apa yang dia inginkan dari sesosok mayat? Dia hanya bisa menguburkannya. Siapa yang bisa menggali kuburannya? Membawa sesosok mayat mungkin hal yang kecil bagi seorang super woman Amerika, tetapi bagi seorang wanita Yahudi yang lemah ini, membawa mayat yang paling tidak seberat 160 pon adalah hal yang mustahil. Berat mayat tersebut ditambah dengan berat campuran minyak mur dan minyak gaharu yang beratnya 100 pon (Injil Yohanes 19: 39). Bagaimana pula cara menguburkannya? Dia harus menggali lubang! Apakah ini masuk akal?<br />Maria tidak mengenali Yesus yang menyamar tersebut. Yesus memanggil "Maria!" Hanya satu kata! Tetapi itu cukup. Kata 'Maria' cukup membuat Maria mengenali Gurunya. Setiap orang masing-masing memiliki gaya dan cara yang unik dan khas dalam memanggil orang tertentu. Intonasi pengucapan 'Maria' membuat Maria sadar dan mengenali gurunya. Guru! Guru! Karena gembira ia langsung lari untuk memeluk gurunya, Yesus berkata,<br />"Janganlah engkau memegang aku". (Injil - Yohanes 20: 17).<br />Pertanyaan yang Sederhana<br />Mengapa tidak boleh? Apakah dia mempunyai aliran listrik di tubuhnya, sehingga bila Maria menyentuhnya maka ia akan kesetrum. Tidak! "Janganlah engkau memegang aku!" karena akan menyakitkan. Dia baru saja mengalami penyiksaan secara fisik dan emosional yang membuat luka pada sekujur tubuhnya sehingga akan menyakitkan apabila dia membiarkan Maria menyentuh tubuhnya. Yesus meneruskan:<br />"Sebab aku belum pergi kepada Bapa". (Injil - Yohanes 20: 17).<br />Maria tidak buta, Dia bisa melihat laki-laki yang berdiri di depannya. Apakah arti dari kalimat Yesus: 'aku belum pergi - sedang dia berdiri di situ? Yesus sebenarnya mengatakan pada Maria bahwa dia tidak bangkit dari kematian. Dalam bahasa Yahudi; dalam ungkapan Yahudi, Yesus berkata, "Saya belum meninggal!" - Dia berkata, "Saya masih hidup".<br />"Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup, dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya". (Injil-Markus 16: 11).<br />PARA MURID TIDAK PERCAYA<br /><br />Perjalanan ke Emmaus<br />Pada hari itu juga, dua orang dari murid-murid Yesus yang sedang pergi menuju kampung bernama Emmaus, didekati oleh Yesus dan mereka berjalan bersama. Selama perjalanan sepanjang 5 mil, mereka bercakap-cakap dengan Yesus tanpa mengenali bahwa dia adalah Yesus! Penyamaran yang sempurna! Ketika hampir sampai di tujuan, murid-murid mendesak Yesus untuk ikut makan malam.<br />"Waktu ia duduk makan dengan mereka, ia mengambi1 roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka." (Injil - Lukas 24: 30).<br />Dari caranya memecah-mecah roti dan membaginya kepada mereka, 'barulah terbuka mata mereka' Apakah mereka berjalan dari Yerusalem ke Emmaus dengan mata tertutup? Tidak! Lukas meneruskan cerita bahwa ketika mereka mengenalinya "Dia lenyap dari tengah-tengah mereka" Apakah dia melakukan trik seperti perampok Indian? Jangan heran! Maksudnya adalah bahwa dia langsung kabur, lari dari pandangan mereka.<br />Reaksi yang Skeptis<br />Dengan penuh semangat, kedua orang murid tersebut memberitahukan murid-murid yang lain:<br />"Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya". (Injil - Markus 16: 13).<br />Apa yang salah dengan murid-murid Yesus ini? Mengapa mereka enggan percaya? Apa susahnya? Masalahnya adalah mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa Yesus masih hidup! Bukan bangkit kembali (secara spiritual). Hidup seperti mereka, dengan fisik, daging dan darah. Makan roti! Dalam penyamaran - bukan secara spirit dan roh. Hal ini sulit untuk dipercaya. Jika mereka diberitahu bahwa Maria telah melihat hantu Yesus, mereka akan percaya. Jika kedua murid itu juga berkata bahwa mereka bertemu dengan hantu Yesus, mereka tentu akan mempercayainya. Murid-murid itu adalah orang-orang yang sudah pernah melihat roh-roh jahat keluar dari tubuh manusia dan memasuki babi-babi yang jumlahnya dua ribuan - (Markus 5: 13). Mereka telah melihat kutukan terhadap pohon ara dan mengeringkan pohon tersebut hanya dalam waktu semalam (Markus 11: 20). Mereka telah melihat 'tujuh setan' keluar dari tubuh Maria Magdalena (Markus 16: 9). Semua ini sangat biasa bagi orang-orang seusia itu. Roh-roh, hantu-hantu dan setan-setan! Mereka bisa menerima semua itu. Tapi seorang Yesus yang hidup? Seorang Yesus secara fisik? Seseorang yang telah selamat dari sengsara maut (Kisah para rasul 2: 24)? Ini sangat berat bagi mereka yang kurang percaya (Matius 6: 30; 8: 26; 14: 31; 16: 8 dan Lukas 12: 28).<br />• Maria Magdalena bersaksi bahwa Yesus masih hidup.<br />• Murid-murid dari Emmaus bersaksi bahwa Yesus masih hidup.<br />• Malaikat-malaikat mengatakan bahwa Yesus hidup (Lukas 24: 23).<br />• Dua orang yang berdiri mengatakan kepada Maria "Mengapa kamu mencari dia yang hidup di antara orang mati? (Lukas 24: 4-5).<br />Tetapi mereka masih tidak percaya! Mari kita lihat apakah mereka percaya dengan kata-kata Tuhan dan Guru mereka pada bab selanjutnya.<br />YESUS BUKAN HANTU<br /><br />Permainan Angka-angka<br />Dua orang dari Emmaus,<br />"Bangun ... dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka ". (Injil - Lukas 24: 33).<br />'Sebelas' yang mana? Mereka 'mendapati kesebelas'. Apakah mereka ini memasukkan diri mereka sendiri dalam jumlah tersebut? Bahkan jika murid-murid itu semua di sana (Keduabelas murid pilihan Yesus) maka tak mungkin lebih dari sepuluh karena pada kunjungan Yesus yang pertama ini, Yudas dan Tomas sudah pasti tidak ada. Tetapi Lukas bukanlah seorang saksi mata dari peristiwa ini. Dia dengan mudah meniru Markus 16: 14 yang mengatakan: "Dia (Yesus) menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan."<br />Sekarang kita dengarkan Paulus, yang mengaku sebagai rasul Yesus yang ketiga belas. Dia berkata bahwa sesudah kebangkitan di hari ketiga "Yesus menampakkan diri kepada Kefas (Simon Petrus) dan kemudian kepada kedua belas muridnya" (1 Korintus 15: 5). Yang mana yang 'dua belas'? Kata "kemudian" di sini berarti telah termasuk Petrus! Tetapi jika Anda tetap memasukkan Petrus, Anda masih belum mendapatkan "dua belas (murid) yang terpilih" yang melihat Yesus karena Yudas Sang Pengkhianat melakukan bunuh diri dengan menggantung diri (Matius 27: 5), jauh sebelum Yesus dianggap bangkit kembali.<br />Kita di sini berurusan dengan orang yang bermental aneh, dimana 'sebelas' bukan berarti sebelas - (Lukas 24: 33), 'dua belas' yang bukan berarti dua belas dan 'tiga' berarti dua dan satu! (Permainan angka ini akan kita bicarakan lebih jauh pada bahasan "Apakah tanda dari Yunus?) Yesus akan sangat setuju dengan kita:<br />"Sukar bagimu menendang kegalah rangsang". (Injil - Kisah Para Rasul 26: 14).<br />(Paulus mengatakan bahwa kata-kata ini diucapkan oleh Yesus kepadanya, dalam bahasa Yahudi. (Kisah para Rasul 26: 14))<br />Yesus Masuk<br />Sewaktu kedua orang itu bercerita pada murid-murid yang lain tentang kehadiran Yesus yang hidup secara fisik (seorang yang makan roti bersama mereka): "masuklah Yesus" (ini adalah kata-kata saya) melalui pintu-pintu yang ditutup karena takut pada kaum Yahudi. "Datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka ". (Yohanes 20: 19)<br />Kaum Kristiani yang kontroversial berkata, "Tidak! Kenyataannya adalah bahwa Yesus langsung 'berdiri di tengah-tengah' mereka, dia tidak masuk!" Ada suatu pertanyaan tentang menghilangnya Yesus dari Emmaus dan muncul kembali di Yerusalem - seperti "Invisible Man" (manusia yang tidak terlihat), seperti 'Trik Perampok Indian', seperti 'Star Trek' (suatu film cerita ilmiah dimana orang-orang bisa menggunakan cahaya untuk pindah dari kapal induk ke planet-planet atau kembali ke kapal induk). Anda sepertinya "melihat" orang-orang lenyap dengan tiba-tiba dan muncul di tempat lain. Orang-orang yang mempercayai bahwa hal ini bisa terjadi adalah orang-orang yang menjadi korban khayalan mereka sendiri. Mereka terlalu banyak menonton film dan program TV (Dalam Yohanes 20: 19, 24, 26 kata-kata "datang", "datang" dan "datang" menyangkal dugaan bahwa dia langsung muncul, yang berarti bahwa dia secara jasmaniah hilang dalam udara tipis).<br />Kelinci & Kura Kura<br />Tetapi mengapa Yesus membutuhkan waktu lama untuk sampai di ruang paling atas? Dia telah 'kabur' lebih dulu sebelum 'kedua' murid itu kembali ke Yerusalem, tetapi Yesus tetap tidak bisa mendahului mereka. Yesus datang terlambat. Hal ini mengingatkan kita tentang cerita kelinci dan kura-kura. Apakah karena ia merawat lukanya dulu di tengah perjalanannya?<br />Para pemuja membayangkan bahwa Yesus melayang dari suatu tempat ke tempat lain, muncul dan menghilang sesuka hatinya. Jeffry Hunter, seorang aktor muda yang tampan, yang memainkan peranan Yesus dalam film "King of the King" (Raja dari Para Raja) membuat suatu observasi yang bijak setelah mendaki Gunung Zion untuk adegan 'godaan' setan terhadap Yesus. Setelah mengangkat dan mendorong, berkeringat dan terengah-engah selama mendaki bukit, dia berkomentar, "Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku menyadari bagaimana manusiawinya Yesus".<br />Baik Lukas maupun Yohanes yang mencatat kejadian sewaktu Yesus datang ke ruang makan murid-muridnya, menggambarkan kepada kita bahwa Yesus dengan mudahnya "keluar" melalui lubang kunci atau bahwa dia "keluar" melalui celah-celah dinding. O! Tetapi mengapa mereka mengelabui kita dengan informasi penting ini? Karena tidak ada yang "keluar"! Tetapi masalah lain timbul - Bagaimana dia memasuki ruang tersebut jika 'pintu-pintu terkunci?' (Yohanes 20: 19). Anehnya, Lukas 24: 36, yang juga mencatat kejadian ini kata demi kata, tidak berpikir untuk menambahkan kata-kata 'pintu-pintu terkunci'. Kata-kata itu tidak penting bagi Lukas! Kenapa? Karena itu tidak masuk akal! Menyelidiki dengan seksama segala peristiwa - membukukannya dengan teratur, dia tidak akan merasa bingung akan. peristiwa ini. (Lukas 1: 3).<br />Ruangan Besar<br />Tempat terjadinya peristiwa ini digambarkan sebagai suatu "ruang tamu" dan sebagai suatu 'ruang makan besar' - (Markus 14: 14-15). Ruangan ini adalah bagian dari rumah yang besar. Apakah saya harus membuktikannya kepada Anda? Apakah ini satu-satunya ruangan di tingkat atas? Berdasarkan perhitungan, ini adalah ruangan yang berisi sebuah meja yang cukup besar bagi paling tidak 14 orang duduk di sekelilingnya - Yesus dan ke 12 murid-muridnya, serta murid ketiga belasnya yang "dikasihinya" yaitu Yohanes sebagai pemilik rumah dan murid yang bersandar dekat kepadanya (Yohanes 13: 23).<br />Bisakah Anda membayangkan ukuran dari ruangan ini? - dengan dapur, sepen dan fasilitas lainnya; dan di lantai bawah, dimana keluarga pemilik dan para pelayan tinggal. Ini seperti sebuah istana kecil! Yesus sudah sangat kenal dengan rumah besar ini. Dia sering mengunjungi Yerusalem selama Paskah. Ingat, bagaimana dia menunjukkan cara untuk menemukan tempat ini pada murid-muridnya - Lukas 22: 10. Gubuk tempat tinggal saya sendiri memiliki empat pintu masuk. Mungkin `ruang tamu' Yohanes hanya memiliki satu pintu masuk utama dengan 2 daun pintu. Tetapi apakah perlu untuk mengunci ruangan-ruangan yang lain? Pintu bagian depan biasanya cukup bagi keperluan tamu - keluar dan masuk. Dan biasanya tamu-tamu di daerah Timur tidak akan mengintip gang-gang, loteng atau ruang tidur tuan rumahnya! Karena orang Timur hidup penuh dengan sopan santun dan tata krama. Tetapi Yesus tidak asing dengan rumah itu. Dia sudah seperti anggota keluarga muridnya ini: Dia tidak perlu mengetuk pintu untuk menakuti jamaahnya. Ada lebih dari satu jalan untuk masuk ke rumah itu. Ketika ada rasa kuatir pada diri murid-muridnya karena kemunculannya yang mendadak di tengah-tengah mereka, dengan cepat dia menerangkan.<br />"Kata Yesus kepada mereka, 'Damai sejahtera bagi kamu' tetapi mereka terkejut dan takut". (Injil - Lukas 24: 36-37)<br />Reaksi yang Berlawanan Ketika Mengenali Yesus<br />Ingat, ketika pagi-pagi sekali, Maria Magdalena sangat gembira mengenali Yesus di pemakaman. Dan dia harus menghentikan keinginannya untuk memeluk Yesus. Tetapi kesepuluh pahlawan yang membawa senjata ini terdiam membatu ketika mengenali Yesus. Kenapa ada reaksi yang bertolak belakang antara kesepuluh laki-laki ini dengan wanita tersebut? - yang laki-laki ketakutan, yang wanita tidak takut? Alasannya adalah karena yang wanita itu adalah saksi mata peristiwa penyaliban sampai pemakaman, sedang yang laki-laki tidak. Karenanya Maria pergi ke pemakaman dengan tujuan untuk bertemu dengan Yesus yang hidup dan ia gembira bertemu dengan Yesus. Sedangkan murid-muridnya tersebut bukanlah saksi mata kejadian tersebut, sehingga mereka mengira bertemu dengan hantu. Mereka secara fisik dan emosional berada di ambang kehancuran. Lukas dengan ringkas menggambarkan kondisi mereka:<br />"Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu" (Injil - Lukas 24: 37).<br />Alasan Untuk Takut<br />Mereka takut karena menyangka bahwa laki-laki yang mereka lihat berdiri di tengah-tengah itu bukanlah Yesus, tetapi hantunya. Tanyakan pada teman-teman Anda yang 'lahir kembali', mengapa murid-murid itu berpikir bahwa Yesus sudah menjadi hantu. Tanyakan pada mereka, "Apakah dia kelihatan seperti hantu?" Mereka pasti tidak bisa menjawab. Jadi tolong mereka. Bebaskan mereka dari konsep yang salah. Jika tidak, mereka akan selalu mengganggu kita dan umat kita sampai kerajaannya datang. Mereka akan mencuri anak-anak kita (seperti yang mereka lakukan sekarang di negara-negara Muslim), dengan kedok memberi makan pada anak-anak miskin. Pernahkan Anda mendengar 'Visi Dunia' dan sebagainya? Perang Salib kembali, tetapi tanpa senjata yang terlihat!<br />Murid-murid Yesus takut karena mereka telah mendengar 'kabar angin' bahwa guru mereka dibunuh dengan cara diikat di atas kayu - disalib! Mereka mendengar 'kabar angin' bahwa dia telah melepaskan nyawanya -bahwa dia telah mati. Mereka mendengar 'kabar angin' bahwa dia 'telah meninggal dan dikubur' selama tiga hari. Seorang yang sudah dikubur selama tiga hari dianggap sudah membusuk di kuburannya. Berdasarkan apa yang mereka dengar dari kabar angin! - Itulah yang mereka dengar! Karena tak satu pun data mereka yang menjadi saksi mata terhadap apa yang benar-benar terjadi terhadap Yesus di Golgota. Di saat yang paling genting dalam hidup Yesus:<br />"Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri". (Injil - Markus 14: 50)<br />Murid-murid Sejati<br />Markus membicarakan tentang 'kedua belas' murid pilihan. Bukan tentang murid-murid 'rahasia' Yesus seperti Yohanes yang membawa Maria (ibu Yesus) pulang, Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea dan lain-lain. Berdasarkan pandangan bahwa 'kedua belas' orang ini pengkhianat yang pengecut, saya segan menyebut mereka sebagai 'murid-murid'. Atau apakah Markus berbohong? Ketika dia mengatakan 'semua' tidak berarti 'semua'? Penulis Kitab Injil yang keempat menyebutkan jumlah wanita yang mengiringi Yesus. Di antara mereka ada 3 Maria, 'dan murid yang dikasihi Yesus'. Dia mengulang kalimat ini berulang kali tanpa secara jelas menyebutkan murid yang dikasihi ini adalah Yohanes, tuan rumah mereka di Yerusalem. Mengapa? Apabila Yohanes ini adalah Yohanes penulis Kitab Injil yang keempat, lalu mengapa dia tidak mengatakannya. Mengapa dia malu mengatakannya? Dia tidak segan ketika memohon Yesus untuk menempatkan dirinya dan saudaranya duduk di sebelah Yesus:<br />"Perkenankanlah kami duduk dalam kemulianmu kelak, yang seorang lagi di sebelah kananmu dan yang seorang lagi di sebelah kirimu" (Injil - Markus 10: 37).<br />Alasannya untuk tutup mulut adalah ada persamaan namanya dengan 'murid yang dikasihi' Yesus itu, yaitu namanya juga Yohanes! Murid-murid yang lain entah berada dimana ketika Yesus sangat membutuhkannya. Seperti yang dikatakan Markus:<br />"Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri" (Injil - Markus 14: 50).<br />YESUS TIDAK DIBANGKITKAN KEMBALI<br /><br />Secara Fisik, Yesus Hidup<br />Setelah mengucap 'salam', Yesus menerangkan perasaan murid-muridnya dengan berkata,<br />"Lihat tangan dan kakiku, aku sendirilah ini; Rabalah aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaku... Ia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka ". (Injil - Lukas 24: 39-40).<br />Apa yang ingin dibuktikannya? Bahwa dia telah bangkit dari kematian? - Bahwa dia adalah roh? - Apa yang bisa ditunjukkan dari tangan dan kaki mengenai kebangkitan kembali? "Ini adalah diriku sendiri!" Tidakkah kamu lihat? "Hantu,... semua hantu tidak memiliki daging dan tulang seperti yang kamu lihat ada padaku!" Ini adalah bukti yang jelas kebenarannya. Anda tidak perlu meyakinkan orang lain, apakah Hindu, Muslim, Kristen, Yahudi, Atheis dan lain-lain. Semuanya mengetahui tanpa perlu bukti bahwa hantu tidak memiliki daging dan tulang!<br />Mengapa Menentang Kenyataan?<br />Lalu mengapa Yesus perlu mengulang-ulang kenyataan itu? Jawabannya mudah, yaitu karena murid-muridnya berfikir bahwa dia telah kembali dari kematian, bahwa dia telah dibangkitkan kembali, dan jika benar, maka dia kini adalah dalam bentuk spiritual - suatu roh! Dan Yesus mengatakan kepada mereka bahwa itu tidak benar - Dia bukanlah hantu - tidak dibangkitkan kembali! Ayat-ayat di atas dalam bahasa aslinya dan dalam semua bahasa sangat gamblang, mudah dan jelas sehingga Anda tidak memerlukan kamus atau seorang doktor untuk membantu menerangkannya pada Anda.<br />Mengapa kalian (para pembaca sekalian) tidak mencoba untuk mengingat cukup satu ayat ini saja. Dalam bahasa kalian sendiri - Inggris, Arab, Zulu atau Afrika, dengan satu ayat ini Anda bisa mengusir perahu kaum misionaris - Anda bisa "memecahkan batok kepala" mereka seperti yang dilakukan Daud muda yang hanya menggunakan batu kerikil untuk memukul Jalut. Kesenangan itu sepenuhnya milik Anda. Allah memberikan kesempatan hari ini dan di usia ini untuk membebaskan pemikiran kaum Kristiani dari khayalannya.<br />Saya pernah meminta sekelompok kaum Kristen yang terpelajar untuk menerangkan kepada saya dalam bahasa mereka, apakah apabila seseorang berkata "Hantu tidak memiliki Daging dan Tulang" itu berarti - Hantu memiliki Daging dan Tulang! Dalam perdebatan itu, tak satu pun dari mereka yang berani untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka semua berpura-pura bahwa kata-kata itu tidak pernah ada.<br />Penjelasan yang Gamblang ... Saya Masih Hidup!<br />Jika saya mengatakan pada Anda bahwa karena saya mempunyai daging dan tulang - saya bukanlah hantu! -Apakah itu arti sebenarnya dalam bahasa Anda? Anda akan menjawab "Ya!" Dengan kata lain, Yesus menerangkan kepada murid-muridnya ketika dia berkata, "rabalah tanganku dan kakiku" bahwa tubuhnya itu adalah benar-benar tubuh manusia secara fisik dan bukan metamorfosa dan juga bukan bangkit kembali, karena tubuh yang berasal dari orang yang dibangkitkan kembali akan menjadi hantu.<br />Siapa yang Berkata Demikian?<br />Seorang misionaris berkata, "Siapa yang mengatakan bahwa orang yang bangkit kembali akan menjadi hantu?<br />Saya menjawab, "Yesus!"<br />Dia bertanya lagi, "Dimana?"<br />Saya jawab, "Dalam Injil Lukas 20: 27-36, coba lihat bagian dimana Yesus berkata 'Hantu tidak mempunyai daging dan tulang' dan Anda akan melihatnya ..." Kaum Yahudi datang dan datang lagi kepada Yesus dengan masalah dan persoalan-persoalan seperti:<br />1. "Rabi, apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" (Injil - Matius 22: 17).<br />2. "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah". (Injil - Yohanes 8: 4)<br />3. "Rabi, hukum manakah yaug paling utama?" (Injil-Mar-kus 12: 28)<br />Sekarang mereka datang kepadanya sehubungan dengan seorang wanita Yahudi yang mempunyai 7 suami. Menurut ajaran Yahudi, jika seorang suami meninggal tanpa keturunan, maka adik laki-laki suaminya itu akan mengambilnya dan memelihara istrinya. Dan jika dia meninggal juga, maka adiknya yang lain akan berbuat serupa dan seterusnya. Dalam kasus sebelum ada Yesus, tujuh bersaudara itu memiliki satu wanita ini satu persatu. Pada waktu laki-laki yang ketujuh meninggal, tak lama si wanita itu pun meninggal. Tidak ada masalah dalam hal ini karena masing-masing laki-laki itu hanya memenuhi kewajibannya saja satu persatu! Tetapi pertanyaan dari kaum Yahudi adalah apabila ada kebangkitan kembali, siapa yang akan memiliki wanita ini, karena mereka semua telah menjadi suaminya! Gambaran tentang Yahudi ini adalah untuk menimbulkan pemikiran pada Yesus bahwa jika ketujuh bersaudara itu bangkit kembali, juga si wanita itu, maka akan ada perang diantara ketujuh bersaudara itu karena mereka mengaku bahwa wanita itu adalah istrinya.<br />Singkatnya, siapa di antara mereka yang akan mendapat wanita ini sebagai istrinya di surga nanti? Dalam menjawab pertanyaan ini, Yesus berkata, "Tidak ada satupun orang yang meninggal untuk kedua kalinya" yang berarti bahwa orang yang bangkit dari kematian akan kekal: tidak memerlukan makan, perlindungan, pakaian, seksual, istirahat seperti manusia sekarang. "Mereka hampir sama seperti malaikat" mereka akan menjadi hantu. Mereka menjadi makhluk halus. Seperti katanya, "Hantu tidak mempunyai daging dan tulang seperti yang kamu lihat pada diriku" - Aku bukan hantu. Saya tidak bangkit kembali! Aku masih Yesus yang dulu - hidup!<br />"Sambil berkata demikian, ia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka" (Injil - Lukas 24: 40).<br />Rasa Takut Murid-murid itu Hilang<br />Murid-muridnya 'girang dan masih heran', apa yang telah terjadi? Mereka berpikir bahwa Yesus telah mati dan pergi, tetapi kini guru mereka berdiri diantara mereka dengan daging dan tulang - 100% karakteristik dari manusia yang hidup ! Untuk meyakinkan dan menenangkan mereka lebih jauh, dia berkata,<br />"Adakah padamu makanan di sini?Lalu mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng, Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka ". (Injil - Lukas 24: 41-43).<br />Untuk membuktikan apa? Bahwa dia bangkit kembali? Mengapa dia tidak mengatakannya tetapi malah membuktikan yang sebaliknya? Memperagakan tubuhnya, makan, mengunyah 'ikan goreng'. Apakah ini adalah suatu adegan, berpura-pura, membuat orang percaya? "Tidak!" kata Schleliermarcher, 165 tahun yang lalu. Albert Schweizer dalam bukunya "Dalam penyelidikan sejarah Yesus" halaman 64, dia mengutip:<br />"Jika Yesus makan hanya untuk menunjukkan bahwa dia bisa makan, sementara sebenarnya dia tidak memerlukan makanan, maka mungkin itu suatu kepura-puraan - sesuatu yang docetic''.<br />Penyelamatan yang Mudah<br />Apa yang salah dengan kaum Kristen? Yesus berkata bahwa hantu tidak memiliki daging dan tulang. Sebaliknya mereka mengatakan bahwa hantu mempunyainya! Tanyakan kepada teman Anda yang beragama Kristen. Siapa yang berbohong? Yesus atau Anda, milyaran orang pengikutnya? Ini adalah akibat dari pencucian otak 2000 tahun atau 'pemprograman' seperti yang dikatakan orang Amerika. Keselamatan adalah mudah dalam agama Kristen. Umat Kristen tidak perlu puasa, shalat, dan mengekang diri seperti yang diwajibkan pada Muslim. Dia hanya cukup percaya dan keselamatan pasti menjadi miliknya.<br />Bagi kami, semua tindakan kami, perbuatan baik kami adalah "seperti kain lap kotor" katanya. Anda sebaiknya memperbaikinya, atau dia yang akan "memperbaiki" Anda. Dia tidak akan pernah senang kepada kita, walaupun kita telah membatasi diri jauh darinya. Firman Allah:<br />"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. " (QS. Al-Baqarah (2): 120)<br />Jika Anda tidak merubah mereka, maka mereka yang akan merubah Anda! Jika Anda ingin damai - damailah - selamat - Islam.<br />Daily News March 25, 1975<br />The Winking Corpse<br />Daily News Correspondent<br />MUNICH. Tuesday,<br />THE UNDERTAKER was about to put the lid on the coffin of 79-year-old Emma Sikorski when the "corpse" winked at him.<br />Relatives had found Mrs. Sikorski apparently dead in bed in her Berlin home. They called a doctor, who pronounced the old lady dead and wrote out a death certificate.<br />Then they called an undertaker who prepared the body for burial, put it in a coffin and was about to lower the lid when - said the funeral shakely - "it moved and an eye winked."<br />The old lady is now recovering in hospital. "She's got some colour back in her cheeks and is doing fine," was the latest report.<br />SATU-SATUNYA MUKJIZAT YANG DIJANJIKAN<br /><br />Ramalan Setelah Kejadian<br />Kaum misionaris dan penginjil tidak pernah lelah mengutip pernyataan yang mengatakan seolah-olah dari Yesus, bahwa dia pergi ke Yerusalem untuk mati dan pada hari ketiga dia akan kembali hidup. Kitab Injil pertama kali ditulis puluhan tahun (abad) setelah Yesus. Dalam masa hidupnya, tak satu katapun ditulis atau dia menyuruh orang untuk menuliskannya! Taylor dalam komentarnya mengenai Kitab Injil Markus hal 437, mengabaikan apa yang disebut ramalan mengenai "penyaliban" sebagai vaticinium ex eventu (ramalan setelah kejadian). Para penulis Injil menghasilkan tulisan-tulisan dan perkataan, dan mengatakan bahwa itu semua berasal dari mulut Yesus, seolah-olah Yesus telah meramalkan apa yang akan terjadi.<br />Kaum misionaris, penginjil dan pejuang Perang Salib, tidak ingin mendengarkan pelajar-pelajar Kristen seperti Taylor, Schweizer, Brandon atau Anderson jika mereka ini mengeluarkan kata-kata yang berlawanan dengan kaum misionaris tadi, maka mereka akan diabaikan dan dianggap sebagai "Sumber External" dan "Spekulasi Minoritas Di abad 20" . Oleh karenanya saya mendesak di sini untuk mengambil pepatah bull by the horn (menghadapi bahaya dengan penuh keberanian).<br />Meminta Mukjizat<br />Kaum Yahudi telah menyusahkan hidup Musa Alaihi's-salam. Mereka memberinya masalah-masalah yang tak ada habisnya dan sekarang penggantinya, Al-Masih, juga diperlakukan sama. Dalam usaha mereka untuk mengganggunya, mereka mendatanginya, meminta dengan sopan dan hormat:<br />"Guru, (dalam bahasa Yahudi, Rabbi) kami ingin melihat suatu tanda dari padamu." (Injil - Matius 12: 38).<br />Semua ajaran, nasehat dan pengobatannya tidak cukup untuk meyakinkan kaum Yahudi bahwa dia adalah orang yang diutus oleh Tuhan, bahwa dia adalah Al-Masih bagi mereka. Sekarang mereka meminta "tanda" - suatu mukjizat- menyerupai terbang seperti burung atau berjalan di atas air. Singkatnya sesuatu yang kelihatannya tidak mungkin.<br />Sebelum melanjutkan diskusi lebih jauh dengan orang Kristen, Anda harus merasa yakin bahwa dia (orang Kristen itu) mengerti bahwa kata "tanda" di atas berarti "mukjizat". Kata dalam bahasa Inggris yang simple ini berasal dari Kitab Injil versi King James (KJV).<br />Dalam "Versi Internasional yang baru" dari Baptist, Lutheran, Methodist, Presbitarian dan Gereja Reformasi, kata ini ditulis sebagai "tanda keajaiban". Tidak hanya tanda-tetapi suatu "mukjizat".<br />Juga perlu bagi kita untuk mencoba dan mendefinisikan apa yang dimaksud mukjizat. Suatu definisi yang paling mudah dan benar diberikan oleh Dr. Littleton di dalam buku "Kedudukan Mukjizat dalam Agama", adalah: "Suatu perbuatan di luar kekuatan manusia".<br />Ini adalah apa yang diinginkan Yahudi dari Yesus. Suatu perbuatan dimana ahli Taurat dan orang Parisi tidak bisa menirunya. Sebenarnya permintaan ini kelihatannya wajar, tetapi ini adalah penyakit mental yang membutuhkan "tipuan" yang rasional.<br />Hanya Ada Satu "Tanda"!<br />Yesus bereaksi:<br />"... generasi yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda (mu'jizat). Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda (mu'jizat), selain tanda (mu'jizat) Nabi Yunus". (Injil - Matius 12: 39).<br />Apakah "tanda" atau mukjizat yang ditunjukkan oleh Yunus sehingga Yesus bermaksud menirunya? Untuk mengetahui mukjizat ini kita perlu melihat "Kitab Yunus" dalam Injil. Tetapi kitab ini sangat sukar dipahami! Kitab ini hanya terdiri dari satu lembar dengan 4 bab singkat dan sulit untuk menemukannya dalam ensiklopedia yang terdiri dari ribuan lembar, seperti Kitab Injil. Tetapi Anda tidak harus melihat buku itu sendiri. Setiap anak-anak Kristen yang selalu mengikuti sekolah Minggu mengenal seluruh cerita ini.<br />Latar Belakang Permintaan "Tanda"<br />Untuk mengingatkan kembali, biar saya ceritakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'a1a memerintahkan Yunus Alaihis-salam untuk pergi ke Niniwe (suatu kota dengan 100.000 orang penduduk) dan memperingatkan mereka untuk bertobat dari kejahatannya. Yaitu, untuk menyelamatkan diri mereka sendiri sebelum Tuhan menghukum mereka.<br />Yunus merasa murung, khawatir bahwa penduduk Niniwe yang sombong itu 'generasi yang jahat dan suka berzina" pada masa itu, tidak akan mendengarkannya. Mereka akan menghina dirinya. Jadi bukannya pergi ke Niniwe, dia malah pergi ke Joppa dan berlayar ke Tarshish. Di tengah laut terjadi badai besar dan menurut takhyul para pelaut, barang siapa yang lari dari "Perintah Tuhannya" maka akan menyebabkan badai topan yang mengerikan di laut. Suatu penyelidikan dilakukan dari Yunus menyadari bahwa dia ber-alah karena sebagai Rasul Allah, dia adalah tentara Allah. Dan sebagai tentara Allah dia harus taat akan perintah-Nya. Dia tidak punya hak untuk bersikap sombong. Dia merasa bahwa Allah mengawasinya dan ingin membunuhnya. Allah akan menenggelamkan kapal dan orang-orang yang tak bersalah akan mati. Yunus tahu bahwa keadaan akan lebih baik jika dia dibuang dari kapal dan akan mencegah keadaan yang lebih buruk lagi dan dia rela melakukannya.<br />Membuang Sial<br />Orang-orang yang hidup pada masa pre-exilic (sebelum orang-orang Yahudi diasingkan di bawah pemerintahan Nebukadnezzar), 8 abad SM, ternyata lebih mempunyai rasa keadilan dan pengertian dibanding manusia modern yang beradab(?). Mereka merasa bahwa Yunus ingin mengorbankan dirinya dan mungkin memerlukan mereka untuk membantunya. Mereka tidak mau bersekongkol dengan ketololannya. Jadi mereka berkata bahwa mereka mempunyai sistem untuk mengetahui salah atau benar dengan cara membuang "sial". Dan berdasarkan sistem mereka yang kuno, kesialan itu berasal dari Yunus yang diketahui telah bersalah. Jadi mereka menangkapnya dan membuangnya ke laut.<br />Mati atau Hidup<br />Pernyataan yang timbul ketika mereka membuang Yunus ke laut adalah, apakah dia mati atau hidup? Agar mudah mengetahui jawaban yang benar, biar saya menolong Anda dengan anggapan bahwa Yunus dengan sukarela berkorban ketika berkata,<br />"Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi". (Injil - Yunus 1: 12).<br />Jika seseorang sukarela berkorban, maka dia tidak perlu dipaksa lagi untuk dibuang, orang-orang tidak perlu mendorongnya sebelum membuangnya. Orang tidak perlu memelintir lengannya atau kakinya untuk membuangnya. Semua orang setuju akan hal itu.<br />Sekarang kembali ke pertanyaan tadi: Apakah Yunus mati atau hidup ketika dia dibuang ke lautan? Kita sepakat bahwa dia masih hidup! Badai kemudian reda. Mungkin itu adalah kebetulan. Seekor ikan hiu datang dan menelannya. Apakah dia mati atau hidup? Kembali orang-orang berkata bahwa dia hidup. Dari perut ikan dia berdoa memohon pertolongan Tuhan. Apakah orang yang mati bisa berdoa? "Tidak!" jadi dia masih hidup! Pada hari ketiga, sang ikan memuntahkannya ke laut kembali. Mati atau hidup? Dan jawabannya adalah hidup! Ini adalah suatu mukjizat diantara sekian banyak mukjizat. Bahwa dia hidup! Orang Kristen berkata bahwa dia hidup! Orang Muslim berkata bahwa dia hidup! Agak aneh bahwa Yesus memilih "tanda" (mukjizat) Yunus sebagai satu-satunya mukjizatnya juga. Ini adalah sesuatu dimana tiga agama besar bersepakat.<br />Inilah ikhtisar Mukjizat Besar dari kitab Yunus:<br />1. Jika seseorang dibuang ke lautan luas, dia pasti akan mati. Karena Yunus tidak mati maka berarti itu suatu mukjizat!<br />2. Seekor ikan datang dan menelannya. Dia pasti mati. Tetapi dia tidak mati. Maka berarti mukjizat yang kedua.<br />3. Karena panas dan udara yang sesak dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, maka dia pasti mati. Tetapi dia tidak mati. Jadi ini adalah mukjizat diantara mukjizat-mukjizat lainnya.<br />Jika Anda mengira seseorang mati dan dia ternyata tidak mati, maka itu disebut suatu mukjizat. Jika seseorang dihadapkan pada sepasukan regu tembak dan 6 peluru ditembakkan pada tubuhnya dan orang itu mati, apakah ini Mukjizat? "Tidak!" tetapi jika dia hidup dan menertawakannya, apakah ini Mukjizat? Tentu saja ini mukjizat. Kita tiap kali mengira Yunus mati, tetapi ternyata dia tidak mati. Oleh karenanya ini disebut muksjizat beruntun.<br />Yesus Seperti Yunus<br />Setelah dihukum salib, Yesus juga disangka sudah mati. Jika dia mati, maka tidak ada mukjizat. Tetapi jika ia masih hidup, seperti yang dia ramalkan dan buktikan "di dalam kitab suci" maka itu adalah suatu "tanda". Suatu mukjizat! Dan inilah kata-katanya:<br />"...For as Jonah was..." (Inggris), "Want soos Jonah:.." (Afrikaans), "Ngokuba njengo Jonah..." (Zolu), Seperti Nabi Yunus..." (Indonesia).<br />"Seperti nabi Yunus tiga hari dan tiga malam di dalam perut ikan paus, demikian juga anak manusia ...." (Matius 12: 40).<br />Bagaimana keadaan Yunus di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam - hidup atau mati? Muslim, Kristen dan Yahudi sepakat bahwa ia hidup! Bagaimana Yesus selama di pekuburan - mati atau hidup? Lebih dari satu milyar Kristen di setiap gereja sepakat bahwa ia mati! Apakah ini seperti Yunus atau tidak sama seperti Yunus dalam bahasa Anda? Dan semua orang yang waras pasti berkata bahwa ini sangat tidak sama seperti Yunus. Yesus berkata bahwa dia akan "seperti Yunus" dan pengikut-pengikutnya yang fanatik berkata bahwa dia tidak sama seperti Yunus! Siapa yang berbohong - Yesus atau para pengikutnya? Saya persilahkan Anda untuk menjawabnya.<br />Urusan Besar<br />Meskipun begitu, agama adalah urusan yang bagus. Atas nama Yesus Kristus mereka membentuknya! Para penginjil berkata bahwa kita salah mengartikan. Mereka mengatakan bahwa saat itu Yesus dengan meramalkan tentang faktor waktu dan bukan apakah dia akan mati atau hidup. "Tidakkah bisa kalian lihat bahwa dia menekankan faktor waktu? Dia mengulang kata 'tiga', empat kali". Apa yang dikatakan Yesus?<br />"Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga anak manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam." (Injil - Matius 12: 40).<br />Yesus berada "di perut bumi". Dia dianggap telah terkubur di pemakaman yang letaknya di bawah permukaan bumi.<br />Tiga dan tiga memang diucapkan empat kali, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan faktor waktu. Yahudi menanyakan Yesus tentang suatu 'tanda' - suatu mukjizat dan bukannya membuat tiga hari atau tiga minggu atau tiga bulan menjadi suatu mukjizat. Saat saya pertama kali datang ke Cape Town dari Durban, tiga puluh tahun yang lalu, dengan kereta api, dan kereta api itu memakan waktu tiga hari tiga malam untuk sampai di sana, apakah itu mukjizat! Anda pasti akan berkata omong kosong! Dan saya setuju dengan Anda.<br />Tetapi tidak mudah bagi Kristen untuk setuju dengan pendapat ini karena penyelamatannya tergantung pada hidup Yesus.<br />Jadi itu adalah faktor waktu kapan Yesus menyelesaikan tugasnya? Ya! Jawab orang Kristen. Kapan dia 'disalib'? sebagian orang Kristen percaya bahwa ia disalib pada hari Jumat siang dua ribu tahun yang lalu.<br />PERHITUNGAN YANG SEDERHANA<br /><br />Kenapa "Jum'at Agung?"<br />Di negara saya, kami mempunyai 4 hari liburan selama Paskah, dimulai dengan apa yang disebut Jum'at Agung. Mengapa disebut Jum'at Agung? Karena Yesus meninggal untuk menebus dosa mereka pada hari itu. Dan itu mengingatkannya, setiap orang Kristen di seluruh dunia - Inggris, Perancis, Jerman, Amerika, Lesoto, Swedia, Switzerland, Zimbabwe dan lain-lain merayakan Jum'at Agung.<br />Saya sudah membuktikan pada Anda bahwa Yesus berada di kayu salib tidak lebih dari tiga jam. Mereka cepat-cepat membawa Yesus ke pemakaman sebelum matahari tenggelam sore itu juga. Lebih dari seribu golongan dan sekte-sekte Kristen meski sering berselisih paham terhadap aspek-aspek keyakinan, tetapi mereka semua setuju bahwa Yesus Kristus dianggap berada di pemakaman pada Jum'at malam. Dia dianggap berada di pemakaman Sabtu siang. Dia dianggap berada di pemakaman Sabtu malam.<br />Tetapi pada Minggu pagi, ketika Maria Magdalena datang ke pemakaman, dia menemukan pemakaman itu sudah kosong. Anda akan mencatat bahwa saya mengulang kata dianggap - dianggap - dianggap, tiga kali. Anda tahu kenapa? Tentu saja tidak untuk bersaja dengan tiga, tiga, tiga ramalan. Alasannya adalah karena tak ada satu pun dari ke dua puluh tujuh kitab dalam Perjanjian Baru mencatat waktu Yesus keluar dari pemakaman. Tidak ada satu pun dari ke 27 penulis kitab ini yang menjadi saksi mata 'kebangkitannya', satu-satunya yang bisa menceritakan kebenaran itu, dipaksa tutup mulut oleh yang berwenang.<br />Seorang anak muda keturunan Arab menulis buku Dead Sea Scrolls yang ditandatangani oleh Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus. Kedua orang ini mau menceritakan secara terus terang bagaimana mereka membawa gurunya segera setelah malam turun, ke suatu tempat untuk beristirahat dan memulihkan kesehatan. Apakah tidak aneh bahwa satu-satunya saksi mata yang berharga malah disuruh diam? Mungkinkah kedua orang ini dan murid-murid di Yerusalem diajar oleh Yesus yang lain dan Injil yang lain? (2 Korintus 11: 4).<br />Penambahan yang Mudah<br />Jika itu adalah faktor waktu dimana Yesus mencoba untuk menyelesaikan ramalan tadi, mari kita lihat apakah dia berhasil "sesuai dengan Kitab Suci"-nya sebagaimana yang disombongkan oleh orang Kristen.<br />Anda pasti tidak akan ragu bahwa total waktunya tidak lebih dari satu hari dua malam dan ini tidak bisa disulap menjadi tiga hari tiga malam seperti yang diramalkan Yesus "Sesuai dengan Kitab Suci". Bahkan Einsten sebagai profesor matematika terbesar tidak bisa menolongnya! Tidakkah Anda lihat bahwa orang Kristen memberikan kebohongan dua kali lipat kepada Yesus berdasarkan ramalan tersebut. Yesus berkata bahwa dia akan seperti Yunus!<br />1. Orang Kristen menduga bahwa Yesus tidak seperti Yunus. Yunus hidup selama tiga hari tiga malam, sedangkan Yesus "mati" di pemakaman! (?)<br />2. Yesus berkata bahwa dia akan berada di pemakaman tiga hari tiga malam, sedangkan orang Kristen berkata bahwa dia berada di pemakaman satu hari dua malam.<br />Siapa yang berbohong, Yesus atau orang Kristen? Biarkan mereka yang menjawab.<br />Menghitung Mundur Untuk Menyelesaikan Masalah<br />Anda harus memojokkan mereka dengan semua pengetahuan mereka. Mereka tahu itu dan kita tidak boleh mengalah.<br />Orang Kristen telah menyiapkan jalan keluar dari masalah ini. Mereka sekarang menciptakan teori 'Rabu Agung', sebuah majalah bulanan The Plain Truth yang setiap bulannya terbit 6 juta kopi, menawarkan buku gratis dengan judul Tiga Hari Dan Tiga Malam. Di Johannesburg Afrika Selatan, ada suatu organisasi "Injil Wahyu" yang juga mengeluarkan buku gratis untuk membuktikan bahwa "penyaliban" itu terjadi pada Rabu Agung dan bukan pada Jum'at Agung.<br />Mr. Robert Fahey, orang Amerika - dimana sebagian sekte-sekte dan aliran-aliran berasal, seperti Advent hari ketujuh - Ilmuwan-ilmuwan Kristen, Mormon - mewakili majalah Kristen terbesar, belum lama ini memberikan ceramah di "Holiday Inn" Durban. Ia mengejutkan pendengarnya yang melimpah dengan berbagai ide-ide khayalannya. Ajaran barunya ini membahas mengenai Rabu Agung. Dia setuju 100% bahwa Jum'at Agung bertentangan dengan pengakuan terhadap Al-Masih. Untuk menyelesaikan masalah ini, dia mengatakan bahwa kita harus menghitung mundur dari waktu Yesus ditemukan hilang dari pemakaman yaitu Minggu pagi ketika Maria Magdalena datang untuk meminyakinya. Jika kita mengurangi 3 hari dan tiga malam dari Minggu pagi, maka kita dapatkan hari Rabu. Tidak sulit untuk menyelesaikan masalah orang Kristen ini. Para pendengar yang sudah diberikan majalah gratis dan buku-buku tersebut, memberikan tepuk tangan yang meriah pada Mr. Fahey. (Mereka memiliki sistim yang mengagumkan untuk bisa menyebarkan 6 juta kopi majalah bulanan Plain Truth ke seluruh dunia).<br />Tuhan atau Setan?<br />Setelah acara selesai, saya menemui Mr. Fahey untuk berdiskusi secara pribadi (Panitia tidak membolehkan para pembicara untuk bertanya jawab setelah acara berlangsung.) Saya mengucapkan selamat atas idenya yang genius. "Bagaimana mungkin selama 2000 tahun orang-orang Kristen di seluruh dunia tidak tahu perhitungan religius untuk mendapatkan kesimpulan yang benar?" ,<br />Bahkan sampai dengan hari ini, sebagian besar orang Kristen merayakan Jum'at Agung dan bukannya Rabu Agung. Siapa yang telah menipu tentang Jum'at Agung terhadap 1,2 milyar orang Kristen di seluruh dunia, termasuk Katholik Roma yang mengaku merupakan turunan langsung dari Paus pertama (Petrus) sampai Paus yang sekarang? Saya bertanya pada Mr. Fahey.<br />Tanpa malu-malu Mr. Fahey menjawab, "Setan!" Saya berkata, "Jika setan telah sukses dalam mengelabui orang Kristen dan membiarkan mereka tetap tertipu selama 2000 tahun terhadap keyakinan yang sederhana ini, tidakkah mudah juga bagi setan untuk membuat mereka salah dalam segala hal yang menyangkut Tuhan?" Mr. Fahey merah mukanya dan langsung berlalu meninggalkan saya. Jika keyakinan ini sekarang menjadi kecenderungan di kalangan umat Kristen, maka kita bisa bertanya, "Apakah cerita 'penyaliban' ini bukannya cerita bohong terbesar sepanjang sejarah? Bisakah kita sekarang menyebutnya sebagai kisah fiksi!"<br />Fakta-fakta yang Jelas<br />Saya memberikan daftar di halaman 505 yang menunjukkan bukti-bukti yang jelas dari kitab suci Kristen yang mengatakan sekali lagi dan lagi bahwa Yesus hidup, hidup. Tetapi murid-muridnya masih tidak percaya. Apakah murid-muridnya di zaman modern ini mau percaya sekarang? Apakah mereka mau percaya pada gurunya yang mengatakan seperti Yunus ... Begitu juga anak manusia? Tidak mungkin! Ingat Thomas - salah satu dari murid pilihan Yesus yang diberi julukan oleh umat Kristen sebagai "Thomas yang meragukan? Dia tidak bersama mereka (murid-murid Yesus) ketika Yesus datang" (Yohanes 20: 24) saat pertama kali di ruang makan. Kemudian ketika murid-murid yang telah melihat, menyentuh dan makan bersama Yesus, bersaksi bahwa mereka telah bertemu dengan Sang Guru (bukan Tuhan, bukan hantu Yesus; tetapi Yesus sendiri dengan daging dan darahnya - hidup!), Thomas berkata pada mereka:<br />"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangannya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungnya, sekali-kali aku tidak akan percaya". (Injil - Yohanes 20: 25).<br />"KITAB SUCI" BUATAN<br /><br />Nama Baru, Permainan Lama<br />Seorang anggota sekte 'kelahirkan kembali' menyombongkan diri tentang bagaimana dia biasa mengambil 10 sen dari piring derma gereja untuk membeli 'susu cream' dan bagaimana ia mengikat ayahnya yang pemabuk "... di dalam gudang ..." - di gudang yang sama dimana dia melihat "... ibunya terbaring di tumpukan pupuk, di tempat mandi sapi-sapi - dipukuli oleh ayahku ...." Sekarang dia dengan percaya diri mencoba memperdayakan pembacanya. Dia mengutip ayat di atas (Yohanes 20: 25) dari Injil Amerika tanpa memberikan referensi (pada halaman 20 yang sama dari "Faktor-faktor bangkit kembali" (oleh Josh Mc Dowel). Penulis memberikan 4 kutipan, dengan referensi bagi semua orang! Pada halaman berikutnya dia memberikan 3 kutipan juga dengan referensi bagi semua orang! Tetapi ayat-ayat dimana dia ingin memalsukannya, tidak direferensikan sama sekali. Dan setelah kata-kata "saya tidak Percaya", dia memulai suatu paragraf baru dengan kata-kata "Kemudian, Yesus berkata kepada Thomas", mengutip lagi dari Injil tanpa memberikan referensi. Yohanes memberi suatu kebohongan kepada pemuja-pemuja ini dengan mengatakan:<br />"Delapan hari kemudian, murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Thomas bersama-sama dengan mereka, kemudian Yesus datang..." (Injil - Yohanes 20: 26).<br />Kebohongan yang Licik<br />Salah satu dari pemuja-pemuja ini, seorang pengacara, memberikan semangat pada saudaranya yang 'dilahirkan kembali' dari Amerika dengan kebohongan lain. Dia berkata pada halaman 120 dalam "Perdebatan Tentang Islam" bahwa "Deedat akhir-akhir ini telah membuat berita yang besar mengenai batu nisan dengan menerbitkan sebuah brosur dengan judul, Siapa Yang Memindahkan Batu Tersebut?' Di dalamnya dia mengatakan bahwa batu itu dipindahkan oleh dua orang murid Yesus, yaitu Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus (halaman 18). Tetapi dalam brosurnya yang berjudul, Apakah Kristus Disalib? Dia pasti seorang super women (halaman 25), maksudnya adalah Maria Magdalena yang memindahkan batu tersebut. Bagaimana seorang Kristen yang 'dilahirkan kembali' dan seorang pengacara bisa berbohong? Untuk memikat korbannya dia bahkan mengutip nomor halaman "25". Buku ini telah dicetak cukup lama. Bahkan jika Anda punya kopinya, Anda tidak akan mungkin bisa mengeceknya. Para pemuja ini sangat yakin sekali Tetapi 'Kitab Injil yang benar' adalah yang saya percayai:<br />"Dia (Maria) sangat heran saat menemukan bahwa batu tersebut telah dipindahkan."<br />Dimana ada kata-kata yang menunjukkan bahwa yang memindahkan batu itu adalah Maria Magdalena? Tetapi bagi orang-orang yang sakit ini, baik Amerika maupun Afrika Selatan, setiap tipuan diperbolehkan untuk membuat orang masuk Kristen. Saya tidak siap untuk melawan mereka dengan segala penilaian mereka yang salah, dan saya harap Anda pun demikian. Anda hanya cukup menyampaikan yang benar dengan cara yang sebaik mungkin dan serahkan semuanya pada Allah.<br />Suatu Pemalsuan<br />Para rohaniwan Kristen mengambil kesimpulan bahwa episode "Thomas yang meragukan" seperti juga wanita yang 'tertangkap.basah' - (Yohanes 8: 1-11) adalah suatu pemalsuan! Tetapi karena Gereja Ortodoks tidak memperbolehkan penyisipan ini (Yohanes 8: 1-11) - dihilangkan dari Injil, mereka menunjukkan ayat lain yang hampir sama menggambarkan kekerasan Thomas yaitu Yohanes 20: 25 "mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu".<br />Orang Romawi tidak punya alasan untuk membalas dendam terhadap Yesus seperti terhadap dua orang yang disalib bersama Yesus. Mengapa mereka harus memberi hukuman yang lebih berat pada Yesus dibandingkan pada kedua orang tersebut? Mengapa mereka harus menggunakan paku terhadap Yesus sedang untuk kedua orang itu mereka menggunakan pengikat kulit?<br />Tidak "di tempat ini" seperti dugaan para pemuja tersebut, tetapi "delapan hari" kemudian, Yesus datang ke ruang makan dan dia mendatangi Thomas. Dan menurut Yohanes, Yesus menyuruh Thomas:<br />"... Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganku; ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." (Injil - Yohanes 20: 27).<br />Thomas menyadari kesalahannya. Dia telah menolak bukti-bukti bahwa Yesus hidup! Semua murid yang lain, kecuali Yudas sang pengkhianat telah bersaksi bahwa mereka telah melihat dan makan bersama Yesus, Tetapi Thomas tidak mau percaya! Apa yang membuat dia tidak percaya? Yesus yang hidup, bernafas (bukan hantunya), berada di dekatnya. Sekarang berlawanan dengan kenyataan fisik tentang keberadaan Yesus, memaksa Thomas terpaksa mengaku,<br />"Ya Tuhanku dan Allahku!" (Injil - Yohanes 20: 28).<br />Apa yang Disadari oleh Thomas?<br />Apakah Thomas menyadari pada saat itu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan kaum Yahudi? Apakah dia dan mu-rid-murid lainnya sujud kepadanya. Tidak pernah! Kata-katanya adalah kata-kata yang ditujukan pada dirinya sendiri. Kita hampir setiap hari mengatakannya, "Ya Tuhanku! Betapa bodohnya aku ini!" Apakah anda memanggil pendengar anda, sebagai Tuhan Anda?<br />________________________________________<br />Daily News - October 17, 1955<br />GIRL, AWAITING BURIAL FOR 4 DAYS, WAKE UP<br />Sitebe, a native women of Fairleigh, near Newcastle, sat in mourning beside the coffin of her 14-year-old daughter early yesterday, waiting for a hearse to come and take child away.<br />For four days she had mourned her and stunned, then she screamed and ran from daughter's death, but she had one comfort - there was to be no pauper's burial.<br />The whole family had helped pay for shroud, the coffin and a funetar at a distant cemetery.<br />It was early when Mrs. Sitebe sat for the last time beside the coffin. All was quiet in the house.<br />Then she heard a rustle and a slight movement. She stood up and looked down into the open coffin.<br />Her daughter stared back at her.<br />MOVED AND SPOKE<br />For a moment the mother stood shocked and stunned, then she screamed and ran from the building.<br />Relatives hurried in, lifted the girl from the coffin and placed her gently down.<br />The girl, apparently dead since Thursday, moved on to her side and spoke. Feebly she asked for water and then for a drink of milk. A doctor was called to attend to her.<br />She had escaped being buried alive by a few hours.<br />Had there been a conveyance avialable earlier than yesterday to carry the coffin, she might have gone the her grave. The Sitebe family however, had had to postpone the funeral and the coffin was never closed.<br />TAK SEORANG PUN SEBUTA ITU ...<br /><br />Periksa Kenyataan yang Ada, Kebenaran akan Muncul<br />Di bawah ini saya berikan ringkasan point-point yang kita diskusikan sampai sejauh ini, kesimpulan bahwa Yesus Kristus tidak terbunuh karena disalib, seperti yang diduga oleh orang Kristen dan orang Yahudi, tetapi dia masih hidup!<br />1. Yesus segan untuk mati!<br />Dia merancang strategi untuk mempertahankan diri dari serangan orang Yahudi karena dia ingin tetap hidup!<br />2. Dia memohon pertolongan pada Tuhan.<br />Dengan tangisan dan air mata, dia memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar menjaga keselamatannya dan tetap hidup!<br />3. Tuhan mendengar doanya.<br />Berarti Tuhan mengabulkan doanya dan menjaganya agar tetap hidup!<br />4. Malaikat datang untuk membantunya.<br />Dengan harapan dan keyakinan bahwa Tuhan akan membiarkannya hidup!<br />5. Pilatus menyimpulkan bahwa Yesus tidak bersalah.<br />Alasan yang bagus untuk membiarkan Yesus tetap hidup!<br />6. Istri Pilatus bermimpi bahwa Yesus tidak berbahaya.<br />Orang ini tidak berbahaya, berarti membiarkan Yesus tetap hidup!<br />7. Dia berada di kayu salib hanya sekitar 3 jam.<br />Berdasarkan sistem penyaliban, tidak ada manusia yang mati karena disalib dalam jangka waktu yang pendek, meskipun ia diikat kuat-kuat di kayu salib - Dia masih hidup!<br />8. Dua orang yang ikut disalib bersamanya masih hidup.<br />Begitu juga Yesus, pada saat yang sama masih hidup!<br />9. Ensiklopedia Biblica dalam artikel 'cross' (salib) kolom 960 mengatakan,<br />"Jika tombak itu memang ditikam ke tubuhnya - maka Yesus masih hidup!<br />10. Segera memancar darah dan air.<br />Segera maksudnya langsung, yang menunjukkan bahwa Yesus masih hidup!<br />11. Kakinya tidak patah - sebagai pemenuhan ramalan.<br />Kaki tidak akan berguna kecuali jika Yesus masih hidup!<br />12. Halilintar, gempa bumi dan matahari gelap selama tiga jam.<br />Untuk membiarkan murid rahasia Yesus menolongnya agar ia tetap hidup!<br />13. Orang Yahudi meragukan kematiannya.<br />Mereka curiga bahwa dia lolos dari kematiannya di kayu salib - bahwa ia masih hidup!<br />14. Pilatus 'heran' mendengar Yesus mati.<br />15. Dia tahu bahwa dari pengalaman, tidak ada manusia yang mati begitu cepat dalam penyaliban. Dia curiga Yesus masih hidup!<br />16. ekuburan dengan ruangan yang luas:<br />17. Ruangan besar, dan udara bebas keluar masuk dan memungkinkan bagi orang-orang untuk menolongnya agar ia tetap hidup!<br />18. Batu dan pintu penutup telah berpindah.<br />Diperlukan hanya bila Yesus masih hidup!<br />19. Laporan penemuan baru.<br />Para ilmuwan Jerman yang melakukan percobaan 'pengkafanan mayat' berkata bahwa jantung Yesus tidak berhenti berdetak - bahwa dia masih hidup!<br />20. Berada dalam penyamaran.<br />Penyamaran tidak diperlukan apabila dia bangkit kembali. Penyamaran diperlukan hanya apabila dia masih hidup!<br />21. Melarang Maria Magdalena untuk menyentuhnya.<br />"Jangan menyentuh tubuh saya" karena tubuhnya sakit dan luka; karena dia masih hidup!<br />22. Belum pergi kepada Bapa.<br />Dalam bahasa Yahudi, ini bisa berarti bahwa "saya belum mati", dengan kata lain "bahwa saya masih hidup!"<br />23. Maria Magdalena tidak takut ketika mengenali Yesus.<br />Karena ia telah melihat tanda kehidupan sebelumnya. Dia mencari Yesus yang masih hidup!<br />24. Murid-murid takut dan heran melihat Yesus masuk ke ruang makan.<br />Semua yang mereka ketahui tentang penyaliban hanyalah berdasarkan kabar angin, karenanya mereka tidak percaya bahwa dia masih hidup!<br />25. Memakan makanan dalam kemunculannya setelah penyaliban.<br />Makanan diperlukan hanya bila ia masih hidup!<br />26. Tidak pernah memperlihatkan diri kepada musuh-musuhnya.<br />Karena dia lolos dari kematian. Dia masih hidup!<br />27. Hanya menjalani perjalanan yang pendek.<br />Karena dia tidak bangkit kembali, bukan hantu, tetapi hidup!<br />28. Kesaksian laki-laki yang berdiri di pemakaman.<br />"Mengapa mencari orang yang hidup diantara orang yang mati?" - (Lukas 24: 4-5). Artinya dia tidak mati, tetapi masih hidup!<br />29. Kesaksian malaikat.<br />"... malaikat-malaikat yang mengatakan bahwa ia hidup..." - Lukas 24: 23. Bukan berkata, "bangkit kembali", kata-kata yang diucapkan dengan jelas oleh malaikat adalah dia masih hidup!<br />30. Maria Magdalena bersaksi -<br />"... Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya"- (Markus 16: 11). Maria tidak mengatakan bahwa ia melihat hantu atau roh Yesus, tetapi Yesus yang masih hidup. Mengapa mereka tidak percaya bahwa gurunya itu masih hidup!<br />31. Dr. Primrose bersaksi<br />Bahwa 'darah dan air' yang memancar ketika Yesus ditikam oleh tombak pada pinggangnya, terjadi karena adanya gangguan pada aliran pembuluh darah. Ini adalah tanda bahwa dia masih hidup!<br />32. Yesus sendiri mengatakan bahwa mukjizat yang dimilikinya seperti mukjizat nabi Yunus.<br />Menurut Kitab Yunus, Yunus masih hidup ketika dianggap sudah mati, sama seperti Yesus yang disangka sudah Mati, padahal dia masih hidup.<br />Ketiga puluh point di atas dan banyak argumen lainnya telah dikemukakan pada halaman-halaman sebelumnya di buku ini. Tolong baca dan baca ulang argumentasi-argumentasi dan praktekkan pada teman-teman Anda. Kesenangan adalah milik Anda, saya mendoakan kesuksesan Anda.<br />PENYALIBAN ATAU SANDIWARA PENYALIBAN<br /><br />Kekurangan Bahasa<br />Setiap kata adalah gambaran baku dari apa yang diwakilinya. Jika kita mengambil satu kata dan merenungkannya, kita akan bisa melihat atau menggambarkannya dalam pikiran kita. Cobalah "kapal", Anda akan melihat kapal dalam pikiran Anda, "tas tangan", Anda akan melihat tas tangan dalam pikiran Anda, "rokok", Anda akan melihat sebatang rokok dalam pikiran Anda. Tetapi kita berbicara lebih cepat sehingga kita bisa memahami kata-kata sebagai ide, pikiran dan konsep. Kata-kata adalah alat untuk menyampaikan pesan. Makin banyak kata-kata, makin jelas dan mudah komunikasi. Tetapi kata-kata yang salah bisa merusak ide.<br />Bahasa CUL-DE-SAC<br />Bahasa Arab sangat kaya akan berbagai pikiran dan konsep spritual, sedangkan bahasa Inggris lebih kaya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi bahasa Inggris ini mengecewakan saya. Sepertinya tidak ada kata kerja untuk menggambarkan usaha yang belum selesai, contoh-nya:<br />1. Seorang laki-laki dibawa ke tiang gantungan, sebagai perampok dia dijatuhi hukuman mati, tetapi takdir mengatakan lain dan dia mendapat penangguhan hukumannya sebelum dia mati. Dua puluh tahun kemudian, orang ini meninggal karena tenggelam. Kita ingin satu kata kerja untuk menjelaskan pada kita apa yang telah terjadi apakah orang ini "digantung" atau apa yang terjadi? Bukan tidak digantung. Kita hanya ingin satu kata kerja ...?<br />2. Seorang yang lain dibawa ke kursi listrik sebagai hukuman: Dia diikat di kursi, dan tombol kursi dinyalakan. Aliran listrik mengalir ke tubuh laki-laki ini tetapi kekuatan arus listrik ini tidak cukup kuat. Orang itu segar kembali dan sebelum aliran listrik yang lebih kuat lagi dihidupkan kembali dia mendapat penangguhan hukuman. Beberapa hari kemudian, laki-laki ini meninggal karena kecelakaan sepeda motor. Bagaimana akhirnya? Apa yang terjadi padanya di kursi listrik itu? Apakah dia dihukum mati dalam aliran listrik? Satu kata ...?<br />3. Yosephus, seorang ahli sejarah berkebangsaan Yahudi, mencatat dalam bukunya "Antiquities", tentang penyaliban dimana dia ikut serta sebagai orang yang 'disalib' dan kemudian diturunkan dari kayu salib. Selamat! Apakah yang terjadi padanya di kayu salib? Apakah dia disalib? Seseorang yang tidak mati karena disalib, tetapi ada usaha untuk menyalibnya, apakah dia disalib? Satu kata ...?<br />Cerita Salib yang Berlimpah-limpah<br />Orang bisa saja mengatakan bahwa peristiwa di atas adalah kasus hipotesa. Tetapi kita sedang membuat sejarah. Lihat halaman 454, sebuah copy dari Weekend World tanggal 3 Agustus 1969. Mr Pieter Van der Bergh, seorang pengacara, "disalib" dengan "sukarela", hanya untuk mencari sensasi. Dia mengatakan bahwa dia ingin membuktikan bahwa "Seseorang bisa menguasai tubuhnya sendiri". Dia diletakkan di kayu salib dan menjalani semua proses penyaliban. Untuk mengalahkan penyaliban di Golgotha, dia memakai "sebuah paku 18 inchi yang menembus pahanya" (lihat gambar hal. 484). laki-laki ini masih hidup. Apakah dia disalib? Satu kata ...? tidak ada kata seperti itu dalam bahasa Inggris.<br />Ketika orang-orang Yahudi berulang-ulang meminta pada Pilatus "Salib dia! Salib dia!" (Lukas 23: 21, Yohanes 19: 6), maksud mereka bunuh dia di atas kayu salib disalib. "bunuh" dia! Tidak hanya "dibawa" ke atas kayu salib! Dan jika setelah upacara tersebut, seperti pada Mr. Van der Bergh, laki-laki itu tidak mati karena disalib, apa yang akan Anda katakan tentang peristiwa ini? Apa kata kerja yang akan Anda gunakan jika Anda tidak mempunyainya dalam bahasa Anda?<br />Kekurangan Ganda<br />Seorang Afrika Selatan yang berbahasa Inggris dan teman-teman Amerikanya, mengakui (Dari buku The Islam Debate): "Jika kata menyalib hanya berarti membunuh di atas kayu salib, kita kehilangan kata kerja lain untuk meng-gambarkan kegiatan memancang di atas kayu, memalukan sekali. (mengapa mereka tidak menulis "menyalib" di dalam tanda kutip?) Mereka mengolok-olok saya untuk menutupi kekurangan dalam bahasa mereka dan ketidakmampuan untuk mencari kata yang cocok.<br />Dengan semua "yang ada dalam Roh Kudus", dunia Kristen telah gagal mencetak sebuah kata kerja yang sesuai untuk menggambarkan "keadaan ketika diikat di kayu salib". Segera, saya akan membawa mereka keluar dari kesalahan mereka, Insya Allah!, sebelum bab ini selesai. Jika orang Kristen berkata, "Jika kata menyalib hanya berarti membunuh ... , maka apa arti lain dari menyalib?<br />Kamus Oxford yang terkenal di seluruh dunia mendefinisikan menyalib sebagai membunuh dengan cara mengikat pada sebuah salib." (lihat pada hal. 448 untuk mendapatkan gambar yang lebih jelas).<br />Para penulis The Islam Debate (Perdebatan Islam) dari sekte "born-again Christian" tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut, jadi saya akan mencoba menyelesaikannya bagi mereka!<br />"Penyaliban" Sekarang Hanya Untuk Sensasi<br />Selalu ada yang baru yang datang dari negeri Timur. Sekarang di Timur Jauh, seorang warga Philipina telah mengembangkan kegemaran baru tentang "penyaliban"! Mereka ingin mengikuti jejak Yesus, (lihat hal. 431). Suatu copy dari Sunday News di Daressalaam tanggal 3 May 1981, melaporkan "penyaliban" ganda di Philipina. Paling tidak 7 kasus "penyaliban" dilaporkan oleh wartawan lokal. Mungkin ada lebih banyak lagi penyaliban yang luput dari wartawan. Di antaranya ada Luciana Reyes yang digambarkan sebagai "wanita pertama yang menjalani upacara ritual penyaliban!"<br />Penambahan yang baru dari penyaliban ini adalah bahwa tangan-tangan mereka dipaku di kayu salib.<br />Penyaliban atau Sandiwara Penyaliban<br />Tak ada seorang pun yang mati karena "penyaliban"! (disalib). Satu di antara mereka pingsan. Laki-laki lain bangun dan merokok setelah tangannya diperban. Seorang pedagang keliling 'telah menjalani upacara (penyaliban) ini lima kali'. Laki-laki ini berjanji akan menjalani 'penyaliban' sebanyak 10 kali!<br />Hal ini kedengarannya seperti cerita bohong. Tetapi ada 25.000 saksi mata pada 4 peristiwa penyaliban di satu kota saja. Beberapa 'penyaliban' ini disiarkan 'langsung oleh TV'.<br />Dunia Kristen telah dikenal mengeksploitasi Yesus untuk mencari uang. Film tentang kehidupan Yesus telah masuk dalam rekor 'Box Office'. Mereka telah mempunyai "Sandiwara Kelahiran" dan "Sandiwara Minggu Suci", mengapa tidak membuat suatu 'Sandiwara Penyaliban?'<br />Reg Gratton, seorang koresponden Sunday News (lihat hal. 513 samping) telah menyelesaikan masalah "penyaliban" dengan memasukkan tanda kutip. Dia menggunakan kata-kata "penyaliban" dan "penyaliban-penyaliban" lima kali dalam artikelnya dan setiap kali kata ini digunakan maka ia menambahkan tanda kutip. Coba periksa kembali. Dengan kata lain, dia mengatakan bahwa itu "dikatakan penyaliban", penambahan tanda kutip lebih tidak kentara dibanding kata "Dikatakan". Saya tidak menangkap maksudnya pada saat membaca artikel itu pertama kali. Bagaimana dengan Anda?<br />Anda bisa mencatat bahwa penulis yang lain telah mencegahnya dengan meletakkan kata seperti "Mati", "Telah Mati", dan "mayat" di dalam tanda kutip di halaman 455 dan 456. Sekarang Reg melakukan hal yang sama dengan "penyaliban"! karena kata "crucify = menyalib" telah menempel di tenggorokan setiap misionaris, maka haruskah kita menggunakan kata "cruci-fiction", cerita penyaliban sebagai penggantinya?<br />Penyaliban atau Kisah Penyaliban?<br />Kita sekarang bisa mengatakan bahwa Pieter Van der Bergh (hal. 454) mengalami proses penyaliban dengan keras dan serius, tetapi dia tidak disalib seperti yang dikabarkan di koran, tetapi, dia dianggap telah disalib.<br />Lebih jauh, kita bisa katakan bahwa orang-orang Kristen di Philipina tidak melakukan penyaliban, tetapi mereka dianggap telah disalib. Tidak ada pertunjukan seperti yang mereka lakukan di film. Ini adalah kejadian nyata dan hanya kematian sesaat. Oleh karenanya, setiap pertunjukan dengan salib, dimana korban mencoba untuk menyamai apa yang dialami Yesus tetapi tidak benar-benar meninggal di kayu salib, kita bisa menyebutnya dalam terminologi yang tepat:<br />Crucifict sebagai pengganti Crucify - (verb/kata kerja)<br />Crucificted sebagai pengganti Crucificed - (verb/kata kerja)<br />Crucifiction sebagai pengganti Crucifixion - (noun/kata benda)<br />Penggunaan yang mudah dan simple dari kata-kata yang benar ini akan mematahkan "Salib" orang Kristen yang akan menemukan dirinya berada di Persimpangan Jalan, tidak tahu jalan mana yang harus dipilih. Dan jika kita sering menggunakan kata-kata ini, kita akan segera menemukannya dalam kamus Inggris di dunia ini.<br />Untuk terakhir, kami telah menerbitkan 350.000 copy untuk memasyarakatkan buku ini. Baca, pelajari dan bagikan untuk teman-teman dan musuh-musuh Anda demi keme-nangan kebenaran. Amin.<br />Ambil yang Terbaik<br />"Setelah lebih dari 1.000 jam mempelajari ... "Penyaliban" penulis A Campus Crusade menerbitkan The Resurrection Factor (Faktor Kebangkitan kembali) yang menciptakan posisi badan yang lain bagi "Tuhan" dan "Juru Selamat-nya"<br />Sekarang Anda Mempunyai Banyak Pilihan<br />1. Frogi-fiction seperti yang digambarkan di sini (seperti katak).<br />2. Staki-fiction seperti pada hal. 500 (dengan tiang pancang).<br />3. Cruci-fiction seperti di hal. 448.<br />Kata Penutup<br />Penyaliban Yesus Kristus sebagai satu-satunya faktor penyelamatan umat manusia dari dosa telah lama mengganggu fikiran saya, sejak pertemuan saya dengan murid-murid dan pendeta-pendeta misi Adam ketika saya berumur belasan tahun (lihat epilog, Is the Bibble God's Word? (Apakah kitab Injil adalah Firman Tuhan?).<br />Sebagai orang muda yang mudah dipengaruhi, saya sangat kagum pada cara berbicara mereka dalam meyakinkan orang bahwa penyaliban adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan dan sepertinya menghukum bagi orang-orang yang tidak mempercayainya.<br />Masalah penyaliban Yesus yang merupakan inti dari seluruh ajaran Kristen menjadi masalah yang serius dalam kajian saya. Saya sangat ingin mengetahui segala sesuatu mengenai hal itu dan mulai mempelajari sumbernya yaitu "Perjanjian Baru".<br />Secara jujur saya tidak mengharapkan orang bertanya pada saya tentang keyakinan saya sebagai Muslim berkenaan dengan penyaliban. Keyakinan saya adalah keyakinan Qur'an seperti yang dikatakan pada surat 4 ayat 157.<br />Saya ulangi dengan sungguh-sungguh bahwa kajian mengenai penyaliban dipercayakan pada saya oleh penganut Kristen yang mengaku dermawan dan pemberi selamat. Saya dengan serius menerima perhatian mereka dalam tulus, mempelajari dan meneliti secara objektif dengan menggunakan sumber mereka sendiri. Hasilnya, Anda pasti setuju, sangat mengherankan.<br />Saya ingin berterima kasih pada ratusan orang Kristen yang telah datang mengetuk pintu rumah saya dan mengetengahkan masalah ini pada saya.<br />Selanjutnya, semua ini adalah hasil dari kajian dan riset yang saya lakukan bertahun-tahun dalam hidup saya.<br />AHMAD DEEDAT 01/05/1994<br />________________________________________<br />6 SUNDAY NEWS, May 3, 1981<br />DAR-ES-SALAAM<br />JESUS' FOOTSTEPS<br />by Reg Gratton<br />CHURCH Leaders are concerned by the increasing number of Filipinos submitting themselves to Penitential whipping, beating and "crucifixion" in a reanactment of Christ's suffering on the cross.<br />Flagellants, beating themselves or being whipped till they bleed, are a common sight. in Asia's only Roman Catholic country during the holly week On Good Friday, at least seven cases of "crucifixion" were reported in the local press.<br />One of these was Luciana Reyes, a 23-year-old factory worker and the first woman, known to have performed the ritual.<br />The publicity generated by this year's events and their increasing attraction to local and foreign tourists have worried churchmen, some of whom have expressed their distante for the practice.<br />Jaime Cardinal Sin, Archbishop of Manila and leader of the church here, said he opposed this particular form of mortification and penance because it is conducted publicly and it is possible that the penitents are motivated by pride and vainglory.<br />The church did not encourage the practice nor could it forbit it he said, because mortification of the flesh can be good for the soul, if the motivation is good.<br />Forms of penitential mortification go back through the centuries and are deeply rooted in the culture of the Philippines where 75 per cent of the population are Catholic.<br />"Flagellation was recorded in the Spanish Era", according to National Museum Assistant Director Alfredo Evangelista. The idea of penance was implanted by them".<br />Oscar Gruz, Archbishop or Pampanga Diocese, just north of here where most of the crucifixions take place, said some features in the practice were not relegious.<br />There were "a good number of fanatical elements;" and "crucifixions" had some touristic flavour, he said.<br />"Crucifixion" where the penitent's hands are nailed to a wooden cross; is a recent addition to penitential custom in the Philippines. The first cases to receive public notice occurred here in the late 1960s.<br />One reason for its inerease is that the danger of medical complications has been reduced to a minimum, according to Mosignor Teodoro Buhain; Assistant to the Secretary General of the Catholic Bishop's Conference of the Philippines.<br />The "crucifixions", some shown live on television, have now become the climax of Easter week in the Philippines. In some cases, they attract thousands of visitors to provincial towns where the atmosphere is a blend of carnival and deep mourning<br />The ceremony at Bacolor in Pampanga was typical. A procession formed outside ihe town early On Good Friday morning with the flagellants in front followed by three men dragging huge wooden crosses.<br />When they reached their destination --a small church yard away from the centre of town-- the flagellants beat their fellow- penitents on the arms and back<br />A little after midday the penitents were nailed to their crosses and raised up for about a minute.<br />One man fainted. After being removed from.the cross he had to be carried to a waiting bus. Another was up and smoking a cigarette. as soon as his hands were bandaged.<br />The group in the procession said they had been members of a criminal gang and wanted "to atone for the bad we did then, and to improve the prosperity of our families."<br />In the nearby town of San Fernando, some 25.000 people, many of them tourists, watched as four men were nailed to Crosses in two separate ceremonies.<br />One of them Mario Bagtas, a 33-year-old vendor, had gone through the ritual for the fifth time and, like the bacolor penitents, he promised to return next year.<br />He said he had vowed to perform the "crucifixions" for 10 years after his wife recovered from cancer.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-56270502716305229972010-07-01T08:24:00.000-07:002010-07-01T08:25:26.989-07:00RIWAYAT HIDUP BADIUZZAMAN SAID NURSI<div style="text-align: justify;">Kekaguman Zaman (Badiuzzaman)<br /><br />Badiuzzaman Said Nursi dilahirkan pada tahun 1873 di kampung bernama “Nurs”, di timur Anatolia. Nama “Nursi” ialah sempena nama kampung ini. Beliau menerima pendidikan asas daripada para ulama terkenal di daerahnya. Ketika masih muda, beliau telah menunjukkan kecerdikan dan kemampuan yang luar biasa untuk belajar. Hal ini membuatkannya terkenal di kalangan guru-guru, kawan-kawan dan orang ramai. Ketika berusia 16 tahun, beliau mengalahkan beberapa ulama terkemuka yang telah menjemputnya ke satu majlis perbahasan (ketika itu perbahasan ialah satu amalan biasa di kalangan ulama). Kemudian beliau terus mengalahkan berbagai kumpulan ulama lain sebanyak beberapa kali dalam majlis perbahasan. Selepas peristiwa ini, beliau pun digelar Badiuzzaman (Kekaguman Zaman).<br /><br />Pengalaman pendidikan yang telah beliau lalui telah membukakan fikirannya untuk memikirkan cara untuk menghasilkan sistem pendidikan yang bersepadu. Ketika itu, dunia sedang memasuki satu zaman baru yang membawa angin perubahan. Satu zaman di mana sains dan lojik memainkan peranan penting. Beliau berpendapat ilmu agama perlu diajar di sekolah-sekolah moden dan sekular, sebaliknya ilmu sains moden pula perlu diajar di sekolah-sekolah agama. Katanya, “Dengan cara ini, para pelajar di sekolah moden dilindungi dari kekufuran dan para pelajar di sekolah agama akan dilindungi dari sikap taksub”.<br /><br />Dalam usaha merealisasikan cita-citanya, beliau telah pergi ke Istanbul sebanyak dua kali. Kali pertama adalah pada tahun 1896 dan kali keduaya adalah pada tahun 1907. Beliau cuba meyakinkan Sultan Abdul Hamid agar membina sebuah universiti di Anatolia yang mengajar ilmu agama dan ilmu sains secara bersepadu.<br /><br />Ketika bercakap dengan Sultan Abdul Hamid, Badiuzzaman menggunakan bahasa yang agak kasar sehingga menyebabkan beliau dibicarakan di mahkamah tentera. Di mahkamah tentera pula, beliau masih menggunakan bahasa yang sama. Lantaran terkejut dengan hal ini, para hakim mahkamah tentera telah menghantarnya ke sebuah hospital sakit jiwa untuk diperiksa. Walaubagaimanapun, doktor yang memeriksanya melaporkan “Jika Badiuzzaman gila, maka tidak akan ada seorang manusia siuman pun di dalam dunia ini”. Dengan ini, beliau pun dibebaskan.<br /><br />Kebebasan Pertama<br /><br />Sering kali Badiuzzaman menjadi sasaran tuduhan (fitnah) yang bertentangan dengan niat dan cita-citanya. Ketika berlakunya pemberontakan Mac 31, 1909, beliau telah ditangkap dan dibicarakan di mahkamah tentera atas tuduhan mencetuskan kekacauan. Sebenarnya, beliau telah cuba mententeramkan keadaan dan telah berjaya melakukannya pada sesuatu peringkat tertentu. Ketika mayat-mayat orang yang dihukum gantung masih di tiang gantung di luar tingkap mahkamah, Badiuzzaman telah berjaya berhujah mempertahankan diri dan akhirnya telah dibebaskan.<br /><br />Selepas itu, beliau kembali ke Timur Anatolia dan melawat kawasan-kawasan terpencil untuk menerangkan kepada rakyat bahawa gerakan pembebasan yang sedang ditubuhkan di Turki tidak bertentangan dengan Islam. Beliau telah memberitahu mereka bahawa semua bentuk pemerintahan kuku besi (diktator) ditolak oleh undang-undang Islam. Perundangan Islam akan berkembang dan menunjukkan kemuliaannya di dalam suasana yang bebas merdeka. Kemudian beliau telah mengumpulkan syarahan-syarahannya itu di dalam sebuah buku bertajuk Perbahasan.<br /><br />Pada musim sejuk tahun 1911, Badiuzzaman pergi ke Damsyik untuk menyampaikan khutbah di Masjid Umayyad. Para pendengarnya termasuklah 100 ulama yang terkenal. Dalam ceramahnya, beliau berkata bahawa tamaddun sebenar yang berada pada Islam akan berdiri tegak di dunia moden ini. Selepas itu, beliau pergi ke Istanbul sekali lagi untuk meneruskan usahanya agar sebuah universiti didirikan di Anatolia Timur. Badiuzzaman merupakan wakil bagi timur Turki yang mengiringi Sultan Muhammad Resyad melawat Rumelia (daerah Balkan). Ketika di Kosovo Metohija, di mana Sultan bercadang untuk membina sebuah universiti, beliau pun berkata, "Kawasan Timur lebih memerlukan sebuah universiti kerana ia merupakan pusat Dunia Islam." Beliau berjaya meyakinkan Sultan Muhammad Resyad agar menyediakan peruntukan sebanyak 19,000 lira untuk tujuan itu. Beliau kemudian pergi ke Van dan meletakkan batu asas universiti tersebut. Tetapi malangnya, pembinaan universiti tersebut tidak dapat disiapkan kerana Perang Dunia Pertama meletus.<br /><br />Dalam Perang Dunia Pertama, Badiuzzaman menjadi pemimpin pasukan sukarelawan di medan perang Kaukasia dan Anatolia Timur. Keperwiraan yang telah ditunjukkan oleh beliau di medan pertempuran mendapat pujian dari para panglima Tentera Turki Uthmaniah, termasuklah Anwar Pansya, Menteri Perang dan Ketua Turus Tentera ketika itu. Pasukannya telah digelar “Pasukan Topi Bulu”. Pasukan ini telah menggerunkan tentera Russia dan pengganas Armenia. Di medan perang inilah beliau telah menulis tafsirnya yang bertajuk “Isyaaratul I'jaz” di dalam bahasa Arab. Karyanya ini ditulis ketika beliau menunggang kuda di barisan hadapan dan di dalam kubu-kubu pertahanan. Tafsir ini kemudianya mendapat penghargaan daripada para ulama terkenal.<br />Dalam satu pertempuran menentang pencerobohan tentera Rusia, Badiuzzaman dan 90 orang pegawai lain ditawan. Beliau dihantar ke khemah tahanan perang di Kostromaa, iaitu di barat laut Russia dan ditahan di situ selama 2 tahun.<br /><br />Badiuzzaman pernah dijatuhkan hukuman tembak sampai mati kerana menghina Jeneral Nicholas Nicolavich, Ketua Turus Tentera Rusia di medan perang Kaukasia, yang juga merupakan bapa saudara Czar, Raja Russia. Walau bagaimana pun, hukuman itu kemudianya dibatalkan. Peristiwa itu adalah seperti berikut:<br /><br />Pada satu hari, Jeneral Nicholas Nicolavich melawat khemah tahanan tersebut dan berjalan di hadapan Badiuzzaman tetapi ulama itu tidak bangun menghormatinya. Bila ditanya mengapa beliau berbuat demikian, beliau lantas berkata, “Saya seorang ulama Islam dan di dalam hati saya ada iman. Sesiapa saja yang ada iman di dalam hatinya adalah lebih mulia daripada mereka yang tiada. Saya tidak boleh bertindak bertentangan dengan iman saya.” Akibat dari peristiwa itu beliau kemudianya dibicarakan di mahkamah tentera dan dijatuhkan hukuman mati. Sebelum hukuman dijalankan, beliau telah sempat bersolat di hadapan pasukan penembak. Jeneral Nicholas Nicolavich melihat kelakuannya itu dan datang kepadanya untuk meminta maaf. Jeneral itu berkata beliau kini telah sedar bahawa Badiuzzaman bertindak demikian kerana ingin berpegang teguh kepada imannya. Beliau pun meminta maaf atas gangguan tersebut. Sungguh sedih sekali kerana penghormatan yang diberikan oleh orang Russia, musuh lama orang-orang Islam tidak ditunjukkan oleh sebahagian orang-orang Turki yang telah menyebabkan beliau menjalani hidup yang penuh dengan berbagai penderitaan.<br /><br />Kekacauan yang meletus kerana Revolusi Komunis, memberi peluang kepada Badiuzzaman untuk melepaskan diri. Selepas melalui satu perjalanan yang jauh, beliau pun sampai ke Istanbul dalam tahun 1918. Di Istanbul, beliau dianugerahkan sebuah pingat penghormatan atas sumbangannya di medan perang. Anuar Pasya, telah menawarkan kepadanya beberapa jawatan di dalam kerajaan tetapi beliau menolak. Namun begitu, atas cadangan pihak tentera beliau dilantik menjadi anggota Darul Hikmah Al Islamiah tanpa pengetahuanya. Beliau tidak membantah kerana jawatan ini adalah jawatan ilmiah semata-mata.<br /><br />Semasa negara Turki diceroboh oleh tentera penjajah selepas kalah dalam Perang Dunia Pertama. Badiuzzaman telah menunjukkan penentangan yang terang-terangan kepada penjajah British. Hal ini hampir membuatkan nyawanya melayang. Di antara kata-kata yang ditujukan kepada pihak British yang ditulis di dalam akhbar harian ialah, “Wahai anjing yang dianjingkan ke peringkat anjing yang tertinggi” dan “Ludahlah muka British yang terkutuk dan tidak tahu malu itu”. Lantaran itu beliau menjadi sasaran komplot bunuh pihak British. Dengan pertolongan Allah beliau terpelihara daripada ancaman tersebut dan terus berhadapan dengan tugas dan cabaran-cabaran baru yang sedang ditunggunya.<br /><br />Dalam tahun 1922, kerajaan Turki telah menjemputnya ke Ankara tetapi beliau menolak. Akhirnya, selepas dijemput sebanyak 18 kali, barulah beliau bersetuju pergi ke Ankara. Beliau disambut oleh Dewan Perhimpunan Kebangsaan (Parlimen Turki) di Ankara dengan penuh istiadat. Walaubagaimanapun, beliau mendapati apa yang ada di Ankara tidaklah serupa dengan apa yang diharapkannya. Kebanyakan para perwakilan di Dewan Perhimpunan Kebangsaan lalai menunaikan kewajipan agama. Pada 19 Januari 1923, beliau mengeluarkan satu kenyataan untuk para perwakilan mengajak mereka menunaikan kewajipan bersolat. Hasilnya ialah, pada mulanya 50 hingga 60 daripada mereka mula menunaikan solat dan kemudiannya angka ini semakin bertambah.<br /><br />Badiuzzaman menghabiskan masanya selama lapan bulan di Ankara dan kemudian ke Van. Beliau menghabiskan dua tahun di Van dengan mengasingkan diri, beribadat dan berzikir. Sementara itu, satu pemberontakan berlaku di timur Turki. Para pemberontak meminta sokongan Badiuzzaman kerana beliau sangat berpengaruh di kalangan rakyat tetapi beliau menolak dengan berkata, “Pedang hendaklah digunakan ke atas musuh dari luar. Ia bukanlah untuk digunakan di dalam negeri. Hentikan usaha kamu itu kerana ia akan gagal. Ia akan mengakibatkan beribu-ribu orang lelaki dan wanita yang tidak bersalah terbunuh lantaran tindakan beberapa orang penjenayah”.<br /><br />Sekali lagi Badiuzzaman difitnah dan mengakibatkannya dibuang ke Burdur. Di Burdur, beliau dikenakan pengawasan ketat dan menderita akibat penindasan dari pihak berkuasa. Hal ini langsung tidak menyekatnya dari menyebarkan kebenaran iman kepada orang ramai di sekelilingnya dan mengumpulkan segala hasil penulisannya dalam bentuk buku. Kegiatannya ini telah dapat dikesan lalu dilapurkan ke Ankara dan satu rancangan diatur untuk menyekatnya. Pihak berkuasa kemudiannya menghantarnya ke Barla pula, sebuah tempat terpencil di bahagian tengah Anatolia. Tempat tersebut dikelilingi bukit-bukau dan mereka berharap Badiuzzaman akan mati di situ dalam keadaan tidak bermaya dan keseorangan.<br /><br /><br />Kemunculan Risale-i Nur (Risalah Yang Bercahaya)<br /><br />Sebenarnya penyebaran iman bukanlah sesuatu yang perlu dibimbangkan. Berdakwah juga bukanlah satu jenayah yang melayakkan nyawa seseorang diancam. Namun begitu, hal ini dianggap satu jenayah pada ketika itu. Pada masa itu, kezaliman menyelubungi negara Turki dengan segala kegelapan dan kezaliman. Azan telah diharamkan. Beratus-ratus masjid telah digunakan untuk tujuan bukan keagamaan. Perancangan telah dijalankan untuk memutuskan negara Turki daripada zaman silamnya yang terkenal dengan segala nilai-nilai akhlaknya yang mulia. Sesiapa yang bercakap mengenai agama memerlukan keberanian. Ketua Jabatan Percetakan Kerajaan boleh mengarah sidang pengarang akhbar memotong sebarang makalah yang menyentuh isu agama dalam tempoh 10 hari atas alasan merbahaya kerana boleh menyemai konsep agama di dalam pemikiran para belia.<br /><br />Dalam suasana beginilah Badiuzzaman Said Nursi memasuki bahagian kedua hidupnya yang digelarnya "Said Jadid” (Said Baru). Bahagian kedua dalam hidupnya ini ditumpukan sepenuhnya kepada penulisan dan penyebaran mengenai iman dan Islam. Kebenaran iman ialah kebenaran sejagat yang terpenting. Membangkitkan semula iman dan Islam menjadi matlamatnya apabila beliau berkata, “Saya akan buktikan kepada dunia bahawa Al-Quran ialah matahari rohani yang tidak akan luntur dan tidak akan padam”. Maka itulah yang diperjuangkannya. Badiuzzaman tidak mati keseorangan di Barla tetapi yang muncul ialah “Said Jadid” yang seumpama matahari, menyinari dunia sains dan budaya. Semenjak itulah, beliau telah menyinari berjuta-juta manusia dengan cahaya iman.<br /><br />Di Barla, pengawasan ketat dan penindasan sedang menunggu Badiuzzaman. Musuh-musuhnya masih belum mengenalinya lagi. Inilah orang yang ditakuti tentera Russia ketika Perang Dunia Pertama. Inilah orang yang sanggup meludah ke muka orang British yang menjajah Istanbul. Inilah orang yang berjaya terlepas dari tali gantung sebanyak beberapa kali. Walau bagaimanapun, mereka kemudian mengenalinya juga apabila terpaksa berkata, “Segala apa yang kami lakukan selama 25 tahun yang lepas tidak berjaya menyekat Said Nursi dari meneruskan kegiatannya”.<br /><br />Beliau telah menghabiskan hidupnya di Barla selama 8 tahun setengah di bawah penindasan yang dahsyat. Dalam tempoh tersebut, beliau sempat menulis 3 suku daripada Risale-i Nurnya. Tafsirnya ini kesemuanya ditulis dengan tangan kerana pengarang dan para pelajarnya tidak mampu menyediakan belanja percetakan. Sekalipun mereka mampu, mereka tidak diberi kebebasan berbuat demikian. Tugas menulis tafsir ini dengan tangan adalah kerja merbahaya pada ketika itu. Mereka yang melakukannya telah disiksa di dalam penjara dan balai-balai polis. Pada masa yang sama, berbagai usaha dijalankan untuk menyekat orang ramai dari menghubungi Badiuzzaman.<br /><br />Sebanyak 600,000 naskah ditulis dengan tangan.<br /><br />Ketika itu penulisan atau penyebaran walaupun hanya 1 karya agama bukanlah sesuatu yang sesiapa pun berani lakukan. Inilah perjuangan berani yang berterusan yang menjadi pilihan Badiuzzaman dan para pelajarnya. Apabila keadaan di mana Risale-i Nur ditulis dan disebarkan ke seluruh Anatolia diambil kira, maka betapa benar kata Maryam Jameelah, “Tidaklah keterlaluan untuk mengatakan bahawa apa saja keimanan Islam yang masih ada di Turki pada ketika itu adalah atas usaha tanpa penat dari Badiuzzaman Said Nursi”.<br /><br />Mereka yang memahami intipati iman melalui Risale-i Nur mencapai tahap keimanan yang kental sehingga mampu menunjukkan keberanian dan keperwiraan Islam yang hebat. Badiuzzaman, yang mewakili roh Risale-i Nur sendiri telah menjadi pemimpin bagi ratusan ribu pelajar dan kini telah mencapai jutaan pelajar yang menghayati karya tersebut. Beliau menjadi contoh kepada orang-orang Islam lain di Turki ketika itu. Beliaulah penyokong mereka di hari-hari yang penuh bahaya, seumpama seorang ketua tentera yang memberi galakan kepada tenteranya melalui keberanian dan kewibawaannya sendiri. Dengan ini, mereka pun berjaya menghilangkan ketakutan dan syak wasangka dari hati orang ramai dan maruah negara dikembalikan. Mereka telah membawa harapan dari kelegaan dan menyelamatkan orang-orang Islam daripada rasa cemas dan kecewa.<br /><br />Pada tahun 1935, Badiuzzaman bersama 125 orang pelajarnya telah ditahan dan dibicarakan di Mahkamah Jenayah Eskisehir. Dalam tempoh perbicaraan berlangsung, mereka terpaksa menghabiskan selama 11 bulan di dalam penjara Eskisehir yang penuh dengan penderitaan. Walaupun begitu, mereka masih membawa harapan dari kelegaan dan menyelamatkan orang-orang Islam daripada perasaan cemas dan kecewa.<br /><br />Badiuzzaman kemudianya dipindahkan ke Kastamonu selama 7 tahun. Di sana, Beliau masih terus menulis dan menyebarkan Risale-i Nur. Oleh sebab beliau dan para pengikutnya tidak diberi kebebasan, mereka telah menubuhkan rangkaian pengirim Risale-i Nur yang dinamakan “Posman Nur” (Nurju). Hasilnya, Posman Nur telah berjaya menyebarkan sebanyak 600,000 naskah Risale-i Nur ke seluruh Anatolia.<br /><br />Pada tahun 1943, beliau bersama 126 orang pelajarnya telah ditahan dan dibicarakan di Mahkamah Jenayah di Denizli. Kali ini beliau dituduh mencetak secara rahsia satu risalah di Istanbul mengenai kewujudan Tuhan.<br /><br />Perjuangannya tidak pernah reda sama ada dalam buangan mahupun di penjara. Di dalam penjara, beliau telah bertindak memulihkan para banduan dan penjenayah yang dianggap tidak berguna oleh masyarakat. Beliau juga telah berjaya menghasilkan karya-karya baru walaupun kertas dan pen tidak dibenar masuk ke dalam penjara. Jadi, karyanya ditulis atas cebisan-cebisan kertas yang dikoyak dari kampit-kampit kertas. Karyanya kemudian diseludup keluar di dalam kotak-kotak mancis. Karyanya yang berjudul “Buah-buah Iman” telah ditulis dengan cara ini.<br /><br />Perbicaraan di Denizli berakhir dengan keputusan beliau dibebaskan sebulat suara. Tetapi ini tidak bermakna beliau telah diberikan kebebasan sepenuhnya. Atas arahan daripada pihak berkuasa di Ankara, beliau pun dihantar ke sebuah bandar lain bernama Emirdag.<br /><br />Kebebasan yang sudah lewat<br /><br />Bagi Badiuzzaman, Emirdag juga sama dengan tempat-tempat yang lain. Sekali lagi beliau diawasi, ditindas dan diancam. Namun begitu, beliau terus memperjuangkan iman dan Islam. Tenmpohnya di Emirdag sekali lagi berakhir dengan penangkapanya. Kali ini beliau bersama dengan 53 pelajarnya telah ditahan dan dihantar ke Mahkamah Jenayah Afyon untuk dibicarakan. Beliau dipenjarakan di penjara Afyon selama 20 bulan. Kekejaman di penjara ini adalah lebih teruk berbanding yang lain. Badiuzzaman ketika itu berumur 75 tahun dan sedang menderita berbagai penyakit. Pihak berkuasa telah meletakkannya di sebuah bilik penjara bersendirian yang mempunyai tingkap-tingkap pecah walaupun beliau uzur. Di dalam bilik penjara bertingkap pecah inilah Badiuzzaman menghabiskan dua musim sejuk yang sangat mencabar. Apabila melihat musim sejuk pun tidak dapat membunuhnya, maka musuhnya telah meracuninya (ada pendapat mengatakan beliau diracun sebanyak 19 kali). Ketika beliau menderita kesakitan akibat racun tersebut, beberapa orang pelajarnya memberanikan diri untuk menolongnya tetapi telah dibelasah dengan kejam sekali.<br /><br />Akhirnya hukuman ke atas Badiuzzaman telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Walau bagaimanapun, Mahkamah Agung telah mengambil masa yang lama untuk membuat keputusan. Mahkamah membatalkan hukuman tersebut setelah Badiuzzaman dan para pengikutnya menghabiskan tempoh penjara yang sama panjang dengan hukuman yang dikenakan oleh Mahkamah Afyon. Lapan tahun kemudian, akhirnya dalam tahun 1956, Mahkamah tersebut mengistiharkan mereka tidak bersalah selepas mereka menghabiskan dua tahun dalam penjara yang teruk.<br /><br />Pilihanraya bebas dan adil yang pertama telah diadakan di Turki pada tahun 1950. Sistem pelbagai parti telah menggantikan sistem 1 parti. Pemerintahan kejam Parti Republikan Rakyat yang tidak suka pada agama telah tamat. Pelbagai bentuk kebebasan dan hak mula diikhtiraf. Satu zaman baru telah bermula bagi sejarah Republik Turki. Pengharaman ke atas azan telah dibatalkan dalam sidang pertama parlimen baru Turki. Dalam tahun-tahun berikutnya, Badiuzzaman terlibat dalam hanya 1 perbicaraan saja. Dalam perbicaraan di Istanbul ini, beliau tidak ditahan. Keputusannya ialah beliau dibebaskan sebulat suara.<br /><br />Selepas hampir seabad berkhidmat untuk iman dan Islam, Badiuzzaman Said Nursi kembali ke rahmatullah pada pagi 23 hb. Mac, 1960. Beliau telah pergi dengan penuh kemuliaan dan kemenangan. Hasil karyanya akan terus menyinari abad ini dan abad-abad yang mendatang. Kasih sayang yang dipupuknya akan diperturunkan dari satu generasi ke satu generasi untuk selama-lamanya.<br /><br />Pandangan terhadap Risale-i Nur<br /><br />Badiuzzaman telah memahami sebab yang paling penting dalam keruntuhan dunia Islam sebagai kelemahan dalam asas keimanan. Kelemahan ini bersama serangan-serangan pada asas keimanan pada abad ke 19 dan 20 ini yang dijalankan oleh fahaman kebendaan, ateis dan lainnya atas nama sains dan kemajuan menjadikannya insaf bahawa keperluan yang mustahak dan genting adalah untuk menguatkan dan menyelamatkan keimanan. Apa yang diperlukan adalah untuk mengerahkan semua tenaga untuk membangunkan ajaran Islam melalui asas keimanan dan untuk menjawab persoalan-persoalan keimanan ini pada tahap yang diperlukan dengan “Jihad yang Maknawi” atau “Jihad dengan Ayat”.<br /><br />Dalam masa penahananya, Badiuzzaman telah menulis satu koleksi karya yang digelar Risale-i Nur, yang menerangkan dan menghuraikan asas-asas keimanan dari kebenaran Al-Quran kepada manusia moden. Metodologi yang digunakannya adalah dengan menganalisis keimanan dan kekufuran serta menunjukkan melalui hujah-hujah yang rasional dan terang bahawa bukan sahaja keimanan boleh dibuktikan, kesemua kebenaran yang terkandung dalam keimanan seperti keujudan Tuhan dan keEsaanNya, kerasulan dan kebangkitan manusia di hari akhirat dalam bentuk jasad juga dapat diterangkan sebagai satu satunya penjelasan yang rasional dari keujudan manusia dan alam semesta ini.<br />Dalam menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari tujuan utama penciptaan manusia dan alam semesta ini, Risale-i Nur menunjukkan bahawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat hanya boleh diperolehi dalam keimanan dan ilmu ketuhanan. Ia juga menunjukkan akibat dari kekufuran, menyebabkan roh manusia dan hatinya mengalami kesakitan dan kesedihan yang amat sangat di mana biasanya orang-orang yang sesat berusaha untuk menghilangkannya melalui kelalaian dan menolak kenyataan. Oleh itu, sesiapa yang mempunyai sebarang kesedaran boleh mengambil perlindungan dengan cara berpegang kepada keimanan.<br /><br />Berikutnya adalah beberapa petikan yang di utarakan oleh tokoh-tokoh Islam ketika ini keatas Badiuzzaman dan Risale-i Nur:<br /><br />Dalam sejarah Islam, tiga pergerakan Islam berikut telah bangkit dan meyerupai satu dengan yang lain di mana setiap satunya telah memainkan peranan yang besar dalam memelihara keimanan orang-orang Islam : 1. Pergerakan Imam Rabbani, Shaykh Ahmad Sirhindi di India. 2. Pergerakan Abdulhamid ibnu Badis di Algeria 3. Pergerakan Badiuzzaman Said Nursi di Turki.<br /><br />Prof. Abdul Wadud Celebi<br />(Universiti Al-Azhar,Mesir)<br /><br />Saya percaya bahawa penulisan dalam Risale-i Nur sahajalah yang melihat dengan secukupnya dan menyeluruh kepada kosmos seperti keadaaannya yang sebenarnya, menyampaikan keimanan dengan pentafsiran Al-Quran seperti yang dikehendakki oleh Rasul kita, mencari sebab penyakit yang menjangkiti manusia moden dan menawarkan ubat yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ini dengan sepenuhnya. Sesungguhnya saya berkepecayaan bahawa pengarang Risale-i Nur layak untuk di gelar Mujaddid.<br /><br />Dr. Colin Turner (Telah memeluk Islam)<br />(Universiti Manchester,England)<br /><br /><br />Rujukan :<br /><br />1. 1. Umit Simsek, 1989, A brief biography of Bediuzzaman Said Nursi, Sozler Yayinevi, Istanbul.<br />2. 2. Collin Turner, 1992, The Risale-i-Nur as a New School of Belief.,International Symposium : The construction of Islamic thought in the twentieth century and Bediuzzaman Said Nursi, Sozler Publication, Isatanbul.<br />3. 3. Abdul Wadud Celebi, 1992, International Symposium : The construction of Islamic thought in the twentieth century and Bediuzzaman Said Nursi, Sozler Publication, Isatanbul.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-80767721589160026682010-06-29T09:06:00.000-07:002010-06-29T09:07:55.788-07:00HUKUM PIDANA PERDATA<div style="text-align: justify;"><br />Kapan Suatu Tindakan Disebut Perbuatan Pidana/Perdata ?<br /><br />Dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari kita sering melakukan perbuatan hukum, seperti melakukan sewa menyewa, jual beli dan lain-lain. Disebut perbuatan hukum karena tindakan tersebut mempunyai akibat yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum atau diakui oleh Negara (sebagai pembuat dan penegak hukum).<br /><br />Untuk mendapatkan pengakuan dari Negara, dalam melakukan tindakan hukum diperlukan syarat-syarat yang bersifat administratif. Misal: dalam melakukan jual beli tanah, agar dianggap sah maka diperlukan bukti-bukti berupa akta jual beli berikut kwitansi pembayaran. Ini penting untuk mencegah terjadinya tindakan sepihak atau wanprestasi salah satu pihak di kemudian hari.<br /><br /> Aturan-aturan mengenai tindakan hukum tersebut dibedakan menjadi dua (2) yaitu: Hukum Pidana dan Hukum Perdata.<br /><br />Apakah beda Hukum Pidana dan Hukum Perdata?<br /><br /> Hukum Perdata mengatur hubungan hukum antara orang satu dengan orang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan.<br /><br />Sedang hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antara seorang anggota masyarakat (sebagai warga Negara) dengan Negara (sebagai penguasa tata tertib masyarakat).<br /><br />Bagaimana penerapan ke dua hukum tersebut?<br /><br /> Pelanggaran terhadap aturan hukum perdata baru dapat diambil tindakan oleh pengadilan setelah ada pengaduan oleh pihak berkepentingan yang merasa dirugikan (disebut: penggugat)<br /><br /> Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana segera diambil tindakan oleh aparat hukum tanpa ada pengaduan dari pihak yang dirugikan, kecuali tindak pidana yang termasuk dalam delik aduan seperti perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, pencurian oleh keluarga, dll.<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-61991191335075418572010-06-29T08:59:00.000-07:002010-06-29T09:00:15.005-07:00HUKUM ISLAM DI INDONESIA<div style="text-align: justify;">Pendahuluan<br />Tidak dapat dipungkiri bahwa umat Islam di Indonesia adalah unsur paling mayoritas. Dalam tataran dunia Islam internasional, umat Islam Indonesia bahkan dapat disebut sebagai komunitas muslim paling besar yang berkumpul dalam satu batas teritorial kenegaraan.<br />Karena itu, menjadi sangat menarik untuk memahami alur perjalanan sejarah hukum Islam di tengah-tengah komunitas Islam terbesar di dunia itu. Pertanyaan-pertanyaan seperti: seberapa jauh pengaruh kemayoritasan kaum muslimin Indonesia itu terhadap penerapan hukum Islam di Tanah Air –misalnya-, dapat dijawab dengan memaparkan sejarah hukum Islam sejak komunitas muslim hadir di Indonesia.<br />Di samping itu, kajian tentang sejarah hukum Islam di Indonesia juga dapat dijadikan sebagai salah satu pijakan –bagi umat Islam secara khusus- untuk menentukan strategi yang tepat di masa depan dalam mendekatkan dan “mengakrabkan” bangsa ini dengan hukum Islam. Proses sejarah hukum Islam yang diwarnai “benturan” dengan tradisi yang sebelumnya berlaku dan juga dengan kebijakan-kebijakan politik-kenegaraan, serta tindakan-tindakan yang diambil oleh para tokoh Islam Indonesia terdahulu setidaknya dapat menjadi bahan telaah penting di masa datang. Setidaknya, sejarah itu menunjukkan bahwa proses Islamisasi sebuah masyarakat bukanlah proses yang dapat selesai seketika.<br />Untuk itulah, tulisan ini dihadirkan. Tentu saja tulisan ini tidak dapat menguraikan secara lengkap dan detail setiap rincian sejarah hukum Islam di Tanah air, namun setidaknya apa akan Penulis paparkan di sini dapat memberikan gambaran tentang perjalanan hukum Islam, sejak awal kedatangan agama ini ke bumi Indonesia hingga di era reformasi ini. Pada bagian akhir tulisan ini, Penulis juga menyampaikan kesimpulan tentang apa yang sebaiknya dilakukan oleh kaum muslimin Indonesia untuk –apa yang Penulis sebut dengan- “mengakrabkan” bangsa ini dengan hukum Islam.<br />Wallahu a’la wa a’lam!<br /><br />Hukum Islam pada Masa Pra Penjajahan Belanda<br />Akar sejarah hukum Islam di kawasan nusantara menurut sebagian ahli sejarah dimulai pada abad pertama hijriyah, atau pada sekitar abad ketujuh dan kedelapan masehi.[1] Sebagai gerbang masuk ke dalam kawasan nusantara, kawasan utara pulau Sumatera-lah yang kemudian dijadikan sebagai titik awal gerakan dakwah para pendatang muslim. Secara perlahan, gerakan dakwah itu kemudian membentuk masyarakat Islam pertama di Peureulak, Aceh Timur. Berkembangnya komunitas muslim di wilayah itu kemudian diikuti oleh berdirinya kerajaan Islam pertama di Tanah air pada abad ketiga belas. Kerajaan ini dikenal dengan nama Samudera Pasai. Ia terletak di wilayah Aceh Utara.[2]<br />Pengaruh dakwah Islam yang cepat menyebar hingga ke berbagai wilayah nusantara kemudian menyebabkan beberapa kerajaan Islam berdiri menyusul berdirinya Kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Tidak jauh dari Aceh berdiri Kesultanan Malaka, lalu di pulau Jawa berdiri Kesultanan Demak, Mataram dan Cirebon, kemudian di Sulawesi dan Maluku berdiri Kerajaan Gowa dan Kesultanan Ternate serta Tidore.<br />Kesultanan-kesultanan tersebut –sebagaimana tercatat dalam sejarah- itu tentu saja kemudian menetapkan hukum Islam sebagai hukum positif yang berlaku. Penetapan hukum Islam sebagai hukum positif di setiap kesultanan tersebut tentu saja menguatkan pengamalannya yang memang telah berkembang di tengah masyarakat muslim masa itu. Fakta-fakta ini dibuktikan dengan adanya literatur-literatur fiqh yang ditulis oleh para ulama nusantara pada sekitar abad 16 dan 17.[3] Dan kondisi terus berlangsung hingga para pedagang Belanda datang ke kawasan nusantara.<br /><br />Hukum Islam pada Masa Penjajahan Belanda<br />Cikal bakal penjajahan Belanda terhadap kawasan nusantara dimulai dengan kehadiran Organisasi Perdagangan Dagang Belanda di Hindia Timur, atau yang lebih dikenal dengan VOC. Sebagai sebuah organisasi dagang, VOC dapat dikatakan memiliki peran yang melebihi fungsinya. Hal ini sangat dimungkinkan sebab Pemerintah Kerajaan Belanda memang menjadikan VOC sebagai perpanjangtangannya di kawasan Hindia Timur. Karena itu disamping menjalankan fungsi perdagangan, VOC juga mewakili Kerajaan Belanda dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan. Tentu saja dengan menggunakan hukum Belanda yang mereka bawa.<br />Dalam kenyataannya, penggunaan hukum Belanda itu menemukan kesulitan. Ini disebabkan karena penduduk pribumi berat menerima hukum-hukum yang asing bagi mereka. Akibatnya, VOC pun membebaskan penduduk pribumi untuk menjalankan apa yang selama ini telah mereka jalankan.[4]<br />Kaitannya dengan hukum Islam, dapat dicatat beberapa “kompromi” yang dilakukan oleh pihak VOC, yaitu:<br />1.Dalam Statuta Batavia yag ditetapkan pada tahun 1642 oleh VOC, dinyatakan bahwa hukum kewarisan Islam berlaku bagi para pemeluk agama Islam.<br />2. Adanya upaya kompilasi hukum kekeluargaan Islam yang telah berlaku di tengah masyarakat. Upaya ini diselesaikan pada tahun 1760. Kompilasi ini kemudian dikenal dengan Compendium Freijer.<br />3. Adanya upaya kompilasi serupa di berbagai wilayah lain, seperti di Semarang, Cirebon, Gowa dan Bone.<br />Di Semarang, misalnya, hasil kompilasi itu dikenal dengan nama Kitab Hukum Mogharraer (dari al-Muharrar). Namun kompilasi yang satu ini memiliki kelebihan dibanding Compendium Freijer, dimana ia juga memuat kaidah-kaidah hukum pidana Islam.[5]<br />Pengakuan terhadap hukum Islam ini terus berlangsung bahkan hingga menjelang peralihan kekuasaan dari Kerajaan Inggris kepada Kerajaan Belanda kembali. Setelah Thomas Stanford Raffles menjabat sebagai gubernur selama 5 tahun (1811-1816) dan Belanda kembali memegang kekuasaan terhadap wilayah Hindia Belanda, semakin nampak bahwa pihak Belanda berusaha keras mencengkramkan kuku-kuku kekuasaannya di wilayah ini. Namun upaya itu menemui kesulitan akibat adanya perbedaan agama antara sang penjajah dengan rakyat jajahannya, khususnya umat Islam yang mengenal konsep dar al-Islam dan dar al-harb. Itulah sebabnya, Pemerintah Belanda mengupayakan ragam cara untuk menyelesaikan masalah itu. Diantaranya dengan (1) menyebarkan agama Kristen kepada rakyat pribumi, dan (2) membatasi keberlakuan hukum Islam hanya pada aspek-aspek batiniah (spiritual) saja.[6]<br />Bila ingin disimpulkan, maka upaya pembatasan keberlakuan hukum Islam oleh Pemerintah Hindia Belanda secara kronologis adalah sebagai berikut:<br />1. Pada pertengahan abad 19, Pemerintah Hindia Belanda melaksanakan Politik Hukum yang Sadar; yaitu kebijakan yang secara sadar ingin menata kembali dan mengubah kehidupan hukum di Indonesia dengan hukum Belanda.[7]<br />2. Atas dasar nota disampaikan oleh Mr. Scholten van Oud Haarlem, Pemerintah Belanda menginstruksikan penggunaan undang-undang agama, lembaga-lembaga dan kebiasaan pribumi dalam hal persengketaan yang terjadi di antara mereka, selama tidak bertentangan dengan asas kepatutan dan keadilan yang diakui umum. Klausa terakhir ini kemudian menempatkan hukum Islam di bawah subordinasi dari hukum Belanda.[8]<br />3. Atas dasar teori resepsi yang dikeluarkan oleh Snouck Hurgronje, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1922 kemudian membentuk komisi untuk meninjau ulang wewenang pengadilan agama di Jawa dalam memeriksa kasus-kasus kewarisan (dengan alasan, ia belum diterima oleh hukum adat setempat). [9]<br />4. Pada tahun 1925, dilakukan perubahan terhadap Pasal 134 ayat 2 Indische Staatsregeling (yang isinya sama dengan Pasal 78 Regerringsreglement), yang intinya perkara perdata sesama muslim akan diselesaikan dengan hakim agama Islam jika hal itu telah diterima oleh hukum adat dan tidak ditentukan lain oleh sesuatu ordonasi.[10]<br />Lemahnya posisi hukum Islam ini terus terjadi hingga menjelang berakhirnya kekuasaan Hindia Belanda di wilayah Indonesia pada tahun 1942.<br /><br />Hukum Islam pada Masa Pendudukan Jepang<br />Setelah Jendral Ter Poorten menyatakan menyerah tanpa syarat kepada panglima militer Jepang untuk kawasan Selatan pada tanggal 8 Maret 1942, segera Pemerintah Jepang mengeluarkan berbagai peraturan. Salah satu diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942, yang menegaskan bahwa Pemerintah Jepag meneruskan segala kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda. Ketetapan baru ini tentu saja berimplikasi pada tetapnya posisi keberlakuan hukum Islam sebagaimana kondisi terakhirnya di masa pendudukan Belanda.[11]<br />Meskipun demikian, Pemerintah Pendudukan Jepang tetap melakukan berbagai kebijakan untuk menarik simpati umat Islam di Indonesia. Diantaranya adalah:<br />1. Janji Panglima Militer Jepang untuk melindungi dan memajukan Islam sebagai agama mayoritas penduduk pulau Jawa.<br />2. Mendirikan Shumubu (Kantor Urusan Agama Islam) yang dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri.<br />3. Mengizinkan berdirinya ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan NU.<br />4. Menyetujui berdirinya Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) pada bulan oktober 1943.[12]<br />5. Menyetujui berdirinya Hizbullah sebagai pasukan cadangan yang mendampingi berdirinya PETA.<br />6. Berupaya memenuhi desakan para tokoh Islam untuk mengembalikan kewenangan Pengadilan Agama<br />dengan meminta seorang ahli hukum adat, Soepomo, pada bulan Januari 1944 untuk menyampaikan laporan tentang hal itu. Namun upaya ini kemudian “dimentahkan” oleh Soepomo dengan alasan kompleksitas dan menundanya hingga Indonesia merdeka.[13]<br />Dengan demikian, nyaris tidak ada perubahan berarti bagi posisi hukum Islam selama masa pendudukan Jepang di Tanah air. Namun bagaimanapun juga, masa pendudukan Jepang lebih baik daripada Belanda dari sisi adanya pengalaman baru bagi para pemimpin Islam dalam mengatur masalah-masalah keagamaan. Abikusno Tjokrosujoso menyatakan bahwa,<br />Kebijakan pemerintah Belanda telah memperlemah posisi Islam. Islam tidak memiliki para pegawai di bidang agama yang terlatih di masjid-masjid atau pengadilan-pengadilan Islam. Belanda menjalankan kebijakan politik yang memperlemah posisi Islam. Ketika pasukan Jepang datang, mereka menyadari bahwa Islam adalah suatu kekuatan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan.[14]<br /><br />Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan (1945)<br />Meskipun Pendudukan Jepang memberikan banyak pengalaman baru kepada para pemuka Islam Indonesia, namun pada akhirnya, seiring dengan semakin lemahnya langkah strategis Jepang memenangkan perang –yang kemudian membuat mereka membuka lebar jalan untuk kemerdekaan Indonesia-, Jepang mulai mengubah arah kebijakannya. Mereka mulai “melirik” dan memberi dukungan kepada para tokoh-tokoh nasionalis Indonesia. Dalam hal ini, nampaknya Jepang lebih mempercayai kelompok nasionalis untuk memimpin Indonesia masa depan. Maka tidak mengherankan jika beberapa badan dan komite negara, seperti Dewan Penasehat (Sanyo Kaigi) dan BPUPKI (Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) kemudian diserahkan kepada kubu nasionalis. Hingga Mei 1945, komite yang terdiri dari 62 orang ini, paling hanya 11 diantaranya yang mewakili kelompok Islam.[15] Atas dasar itulah, Ramly Hutabarat menyatakan bahwa BPUPKI “bukanlah badan yang dibentuk atas dasar pemilihan yang demokratis, meskipun Soekarno dan Mohammad Hatta berusaha agar aggota badan ini cukup representatif mewakili berbagai golonga dalam masyarakat Indonesia”.[16]<br />Perdebatan panjang tentang dasar negara di BPUPKI kemudian berakhir dengan lahirnya apa yang disebut dengan Piagam Jakarta. Kalimat kompromi paling penting Piagam Jakarta terutama ada pada kalimat “Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Menurut Muhammad Yamin kalimat ini menjadikan Indonesia merdeka bukan sebagai negara sekuler dan bukan pula negara Islam.[17]<br />Dengan rumusan semacam ini sesungguhnya lahir sebuah implikasi yang mengharuskan adanya pembentukan undang-undang untuk melaksanakan Syariat Islam bagi para pemeluknya. Tetapi rumusan kompromis Piagam Jakarta itu akhirnya gagal ditetapkan saat akan disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI. Ada banyak kabut berkenaan dengan penyebab hal itu. Tapi semua versi mengarah kepada Mohammad Hatta yang menyampaikan keberatan golongan Kristen di Indonesia Timur. Hatta mengatakan ia mendapat informasi tersebut dari seorang opsir angkatan laut Jepang pada sore hari taggal 17 Agustus 1945. Namun Letkol Shegeta Nishijima –satu-satunya opsir AL Jepang yang ditemui Hatta pada saat itu- menyangkal hal tersebut. Ia bahkan menyebutkan justru Latuharhary yang menyampaikan keberatan itu. Keseriusan tuntutan itu lalu perlu dipertanyakan mengingat Latuharhary –bersama dengan Maramis, seorang tokoh Kristen dari Indonesia Timur lainnya- telah menyetujui rumusan kompromi itu saat sidang BPUPKI.[18]<br />Pada akhirnya, di periode ini, status hukum Islam tetaplah samar-samar. Isa Ashary mengatakan,<br />Kejadian mencolok mata sejarah ini dirasakan oleh umat Islam sebagai suatu ‘permainan sulap’ yang masih diliputi kabut rahasia…suatu politik pengepungan kepada cita-cita umat Islam.[19]<br />Hukum Islam pada Masa Kemerdekaan Periode Revolusi Hingga Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1950<br />Selama hampir lima tahun setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia memasuki masa-masa revolusi (1945-1950). Menyusul kekalahan Jepang oleh tentara-tentara sekutu, Belanda ingin kembali menduduki kepulauan Nusantara. Dari beberapa pertempuran, Belanda berhasil menguasai beberapa wilayah Indonesia, dimana ia kemudian mendirikan negara-negara kecil yang dimaksudkan untuk mengepung Republik Indonesia. Berbagai perundingan dan perjanjian kemudian dilakukan, hingga akhirnya tidak lama setelah Linggarjati, lahirlah apa yang disebut dengan Konstitusi Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949.<br />Dengan berlakunya Konstitusi RIS tersebut, maka UUD 1945 dinyatakan berlaku sebagai konstitusi Republik Indonesia –yang merupakan satu dari 16 bagian negara Republik Indonesia Serikat-. Konstitusi RIS sendiri jika ditelaah, sangat sulit untuk dikatakan sebagai konstitusi yang menampung aspirasi hukum Islam. Mukaddimah Konstitusi ini misalnya, samasekali tidak menegaskan posisi hukum Islam sebagaimana rancangan UUD’45 yang disepakati oleh BPUPKI. Demikian pula dengan batang tubuhnya, yang bahkan dipengaruhi oleh faham liberal yang berkembang di Amerika dan Eropa Barat, serta rumusan Deklarasi HAM versi PBB.[20]<br />Namun saat negara bagian RIS pada awal tahun 1950 hanya tersisa tiga negara saja RI, negara Sumatera Timur, dan negara Indonesia Timur, salah seorang tokoh umat Islam, Muhammad Natsir, mengajukan apa yang kemudian dikenal sebagai “Mosi Integral Natsir” sebagai upaya untuk melebur ketiga negara bagian tersebut. Akhirnya, pada tanggal 19 Mei 1950, semuanya sepakat membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 1945. Dan dengan demikian, Konstitusi RIS dinyatakan tidak berlaku, digantikan dengan UUD Sementara 1950.<br />Akan tetapi, jika dikaitkan dengan hukum Islam, perubahan ini tidaklah membawa dampak yang signifikan. Sebab ketidakjelasan posisinya masih ditemukan, baik dalam Mukaddimah maupun batang tubuh UUD Sementara 1950, kecuali pada pasal 34 yang rumusannya sama dengan pasal 29 UUD 1945, bahwa “Negara berdasar Ketuhanan yang Maha Esa” dan jaminan negara terhadap kebebasan setiap penduduk menjalankan agamanya masing-masing. Juga pada pasal 43 yang menunjukkan keterlibatan negara dalam urusan-urusan keagamaan.[21] “Kelebihan” lain dari UUD Sementara 1950 ini adalah terbukanya peluang untuk merumuskan hukum Islam dalam wujud peraturan dan undang-undang. Peluang ini ditemukan dalam ketentuan pasal 102 UUD sementara 1950.[22] Peluang inipun sempat dimanfaatkan oleh wakil-wakil umat Islam saat mengajukan rancangan undang-undang tentang Perkawinan Umat Islam pada tahun 1954. Meskipun upaya ini kemudian gagal akibat “hadangan” kaum nasionalis yang juga mengajukan rancangan undang-undang Perkawinan Nasional.[23] Dan setelah itu, semua tokoh politik kemudian nyaris tidak lagi memikirkan pembuatan materi undang-undang baru, karena konsentrasi mereka tertuju pada bagaimana mengganti UUD Sementara 1950 itu dengan undang-undang yang bersifat tetap.[24]<br />Perjuangan mengganti UUD Sementara itu kemudian diwujudkan dalam Pemilihan Umum untuk memilih dan membentuk Majlis Konstituante pada akhir tahun 1955. Majlis yang terdiri dari 514 orang itu kemudian dilantik oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1956. Namun delapan bulan sebelum batas akhir masa kerjanya, Majlis ini dibubarkan melalui Dekrit Presiden yang dikeluarkan pada tanggal 5 Juli 1959. Hal penting terkait dengan hukum Islam dalam peristiwa Dekrit ini adalah konsiderannya yang menyatakan bahwa “Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni menjiwai UUD 1945” dan merupakan “suatu kesatuan dengan konstitusi tersebut”. Hal ini tentu saja mengangkat dan memperjelas posisi hukum Islam dalam UUD, bahkan –menurut Anwar Harjono- lebih dari sekedar sebuah “dokumen historis”.[25] Namun bagaiamana dalam tataran aplikasi? Lagi-lagi faktor-faktor politik adalah penentu utama dalam hal ini. Pengejawantahan kesimpulan akademis ini hanya sekedar menjadi wacana jika tidak didukung oleh daya tawar politik yang kuat dan meyakinkan.<br />Hal lain yang patut dicatat di sini adalah terjadinya beberapa pemberontakan yang diantaranya “bernuansakan” Islam dalam fase ini. Yang paling fenomenal adalah gerakan DI/TII yang dipelopori oleh Kartosuwirjo dari Jawa Barat. Kartosuwirjo sesungguhnya telah memproklamirkan negara Islam-nya pada tanggal 14 Agustus 1945, atau dua hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Namun ia melepaskan aspirasinya untuk kemudian bergabung dengan Republik Indonesia. Tetapi ketika kontrol RI terhadap wilayahnya semakin merosot akibat agresi Belanda, terutama setelah diproklamirkannya negara-boneka Pasundan di bawah kontrol Belanda, ia pun memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia pada tahun 1948. Namun pemicu konflik yang berakhir di tahun 1962 dan mencatat 25.000 korban tewas itu, menurut sebagian peneliti, lebih banyak diakibatkan oleh kekecewaan Kartosuwirjo terhadap strategi para pemimpin pusat dalam mempertahankan diri dari upaya pendudukan Belanda kembali, dan bukan atas dasar –apa yang mereka sebut dengan- “kesadaran teologis-politis”nya.[26]<br /><br />Hukum Islam di Era Orde Lama dan Orde Baru<br />Mungkin tidak terlalu keliru jika dikatakan bahwa Orde Lama adalah eranya kaum nasionalis dan komunis. Sementara kaum muslim di era ini perlu sedikit merunduk dalam memperjuangkan cita-citanya. Salah satu partai yang mewakili aspirasi umat Islam kala itu, Masyumi harus dibubarkan pada tanggal 15 Agustus 1960 oleh Soekarno, dengan alasan tokoh-tokohnya terlibat pemberontakan (PRRI di Sumatera Barat). Sementara NU –yang kemudian menerima Manipol Usdek-nya Soekarno[27]- bersama dengan PKI dan PNI[28] kemudian menyusun komposisi DPR Gotong Royong yang berjiwa Nasakom. Berdasarkan itu, terbentuklah MPRS yang kemudian menghasilkan 2 ketetapan; salah satunya adalah tentang upaya unifikasi hukum yang harus memperhatikan kenyataan-kenyataan umum yang hidup di Indonesia.[29]<br />Meskipun hukum Islam adalah salah satu kenyataan umum yang selama ini hidup di Indonesia, dan atas dasar itu Tap MPRS tersebut membuka peluang untuk memposisikan hukum Islam sebagaimana mestinya, namun lagi-lagi ketidakjelasan batasan “perhatian” itu membuat hal ini semakin kabur. Dan peran hukum Islam di era inipun kembali tidak mendapatkan tempat yang semestinya.<br />Menyusul gagalnya kudeta PKI pada 1965 dan berkuasanya Orde Baru, banyak pemimpin Islam Indonesia yang sempat menaruh harapan besar dalam upaya politik mereka mendudukkan Islam sebagaimana mestinya dalam tatanan politik maupun hukum di Indonesia. Apalagi kemudian Orde Baru membebaskan bekas tokoh-tokoh Masyumi yang sebelumnya dipenjara oleh Soekarno. Namun segera saja, Orde ini menegaskan perannya sebagai pembela Pancasila dan UUD 1945. Bahkan di awal 1967, Soeharto menegaskan bahwa militer tidak akan menyetujui upaya rehabilitasi kembali partai Masyumi.[30] Lalu bagaimana dengan hukum Islam?<br />Meskipun kedudukan hukum Islam sebagai salah satu sumber hukum nasional tidak begitu tegas di masa awal Orde ini, namun upaya-upaya untuk mempertegasnya tetap terus dilakukan. Hal ini ditunjukkan oleh K.H. Mohammad Dahlan, seorang menteri agama dari kalangan NU, yang mencoba mengajukan Rancangan Undang-undang Perkawinan Umat Islam dengan dukunagn kuat fraksi-fraksi Islam di DPR-GR. Meskipun gagal, upaya ini kemudian dilanjutkan dengan mengajukan rancangan hukum formil yang mengatur lembaga peradilan di Indonesia pada tahun 1970. Upaya ini kemudian membuahkan hasil dengan lahirnya UU No.14/1970, yang mengakui Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan yang berinduk pada Mahkamah Agung. Dengan UU ini, dengan sendirinya –menurut Hazairin- hukum Islam telah berlaku secara langsung sebagai hukum yang berdiri sendiri.[31]<br />Penegasan terhadap berlakunya hukum Islam semakin jelas ketika UU no. 14 Tahun 1989 tentang peradilan agama ditetapkan.[32] Hal ini kemudian disusul dengan usaha-usaha intensif untuk mengompilasikan hukum Islam di bidang-bidang tertentu. Dan upaya ini membuahkan hasil saat pada bulan Februari 1988, Soeharto sebagai presiden menerima hasil kompilasi itu, dan menginstruksikan penyebarluasannya kepada Menteri Agama.[33]<br /><br />Hukum Islam di Era Reformasi<br />Soeharto akhirnya jatuh. Gemuruh demokrasi dan kebebasan bergemuruh di seluruh pelosok Indonesia. Setelah melalui perjalanan yang panjang, di era ini setidaknya hukum Islam mulai menempati posisinya secara perlahan tapi pasti. Lahirnya Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan semakin membuka peluang lahirnya aturan undang-undang yang berlandaskan hukum Islam. Terutama pada Pasal 2 ayat 7 yang menegaskan ditampungnya peraturan daerah yang didasarkan pada kondisi khusus dari suatu daerah di Indonesia, dan bahwa peraturan itu dapat mengesampingkan berlakunya suatu peraturan yang bersifat umum.[34]<br />Lebih dari itu, disamping peluang yang semakin jelas, upaya kongkrit merealisasikan hukum Islam dalam wujud undang-undang dan peraturan telah membuahkan hasil yang nyata di era ini. Salah satu buktinya adalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Qanun Propinsi Nangroe Aceh Darussalam tentang Pelaksanaan Syari’at Islam Nomor 11 Tahun 2002.<br />Dengan demikian, di era reformasi ini, terbuka peluang yang luas bagi sistem hukum Islam untuk memperkaya khazanah tradisi hukum di Indonesia. Kita dapat melakukan langkah-langkah pembaruan, dan bahkan pembentukan hukum baru yang bersumber dan berlandaskan sistem hukum Islam, untuk kemudian dijadikan sebagai norma hukum positif yang berlaku dalam hukum Nasional kita.[35]<br /><br />Penutup<br />Era reformasi yang penuh keterbukaan tidak pelak lagi turut diwarnai oleh tuntutan-tuntutan umat Islam yang ingin menegakkan Syariat Islam. Bagi penulis, ide ini tentu patut didukung. Namun sembari memberikan dukungan, perlu pula kiranya upaya-upaya semacam ini dijalankan secara cerdas dan bijaksana. Karena menegakkan yang ma’ruf haruslah juga dengan menggunakan langkah yang ma’ruf. Disamping itu, kesadaran bahwa perjuangan penegakan Syariat Islam sendiri adalah jalan yang panjang dan berliku, sesuai dengan sunnatullah-nya. Karena itu dibutuhkan kesabaran dalam menjalankannya. Sebab tanpa kesabaran yang cukup, upaya penegakan itu hanya akan menjelma menjadi tindakan-tindakan anarkis yang justru tidak sejalan dengan kema’rufan Islam.[36]<br />Proses “pengakraban” bangsa ini dengan hukum Islam yang selama ini telah dilakukan, harus terus dijalani dengan kesabaran dan kebijaksanaan. Disamping tentu saja upaya-upaya penguatan terhadap kekuatan dan daya tawar politis umat ini. Sebab tidak dapat dipungkiri, dalam sistem demokrasi, daya tawar politis menjadi sangat menentukan sukses-tidaknya suatu tujuan dan cita-cita.<br />Wallahu a’lam.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />1. Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia dan Peranannya dalam Pembinaan Hukum Nasional, Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Jakarta, Mei 2005.<br />2. Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Paramadina, Jakarta, Oktober 1998.<br />3. Jimly Ashshiddiqie, Hukum Islam dan Reformasi Hukum Nasional, Seminar Penelitian Hukum tentang Eksistensi Hukum Islam dalam Reformasi Sistem Nasional, Jakarta, 27 September 2000.<br />4. Chamzawi, Memperjuangkan Berlakunya Syari’ah Islam di Indonesia (Masih Perlukah?), Majalah Amanah, no.56, tahun XVIII, Nopember 2004/Ramadhan-Syawal 1425 H.<br /><br />[1] Sebagaimana disebutkan dalam Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia dan Peranannya dalam Pembinaan Hukum Nasional, Pusat Studi Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Jakarta, Mei 2005, hal. 61. Sementara itu Bahtiar Effendy menyebutkan bahwa Islam mulai diperkenalkan di wilayah nusantara pada akhir abad 13 dan awal abad 14 Masehi. Kesimpulan ini sangat mungkin didasarkan pada fakta bahwa kesultanan Islam pertama, Samudra Pasai, berdiri pada kisaran waktu tersebut. Lih. Bahtiar Effendy, Islam dan Negara; Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik Islam di Indonesia, Paramadina, Jakarta, Oktober 1998, hal. 21.<br />[2] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia, op.cit., hal. 61.<br />[3] Ibid., hal. 61-62.<br />[4] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia, op.cit., hal. 63-64.<br />[5] Ibid., hal. 64-66.<br />[6] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam Konstitusi-konstitusi Indonesia, op.cit., hal. 67-68.<br />[7] Ibid., hal. 68.<br />[8] Ibid., hal. 68-70.<br />[9] Ibid., hal. 70.<br />[10] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia, op.cit., hal. 72. Sebagaimana terlihat dengan jelas bahwa perubahan ini juga sangat dipengaruhi oleh Teori Receptio Snouck Hurgronje.<br />[11] Ibid., hal. 76.<br />[12] Mengenai apakah Masyumi versi ini merupakan asal-usul Partai Masyumi di kemudian hari, lihat Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, op.cit., hal. 93, catatan kaki no.105.<br />[13] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam dalam Konstitusi-konstitusi Indonesia, op.cit., hal. 76-79.<br />[14] Daniel S.Lev, Islamic Courts in Indonesia, hal. 34, sebagaimana dinukil dari Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, op.cit., hal. 83.<br />[15] Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, op.cit., hal. 84. Mereka antara lain adalah Ki Bagus Hadikusumo, Abdul Kahar Muzakkir, H. Agus Salim, Abikusno Tjokrosujoso, dan K.H.A.Wahid Hasjim. Jumlah ini didasarkan pada apa yang dituliskan oleh Muhammad Yamin dalam Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, jilid I dan II, Jakarta: Yayasan Prapanca, 1959, hal. 60. Sementara dalam Ramly Hutabarat menyebutkan dalam Kedudukan Hukum Islam, hal. 85, disebutkan jumlah kubu Islam adalah 15 orang. Data ini didasarkan pada pidato Abdul Kahar Muzakkir di Konstituante, dalam Tentang Dasar Negara di Konstituante, jilid III. Bandung: Secretariat Jenderal Konstituante, 1959, hal. 35.<br />[16] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam, op.cit., hal. 85.<br />[17] Ibid., hal. 89-90. Titik kompromi lain juga terlihat dalam rumusan tentang syarat menjadi Presiden Republik Indonesia yang haruslah “orang Indonesia asli dan beragama Islam.”<br />[18] Ibid., hal. 92-93.<br />[19] Risalah Perundingan 1957, tanpa tempat, Konstituante Republik Indonesia, tanpa tahun, hal. 325, sebagaimana dinukil dari Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, op.cit., hal. 91.<br />[20] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam, op.cit., hal. 103.<br />[21] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam, op.cit., hal. 110-111.<br />[22] Ibid., hal. 112.<br />[23] Ibid., hal. 113.<br />[24] Ibid., hal. 115.<br />[25] Ibid., hal. 131-133.<br />[26] Karl. D. Jackson, Traditional Authority, Islam, and Rebellion, hal. 10, sebagaimana dikutip dari Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, hal. 96-97.<br />[27] Ini adalah manifesto politik yang terdiri dari (1) kembali ke UUD 1945; (2) sosialisme Indonesia: (3) demokrasi terpimpin: (4) ekonomi terpimpin; dan (5) kepribadian Indonesia. Lih. Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, op.cit., hal. 110.<br />[28] Masing-masing diwakili oleh Idham Chalid (NU), D.N. Aidit (PKI), dan Suwirjo (PNI).<br />[29] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam, op.cit., hal. 140-141.<br />[30] Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, op.cit., hal. 111-112.<br />[31] Ramly Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam, op.cit., hal. 149-150, dan 153.<br />[32] Lihat beberapa alasan diterimanya UU ini dalam Ramli Hutabarat, Kedudukan Hukum Islam, op.cit, hal. 163-164.<br />[33] Ibid., hal. 156-157. Kompilasi ini terdiri dari tiga buku: (1) tentang Hukum Perkawinan, (2) tentang Hukum Kewarisan; dan (3) tentang Hukum Perwakafan.<br />[34] Jimly Ashshiddiqie, Hukum Islam dan Reformasi Hukum Nasional, makalah Seminar Penelitian Hukum tentang Eksistensi Hukum Islam dalam Reformasi Sistem Nasional, Jakarta, 27 September 2000.<br />[35] Ibid.<br />[36] Lih. Chamzawi, Memperjuangkan Berlakunya Syari’ah Islam di Indonesia (Masih Perlukah?), Majalah Amanah, no.56, tahun XVIII, Nopember 2004/Ramadhan-Syawal 1425 H.<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-80508873964058123832010-06-26T21:30:00.000-07:002010-06-26T21:31:23.247-07:00TIPS KOMPUTER JAUH DARI VIRUS<div style="text-align: justify;">Sudah tidak bisa di tawar lagi, dimana ada computer pasti ada virus computer yang selalu menghantui dan menyebarkan berbagai jenis virus yang terbaru. Kedua sejoli ini tidak bisa dipisahkan walaupun perubahan zaman yang begitu pesatnya. Setiap kali virus sudah di basmi pasti ada virus ter baru yang menghadang dan menghantui para user. Walaupun computer kita menggunakan antivirus yang ter-update setiap harinya pun tidak menjamin computer bebas dari virus, karena virus itu sendiri berkembang dan update, sebagian antivirus cuma mengikuti virus itu sendiri jadi ketika virus sudah menyebar sehingga antivirus dapat mendeteksi baru beberapa hari kemudian. Tetapi computer tanpa antivirus sehingga jauh lebih rentan terjangkit virus.<br /><br />Maka untuk mengantisipasi terjangkitnya virus ada enam hal yang perlu dilakukan untuk mencegahnya.<br /><br />1. Gunakan antivirus yang senantiasa di update, paling tidak seminggu sekali, jika online maka aktifkan auto update pada antivrus.<br />2. Non aktifkan fasilitas autorun pada computer kita, sehingga CD-ROM maupun flash disk yang kita masukkan ke computer kita tidak langsung menjalankan file yang ada di dalamnya. Program autorun dapat di gunakan untuk mendeteksi apakah ada virus atau program yang jalan ketika start windows.<br />3. Tampilakan semua ekstensi file windows, termasuk file system windows. Caranya : di windows explorer buka menu Tools > Folder Options…kemudian pilih tab View kemudian pilih (aktifkan) opsi “show hidden files and folder”, hilangkan check pada pilihan “Hide extenstions for know file types” juga hilangkan tanda check pada “Hide protected operating system file (Recommended)”.<br />4. Periksa setiap flash disk yang dimasukkan apakah ada file AUTORUN.INF, jika ada coba lihat isinya, jika mengacu pada sebuah file .exe, .dll atau .scr yang aneh/hidden, segera hapus filenya atau scan dengan antivirus.<br />5. Jika computer digunakan oleh banyak orang, minta agar pengguna berhati-hati sebelum menjalankan sebuah file, jangan hanya melihat icon-nya, tapi lihat exstensinya. Misalnya file itu dengan icon Ms Word, Excel, Gambar, Mp3 dan sebagainya, tetapi koq berexstensi .exe, .scr, .vbs, .bat atau tidak sesuai dengan iconnya, harap diwaspadai.<br />6. Gunakan tools/program seperti autoruns untuk melihat file/program apa saja yang berjalan ketika windows diaktifkan. Jika ada program yang aneh segera tanyakan kepada orang lebih tahu. Computer kita aman kita nyaman.</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-18004399434849498992010-06-20T09:37:00.000-07:002010-06-20T09:39:53.197-07:00HAKIKAT PENDIDIKAN<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: left;"><br />KATA PENGANTAR<br /></div><br />Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya serta memberi kekuatan, kesehatan dan kemampuan hingga pembuatan tugas ini dapat kami selesaikan.<br />Laporan yang singkat dan sederhana ini memaparkan tentang Hakikat Pendidikan di antaranya mengenai Permasalahan Pendidikan serta pembahasan masalahnya.<br />Materi yang dituliskan dalam laporan ini dimaksudkan untuk mempelajari hakikat pendidikan. Pendidikan dalam arti yang luas, memang peranan sangat strategis dalam setiap masyarakat dan kebudayaan. Suatu masyarakat mempunyai keteraturan yang diikat oleh sistem nilai yang hidup dalam kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.<br />Pendidikan, masyarakat, kebudayaan, merupakan suatu tri partit tunggal dimana kebudayaan merupakan dasarnya, masyarakat menyediakan sarana dan proses pendidikan merupakan kegiatan untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai yang mengikat kehidupan bersama dalam masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan dan masyarakat sebagai pemilik kebudayaan itu.<br />Kebudayaan nasional Indonesia, yang telah ada atau yang sedang kita bentuk, haruslah menjadi dasar pendidikan nasional kita. Pendidikan nasional hanya dapat hidup dalam realitas kehidupan masyarakat kita yang bhineka. Kebijakan-kebijakan pendidikan nasional kita haruslah bertolak dari premis ini.<br />Dalam era reformasi. Kita ingin mewujudkan masyarakat madani Indonesia. Tentunya masyarakat tersebut haruslah berakar pada dan hidup dalam kebudayaan Indonesia. Masyarakat Indonesia yang bineka serta sedang dalam tahap belajar untuk hidup berdemokrasi dalam arti yang sebenarnya. Memerlukan proses belajar dengan prioritas nilai-nilai tertentu.<br />Ilmu merupakan imamnya amal. Sehingga untuk berbuat sesuatu atau mengerjakan sesuatu agar berhasil baik dan tanpa kesulitan, seseorang harus memahami atau menguasai ilmunya terlebih dahulu serta menghantarkan seseorang ke tingkat keimanan yang lebih tinggi dan ketaqwaan yang sepenuhnya kepada sang pencipta.<br />“Tak ada gading yang tak retak” begitu pula dalam pembuatan tugas ini sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga apabila dalam tugas ini ditemukan pernyataan-pernyataan yang keliru dan tidak logis, maka hal tersebut adalah semata-mata karena kekeliruan dan kelemahan kami. Sebaliknya jika pernyataan yang menyangkut konsepsi-konsepsi dasar tersebut adalah benar, itu hanya semata-mata karena pertolongan Allah yang maha kuasa.<br />Sehubungan dengan pembuatan tugas ini, kami sangat mengharap saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, untuk dijadikan landasan dan penyempurnaan tulisan ini.<br />Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dengan tulus hingga terselesaikannya tugas ini, khususnya kepada Ibu Dra. Sri Widayati, M.Pd.<br />Akhirnya kami berharap semoga tugas yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.<br /><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />A. Era Reformasi<br />Masyarakat Indonesia kini sedang berada dalam masa transformasi Era Reformasi telah lahir dalam masyarakat Indonesia ingin mewujudkan perubahan dalam semua aspek kehidupannya. Euforia demokrasi sedang marak dalam masyarakat Indonesia. Di tengah-tengah euforia demokrasi ini lahirlah berbagai jenis pendapat, pandangan, konsep yang tidak jarang yang satu bertentangan dengan yang lain, antara lain berbagai pandangan mengenai bentuk masyarakat dan bangsa Indonesia yang dicita-citakan di masa depan.<br />Salah satu ciri masyarakat demokrasi ialah lahirnya berbagai jenis pendapat sebagai pernyataan harkat manusia untuk memenuhi hak-hak asasinya untuk berekspresi. Munculnya berbagai jenis pendapat, yang tidak jarang yang satu berseberangan dengan yang lain, menandakan suatu keinginan yang sudah lama terpendam dari manusia dan masyarakat mudah untuk memperoleh kembali hak-hak asasinya yang dijamin di dalam UUD 1945. Dalam sejarah perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia yang telah lebih 54 tahun merdeka itu untuk memperoleh hak asasinya belum sepenuhnya dapat diwujudkan.<br />Dalam bidang pendidikan nasional juga telah muncul berbagai pendapat dan pandangan mengenai perlunya reformasi pendidikan nasional tuntutan reformasi total dalam kehidupan berbangsa termasuk di dalamnya reformasi pendidikan nasional semakin lama semakin perlu, mengingat proses pendidikan merupakan salah satu tuntutan konstitusi yang mengatakan bahwa tujuan untuk membangun negara yang merdeka ini ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional merupakan salah satu tuntutan fundamental yang diamanatkan oleh konstitusi 1945. Tujuan kita membentuk negara ialah untuk melahirkan bangsa Indonesia yang cerdas. Sistem pendidikan nasional dengan demikian sangat erat kaitannya dengan kehidupan politik bangsa. Selama orde Baru telah tercipta suatu kehidupan berbangsa yang tidak sesuai dengan cita-cita UUD 1945. ternyata pemerintahan yang represif telah menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang tertekan, yang tidak kritis, yang bertindak dan berpikir dalam acuan suatu struktur kekuasaan. Era reformasi menuntut kembali kedaulatan rakyat yang telah hilang itu. Dengan sendirinya pula pendidikan nasional haruslah dikembalikan fungsinya memberdayakan masyarakat yaitu mengembalikan kedaulatan rakyat. Pendidikan nasional perlu direformasikan untuk mewujudkan visi baru masyarakat Indonesia yaitu suatu masyarakat madani Indonesia.<br /><br />B. Mengapa Reformasi Pendidikan Nasional Perlu.<br />Pendidikan Nasional dan cita-cita nasional tidak dapat dipisahkan sesuai dengan amanat konstitusi. Pendidikan nasional cara untuk mencapai cita-cita nasional. Apabila kita ingin mereformasi pendidikan nasional maka perlulah sistem pendidikan nasional itu mempunyai visi yang jelas, yaitu yang sesuai dengan konstitusi ialah mewujudkan suatu masyarakat demokrasi, masyarakat yang menghargai hak-hak asasi manusia dan mengembangkan tanggung jawab anggota masyarakat untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-citakan itu.<br />Reformasi pendidikan nasional dilaksanakan sesuai dengan visi reformasi yaitu terwujudnya tatanan kehidupan yang sesuai dengan amanat proklamasi kemerdekaan 1945 yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas. Masyarakat yang cerdas ialah suatu masyarakat pancasilais yang memiliki cita-cita dan harapan masa depan, demokratis dan beradab, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan bertanggung jawab, berakhlak mulia, tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif serta memiliki kesadaran dan solidaritas antara generasi dan antara bangsa. Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa. maju dan mandiri, serta berwawasan budaya.<br /><br />BAB II<br />INTI<br /><br />2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN<br />A. Berbagai pendekatan.<br />Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu.<br />Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.<br />Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :<br />1. Pendekatan reduksionisme<br />2. Pendekatan holistik integratif<br /><br />B. Pendekatan Redaksional<br /> Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut :<br />1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme<br />2. Pendekatan Filasofis / religionisme<br />3. Pendekatan religius / religionisme<br />4. Pendekatan psikologis / psikologisme<br />5. Pendekatan negativis / negativisme<br />6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu<br /><br />1. Pendekatan Pedagogisme<br />Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.<br /><br />2. Pendekatan Filosofis.<br />Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.<br /><br />3. Pendekatan Religius<br />Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.<br /><br />4. Pendekatan Psikologis.<br />Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.<br /><br />5. Pendekatan Negativis.<br />Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.<br /><br />6. Pendekatan Sosiologis.<br />Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu.<br />Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah perkembangan manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak selalu etis. Versi yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme. Proses pendidikan diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak jarang nilai-nilai kemanusiaan disubordinasikan untuk mencapai target pembangunan. Pengalaman pembangunan Indonesia selama Orde Baru telah mengarah kepada paham developmentalisme yang menekan kepada pencapaian pertumbuhan yang tinggi, target pemberantasan buta huruf, target pelaksanaan wajib belajar 9 dan 12 tahun.<br />Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer adalah konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan Ferkenal Paulo Freire.<br />Pendidikan yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal sebagai pendidikan pembebasan pendidikan adalah proses pembebasan. Konsiensialisme yang dikumandangkan Freire merupakan suatu pandangan pendidikan yang sangat mempunyai kadar politis karena dihubungkan dengan situasi kehidupan politik terutama di negara-negara Amerika Latin. Paulo Freire di dalam pendidikan pembebasan melihat fungsi atau hakikat pendidikan sebagai pembebasan manusia dari berbagai penindasan. Sekolah adalah lembaga sosial yang pada umumnya mempresentasi kekuatan-kekuatan sosial politik yang ada agar menjaga status quo hukum membebaskan manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau di dalam istilah Polo Freire. “kapitalisme yang licik”. Sekolah harus berfungsi membangkitkan kesadaran bahwa manusia adalah bebas.<br /><br />C. Pendekatan Holistik Integratif<br />Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.<br />Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan.<br />Pendekatan reduksionisme terhadap hakikat pendidikan, maka dirumuskan suatu pengertian operasional mengenai hakikat pendidikan. Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global. Rumusan operasional mengenai hakikat pendidikan tersebut di atas mempunyai komponen-komponen sebagai berikut :<br />1. Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan.<br />Proses berkesinambungan yang terus menerus dalam arti adanya interaksi dalam lingkungannya. Lingkungan tersebut berupa lingkungan manusia, lingkungan sosial, lingkungan budayanya dan ekologinya. Proses pendidikan adalah proses penyelamatan kehidupan sosial dan penyelamatan lingkungan yang memberikan jaminan hidup yang berkesinambungan.<br />Proses pendidikan yang berkesinambungan berarti bahwa manusia tidak pernah akan selesai.<br />2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia.<br />Eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif. Eksistensi manusia selalu berarti dengan hubungan sesama manusia baik yang dekat maupun dalam ruang lingkup yang semakin luas dengan sesama manusia di dalam planet bumi ini. Proses pendidikan bukan hanya mempunyai dimensi lokal tetapi juga berdimensi nasional dan global.<br />3. Eksistensi manusia yang memasyarakat.<br />Proses pendidikan adalah proses mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat. Jauh Dewey mengatakan bahwa tujuan pendidikan tidak berada di luar proses pendidikan itu tetapi di dalam pendidikan sendiri karena sekolah adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Apabila pendidikan di letakkan di dalam tempatnya yang sebenarnya ialah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia yang pada dasarnya adalah kehidupan bermoral.<br />4. Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.<br />Inti dari kehidupan bermasyarakat adalah nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut perlu dihayati, dilestarikan, dikembangkan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakatnya. Penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai yang hidup, keteraturan dan disiplin para anggotanya. Tanpa keteraturan dan disiplin maka suatu kesatuan hidup akan bubar dengan sendirinya dan berarti pula matinya suatu kebudayaan.<br />5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi-dimensi waktu dan ruang.<br />Dengan dimensi waktu, proses tersebut mempunyai aspek-aspek historisitas, kekinian dan visi masa depan. Aspek historisitas berarti bahwa suatu masyarakat telah berkembang di dalam proses waktu, yang menyejarah, berarti bahwa kekuatan-kekuatan historis telah menumpuk dan berasimilasi di dalam suatu proses kebudayaan. Proses pendidikan adalah proses pembudayaan. Dan proses pembudayaan adalah proses pendidikan. Menggugurkan pendidikan dari proses pembudayaan merupakan alienasi dari hakikat manusia dan dengan demikian alienasi dari proses humanisasi. Alienasi proses pendidikan dari kebudayaan berarti menjauhkan pendidikan dari perwujudan nilai-nilai moral di dalam kehidupan manusia.<br /><br />2.2 PERMASALAHAN DALAM PENDIDIKAN<br />Sejak akhir perang dunia ke dua, pendidikan telah menjadi kegiatan utama di dunia dipandang dari segi keseluruhan pembiayaannya. Di pandang dari segi dana umum. Merupakan yang kedua, di bawah anggaran ketentaraan.<br />Pendidikan merupakan soal vital bagi tiap segi kemajuan dan perkembangan manusia, dan kedudukan dalam penentuan kebijakan nasional maupun internasional bertumbuh secara lunak.<br />- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Perkembangan Pendidikan secara keseluruhan cenderung mendahului perkembangan ekonomi.<br />- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pendidikan menyiapkan manusia, pria maupun wanita. Untuk memasuki jenis masyarakat yang baru sama sekali.<br />- Untuk pertama kalinya dalam sejarah, beberapa masyarakat mulai menolak banyak hal tentang “hasil yang telah terselesaikan” dari pendidikan formal.<br />Mengenai struktur sistem pendidikan, timbul berbagai keinginan dan kecenderungan. Pendidikan taman kanak-kanak yang masih tetap terbatas, umumnya merupakan bagian integral (menyeluruh) dari sistem persekolahan. Pendidikan dasar meluas dalam ruang lingkupnya dan anak-anak ingin mulai sekolah pada umur lebih muda.<br />Jumlah tahun yang digunakan untuk bersekolah juga meningkat, dan berubah atau perbaikan sering menjurus ke pemaduan ataupun penggandengan antara pendidikan dasar dan tahun-tahun pertama pendidikan menengah. Jumlah murid di sekolah juga makin meningkat, dan tidak hanya pada tingkat rendah, pendaftaran di sekolah-sekolah lebih tinggi sampai pada perguruan tinggi memperlihatkan peningkatan besar.<br />Namun, karena jumlah pelajar makin meningkat, maka yang putus sekolah (drop-outs) dan yang tinggal kelas juga makin banyak. Pada umumnya, yang paling banyak masuk terjadi pada tingkat terendah dari sistemnya dan yang paling banyak keluar adalah di tengah jalan (terutama karena gagal) atau di puncak, setelah menyelesaikan pelajaran dengan baik. Masuk dan keluar atau pindah di tengah-tengah pendidikan memang kurang, tetapi kini mulai banyak terjadi.<br />Di negara-negara lain, kecenderungan bergerak ke arah ke daerahkan, melonggarkan penguasaan pusat dan kemungkinan keanekaragaman yang lebih besar. Namun masih merupakan faktor bahwa banyak perkembangan memperlihatkan suatu konsistensi (ketetapan) yang memang aneh, karena berbagai keadaan atau situasi itu telah timbul secara perlahan di bawah teori, tantangan dan gerakan protes yang berbeda-beda.<br />1) Pembaharuan (reformasi) pendidikan<br />Kecenderungan pertama ini bergerak ke arah perubahan atau penyusunan kembali (reorganisasi) struktur pendidikan yang ada dan memodernkan metode pengajaran. Dengan atau tanpa pengikut, perubahan struktur semacam itu, pada waktunya akan terjadi hampir dimana saja. Perubahan penting juga telah terjadi di negara-negara sedang berkembang, kebanyakan di selenggarakan oleh pemerintah pusat, meskipun kekurangan peralatan dan sistem birokrasi yang kurang sehat kadang kala sangat menghambat pembaharuan itu. Karena yang diserahi tugas itu sering ingin menunggu dahulu sampai hasil-hasil Perolehan di lain negara dapat dipelajari.<br />2) Perubahan (transformasi) struktur<br />Di negara-negara yang telah menjalin peningkatan sosial dan politik pada tahun-tahun terakhir ini, kejadian-kejadian telah sering mengakibatkan perubahan struktur yang cukup besar dalam dunia pendidikan, yang mempengaruhi penerimaan mahasiswa, kemudahan memperoleh pendidikan pada berbagai tingkat, perubahan kurikulum meskipun belum sangat mendalam juga mempengaruhi modernisasi metode pengajaran.<br />3) Kritik Radikal<br />Kecenderungan ketiga diutarakan oleh mereka yang menyetujui adanya pendidikan “tak terlembagakan” dan masyarakat tanpa sekolah formal.<br />Kritik secara jujur atau penolakan pendidikan yang “dilembagakan” mungkin menjurus ke perumusan jalan tengah, tetapi juga dapat ke arah rencana radikal tentang masyarakat “tanpa sekolah formal” sama sekali. Teori ekstrem itu didasari gagasan bahwa pendidikan adalah variabel tak terikat dalam tiap masyarakat, dan merupakan sebab langsung dari pertentangan sosial.<br />4) Ketidak puasan.<br />Kecenderungan keempat di sebabkan karena ketakpuasan pada yang berkenaan sendiri. Dan ini telah banyak berkembang di negara-negara tertentu yang pendidikannya menyangkut para ahli politik, ahli pendidikan, ahli penelitian dan para ilmuwan, maupun para siswa sendiri dan pula khalayak umum.<br />Mereka menjadi kecewa, merasa tertekan, membuang-buang tenaga, menjadi bosan atau menemukan jalan keluar bagi harapan dan cita-citanya. Keresahan mahasiswa sering merupakan tanda dalam sejarah, bila kritik secara luas mulai merongrong benteng pendidikan yang hingga waktu itu tak dapat ditembus. Meskipun demikian perhatian terhadap pendidikan belum pernah sebesar sekarang. Hai ini menjadi sebab pertikaian yang memuncak menjadi pertikaian politik atau ideologi. Dalam kenyataannya, hal-hal itu telah menjadi salah satu tema utama dari pada kritik sosial mengenai pengalaman dan ideologi.<br />Mengingat keadaan-keadaan negara dewasa ini, kita dapat dan harus menyelami arti sebenarnya pendidikan dalam dunia modern ini, tidak hanya dengan menetapkan kembali kewajiban dan tanggung jawabnya kepada generasi sekarang yang harus disiapkan untuk dunia di kemudian hari, melainkan juga menganalisa atau menelaah tenaga dan mitos yang mendasarinya, kemungkinan hari depannya dan tujuan serta sasaran utamanya.<br /><br />2.3 PEMBAHASAN MASALAH<br />Pendidikan seumur hidup seharusnya merupakan kunci dari semua kebijaksanaan pendidikan di tahun-tahun mendatang, baik di negara yang industrinya telah berkembang maupun di negara yang sedang berkembang.<br />Konsep pendidikan seumur hidup dapat diterapkan dengan berbagai jalan, sebanyak adanya negara di dunia ini. Misalnya : memerlukan penyusunan kembali seluruh pendidikan. Di dalam maupun di luar sekolah dengan di dasari prinsip pendidikan seumur hidup.<br />- Pendidikan harus diberikan dengan berbagai cara. Yang penting bukan bagaimana seseorang telah dididik, tetapi pengetahuan apa yang dengan nyata telah di peroleh.<br />Tiap orang seharusnya memiliki kebebasan lebih besar dalam memilih apa yang akan dipelajari, dan penyelangan pelajaran jangan sampai menghalangi seseorang untuk kemudian meneruskan lagi.<br />- Pendidikan bagi kanak-kanak usia prasekolah harus menjadi tujuan penting bagi strategi pendidikan di hari mendatang. Pendidikan kanak-kanak usia prasekolah (mulai dari umur 2 atau 3 tahun) perlu diorganisasi berdasar pada pola bebas, luwes dan dapat menemukan cara-cara terbaik agar keluarga dan masyarakat setempat bersedia kerja sama dan bersama-sama memberikan biayanya.<br />- Berjuta kanak-kanak dan anak muda masih belum memperoleh pendidikan. Pendidikan dasar secara umum yang diselenggarakan menurut keperluan dan dana nasional, seharusnya merupakan tujuan kebijaksanaan yang diprioritaskan di hari mendatang.<br />Usaha menyeluruh untuk membuat pendidikan dasar tersedia bagi semua anak, merupakan proyek jangka panjang. Tetapi pengetahuan secara luwes yang memungkinkan penggunaan ruang sekolah dasar secara lebih intensif dan lebih luas, dapat sangat bermanfaat guna mengatasi akibat jelek dari “kelaparan” pendidikan yang sekarang.<br />- Pendidikan seharusnya bertujuan tidak hanya untuk melatih anak muda dalam pekerjaan kelas, tetapi juga untuk melengkapinya agar dapat menyesuaikan diri dalam berbagai pekerjaan.<br />Walaupun peranan utama pendidikan adalah memberikan latihan dalam suatu kejujuran, namun sistem pendidikan jenis tradisional tidak mampu memberikan latihan yang tepat dapat mengikuti persyaratan kerja yang terus berubah dalam industri modern.<br />- Kewajiban latihan teknis seharusnya tidak khususnya jatuh pada sistem sekolah. Itu sebaiknya dilakukan bersama oleh sekolah, perusahaan ekonomi, industri, dan pendidikan luar sekolah.<br />- Guna memenuhi kewajiban dan harus tumbuh dalam latihan teknis, pendidikan memerlukan bantuan dari lembaga-lembaga lain. Dan ini membutuhkan kerja sama secara aktif antara pendidik, pemimpin perusahaan dan industri, pekerja dan pemerintah.<br />- Pendidikan tinggi perlu diperluas dan dibuat cukup bervariasi untuk memenuhi keperluan perorangan dan masyarakat. Sikap tradisional terhadap universitas harus berubah.<br />- Pemerintah umum terhadap jenis-jenis baru lembaga pendidikan tinggi akan membantu dalam menghilangkan tekanan yang terlalu banyak di bebankan pada universitas jenis tradisional.<br />- Kemungkinan masuk ke berbagai jenis pendidikan dan pekerjaan seharusnya hanya tergantung dari pengetahuan, kemampuan dan kecakapan seseorang.<br />- Penilaian wajar dan baik dari kemajuan yang dicapai murid atau mahasiswa seharusnya berdasar pada penelaahan pekerjaannya selam jangka waktu tertentu dan bukan hanya pada hasil ujiannya.<br />- Pengembangan pendidikan orang dewasa, di dalam dan di luar sekolah, seharusnya merupakan tujuan yang mendapat prioritas dalam strategi pendidikan di waktu sepuluh tahun mendatang. <br />Pendidikan orang dewasa dapat langsung mempengaruhi kemajuan anak-anak di sekolah karena pendidikan dasar dan tingkat pendidikan orang tua tidak dapat dipisah-pisahkan. Anak-anak tidak dapat dididik secara baik dan lancar dalam lingkungan buta huruf.<br />Semua usaha pemberantasan buta huruf harus diselenggarakan ke arah tujuan negara dalam perkembangan sosial dan ekonomi. Pemberantasan buta huruf seharusnya mempunyai dua tujuan dasar :<br />- Pertama, melek huruf fungsional di antara kalangan pekerja di mana dorongan untuk melek huruf adalah yang terbesar.<br /><br />- Kedua, melek huruf secara massal di mana keadaan sosial untuk perkembangan-politik, ekonomi, dan budaya-memungkinkan masyarakat dapat ikut serta.<br />- Bahwa terdapat pendidikan diri sendiri yang meliputi laboratorium bahasa, perpustakaan, bank data, dan peralatan audio-visual, sebagainya dipersatukan ke dalam semua sistem pendidikan.<br />Berbagai jalan baru telah di ambil dalam pendidikan dan perluasan fasilitas pendidikan telah membantu meningkatkan dasar dan praktek belajar sendiri. Bagi setiap orang seharusnya disediakan sarana, peralatan dan insentif guna membuat belajar sendiri menjadi suatu kegiatan yang produktif dan menguntungkan.<br />- Sistem pendidikan seharusnya di gambarkan dan direncanakan dalam rangka kemungkinan-kemungkinan yang di berikan oleh teknik pendidikan baru.<br />Hingga kini sistem sekolah biasanya tak mampu menggunakan kemungkinan-kemungkinan baru yang di berikan oleh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan secara teratur dan sistematis.<br />- Program pendidikan guru seharusnya memanfaatkan sepenuhnya metode dan alat bantu mutakhir.<br />Sumber-sumber baru yang diberikan teknologi pendidikan sebaiknya di perkenalkan dan dimasukkan secara sistematis dalam lembaga pendidikan guru.<br /><br />2.4 Hang Out<br />Secara devinisi, sebenarnya tidak ada pendidikan untuk masyarakat madani Indonesia. Oleh karena pendidikan merupakan bagian yang integral dan kegiatan dari masyarakat dan kebudayaannya, maka yang lebih tepat adalah pendidikan dalam masyarakat madani Indonesia.<br />Pendidikan dalam masyarakat madani Indonesia tidak lain ialah proses pendidikan yang mengakui akan hak-hak serta kewajiban perorangan di dalam masyarakat. Dalam suatu masyarakat yang demokratis, hak-hak dan kewajiban tersebut merupakan batu landasan dari masyarakat.<br />Proses pendidikan yang berakar dari kebudayaan, berbeda dengan praktis pendidikan yang terjadi dewasa ini yang cenderung mengalienasikan proses pendidikan dari kebudayaan. Kita memerlukan suatu perubahan paradigma dari pendidikan nasional untuk menghadapi proses globalisasi dan menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia. Cita-cita era reformasi tidak lain ialah membangun suatu masyarakat madani Indonesia. Oleh sebab itu paradigma baru pendidikan nasional diarahkan kepada terbentuknya masyarakat madani Indonesia tersebut.<br />Pendidikan kita dewasa ini belum menunjang jiwa reformasi yaitu yang menginginkan masyarakat demokratis, masyarakat terbuka, pemerintahan yang bersih, masyarakat transparan, dan bukan karena kolusi ataupun untuk kepentingan kelompok sendiri.<br />Pendidikan nasional kita dewasa ini yang telah terpisah dari kebudayaan, baik kebudayaan daerah maupun kebudayaan nasional. Dengan demikian pergeseran paradigma masyarakat Indonesia dalam memasuki kehidupan baru milenium ketiga, antara lain memerlukan strategi reformasi pendidikan nasional sebagai berikut :<br />1. Pranata sosial pendidikan keluarga. Sekolah haruslah dijadikan pusat pengembangan kebudayaan daerah dan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut antara lain perlunya kebijakan pengambangan bahasa daerah di lembaga-lembaga pendidikan dasar, menengah dan tinggi.<br />2. Visi pendidikan nasional berakar dari kebudayaan nasional, perlu dijabarkan secara rinci dalam semua program pendidikan.<br />3. Prinsip-prinsip kehidupan nasional yang berdasarkan pancasila perlu dilaksanakan di dalam kehidupan nyata dalam seluruh lembaga pendidikan.<br />4. Menghidupkan dan mengembangkan tata cara hidup demokrasi. Proses belajar dikembangkan dalam suasana demokrasi, artinya pendidikan bukan menggunakan “Sistem Bank” tetapi yang menghidupkan berpikir mandiri dan kritis, dapat berdialog dan menerima pendapat orang lain berbeda.<br />5. Desentralisasi dan Sentralisa pengelolaan pendidikan yang seimbang. Oleh karena itu pendidikan nasional harus mempunyai visi untuk dapat memberdayakan rakyat banyak sehingga rentan terhadap perubahan-perubahan global yang menimpanya.<br /><br />BAB III<br />PENUTUP<br /><br />3.1 KESIMPULAN<br />- Era reformasi adalah era untuk terciptanya suatu masyarakat terbuka dan percaya kepada partisipasi masyarakat di dalam pengembangan dirinya sendiri.<br />- Syarat-syarat untuk meningkatkan akuntabilitas pendidikan tinggi kita ialah semakin bosannya partisipasi masyarakat di dalam membangun pendidikan tingginya.<br />- Pendekatan mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar, yaitu :<br />1. Pendekatan reduksionisme<br />2. Pendekatan holistis integratif<br />- Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional dan global.<br /><br />3.2 SARAN<br /><br />Ilmu merupakan imamnya amal, sehingga untuk berbuat sesuatu agar berhasil lebih baik dan tanpa kesulitan, seseorang harus memahami atau menguasai ilmunya, terlebih dahulu serta menghantarkan seseorang ke tingkat keimanan yang lebih tinggi dan ketakwaan yang sepenuhnya kepada sang pencipta.<br />Sehubungan dengan perbuatan tugas ini, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, untuk dijadikan landasan dalam penyempurnaan tugas ini.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />• Fernandez perez, Miguel . 1982 . Krisis Dalam Pendidikan . Jakarta : PN Balai Pustaka.<br />• Prof . Dr. Tilaar , H.A.R.M.Sc.Ed. 2002 . Pendidikan dan Masyarakat madani Indonesia . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1053946022200681343.post-11660912371591169762010-06-16T17:48:00.000-07:002010-06-16T17:54:38.513-07:00KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">1. Latar Belakang</span><br />Globalisasi yang berproses dalam berbagai aspek, pada satu sisi telah mengakibatkan kompetisi antar negara yang sangat ketat, pada sisi lain globalisasi juga mendorong berlangsungnya pertautan kepentingan serta saling ketergantungan antar bangsa. Pada bidang pertahanan, globalisasi berimplikasi terhadap muncuinya bentuk-bentuk ancaman baru balk yang bersifat fisik (militer) maupun non fisik (nirmiliter), sehingga karakteristik ancaman pertahanan negara menjadi semakin kompleks dan bersifat multidimensi.<br />Kondisi tersebut mengakibatkan pertahanan negara menghadapi tantangan dan spektrum ancaman yang kompleks dan makin sulit diprediksi, selain karena ancaman militer masih tetap harus diperhitungkan, juga karena mengemukanya ancaman nirmiliter yang sangat membahayakan eksistensi bangsa dan negara. Konsekuensi logis dari tantangan dan ancaman pertahanan negara yang demikian, maka penyelenggaraan pertahanan tidak hanya merupakan tanggung jawab Departemen Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), melainkan seluruh rakyat Indonesia balk instansi pemerintahan maupun lembaga non-pemerintah dan masyarakat.<br />Untuk maksud tersebut, dalam rangka menjabarkan Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang telah ditetapkan Presiden, sekaligus memayungi semua produk strategis pertahanan negara, perlu disusun naskah tersendiri tentang kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Landasan Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara</span><br />Penyelenggaraan pertahanan negara merupakan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yang dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Presiden selaku pelaksana undang-undang telah menetapkan Kebijakan Umum Pertahanan Negara sebagai dasar bagi penetapan Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara.<br />Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan untuk membentuk pemerintah negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah<br />darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka pemerintah menyelenggarakan fungsi pertahanan negara yang dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan semesta.<br />Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Pelaksanaannya melalui sistem pertahanan yang bersifat semesta yang dijabarkan ke dalam pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter. Pertahanan militer merupakan sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer, yang menempatkan TNI sebagai Komponen Utama dan melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya sebagai Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Pertahanan nirmiliter merupakan sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman nirmiliter yang menempatkan Iembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama dibantu unsur lain dari komponen bangsa.<br />Kebijakan Umum Pertahanan Negara. Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang ditetapkan Presiden melalui Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2008 menjadi dasar bagi Kebijakan Penyelenggaraan Pertahanan Negara yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan. Dalam kerangka itu, kebijakan umum pertahanan negara memberi arah bagi perencanaan, penyelenggaraan dan pengawasan sistem pertahanan negara. Pokok-pokok kebijakan Presiden tentang pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam kebijakan umum dimaksud meliputi pertahanan integratif, pembangunan kekuatan, pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, penganggaran, kerja sama pertahanan, pengelolaan sumber daya nasional, pengembangan postur pertahanan dan pengawasan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">TANTANGAN DAN ANCAMAN PERTAHANAN NEGARA </span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Lingkungan Eksternal.</span><br />Perkembangan Kekuatan Militer Global dan Karakteristik Ancaman. Berakhirnya era perang dingin sesungguhnya membangkitkan harapan untuk terciptanya tatanan dunia Iebih stabil. Namun pada kenyataannya terbentuknya tatanan internasional yang multipolar terutama pada dimensi politik, ekonomi dan<br />militer justru mendorong situasi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi tantangan menjadi sangat kompleks.<br />Pada bidang pertahanan, kompleksitas perkembangan global tersebut berimplikasi terhadap kondisi yang asimetri dengan karakteristik ancaman yang multidimensional di mana ancaman militer dan ancaman nirmiliter terjadi secara bersamaan dan sating mempengaruhi. Setiap negara masih mempertahankan kekuatan militernya, bahkan modernisasi mesin-mesin perang terus dikembangkan oleh negara-negara maju yang menghasilkan kemajuan pesat pada revolusi di bidang militer (Revolution in Military Affairs-RMA). Perkembangan tersebut sekaligus mengubah karakteristik perang di masa mendatang menjadi ajang yang mempertontonkan keunggulan teknologi, informasi, akurasi data, dominasi manuver presisi dan sasaran terpilih, serta penguasaan ruang angkasa melalui pemanfaatan satelit.<br />Kenyataan tersebut mendasari persepsi pertahanan negara terhadap ancaman bahwa ancaman militer masih tetap diperhitungkan, sehingga menuntut kesiapsiagaan pertahanan negara melalui pembangunan kekuatan dalam standar penangkalan yang rasional. Seiring dengan perkembangan ancaman militer yang masih potensial, ancaman yang bersifat nirmiliter juga semakin mengemuka. Peningkatan interaksi dan interdependensi antar bangsa berimplikasi pula terhadap dinamika faktor-faktor nirmiliter. Dalam kondisi tertentu faktor-faktor nirmiliter yang tidak terkelola secara baik dapat berkembang menjadi ancaman terhadap kelangsungan hidup negara.<br />Isu Terorisme dan Pola Penanganannya. Sejak 11 September 2001, terorisme menjadi ancaman global yang mengancam keselamatan umat manusia serta kewibawaan pemerintah. Jaringan terorisme yang bersifat lintas negara mendorong negara-negara untuk bekerja sama secara lintas kawasan termasuk kerja sama intelijen dan penggunaan kekuatan militer.<br />Di satu sisi penanganan terorisme melalui pendekatan militer dapat menjadi faktor deterrence yang memberi perlindungan bagi masyarakat, tetapi di sisi lain dapat menjadi pembenaran bagi penggunaan kekuatan multinasional untuk menyerang suatu negara dengan dalih sebagai sarang teroris. Perkembangan dalam penanganan terorisme juga semakin diperluas, tidak saja berupa penggunaan kekuatan multinasional untuk melakukan preemptive strike tetapi juga melibatkan faktor-faktor nirmiliter seperti embargo ekonomi dan tekanan politik sehingga berpeluang mengancam kedaulatan suatu negara. Belum tertangkapnya sejumlah aktor teroris di berbagai negara menyebabkan ketidakpastian dan rentannya situasi keamanan global, regional dan nasional.<br />Konflik antar negara dan isu-isu Perbatasan. Beberapa kawasan masih dilanda konflik balk konflik antar negara seperti yang terjadi di Afrika, Semenanjung Korea, Israel dan Palestina, Israel dan Lebanon, maupun konflik internal seperti yang terjadi di Timor Leste, Myanmar dan sejumlah negara di Afrika. Selain itu kondisi keamanan di Irak dan Afghanistan serta situasi di Iran masih merupakan permasalahan yang cukup mempengaruhi keamanan regional. Kondisi keamanan global seperti digambarkan diatas, tidak saja menghasilkan limbah konflik (spill over) yang mempengaruhi kondisi keamanan di Indonesia, tetapi juga berimplikasi terhadap tingginya frekwensi pelibatan pasukan TNI pada misi perdamaian dunia.<br />Menyangkut isu perbatasan, dari perbatasan Indonesia dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia, maka perbatasan dengan Malaysia di wilayah Ambalat dan 10 titik perbatasan darat di pulau Kalimantan, serta perbatasan dengan Timor Leste dan Papua Nugini menjadi fokus dalam penyelenggaraan pertahanan negara.<br />Isu-isu perbatasan yang perlu mendapat perhatian adalah aktivitas pelintas batas yang illegal, penyelundupan, pembalakan hutan secara liar dan penggeseran batas wilayah yang dimanfaatkan untuk pencurian kekayaan alam Indonesia. Akibat kegiatan-kegiatan tersebut Indonesia mengalami kerugian Iebih dari 20 triliun rupiah setiap tahun, belum lagi kerugian immateri yang tidak ternilai harganya.<br />Pelanggaran Wilayah. Posisi geografi Indonesia yang berada di pelintasan internasional, serta wilayah yang sangat luas, dengan garis pantai yang panjangnya mencapai sekitar 81.000 kilometer mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi sangat terbuka dan dapat dimasuki dari segala penjuru. Kondisi geografi Indonesia yang demikian berimplikasi terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran wilayah oleh negara lain. Di samping itu keterbatasan dalam ketersediaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dari segi jumlah dan kualitas berakibat terhadap rendahnya kemampuan pertahanan negara dalam melindungi kedaulatan negara dan kepentingan nasional secara proporsional.<br />lsu-isu Keamanan Yang Berdimensi Nirmiliter. Globalisasi selain membawa banyak manfaat, juga menghadirkan tantangan di berbagai bidang termasuk pertahanan pada aspek-aspek nirmiliter. Pengelolaan yang tidak tepat terhadap aspek-aspek nirmiliter terutama yang berdimensi politik, ekonomi, keuangan dan moneter, sosial budaya, teknologi-informasi dan sumberdaya alam dapat berkembang menjadi ancaman terhadap eksistensi suatu negara dan dalam skala tertentu dapat menjadi isu pertahanan yang mengancam eksistensi negara dan kepentingan nasional. Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1998 memberi pelajaran bahwa isu keamanan berdimensi nirmiliter seringkali<br />lebih berbahaya dari ancaman militer karena ancaman nirmiliter lebih sulit untuk dideteksi dan eskalasinya jauh lebih cepat dari ancaman militer.<br />Penegakan demokrasi dan hak azasi manusia (HAM) masih memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh. Demokrasi dan HAM menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat yang menjadi kewajiban pemerintah untuk menegakkannya. Pembangunan demokrasi dan penegakan HAM oleh negara¬negara berkembang sesungguhnya telah mengalami kemajuan yang signifikan. Khusus di Indonesia, pembangunan demokrasi dan penegakan HAM menjadi komitmen pemerintah dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan dalam beberapa tahun terakhir mengalami banyak kemajuan. Bagi Indonesia, nilai-nilai demokrasi dan penegakan HAM sesungguhnya bukan hal yang asing, tetapi merupakan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia yang sudah lama terpelihara dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lingkup penyelenggaraan fungsi pertahanan, pembangunan demokrasi dan penegakan HAM bahkan telah diselenggarakan mulai dari organisasi induk hingga kesatuan yang terkecil, bahkan menjadi kewajiban setiap prajurit untuk melaksanakannya. Namun seringkali penilaian negara-negara maju seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya atau tidak didasarkan pada data yang akurat. Kondisi internal yang sangat heterogen seringkali menjadi sumber permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia seperti halnya oleh negara-negara berkembang pada umumnya dan pada skala tertentu dapat mempengaruhi demokrasi dan HAM. Hal ini yang kurang dipahami oleh masyarakat internasional, dan dalam melakukan penilaian sering kali merugikan kepentingan nasional termasuk kepentingan pertahanan negara. Perbedaan cara pandang dalam konteks demokratisasi dan HAM termasuk dalam melihat tantangan dan permasalahan internal negara berkembang sering kali menjadi sumber konflik antara negara maju dan negara berkembang.<br />Salah satu isu yang mendunia pada abad 21 adalah tentang lingkungan hidup. Ekspansi dan pengembangan industri di negara-negara maju berakibat terhadap peningkatan kebutuhan bahan baku. Kondisi tersebut mendorong eksploitasi terhadap sumber daya alam di negara-negara berkembang semakin tidak terkendali, dan lambat laun menyebabkan kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah. Pada sisi lain laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat berimplikasi terhadap peningkatan kebutuhan akan ruang hidup baik untuk tempat tinggal, infrastruktur, maupun untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial. Kondisi paradoksal tersebut mengakibatkan laju pembangunan sering kali mengabaikan aspek kelestarian lingkungan hidup dan dalam skala tertentu menimbulkan malapetaka bagi umat manusia. Kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah khususnya di negara-negara berkembang membuka ruang bagi intervensi negara<br />negara maju atau kekuatan asing untuk melakukan tindakan politik bahkan intervensi militer terhadap suatu negara.<br />Globalisasi ekonomi telah menyebabkan persaingan antar negara yang sangat ketat sehingga ada yang menjadi pemenang (the winner) dan ada pihak yang kalah (the loser). Globalisasi ekonomi juga mendorong pasar besar yang mengancam eksistensi perekonomian di negara-negara berkembang. Pada umumnya pihak yang kalah adalah negara-negara berkembang yang hanya mengandalkan sumber daya alam, tetapi tidak memiliki kemampuan dalam teknologi, sumber daya manusia, modal, serta aliansi. Kondisi yang tidak seimbang tersebut apabila tidak dapat dikelola dapat menjadi potensi ancaman pertahanan.<br />Pemanasan global yang melanda seluruh dunia dengan meningkatnya suhu di bumi secara ekstrim telah menyebabkan perubahan iklim secara anomali. Akibat pemanasan global tersebut di sejumlah tempat terjadi curah hujan secara berlebihan sehingga menyebabkan bahaya banjir yang melanda wilayah yang luas, sementara di tempat lain dilanda kekeringan yang panjang. Pemanasan global tersebut telah berdampak terhadap kelangkaan energi dan pangan yang melanda sejumlah negara dan lambat laun mengancam stabilitas negara baik secara ekonomi maupun keamanan. Krisis energi khususnya bahan bakar minyak (BBM) dan gas dalam tahun-tahun mendatang diperkirakan akan semakin serius. Fungsi pertahanan negara merupakan sektor yang paling banyak terkena dampaknya, antara lain karena karakteristik Alutsista TNI pada umumnya "boros" BBM. Pada sisi lain, dampak pemanasan global juga menimbulkan kondisi anomali di Indonesia. Terdapat sejumlah wilayah yang dilanda banjir sehingga menyebabkan rusaknya infrastruktur dan properti dalam jumlah besar yang mengakibatkan gelombang pengungsian, kegagalan panen, serta timbulnya wabah penyakit. Pada saat yang bersamaan, sejumlah wilayah yang lain dilanda kekeringan panjang yang menyebabkan kacaunya musim tanam, kelangkaan air, dan kebakaran hutan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Lingkungan Internal.</span><br />Selain Iingkungan eksternal, penyelenggaraan pertahanan negara juga dipengaruhi oleh dinamika kondisi dalam negeri. Kondisi dalam negeri yang tidak terkelola dengan baik sering kali berkembang menjadi ancaman, antara lain karena faktor ketidak-adilan, keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan keterpinggiran. Masyarakat Indonesia sebagian besar masih menghadapi persoalan ekonomi dan ketidak-adilan sehingga larnbat laun berkembang menjadi permasalahan keamanan yang kompleks dan mempengaruhi pertahanan negara.<br />Isu-isu dalam negeri yang menonjol dan berimplikasi terhadap pertahanan negara antara lain separatisme, pengelolaan pulau-pulau kecil terluar, konflik komunal, dan bencana alam. Secara umum kondisi internal masih mengisyaratkan<br />adanya tantangan yang kompleks bagi penyelenggaraan pertahanan negara, bahkan beberapa diantaranya menjadi ancaman pertahanan seperti gerakan separatisme dan terorisme.<br />Separatisme merupakan ancaman utama terhadap keutuhan NKRI. Indonesia pada dasarnya memiliki potensi berkembangnya separatisme, sebagai akibat dari efek pembangunan nasional serta watak kekerasan yang melekat dan berurat berakar di dalam masyarakat. Ancaman separatisme di Indonesia tidak selalu berbentuk gerakan bersenjata, tetapi dapat berupa gerakan politik. Gerakan separatisme pada dasarnya bersumber dari ketidaknyamanan masyarakat untuk berada di dalam naungan NKRI sebagai akibat dari hak-hak politik, ekonomi dan keadilan masyarakat yang tidak terdistribusikan secara baik.<br />Kondisi di Aceh Darussalam secara bermartabat telah dapat tertangani melalui pendekatan damai dalam wadah NKRI, namun kondisi yang sudah membaik tersebut masih perlu dikawal secara bersama oleh seluruh bangsa Indonesia. Di Papua, Maluku dan Maluku Utara masih terdapat anasir-anasir separatisme yang ingin memisahkan diri dari NKRI yang menempuh upaya politik dengan mencari dukungan internasional maupun gerakan bersenjata.<br />Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penanganan pulau-pulau kecil terluar. Indonesia memiliki 92 pulau kecil terluar, dua belas diantaranya berada dalam kondisi kritis, antara lain karena ada yang tidak berpenghuni, atau karena rendahnya aktivitas sosio-ekonomi masyarakat di pulau-pulau tersebut. Kedekatan geografi dengan negara tetangga antara lain karena berada pada wilayah perbatasan, serta belum optimalnya pengawasan oleh pemerintah sering kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menggunakan pulau¬pulau kecil terluar sebagai basis untuk melakukan kegiatan illegal. Pada dasarnya Departemen Pertahanan dan TNI telah menggelar kekuatan TNI untuk melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap pulau-pulau kecil terluar. Namun demikian posisi pulau-pulau kecil terluar yang sangat terpencil dan jauh dari pusat pertumbuhan serta minimnya faktor-faktor yang menunjang kehidupan di pulau-pulau tersebut berdampak terhadap kualitas penjagaan dan pengawasan.<br />Tantangan lain yang dihadapi adalah konflik komunal. Pada dasarnya penanganan konflik komunal bukan merupakan fungsi langsung pertahanan. Namun dalam kondisi tertentu konflik komunal dapat bereskalasi sehingga mengancam roda pemerintahan, dan pembangunan nasional atau bahkan dapat mengancam keselamatan bangsa. Pada gradasi tersebut di mana instrumen fungsional pemerintah sudah tidak efektif lagi, maka berdasarkan keputusan politik pemerintah instrumen pertahanan negara dapat digunakan pemerintah secara terukur serta berdasarkan pertimbangan yang selektif. Kondisi sosial masyarakat Indonesia yang sangat heterogen dalam<br />budaya, agama, adat istiadat dan dialek, apabila tidak dikelola secara baik dapat berpotensi terjadinya disharmoni dan dalam gradasi tertentu dapat berkembang menjadi konflik komunal yang berdimensi SARA (suku, agama, ras, adat-istiadat dan antar golongan).<br />Bencana alam termasuk salah satu tantangan yang cukup serius pada dekade terakhir. Posisi Indonesia yang berada pada ring of fire, serta pada pertemuan beberapa lempengan bumi berakibat hampir sefuruh wilayah Indonesia memiliki potensi bencana alam seperti gelombang pasang dan tsunami, gempa tektonik, erupsi gunung api, banjir. Posisi Indonesia pada garis khatulistiwa menyebabkan adanya sejumlah titik api yang menjadi sumber terjadinya kebakaran hutan. Tantangan tersebut semakin kompleks karena instrumen nasional yang sewaktu-waktu dapat digerakkan sangat terbatas sehingga kemungkinan penggunaan TNI cukup tinggi, sementara kemampuan TNI pada Alutsista sangat terbatas yang berdampak pada faktor kesiapannya.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Kondisi Pertahanan Negara Saat Ini</span><br />Pembangunan pertahanan sampai saat ini belum dapat mewujudkan sosok pertahanan yang kuat dan disegani di dunia, bahkan dalam lingkup regional sekalipun pertahanan Indonesia bukan yang terkuat. Dad alokasi APBN dalam beberapa dekade terakhir sampai dengan Tahun Fiskal 2008 sektor pertahanan negara belum cukup untuk melakukan modernisasi pertahanan sebagaimana tuntutan kebutuhan. Secara nominal, anggaran pertahanan negara mengalami peningkatan, namun sesungguhnya peningkatan tersebut terjadi pada belanja rutin, sementara kenaikan pada belanja modal sangat kecil sehingga tidak memberikan efek untuk modernisasi pertahanan dan peningkatan profesionalitas TNI.<br />Kondisi tersebut berakibat terhadap kondisi Alutsista TNI dan profesionalisme TNI; selain jumlah maupun kandungan teknologi yang masih memprihatinkan, banyak Alutsista TNI yang sudah sangat tua dan sudah tidak Iayak lagi untuk digunakan. Sebagian besar Alutsista TNI AD, TNI AL dan TNI AU bahkan berada dalam kondisi kritis karena telah melampaui batas usia pakai, sementara penggantinya belum slap. Jika dihadapkan dengan revolusi di bidang militer (RMA) yang maju pesat dan karakteristik ancainan yang sangat kompleks, kondisi kekuatan pertahanan Indonesia saat ini jauh di bawah kebutuhan pokok, bahkan di bawah kekuatan pokok minimal sekalipun. Dari Aspek teknologi khususnya pada perkembangan RMA, pertahanan Indonesia mengalami ketertinggalan sekitar 25 tahun dari negara-negara lain di sekitar Indonesia khususnya negara¬negara yang lebih maju. Ketertinggalan tersebut terjadi pada Alutsista TNI yang<br />masih menggunakan asset lama dan dalam kondisi kritis dengan usia rata-rata diatas 25 tahun. Alutsista yang sudah tua seharusnya sudah tidak digunakan lagi atau dihapus (disposal) namun terpaksa masih dipertahankan karena proses penggantiannya berjalan sangat lambat. Di samping itu, kebutuhan pemenuhan, pemeliharaan, pengoperasian, maupun suku cadang Alutsista TNI masih bergantung pada negara-negara lain. Dad aspek profesionalisme, kualitas sumber daya manusia dan tingkat kesejahteraan prajurit belum memenuhi kebutuhan, sementara tuntutan tugas sangat kompleks.<br />Kondisi tersebut tidak saja berakibat terhadap kekuatan pertahanan yang berada di bawah standar penangkalan bahkan berada di bawah kekuatan pokok pertahanan minimal, tetapi juga berdampak terhadap kualitas profesionalisme TNI. Sementara itu diperhadapkan dengan tantangan tugas pertahanan yang semakin kompleks terutama bentangan wilayah Indonesia yang sangat luas, serta konfigurasi wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbuka dan dapat dimasuki dari segala penjuru memiliki implikasi pertahanan negara yang sangat besar. Konsekuensi logis dari konfigurasi wilayah Indonesia tersebut, maka pertahanan Indonesia harus memiliki efek penangkalan yang maksimal balk manusia (men-power), Alutsista maupun anggaran.<br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA</span><br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">6. Kepentingan Nasional</span><br />Geopolitik dan geostrategi Indonesia yakni Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan cara pandang bangsa Indonesia untuk melihat Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam wadah NKRI yang berada di tengah dinamika global dan regional untuk mampu mempertahankan did serta menjadi pemeran dalam dinamika globalisasi. Kondisi geografi Indonesia yang terletak di tengah kepentingan masyarakat internasional dan menjadi salah satu pelintasan utama dunia memiliki posisi yang sangat strategis sehingga merupakan faktor yang mempengaruhi dinamika politik, ekonomi, dan keamanan baik pada tataran internasional maupun domestik.<br />Dengan merujuk pada tujuan pembentukan pemerintah negara Republik Indonesia serta geopolitik dan geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan, maka kebutuhan akan terpelihara dan terjaganya keberlangsungan hidup bangsa dan negara serta tegaknya NKRI merupakan kepentingan nasional yang bersifat<br />mutlak yang harus ditegakkan. Di samping kepentingan yang bersifat mutlak tersebut Indonesia juga memiliki kepentingan nasional yang bersifat dinamis yakni terjaminnya kelancaran dan keamanan pembangunan nasional yang berkelanjutan guna mewujudkan Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan berperadaban tinggi. Atas dasar itu maka pertahanan negara sebagai fungsi pemerintahan negara diselenggarakan untuk mewujudkan tujuan dibentuknya pemerintah negara RI sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Keamanan Nasional</span><br />Keamanan nasional merupakan hal yang hakiki dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keamanan nasional merupakan fungsi pemerintahan negara dalam menciptakan stabilitas nasional yakni kondisi yang aman, tenteram, dan damai. Untuk menciptakan stabilitas nasional tersebut ditempuh antara lain dengan penyelenggaraan pertahanan negara. Keamanan nasional merupakan fungsi yang melibatkan banyak unsur baik lembaga pemerintahan maupun masyarakat sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem secara nasional. Dalam rangka itu pengaturan peran dan tataran kewenangan dari segenap unsur keamanan nasional serta keterpaduan usaha dalam menciptakan stabilitas nasional perlu diwadahi dalam peraturan perundang-undangan.<br />Pertahanan negara merupakan bagian dari penyelenggaraan keamanan nasional dalam menjamin keberlangsungan hidup bangsa dan negara dalam bingkai NKRI yang utuh, aman, tenteram dan damai. Oleh karena itu maka kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara merupakan bagian integral dari kebijakan keamanan nasional yang implementasinya melalui sistem pertahanan semesta.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. Sistem Pertahanan. Negara</span><br />Upaya pertahanan negara dilaksanakan dengan sistem pertahanan negara yakni sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional Iainnya. Sistem pertahanan semesta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.<br />Sistem pertahanan semesta memadukan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter yang sating menyokong dalam menegakkan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Sejak NKRI<br />diprokiamasikan tanggal 17 Agustus 1945, telah terbukti bahwa upaya pertahanan negara melalui Sistem Pertahanan Semesta berhasil menghantarkan Indonesia menjadi negara merdeka dan berdaulat, dan dalam era globalisasi ini tetap merupakan sistem yang tepat bagi penyelenggaraan pertahanan Indonesia.<br />Upaya pertahanan yang bersifat semesta memberi ruang bagi setiap warga negara berdasarkan kesadaran akan hak dan kewajibannya untuk terlibat dalam upaya pertahanan negara. Kesemestaan diwujudkan melalui pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh. Sistem Pertahanan Negara yang bersifat semesta bercirikan kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan. Ciri kerakyatan terejawantahkan ke dalam orientasi pertahanan yang diabdikan oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat. Ciri kesemestaan mengandung makna bahwa seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan. Sedangkan ciri kewilayahan nampak dalam sistem gelar kekuatan pertahanan yang tersebar di seluruh wilayah NKRI sesuai kondisi geografi sebagai satu kesatuan pertahanan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. Doktrin dan Strategi Pertahanan Negara</span><br />Doktrin dan Strategi Pertahanan Negara merupakan perangkat untuk menuntun pembangunan, pembinaan dan penggunaan sistem pertahanan negara. Penyelenggaraan pertahanan negara merupakan proses yang sangat kompleks yang mencakup pengerahan dan penggunaan sumber daya nasional untuk tujuan penangkalan, penindakan dan pemulihan baik pada keadaan damai, keadaan darurat maupun pada masa perang. Untuk mengelola sistem pertahanan negara selain dengan peraturan perundang-undangan, juga melalui perangkat yang memiliki legalitas untuk menjadi pedoman yang menuntun setiap penyelenggara dan pelaku pertahanan negara. Berkaitan dengan itu, telah ditetapkan Doktrin Pertahanan Negara dan Strategi Pertahanan Negara sebagai instrumen untuk digunakan di Iingkungan Departemen Pertahanan dan TNI serta di seluruh instansi pemerintahan dalam Iingkup penyelenggaraan fungsi yang terkait dengan pertahanan negara. Doktrin Pertahanan Negara dan Strategi Pertahanan Negara berada pada tataran politis untuk memberi arah kepada doktrin militer dan strategi militer pada tingkat TNI serta doktrin dan strategi pada tingkat matra termasuk pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara.<br />Doktrin Pertahanan Negara merefleksikan karakter pertahanan Indonesia yang digali dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, serta nilai dan wawasan kebangsaan yang cinta tanah air, berani membela dan menjunjung tinggi hak dan martabat bangsa sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.<br />Selanjutnya, Strategi Pertahanan Negara merupakan pelaksanaan dari Doktrin Pertahanan Negara yang ditetapkan untuk memberi tuntunan dalam perancangan postur pertahanan negara, serta acuan dalam merancang strategi militer di tingkat TNI dan di tingkat matra.<br />Strategi pertahanan negara menekankan usaha pertahanan negara dalam kerangka usaha penangkalan, penindakan dan pemulihan, dengan lima sasaran strategis. Kelima sasaran strategis tersebut adalah usaha pertahanan negara untuk tujuan penangkalan, menghadapi kemungkinan ancaman militer berupa agresi, ancaman militer yang bukan agresi, ancaman nirmiliter serta untuk tugas perdamaian dunia. Dad kelima sasaran strategis tersebut, usaha pertahanan negara menekankan pada aspek penangkalan sebagai fokus untuk mencegah setiap ancaman baik militer maupun nirmiliter, balk yang datang dari luar maupun yang timbul di dalam negeri. Dalam konteks penangkalan, sistem pertahanan semesta dijabarkan ke dalam pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter dalam satu keterpaduan usaha pertahanan negara yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.<br />Usaha-usaha penangkalan diselenggarakan secara fungsional melalui pertahanan nirmiliter oleh unsur-unsur di luar unsur militer, serta dengan kehadiran unsur TNI yang kuat dan memiliki kemampuan tangkal yang didasarkan pada profesionalitas prajurit TNI serta digelar di seluruh wilayah Indonesia untuk memberi efek tangkal yang maksimal sehingga disegani kawan maupun lawan. Strategi Pertahanan Negara juga memberi arah bagi usaha pertahanan negara dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan untuk merespons setiap ancaman nyata baik ancaman militer maupun ancaman nirmiliter termasuk bencana alam atau tugas perdamaian dunia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. Postur Pertahanan Negara</span><br />Postur pertahanan negara disusun berdasarkan strategi pertahanan negara yakni sistem pertahanan semesta yang merefleksikan kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan pertahanan. Postur pertahanan negara merupakan wujud penampilan kekuatan pertahanan negara yang mencerminkan kekuatan, kemampuan, dan gelar kekuatan pertahanan negara untuk dipedomani dalam perencanaan pembangunan kekuatan pertahanan. Postur pertahananThegara memadukan kekuatan, kemampuan, dan gelar kekuatan pertahanan militer serta kekuatan, kemampuan pertahanan nirmiliter sebagai satu kesatuan pertahanan negara yang terpadu untuk menghadapi ancaman militer dan ancaman nirmiliter.<br />Postur pertahanan militer adalah kekuatan reguler TNI yang merefleksikan jati diri sebagai tentara pejuang, tentara rakyat, tentara nasional dan tentara profesional. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang¬Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok tersebut dilaksanakan melalui operasi militer perang dan operasi militer selain perang.<br />Postur pertahanan nirmiliter merupakan refleksi dari seluruh sumber daya nasional sebagai hasil pembangunan nasional di berbagai sektor. Unsur-unsur pertahanan nirmiliter berada dalam Iingkup wewenang dan tanggung jawab setiap instansi pemerintah di luar Departemen Pertahanan yang tertuang dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di sektor masing-masing. Dalam hal pembinaan kekuatan kekuatan pertahanan nirmiliter berada di bawah Departemen Pertahanan. Dalam rangka itu Dephan mengkoordinasikan dengan seluruh departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) guna sinkronisasi dan efektivitas pembinaan dan penyiapan kekuatan pertahanan nirmiliter.<br />Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung merupakan kekuatan pertahanan nirmiliter yang dibentuk dan disiapkan sejak dini berupa pemberdayaan potensi sumber daya nasional (SDM, SDA, SDB, serta sarana dan prasarana nasional) menjadi kekuatan pertahanan yang dapat memperbesar dan memperkuat Komponen Utama dalam menghadapi ancaman militer. Pada kondisi tertentu, kedua komponen tersebut dapat dikerahkan untuk menghadapi ancaman nirmiliter, khususnya untuk penanggulangan bencana dan operasi kemanusiaan Iainnya.<br />Pertahanan nirmiliter juga memiliki dimensi pertahanan untuk menghadapi ancaman nirmiliter. Sesuai bentuk dan jenis ancaman nirmiliter menempatkan unsur pemerintah di luar departemen pertahanan sebagai unsur utama dibantu oleh unsur lain dari komponen bangsa. Dalam menghadapi ancaman nirmiliter susunan pertahanan nirmiliter tidak diorganisasikan secara struktur seperti pertahanan militer dalam menghadapi ancaman militer, tetapi secara fungsional sesuai jenis dan bentuk ancaman yang dihadapi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">11. Pembangunan dan Pembinaan Kekuatan Pertahanan</span><br />Pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan diarahkan pada pembangunan postur pertahanan negara untuk mewujudkan Sistem Pertahanan Semesta. Sasaran pembangunan postur pertahanan negara adalah terwujudnya kekuatan pertahanan negara pada suatu standar penangkalan (standard deterrence) yakni kekuatan pertahanan negara yang melampaui<br />kekuatan pokok minimum (MEF) untuk menangkal dan mengatasi agresi suatu negara terhadap NKRI. Postur pertahanan negara yang diproyeksikan pada standar penangkalan yakni kekuatan yang melampaui MEF memadukan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter.<br />Dalam kondisi keterbatasan anggaran pertahanan, pembangunan pertahanan negara diarahkan pada sasaran mendesak yang diprioritaskan pada pembangunan Komponen Utama untuk memenuhi kekuatan pokok minimum (minimum essential force) yang pelaksanaannya disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran pertahanan (minimum essential funding).<br />Pembangunan Komponen Utama. Pembangunan TNI sebagai Komponen Utama dalam menghadapi ancaman militer ditempatkan sebagai prioritas pembangunan pertahanan negara. Pembangunan kekuatan TNI diarahkan pada pembangunan berbasis kemampuan (capability-based defence) yakni kemampuan reguler TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan negara dalam menangkal dan menindak setiap ancaman militer dari luar atau yang timbul di dalam negeri.<br />Pembangunan TNI dalam dua Rencana Strategis Pertahanan Negara (Renstrahanneg) mendatang diproyeksikan pada pencapaian kekuatan pokok minimum (MEF) yang mencakup organisasi, personel, dan Alutsista sesuai alokasi anggaran pertahanan. Pada tahapan Renstra selanjutnya setelah dua Renstra pertama diatas, diproyeksikan untuk mencapai kekuatan diatas kekuatan pokok minimum dalam merespons tuntutan perkembangan RMA.<br />Dalam rangka mengakselerasi pencapaian kekuatan pokok minimum, maka pembangunan di bidang Alutsista diprioritaskan pada penggantian Alutsista yang berada dalam kondisi kritis dan tidak Iayak pakai, serta pemenuhan kebutuhan untuk pelaksanaan tugas-tugas pertahanan yang mendesak. Pembangunan kekuatan yang berefek pengembangan organisasi atau pembentukan kesatuan baru dilaksanakan berdasarkan urgensi kebutuhan pertahanan negara dalam dinamika tugas-tugas pertahanan yang diemban oleh TNI dalam menjalankan fungsi sebagai penangkal, penindak dan pemulih.<br />Pembangunan TNI dititikberatkan pada keterpaduan matra (Tri Matra Terpadu) untuk memungkinkan ketiga Angkatan dapat bersinergi dan sating mendukung secara maksimal. Keterpaduan matra mencakup perencanaan, operasi, pendidikan dan latihan termasuk dalam penyelenggaraan dukungan dan pengadaan Alutsista.<br />Dalam rangka pembinaan postur pertahanan militer, maka pembinaan TNI ditempatkan dalam kerangka TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan yang menjalankan tugas negara atas dasar kebijakan dan keputusan politik pemerintah.<br />Dalam kerangka itu, pembinaan TNI diarahkan untuk mewujudkan profesionalitas prajurit. Indikator profesionalisme adalah tentara taat pada aturan, memiliki militansi tinggi terhadap tugas, terdidik, terlatih, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya yang layak oleh negara sehingga prajurit dapat mengonsentrasikan diri pada misi dan tugas yang diembannya. Selanjutnya prajurit TNI yang profesional adalah yang mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, tunduk pada pemerintah yang sah, dan menghargai hak asasi manusia serta ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang diratifikasi Indonesia sehingga menjadi kekuatan yang disegani minimal pada Iingkup kawasan Asia Tenggara dan kawasan yang mengitari wilayah NKRI. TNI sebagai alat negara bertugas untuk kepentingan negara dan diatas kepentingan daerah, suku, agama, ras, dan golongan.<br />Pembinaan pertahanan militer yakni TNI juga menyangkut organisasi untuk mewujudkan kinerja organisasi yang efektif. Dalam rangka itu, penataan organisasi pada jajaran Departemen Pertahanan dan TNI diarahkan pada terselenggaranya manajemen pengelolaan pertahanan negara yang berkualitas dan efektif dengan bercirikan kinerja tinggi serta tidak adanya tumpang tindih dalam penyelenggaraan peran, fungsi dan tugas. Juga pembenahan organisasi melalui penataan sistem rekrutmen terbebas dari kolusi dan nepotisme untuk memperoleh intake yang berkualitas dan pola pengarahan jabatan yang menganut merit-system dan kompetensi. Dalam pembenahan organisasi TNI diarahkan bukan untuk memperbesar kekuatan tetapi dititikberatkan untuk mewujudkan TNI yang profesional, berdaya tangkal, dan disegani kawan maupun lawan.<br />Pembangunan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Dalam rangka mewujudkan sistem pertahanan semesta sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara maka Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung dipersiapkan dan dibangun sesuai kebutuhan dalam membangun daya tangkal pertahanan negara. Pembangunan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung merupakan bagian yang utuh dari pembangunan Postur Pertahanan Negara dan dilaksanakan guna perwujudan Sistem Pertahanan Semesta. Komponen Cadangan dibangun dengan pendekatan yang realistis berdasarkan kebutuhan memperbesar dan memperkuat Komponen Utama yang memberi efek daya tangkal serta mempertimbangkan kemampuan sumber daya nasional termasuk anggaran pertahanan. Komponen Cadangan dibentuk secara bertahap sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap matra, dengan penggelaran yang bersifat kewilayahan guna mewujudkan daya tangkal di tiap daerah sekaligus memudahkan pembinaannya.<br />Pembangunan Komponen Pendukung diarahkan pada keterpaduan pembangunan nasional sehingga kepentingan kesejahteraan dan pertahanan dapat terwadahi secara proporsional. Dalam rangka itu, pembangunan Komponen Pendukung diprioritaskan pada pengembangan industri pertahanan untuk mendorong kemandirian sarana pertahanan serta secara bertahap mengurangi ketergantungan dari produk luar negeri. Lingkup pembangunan Komponen Pendukung mencakup lima suku Komponen Pendukung yang terdiri atas Garda Bangsa, Tenaga Ahli/Profesi, Warga Negara lainnya, Industri Nasional, Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan. Dalam rangka mewujudkan pertahanan Indonesia yang mandiri, maka langkah-Iangkah untuk mempercepat terwujudnya kemandirian Industri Pertahanan menjadi agenda pemerintah yang mendesak.<br />Dalam rangka pembangunan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung penuntasan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum bagi pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara menjadi agenda mendesak bagi pemerintah.<br />Perekrutan Personel. Salah satu sikius dalam pembinaan kekuatan pertahanan adalah perekrutan personel yang penyelenggaraannya diarahkan pada pembangunan kekuatan pertahanan negara. Perekrutan personel untuk Komponen Utama merujuk pada postur pertahanan negara dalam format pembangunan TNI untuk memenuhi kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force). Perekrutan personel TNI dilaksanakan secara sistematis, transparan dan akuntabel yang diselaraskan dengan kebutuhan akan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan/RMA. Perekrutan personel dari masyarakat umum untuk menjadi prajurit TNI diselenggarakan dengan merujuk pada peraturan perundang¬undangan serta memperhatikan keterwadahan suku-suku dan agama bagi terpeliharanya jati diri TNI sebagai tentara nasional.<br />Pembangunan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung yang berefek perekrutan personel dilaksanakan secara bertahap sesuai kebutuhan pertahanan negara yang mendesak serta kemampuan sumber daya yang tersedia.<br />Pengadaan Barang dan Jasa dan Mekanisme Pengambilan Keputusan. Kondisi kekuatan pertahanan negara saat ini masih berada di bawah standar kemampuan minimal, sehingga pengadaan barang dan jasa di proyeksikan bagi pembangunan kapabilitas pertahanan (Capability based defence) termasuk untuk mendukung kepentingan pertahanan dalam menegakkan kedaulatan negara di wilayah perbatasan. Pengadaan barang dan jasa oleh Dephan, Mabes TNI dan Angkatan harus didasarkan pada proses standadisasi militer serta melalui sertifikasi kelaikan militer bagi setiap Alutsista.<br />Dengan anggaran pertahanan yang minim maka penyelenggaraan barang dan jasa harus selektif dan diarahkan pada kebutuhan yang benar-benar mendesak dan bernilai strategis. Penentuan skala prioritas diarahkan untuk mengganti Alutsista yang saat ini dalam kondisi kritis. Pengadaan barang dan jasa memprioritaskan produk dalam negeri dan memberdayakan industri dalam negeri dengan menetapkan portofolio produk pertahanan sesuai peta jejak pembinaan industri pertahanan. Pengadaan Alutsista produk luar negeri dilaksanakan secara selektif termasuk negara produsen yang memberi jaminan alih teknologi-joint production untuk penyertaan local content secara maksimal serta meminimalisir intervensi negara produsen dalam penggunaan suatu Alutsista.<br />Pengadaan Alutsista dengan pembiayaan yang bersumber dari Kredit Ekspor diselenggarakan dengan memaksimalkan pelibatan industri dalam negeri. Pengadaan secara G-to-G (government-to-government) diselenggarakan dalam skema multiyears untuk menjamin tuntas pemenuhan kebutuhan Alutsista secara kesisteman.<br />Dalam Kerangka pemajuan industri pertahanan maka proses pengadaan merupakan salah satu pintu utama bagi akuisisi teknologi yang terdiri atas pengembangan dan alih teknologi. Proses dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa diselenggarakan secara profesional untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan kekuatan pertahanan negara dengan mengacu pada Postur Pertahanan Negara dan Renstra Pertahanan Negara.<br />Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan melalui mekanisme pengambilan keputusan dalam wadah Dealing Center Management (DCM). DCM merupakan wadah pengambilan keputusan yang merefleksikan pelibatan peran dan fungsi unsur-unsur dalam suatu unit organisasi sesuai fungsi dan kompetensinya. Mekanisme pengambilan keputusan melalui DCM diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan keputusan yang profesional dan akuntabel serta mencegah single-handed decision. DCM mencakup semua hal yang menyangkut penyelenggaraan pertahanan negara dan berada di semua level pengambilan keputusan di Departemen Pertahanan, Mabes TNI dan Angkatan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">12. Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan Pertahanan</span><br />Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada peraturan perundang-undangan serta dalam kerangka sistem pertahanan semesta. Kewenangan pengerahan kekuatan pertahanan berada di tangan Presiden yang pelaksanaannya berdasarkan bentuk dan sifat ancaman serta tugas-tugas pertahanan yang mendesak.<br />Dalam menghadapi atau menanggulangi ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara sebagai akibat ancaman balk dari luar maupun dari dalam negeri yang tidak dapat diatasi dengan kekuatan reguler yakni TNI, maka pengerahan kekuatan pertahanan diwujudkan dalam bentuk tindakan mobilisasi terhadap seluruh atau sebagian sumber daya nasional yang telah dipersiapkan dan dibina sebagai komponen pertahanan negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tindakan demobilisasi merupakan bentuk penghentian pengerahan dan penghentian penggunaan sumber daya nasional yang telah dimobilisasi apabila ancaman telah dapat diatasi, dan dilakukan secara bertahap guna memulihkan fungsi dan tugas setiap unsur seperti sebelum berlakunya mobilisasi.<br />Pengerahan kekuatan pertahanan melalui mobilisasi dan demobilisasi dilaksanakan terhadap sumber daya nasional yakni Komponen Cadangan yang telah dipersiapkan secara dini oleh pemerintah. Sedangkan untuk Komponen Pendukung pengerahannya secara langsung atau tidak langsung untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan Komponen Utama dan Komponen Cadangan.<br />Penggunaan kekuatan pertahanan militer yakni TNI berada di tangan Panglima TNI dan dilaksanakan dalam rangka operasi militer balk Operasi Militer untuk Perang, maupun Operasi Militer Selain Perang serta mengacu kepada kebijakan umum penggunaan kekuatan pertahanan, doktrin dan strategi pertahanan negara. Penggunaan kekuatan TNI diselenggarakan dalam format Tri Matra Terpadu yang diwujudkan di dalam penyelenggaraan pendidikan atau latihan, penggunaan Alutsista, operasi, penyediaan informasi dan dukungan Iainnya. Keterpaduan antara kekuatan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter diwujudkan melalui keterpaduan Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung dalam kerangka sistem pertahanan semesta dalam penyelenggaraan operasi militer untuk menghadapi atau menanggulangi ancaman militer, serta dalam kerangka tugas perbantuan TNI kepada unsur lain dalam kerangka menghadapi atau menanggulangi ancaman nirmiliter.<br />Penggunaan Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung oleh Panglima TNI dilakukan berdasarkan kebijakan umum tentang penggunaan kekuatan pertahanan negara yang dirumuskan oleh Menteri Pertahanan. Untuk kebutuhan pengerahan dan penggunaan kekuatan, maka penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan untuk secara dini mempersiapkan kekuatan pertahanan negara yang dilaksanakan dengan kebijakan pertahanan negara yang mencakup penganggaran, pengadaan, perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional serta pembinaan teknologi dan industri pertahanan yang dikoordinasikan secara fungsional atau lintas instansi.<br />Penggunaan kekuatan TNI di luar wilayah NKRI untuk misi kemanusiaan atau perdamaian dunia dilaksanakan berdasarkan keputusan politik pemerintah dengan mempertimbangkan kemampuan TNI serta urgensi tugas pertahanan di dalam negeri. Untuk menjamin kesiapan pasukan dalam mengemban misi kemanusiaan atau perdamaian dunia, diselenggarakan dalam kerangka pembangunan kekuatan pertahanan yang pembinaannya secara terpusat dan terpadu oleh Mabes TNI melalui Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian.<br />Penggunaan kekuatan TNI di dalam wilayah NKRI berada di dalam kerangka penyelenggaraan fungsi pertahanan negara yang mencakup fungsi penangkalan, penindakan dan pemulihan serta perbantuan kemanusiaan (civic mission). Penggunaan kekuatan TNI untuk penangkalan, penindakan dan pemulihan serta perbantuan kemanusiaan (civic mission) diselenggarakan oleh Panglima TNI dengan merujuk pada doktrin dan strategi pertahanan negara serta doktrin dan strategi pertahanan militer. Gelar kekuatan TNI diselenggarakan berdasarkan doktrin dan strategi pertahanan negara serta doktrin dan strategi pertahanan militer sesuai perkiraan ancaman dan kondisi serta konfigurasi Indonesia sebagai negara kepulauan.<br />Dalam sistem pemerintahan negara menempatkan pertahanan negara sebagai sektor yang dikelola secara terpusat dan tidak diotonomikan. Dalam kerangka itu gelar kekuatan TNI di seluruh wilayah Indonesia berada di dalam pengelolaan pertahanan negara sebagai fungsi yang terpusat dan tidak mengenal kekuatan organik dan non organik yang bersifat kedaerahan atau kewilayahan. TNI sebagai alat negara dapat digelar di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan strategi pertahanan negara dalam kerangka penangkalan serta kecepatan penggelaran operasional sesuai perkiraan ancaman yang penggelarannya merupakan tanggung jawab pemerintah Indonesia sebagai pengejawantahan kedaulatan negara.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">13. Peningkatan Profesionalisme dan Kesejahteraan Prajurit</span><br />Tantangan global yang sangat kompleks terutama perkembangan Iptek yang sangat cepat harus direspons dengan pembangunan prajurit TNI yang profesional. Sasaran pembangunan profesionalitas prajurit TNI mencakup aspek keterampilan teknis yang menjadi syarat mutlak dalam pelaksanaan suatu operasi militer, serta faktor nilai untuk membentengi prajurit pada aspek-aspek etika dan moral serta taat hukum.<br />Untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, indikator profesionalisme TNI yang meliputi: prajurit yang terdidik dan terlatih, diperlengkapi dengan baik,<br />dipenuhi kesejahteraannya, tidak berpolitik praktis dan tidak berbisnis harus dijabarkan secara fungsional dengan menata kualitas penyelenggaraan sistem pendidikan dan latihan, operasi, dan pembangunan Alutsista serta pembinaan personel melalui penerapan merit-system berdasarkan kompetensi secara konsisten. Penyelenggaraan latihan menentukan profesionalisme prajurit TNI dalam melaksanakan tugas OMP dan OMSP. Dalam kerangka itu dukungan untuk latihan pada kesatuan-kesatuan TNI harus ditingkatkan dan diproyeksikan dalam anggaran yang memadai. Untuk mewujudkan keterpaduan seluruh matra serta mencerminkan sistem pertahanan semesta, maka pelaksanaan latihan gabungan TNI diselenggarakan setiap lima tahun sekali.<br />Profesionalisme dan kesejahteraan tidak dapat dipisahkan dan selalu saling berhubungan. Tingkat kesejahteraan prajurit saat ini masih sangat rendah, sehingga berdampak terhadap pencapaian sasaran pembangunan profesionalisme. Dalam menyikapi keterbatasan anggaran pertahanan, pengadaan barang dan jasa harus secara selektif, mencegah pengadaan yang tidak perlu dan dikontrol melalui mekanisme DCM agar efisiensi anggaran pertahanan terarahkan bagi peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit. Fungsi-fungsi yang membidangi perencanaan anggaran pertahanan harus mampu merancang skema perbaikan kesejahteraan prajurit dan mengomunikasikan kepentingan pertahanan dengan instansi terkait agar komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit dapat terwujud. Sejalan dengan itu usaha koperasi tetap diselenggarakan di jajaran Dephan dan TNI, dan diarahkan untuk berperan dalam mewujudkan kesejahteraan prajurit.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">14. Keikutsertaan Warga Negara Dalam Upaya Bela Negara</span><br />Upaya untuk mempertahankan NKRI tidak cukup hanya oleh TNI, tetapi ditentukan oleh keikutsertaan setiap warga negara Indonesia sesuai bidang dan profesinya masing-masing dalam upaya bela negara sebagai syarat mutlak terbentuknya daya tangkal bangsa.<br />Upaya bela negara diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan semangat kebangsaan yang terefleksikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kebhinekaan masyarakat Indonesia dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, rela berkorban bagi bangsa dan negara, melestarikan budaya dan cinta produk dalam negeri. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara untuk pertahanan negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai<br />prajurit TNI, dan pengabdian sesuai dengan profesi. Dalam kerangka itu,<br />pembinaan diselenggarakan sejak dini bagi seluruh warga negara dalam lingkungan pendidikan (formal, nonformal dan informal), lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.<br />Pembangunan kesadaran bela negara merupakan fungsi lintas lembaga yang selama ini belum terpadu sehingga pencapaian sasaran belum maksimal. Untuk mewujudkan keterpaduan tersebut Dephan menjadi penjuru untuk mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaannya dengan instansi pemerintah yang lain secara fungsional dan berkesinambungan balk di pusat maupun di daerah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">15. Pengelolaan Sumber Daya Nasional</span><br />Kesinambungan usaha pertahanan sangat tergantung pada ketersediaan sumber daya nasional. Pengelolaan sumber daya nasional diarahkan untuk mentransformasikan sumber daya manusia, sumber daya alam dan buatan, sarana dan prasarana, dan wilayah negara menjadi kekuatan pertahanan negara. Pengelolaan sumber daya nasional merupakan fungsi lintas lembaga yang selama ini belum terpadu sehingga pencapaian sasaran belum maksimal. Untuk mewujudkan keterpaduan tersebut perlu dikoordinasikan secara fungsional serta berkesinambungan dalam perencanaan dan pelaksanaan di pusat dan di daerah.<br />Sumber daya manusia sebagai inti kekuatan pertahanan negara dipersiapkan secara dini untuk ditransformasikan menjadi komponen pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer serta fungsi-fungsi untuk menghadapi ancaman nirmiliter.<br />Sumber daya alam dan sumber daya buatan termasuk sarana dan prasarana fisik dipersiapkan secara dini untuk ditransformasikan menjadi kekuatan pertahanan negara yang diproyeksikan bagi kesiapan logistik pertahanan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan, keragaman dan produktivitas lingkungan hidup, sehingga berguna pula bagi kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Wilayah negara dipersiapkan secara dini dan dikelola dalam kerangka keterpaduan penataan ruang untuk ditransformasikan menjadi ruang pertahanan bagi pembinaan kemampuan pertahanan yang digunakan instalasi militer dan latihan militer yang strategis dan permanen.<br />Pertahanan yang sangat fundamental bagi suatu bangsa adalah pertahanan nilai. Dalam kerangka itu, sumber daya nasional berupa pranata, prinsip, dan kondisi, balk moral maupun fisik yang menjadi identitas dan jati did bangsa dikelola dan dibangun melalui keterpaduan untuk mewujudkan karakter bangsa yang mandiri berdaya saing dan berperadaban tinggi.<span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;"></span><br /><span style="font-weight: bold;">16. Pembinaan Teknologi dan Industri Pertahanan</span><br />Pembangunan pertahanan negara yang berbasis kemampuan (capability based defence) diarahkan untuk mencapai kemampuan dan daya tangkal yang maksimal, sekaligus untuk mewujudkan kemandirian pertahanan negara. Pemenuhan kebutuhan sarana pertahanan terutama Alutsista TNI masih mengandalkan produk yang bersumber dari negara lain sehingga ketergantungan terhadap negara lain masih cukup besar.<br />Kemandirian pertahanan negara diwujudkan dengan mendorong pemajuan teknologi dan industri pertahanan nasional, selain untuk kepentingan pertahanan secara langsung dalam pemenuhan kebutuhan Alutsista, juga diarahkan untuk memberi efek pertumbuhan ekonomi serta kemandirian dan daya saing bangsa. Industri pertahanan tidak dapat diwujudkan secara sepihak oleh sektor pertahanan tanpa keterlibatan sektor-sektor yang lain. Pemberdayaan industri nasional untuk pembangunan pertahanan diselenggarakan dalam format kerja sama di antara tiga pilar industri pertahanan, yaitu badan penelitian dan pengembangan serta perguruan tinggi, industri, dan penentu kebijakan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">17. Kerja sama Pertahanan</span><br />Penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan untuk mewujudkan kesatuan usaha pertahanan negara yang berefek ke dalam sekaligus ke luar. Pada tataran keluar, melalui kerja sama pertahanan yang diarahkan sebagai modalitas untuk membangun rasa saling percaya (Confidence Building Measure-CBM) sehingga menjadi sarana untuk mencegah atau mereduksi potensi konflik antar bangsa.<br />Kerja sama pertahanan diselenggarakan dalam kerangka kepentingan pertahanan, dan diarahkan untuk sebesar-besarnya memberdayakan diplomasi pertahanan untuk membuka ruang-ruang kerja sama sampai tingkat militer bagi pembangunan kekuatan pertahanan dan profesionalisme TNI, serta efek pembangunan nasional secara luas. Kerja sama pertahanan juga diarahkan untuk kepentingan nasional dalam mempromosikan perdamaian. dunia dan stabilitas keamanan regional.<br />Dalam pembangunan kekuatan, kerja sama pertahanan diarahkan untuk membangun hubungan mutualisme dengan negara-negara yang memiliki kemampuan teknologi militer untuk menjadi sumber pengadaan Alutsista, khususnya untuk jenis-jenis yang belum dapat diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Kerja sama pertahanan yang terkait dengan Alutsista harus dapat memberi bobot<br />alih teknologi bagi kemandirian pertahanan Indonesia. Dalam hal ini perlu diikuti dengan skema yang jelas yang menyangkut anggaran, keleluasaan dalam penggunaan Alutsista dan sasaran waktu yang dapat dicapai bagi proses alih teknologi. Kerja sama pertahanan yang diarahkan untuk tujuan pembangunan profesionalisme prajurit mencakup bidang pendidikan dan latihan, pertukaran informasi, ahli, dan latihan bersama, termasuk kerja sama dalam bentuk joint production yang diproyeksikan untuk alih teknologi.<br />Kerja sama pertahanan juga diarahkan untuk mempromosikan perdamaian dunia dan perwujudan stabilitas keamanan regional yang pelaksanaannya melalui keikutsertaan pasukan pemelihara perdamaian dan pemantau perdamaian dalam misi-misi PBB, pemberdayaan diplomasi pertahanan dalam fora regional dan internasional untuk tujuan pencegahan atau resolusi konflik sesuai kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">18. Penganggaran</span><br />Pembangunan pertahanan negara merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang dibiayai dari APBN. Minimnya alokasi anggaran pertahanan selama ini telah berakibat pada tidak optimalnya pencapaian pembangunan kemampuan pertahanan negara. Penentuan alokasi dukungan anggaran lebih didasarkan pada faktor kemampuan keuangan negara, bukan berdasarkan program pembangunan sesuai kebutuhan, sehingga pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara menganut sistem budget oriented, bukan program oriented.<br />Anggaran pertahanan dalam beberapa dekade terakhir di bawah 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan pada tahun 2008 berada pada rasio 0,79%, atau hanya 32,21% dari kebutuhan minimum. Dad alokasi anggaran pertahanan tersebut, sekitar 67% digunakan untuk belanja pegawai, sehingga untuk pembangunan pertahanan yang berefek modernisasi sangat kecil karena alokasi belanja modal yang 33% lebih banyak digunakan untuk pemeliharaan Alutsista yang sudah tua. Jumlah tersebut terbilang sangat kecil dibanding dengan anggaran pertahanan negara-negara kawasan Asia Tenggara yang pada umumnya memiliki anggaran Pertahanan diatas 2% dari PDB.<br />Dalam menyikapi kondisi minimnya alokasi anggaran pertahanan, maka arah kebijakan penganggaran diorientasikan pada pemenuhan tuntutan yang bersifat prioritas dan mendesak dengan mengedepankan faktor efisiensi. Untuk mewujudkan kekuatan pokok pertahanan yang mampu mengawal NKRI serta mengemban tugas-tugas lainnya di masa mendatang, maka proyeksi anggaran<br />pertahanan dalam dua sampai tiga tahun mendatang akan terus diupayakan untuk mencapai pada kisaran diatas 1% dari PDB dan secara bertahap dalam sepuluh tahun mendatang sampai diatas 2%.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">19. Pengawasan</span><br />Pengawasan merupakan fungsi manajemen pertahanan negara yang sangat penting dalam mengontrol penyelenggaraan pertahanan negara yang efektif, bersih, dan akuntabel. Fungsi pengawasan diselenggarakan melalui pengawasan internal dan eksternal yang dipadukan dengan fungsi pengawasan legislatif.<br />Untuk pencapaian sasaran pengawasan secara maksimal, maka pengawasan sebagai fungsi komando diberdayakan secara bersinergi dengan fungsi pengawasan internal dan eksternal yang sudah melembaga. Penyelenggaraan pengawasan internal diarahkan dengan mengedepankan pelibatan peran pejabat eselon I dan II mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengakhiran secara lebih bertanggung jawab untuk memastikan fungsi pengawasan berjalan secara efektif di setiap simpul-simpul kontrol.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">20. Pernyataan Risiko</span><br />Pembangunan kekuatan pertahanan negara yang berbasis kemampuan (capability based defence) diprioritaskan pada pembangunan Alutsista untuk memenuhi kekuatan pokok minimum (minimum essential force-MEF) serta profesionalisme prajurit TNI. Kondisi Alutsista TNI yang sebagian besar kandungan teknologinya memprihatinkan bahkan di bawah standar penangkalan sehingga pemenuhan kekuatan pokok minimum di bidang Alutsista merupakan kebutuhan mendesak yang diproyeksikan dalam dua Renstra pertama yakni sampai 2019.<br />Apabila proyeksi ini tidak tercapai maka kondisi Alutsista TNI akan semakin memburuk yang berakibat terhadap penurunan kemampuan pertahanan penangkalan (deterrence) dan penindakan dalam mengawal NKRI. Lemahnya kekuatan pertahanan negara dapat menimbulkan risiko bagi keberlangsungan hidup NKRI, kepentingan nasional tidak terlindungi secara baik, serta berdampak terhadap posisi tawar Indonesia dalam pergaulan internasional.<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16282168996231829830noreply@blogger.com0